Hukum Mad dałam Ilmu Tajwid; Pengertian, Pembagian dan Contoh Bacaannya

2 months ago 27

Melansir Sayuti dalam bukunya yang berjudul Ilmju Tajwid Lengkap  Tim Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an. Pedoman Tajwid Warna. Kemenag RI (2010) berikut ini akan diuraikan macam-macam mad:

1. Mad Thabi’i (Mad Asli)

Mad thabi’i adalah jenis mad yang paling dasar dan paling sering ditemukan dalam Al-Qur’an. Ia disebut "thabi’i" karena panjang bacaannya merupakan sifat alami dari huruf mad, tanpa adanya sebab lain seperti hamzah atau sukun.

Mad thabi’i dibaca sepanjang dua harakat (dua ketukan).

Contoh:

قَالَ  (qāla) → terdapat mad alif setelah qaf yang berharakat fathah.يُقِيمُونَ  (yuqīmūna) → terdapat mad ya setelah qaf berharakat kasrah.فُوزٌ  (fūzun) → terdapat mad waw setelah fa berharakat dhammah.Mad thabi’i harus dibaca dua harakat, tidak boleh dipendekkan karena termasuk kesalahan dalam tajwid.

2. Mad Far’i (Mad Cabang)

Mad far’i adalah mad yang terjadi karena adanya sebab tambahan, yaitu hamzah atau sukun setelah huruf mad. Mad ini memiliki jenis-jenis yang lebih banyak dan panjang bacaannya bisa mencapai hingga 6 harakat, tergantung pada jenis dan letaknya.

a. Mad Wajib Muttasil

Mad ini terjadi jika huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata. Dinamakan "wajib" karena para qari’ sepakat bahwa mad ini dibaca panjang, dan "muttasil" karena kedua huruf (mad dan hamzah) bersambung dalam satu kata.

Panjang bacaan: 4 sampai 5 harakat.

Contoh:

جَاءَ  (jā’a) → huruf alif bertemu hamzah dalam satu kata.سَوَاءً  (sawā’an) → huruf alif bertemu hamzah dalam kata yang sama.

b. Mad Jaiz Munfasil

Mad ini terjadi apabila huruf mad berada di akhir suatu kata dan hamzah berada di awal kata berikutnya. Dinamakan "jaiz" karena terdapat perbedaan pendapat tentang panjang bacaannya, dan "munfasil" karena huruf mad dan hamzah berada di kata yang berbeda.

Panjang bacaan: 2 sampai 5 harakat.

Contoh:

يَا أَيُّهَا  (yā ayyuhā) → huruf mad ya bertemu hamzah di awal kata selanjutnya.إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ  (innā a‘ṭaināka) → mad alif bertemu hamzah di kata kedua.

c. Mad ‘Aridh Lissukun

Mad ini terjadi apabila huruf mad berada di akhir kalimat dan huruf setelahnya disukunkan karena berhenti (waqaf). Karena sukun tersebut hanya terjadi karena waqaf, maka dinamakan mad ‘aridh (yang bersifat sementara).

Panjang bacaan: 2, 4, atau 6 harakat, dan semuanya sah menurut tajwid.

Contoh:

نَسْتَعِينُ → jika dibaca sambung: nasta‘īnu (mad thabi’i), tapi jika berhenti: nasta‘īn (mad ‘aridh lissukun)الرَّحِيمِ → jika dibaca waqaf: ar-raḥīm (mad ‘aridh lissukun)

d. Mad Badal

Mad badal terjadi apabila huruf hamzah diikuti oleh huruf mad dalam satu kata. Biasanya huruf mad ini menggantikan hamzah kedua yang seharusnya bertemu hamzah pertama.

Panjang bacaan: 2 harakat.

Contoh:

آمَنَ  (āmana) → hamzah diikuti oleh alif.إِيمَانًا  (īmānan) → hamzah diikuti oleh ya.

e. Mad Lazim

Mad lazim terjadi jika huruf mad diikuti oleh huruf bersukun asli, baik dalam satu kata atau dalam bentuk huruf-huruf muqatha‘ah (huruf potong) di awal surat.

Panjang bacaan: 6 harakat wajib.

Jenis mad lazim:

Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi: Contoh: وَلَا الضَّالِّينَ  (wa-lā aḍ-ḍāllīn). 

Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi: Contoh:اَثُمَّ اِذَا مَا وَقَعَ اٰمَنۡتُمۡ بِهٖؕ اٰۤلْــٴٰـنَ وَقَدۡ كُنۡتُمۡ بِهٖ تَسۡتَعۡجِلُوۡنَ‏ dengan mad 6 harakat pada huruf lām.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |