Kumpulan Doa untuk Tetangga yang Zalim Arab dan Terjemahnya, Mohon Perlindungan

2 months ago 22

Liputan6.com, Jakarta - Menghadapi tetangga yang berbuat zalim dapat menjadi ujian kesabaran yang berat bagi siapa pun. Meskipun demikian, Islam mengajarkan umatnya untuk tetap tenang, sabar, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui doa.

Memanjatkan doa untuk tetangga yang zalim bukan berarti mendoakan keburukan. Melainkan memohon agar Allah memberikan petunjuk kepada mereka atau melindungi diri dari dampak negatif perbuatan tersebut.

Perbuatan zalim sendiri merupakan tindakan yang sangat dilarang dalam Islam, di mana pelakunya akan mendapatkan ancaman dan balasan setimpal dari Allah SWT. 

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Selasa (12/08/2025).

Bacaan Doa untuk Tetangga yang Zalim

Dalam Islam, terdapat beberapa doa yang dapat diamalkan ketika menghadapi tetangga yang berbuat zalim. Doa-doa ini bertujuan untuk memohon perlindungan Allah SWT serta agar Allah memberikan petunjuk kepada mereka yang berbuat tidak adil. Doa-doa ini bersumber dari Al-Qur'an dan Hadis Nabi Muhammad SAW.

1. Doa Berlindung dari Tetangga yang Buruk

Rasulullah SAW mengajarkan doa untuk berlindung dari tetangga yang buruk yang perilakunya dapat mengganggu. Doa ini menekankan perlindungan dari tetangga yang akhlaknya buruk di tempat kediaman tetap.

  • Latin: "Allahumma inni a'udzu bika min jari as-su' fi dari al-muqamah, fa inna jara al-badiyah yatahawwal."
  • Artinya: "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari tetangga yang buruk di tempat tinggal yang tetap, karena tetangga di padang pasir akan pindah." (HR. An-Nasa'i, Ibnu Hibban, dan lainnya)

Ada pula riwayat lain dengan sedikit perbedaan makna pada bagian akhir, yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA:

  • Latin: "Allahumma inni a’uuzubika min jaaris-su`i fi daaril-muqaam fa inna jaarad-dunya yatahawwal."
  • Artinya: "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari tetangga yang buruk di tempat tinggal tetap (akhirat), karena tetangga di dunia akan senantiasa berganti-ganti." 

2. Doa untuk Tetangga Zalim dan Munafik (QS Al-Mu’minun: 93-94)

Bila menghadapi tetangga yang tidak hanya zalim tetapi juga munafik, Allah SWT telah memberikan doa ini sebagai permohonan agar tidak digolongkan bersama mereka. Doa ini menunjukkan kepasrahan diri kepada Allah dari azab yang diancamkan kepada orang-orang zalim.

  • Arab: "قُل رَّبِّ إِمَّا تُرِيَنِّى مَا يُوعَدُونَ. رَبِّ فَلَا تَجْعَلْنِى فِى ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ"
  • Latin: "Qur rabbi immā turiyannī mā yụ'adụn. Rabbi fa lā taj'alnī fil-qaumiẓ-ẓālimīn."
  • Artinya: "Katakanlah: 'Ya Tuhanku, jika Engkau sungguh-sungguh hendak memperlihatkan kepadaku azab yang diancamkan kepada mereka. Ya Tuhanku, maka janganlah Engkau jadikan aku berada di antara orang-orang yang zalim.'" 

3. Doa agar Terhindar dari Orang Zalim (QS Al-A'raf: 47)

Doa ini memohon agar tidak ditempatkan bersama orang-orang yang zalim di akhirat kelak. Ini adalah permohonan perlindungan dari neraka dan segala bentuk kezaliman yang ada di dalamnya.

  • Arab: "وَإِذَا صُرِفَتْ أَبْصَٰرُهُمْ تِلْقَآءَ أَصْحَٰبِ ٱلنَّارِ قَالُوا۟ رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا مَعَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ"
  • Latin: "Wa iżā ṣurifat abṣāruhum tilqā`a aṣ-ḥābin-nāri qālụ rabbanā lā taj'alnā ma'al-qaumiẓ-ẓālimīn"
  • Artinya: "Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata: 'Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang yang zalim itu'." (Dikutip dari Jurnal Fikroh oleh Sholihudin Al Ayubi)

4. Doa agar Tidak Dikuasai Orang Zalim

Doa ini merupakan permohonan agar Allah SWT tidak menjadikan orang yang tidak takut kepada-Nya dan tidak memiliki belas kasihan sebagai penguasa atau pemimpin atas diri kita. Ini adalah doa untuk perlindungan dari kezaliman dalam skala yang lebih luas.

  • Arab: "اللَّهُمَّلَاتُسَلِّطْعَلَيْنَا-بِذُنُوْبِنَا-مَنْلَايَخَافُكَوَلَايَرْحَمُناَ"
  • Latin: "Allahumma lâ tusallith 'alainâ-bidzunübinâ-man lâ yakhâfuKa walâ yarhamunâ."
  • Artinya: "Ya Allah ya Tuhan kami, janganlah Engkau kuasakan (jadikan pemimpin) atas kami-karena dosa-dosa kami-orang yang tidak takut kepadaMu dan tidak mempunyai belas kasihan kepada kami."

5. Doa Perlindungan dari Pemimpin Zalim (HR Muslim No 1828)

Rasulullah SAW pernah berdoa agar dilindungi dari pemimpin yang zalim, yang menunjukkan pentingnya memohon keadilan dari Allah SWT. Doa ini juga mengandung permohonan agar Allah membalas perbuatan baik dengan kebaikan dan perbuatan buruk dengan balasan setimpal.

  • Arab: "اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ هَذِهِ أُمَّتِي شَيْئاً فَرَفَقَ بِهِمْ، فَارْفُقْ بِهِ. وَمَنْ شَقَّ عَلَيْهَا فَاشْفُقْ عَلَيْهِ. رواه مسلم"
  • Artinya: "Ya Allah, siapa saja yang memimpin (mengurus) urusan umatku ini, yang kemudian ia menyayangi mereka, maka sayangilah dia. Dan siapa saja yang menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia." (HR. Muslim No 1828)

6. Doa Nabi Musa AS Memohon Keselamatan dari Orang Zalim (QS Al-Qashash: 21)

Nabi Musa AS memanjatkan doa ini ketika merasa takut dan khawatir dari orang-orang zalim yang mengancam dirinya. Doa ini menjadi contoh permohonan keselamatan dan perlindungan dari kezaliman yang nyata.

  • Arab: "فَخَرَجَ مِنْهَا خَآئِفًا يَتَرَقَّبُ ۖ قَالَ رَبِّ نَجِّنِى مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ"
  • Latin: "Fa kharaja min-hā khā`ifay yataraqqabu qāla rabbi najjinī minal-qaumiẓ-ẓālimīn"
  • Artinya: "Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdoa: 'Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu'." (Dikutip dari Jurnal Fikroh oleh Sholihudin Al Ayubi)

Kezaliman dalam Islam

Kezaliman, atau zalim dalam bahasa Arab (ظلم), adalah konsep fundamental dalam ajaran Islam yang merujuk pada tindakan mengerjakan sesuatu yang tidak semestinya, hingga tidak bersikap adil.

Secara etimologi, kata zalim berasal dari akar kata dzho lam mim yang bermaksud gelap, dan juga dapat diartikan sebagai meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Menurut Wikipedia, zalim adalah tindakan mengerjakan sesuatu yang tidak semestinya hingga tidak bersikap adil.

Pengertian zalim lebih luas dari sekadar ketidakadilan, mencakup sifat kejam, bengis, tidak berperikemanusiaan, suka melihat orang dalam penderitaan, melakukan kemungkaran, penganiayaan, hingga perusakan harta benda.

Dalam Al-Qur'an, zalim juga memiliki makna kegelapan, kerugian atau berkurang, melampaui batas dan keluar dari norma, serta aniaya. Hal ini dijelaskan dalam Jurnal Fikroh oleh Sholihudin Al Ayubi.

Perbuatan zalim dapat merugikan diri sendiri, orang lain, dan bahkan melanggar hak-hak Allah SWT. Menurut ulama klasik seperti Imam Al-Ghazali, kezaliman merupakan pelanggaran atas hak Allah, hak orang lain, dan hak diri sendiri, sebagaimana dijelaskan oleh appisi.org. Oleh karena itu, setiap Muslim diwajibkan untuk menjauhi segala bentuk kezaliman.

Ancaman bagi Pelaku Kezaliman

Islam sangat melarang perbuatan zalim dan memberikan ancaman yang sangat serius bagi para pelakunya. Salah satu hadis Nabi Muhammad SAW dengan tegas menyatakan bahwa orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya tidak akan masuk surga.

Hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, menunjukkan betapa besar dosa mengganggu tetangga.

Bukan hanya sekadar tindakan, bahkan kata-kata kasar, fitnah, atau membuat gaduh di jam istirahat pun bisa termasuk dalam kategori gangguan. Hukum mengganggu tetangga dalam Islam bisa masuk ke dalam perbuatan dosa besar, apalagi jika dilakukan secara terus-menerus tanpa penyesalan.

Allah SWT mengancam para pelaku kezaliman dengan azab yang pedih di akhirat.

Al-Qur'an menyebutkan bahwa orang-orang yang menzalimi manusia dan melampaui batas tanpa mengindahkan kebenaran akan merasakan azab yang amat pedih (QS. Asy-Syura: 42).

Meskipun Allah SWT seolah menunda siksaan bagi mereka di dunia, penundaan ini hanya sampai pada hari kiamat, di mana mata mereka akan terbelalak dan kalbu mereka kosong (QS. Ibrahim: 42), sebagaimana dijelaskan uinsyahada.ac.id.

Kezaliman juga akan berubah menjadi kegelapan pada hari kiamat, menurut HR. Bukhari-Muslim.

Selain itu, doa orang yang terzalimi akan dikabulkan oleh Allah SWT, bahkan jika itu adalah doa keburukan. Rasulullah SAW bersabda, "Dan berhati-hatilah terhadap doa orang yang terzalimi, karena tidak ada penghalang antara doanya dengan Allah." (HR. Bukhari dan Muslim).

Cara Menghadapi Tetangga yang Zalim Menurut Islam

Melantunkan doa untuk tetangga yang zalim saja tidak cukup; hal ini harus disertai dengan ikhtiar nyata dan tetap menjaga adab bertetangga. Islam mengajarkan bahwa kesabaran dan tindakan bijak diperlukan dalam menghadapi situasi sulit ini.

Berikut adalah beberapa cara yang bisa diterapkan untuk menghadapi tetangga yang berbuat zalim.

1. Tetap Bersikap Baik

Islam mengajarkan untuk membalas keburukan dengan kebaikan. Meskipun sulit, sikap baik dapat menjadi cermin akhlak dan membuat tetangga tersebut malu atas perlakuannya sendiri. Rasulullah SAW selalu sabar menghadapi perlakuan buruk musuh-musuhnya dan tidak pernah marah untuk kepentingan pribadinya.

2. Tidak Membalas dengan Kejahatan yang Sama

Jika membalas fitnah dengan fitnah atau membalas dendam, maka tidak ada bedanya dengan orang yang zalim itu sendiri.

Al-Hasan al-Bashri menyatakan bahwa berbuat ihsan (baik) kepada tetangga yang jahat adalah salah satu etika bertetangga yang diajarkan Islam, yaitu agar tidak membalas kejahatan dengan kejahatan yang sama, seperti dijelaskan almanhaj.or.id.

3. Membuat Laporan Jika Sudah Membahayakan

Jika gangguan sudah melampaui batas, seperti ancaman fisik atau perusakan properti, menempuh jalur hukum sebagai bentuk perlindungan diri diperbolehkan. Ini adalah langkah terakhir yang dapat diambil ketika perilaku tetangga sudah membahayakan keselamatan atau harta benda.

4. Mencari Lingkungan yang Lebih Baik

Dalam beberapa kondisi, membaca doa agar tetangga cepat pindah atau kita sendiri pindah ke tempat yang lebih damai bisa menjadi solusi terbaik. Ini bukan berarti menyerah, tetapi menyelamatkan diri dari kerusakan yang lebih besar dan mencari lingkungan yang lebih kondusif untuk ketenangan hidup.

Pentingnya Menjaga Hubungan Baik dengan Tetangga

Menjaga hubungan baik dengan tetangga adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan sosial umat Islam. Islam sangat menekankan nilai ukhuwah (persaudaraan) dan tanggung jawab sosial, di mana tetangga dianggap sebagai bagian dari ikatan persaudaraan yang harus dijaga.

Rasulullah Muhammad SAW sangat menekankan pentingnya berakhlak baik terhadap tetangga, menjadikan hubungan antar tetangga sebagai salah satu aspek fundamental dalam kehidupan bermasyarakat, seperti diulas pangan.lab.uin-suka.ac.id.

Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman, "Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kaum kerabat, para yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh." (QS. An-Nisa: 36), menunjukkan betapa pentingnya menjaga hubungan dengan tetangga.

Bahkan, Malaikat Jibril sering menasihati Nabi SAW untuk berbuat baik kepada tetangganya, hingga Nabi SAW mengira bahwa tetangga akan mendapatkan hak waris, menurut riwayat Imam al-Bukhari.

Untuk menghargai tetangga yang baik, beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain:

  • menjaga hubungan dengan sikap yang baik,
  • saling membantu dan peduli, serta
  • mendoakan tetangga dalam kebaikan.

Ini adalah wujud syukur atas karunia memiliki tetangga yang harmonis dan menunjukkan akhlak mulia seorang Muslim.

Implikasi Kezaliman Terhadap Hak Asasi Manusia

Kezaliman dalam Al-Qur'an memiliki implikasi yang luas terhadap Hak Asasi Manusia (HAM), karena pada dasarnya kezaliman berarti berbuat aniaya terhadap orang lain. Hal ini dijelaskan dalam Jurnal Fikroh oleh Sholihudin Al Ayubi. Beberapa bentuk kezaliman dan implikasinya terhadap HAM antara lain:

1. Menzalimi Hak Milik Orang Lain

Ini berarti mengambil sesuatu yang bukan hak miliknya, seperti mencuri atau merampas. Dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM), ini termasuk pelanggaran terhadap hak personal, yaitu hak jaminan kebutuhan pribadi.

Di Indonesia, menzalimi hak milik orang lain melanggar hak kepemilikan yang tercantum dalam UUD 1945 Pasal 28 H ayat 4. Pelanggaran ini dapat menimbulkan rasa tidak aman, trauma, kerugian harta, persengketaan, dan hilangnya rasa persaudaraan.

2. Menzalimi Harta Anak Yatim

Ini adalah penggunaan harta anak yatim bukan untuk kepentingan dan kebutuhan mereka. Dalam DUHAM, ini melanggar hak personal, hak subsistensi (jaminan sumber daya untuk hidup), serta hak ekonomi, sosial, dan budaya.

Dalam UUD 1945, ini melanggar hak kepemilikan dan hak mengembangkan diri (Pasal 28G ayat 1 dan 28 H ayat 4). Implikasinya meliputi tidak terpenuhinya kesejahteraan, kesehatan, putus sekolah, dan terhambatnya pengembangan potensi diri anak yatim.

3. Menghalangi Orang-orang Mukmin dari Jalan-Nya

Ini berarti menghalangi seseorang untuk beribadah sesuai keyakinannya. Dalam DUHAM, ini melanggar hak personal, hak legal, dan hak sipil yang mencakup kebebasan berpikir, berkesadaran, dan beragama.

Dalam UUD 1945, ini melanggar hak kebebasan memeluk agama dan beribadah (Pasal 28E ayat 1 dan 2). Implikasinya adalah rasa tidak aman dalam beribadah, trauma, serta tidak terwujudnya toleransi dan kerukunan umat beragama yang memengaruhi perdamaian dunia.

Daftar Sumber

  • Al Ayubi, Sholihudin. "Kezaliman dalam Qur'an dan Implikasinya terhadap Hak Asasi Manusia (Pendekatan Tematik)". Jurnal Fikroh, Vol. 10 No. 1, Januari 2016.
  • almanhaj.or.id.
  • appisi.org
  • pangan.lab.uin-suka.ac.id
  • uinsyahada.ac.id

FAQ

1. Apa yang dimaksud dengan tetangga zalim?

Tetangga yang berbuat aniaya, mengganggu, atau tidak adil terhadap orang di sekitarnya.

2. Apakah doa untuk tetangga zalim berarti mendoakan keburukan?

Tidak, justru memohon perlindungan dan hidayah bagi mereka.

3. Apa contoh doa dari Rasulullah untuk menghindari tetangga buruk?

"Allahumma inni a’udzu bika min jari as-su’ fi dari al-muqamah..." (HR. An-Nasa’i).

4. Bagaimana Islam memandang kezaliman?

Dilarang keras, termasuk dosa besar, dan pelakunya terancam azab berat.

5. Apakah boleh melaporkan tetangga zalim?

Boleh, jika perbuatannya sudah membahayakan keselamatan atau harta.

6. Apa sikap terbaik menghadapi tetangga zalim?

Tetap bersikap baik, sabar, dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.

7. Mengapa menjaga hubungan baik dengan tetangga penting?

Karena Islam memerintahkan berbuat baik kepada tetangga dekat maupun jauh (QS. An-Nisa: 36).

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |