Liputan6.com, Jakarta Al Isra ayat 7 menegaskan prinsip keadilan Allah bahwa setiap kebaikan yang dilakukan seseorang akan kembali manfaatnya kepada dirinya sendiri. Sebaliknya, jika seseorang berbuat buruk, dampaknya pun akan menimpa dirinya sendiri, bukan orang lain.
Pesan dari Al Isra ayat 7 menjadi pengingat bahwa setiap manusia bertanggung jawab atas amal perbuatannya. Tidak ada satu pun perbuatan yang sia-sia; semua akan dibalas sesuai dengan nilainya, baik secara langsung di dunia maupun di akhirat kelak.
Dengan memahami makna Al Isra ayat 7, kita terdorong untuk berhati-hati dalam bertindak dan terus berupaya menanamkan kebaikan. Ayat ini juga memotivasi kita untuk memperbaiki diri, karena perubahan yang kita lakukan akan kembali memberi kebaikan pada hidup kita sendiri.
Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang isi al isra ayat 7, Selasa (8/7/2025).
Seorang pria bagikan momen ketika dirinya menemukan Al-Quran di dasar laut. Dari video yang ia bagikan, terlihat jelas kondisi Al-Quran tersebut masih bisa dibaca dengan jelas.
Prinsip Kausalitas dalam Al-Isra Ayat 7
Dalam Islam, dikenal sebuah prinsip penting yang disebut dengan kausalitas, yaitu hukum sebab-akibat. Prinsip ini menyatakan bahwa setiap perbuatan manusia, baik yang bersifat lahir maupun batin, akan menimbulkan konsekuensi tertentu. Tidak ada amal yang sia-sia atau tidak berdampak.
Islam menekankan bahwa semua yang dilakukan seseorang, sekecil apa pun, akan kembali kepada pelakunya—baik dalam bentuk kebaikan maupun keburukan.
Hal ini ditegaskan dalam QS Al-Isra ayat 7, di mana Allah berfirman:
إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ
In ahsantum ahsantum li-anfusikum, wa in asa’tum falahā.
Artinya: Jika kamu berbuat baik, maka (kebaikan) itu untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri."(QS. Al-Isra: 7)
Ayat ini mencerminkan inti dari prinsip kausalitas: apa yang kita tanam, itulah yang akan kita tuai. Kebaikan tidak hanya bermanfaat untuk orang lain, tetapi terlebih dahulu memberi dampak positif bagi diri sendiri. Begitu pula sebaliknya, keburukan yang kita lakukan akan lebih dulu merugikan jiwa dan kehidupan kita.
Berikut Surat Al-Isra ayat 7 lengkap :
إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآخِرَةِ لِيَسُوۡٓءُوۡا وُجُوۡهَكُمۡ وَلِيَدۡخُلُوا الۡمَسۡجِدَ كَمَا دَخَلُوْهُ أَوَّلَ مَرَّةٍۙ وَلِيُتَبِّرُوۡا مَا عَلَوۡا تَتۡبِيۡرًا
Latin: In ahsantum ahsantum li-anfusikum, wa in asa’tum falahā. Fa iżā jā’a wa‘dul-ākhirah liyasū`ū wujūhakum wa liyadkhulul-masjida kamā dakhalūhu awwala marratin wa liyutabbirū mā ‘alaw tatbīrā.
Artinya: "Jika kamu berbuat baik, berarti kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri; dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu kembali kepada dirimu sendiri. Maka apabila datang saat hukuman yang kedua, Kami datangkan (musuh-musuhmu) untuk menyuramkan wajah-wajahmu dan mereka masuk ke dalam masjid (Masjidil Aqsa), sebagaimana mereka telah memasukinya pada pertama kali, dan untuk membinasakan apa saja yang mereka kuasai dengan kehancuran total." (QS. Al-Isra: 7)
Mengutip buku berjudul Jadikan Allah sebagai Sandaran: Motivasi Hidup dalam Perspektif Islam Berdasarkan Filosofi Kehidupan (2020) oleh Nuratika, S.Pd.I. dijelaskan menjadi orang yang berbuat baik dan bermanfaat merupakan perbuatan terpuji dan diperintahkan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW. Terdapat banyak dalil tentang perintah menjadi orang yang berbuat baik dan bermanfaat, salah satunya QS. Al- A'raf ayat 7.
Makna Al-Isra Ayat 7
QS Al-Isra ayat 7 memuat pesan mendalam tentang keadilan dan tanggung jawab pribadi dalam ajaran Islam. Ayat ini menjelaskan bahwa setiap kebaikan yang dilakukan seseorang sejatinya kembali sebagai manfaat untuk dirinya sendiri.
Kebaikan tersebut tidak hanya bernilai pahala di sisi Allah SWT, tetapi juga membawa keberkahan, ketenangan hati, dan kebaikan hidup di dunia. Ini menunjukkan bahwa Allah Maha Adil, dan Dia tidak akan menyia-nyiakan amal baik hamba-Nya.
Sebaliknya, bila seseorang melakukan kejahatan, maka dampak buruknya akan menimpa dirinya sendiri. Meskipun bisa jadi perbuatannya menyakiti orang lain, namun kerugian terbesar justru kembali pada pelaku, baik berupa gangguan batin, tercorengnya nama baik, maupun hukuman dari Allah di dunia atau akhirat. Ini menunjukkan bahwa Allah SWT Maha Mengetahui dan tidak membiarkan kezaliman tanpa pembalasan.
Melalui pesan QS Al-Isra ayat 7 ini dijelaskan perbuatan baik tidak hanya membawa kebaikan untuk orang lain, tetapi juga untuk diri sendiri. Demikian pula, setiap tindakan buruk akan menciptakan kerugian yang tak jarang lebih berat bagi pelakunya.
Mengutip kajian yang dipublikasikan di Jurnal Kajian Pendidikan Agama Islam Volume 3, Edisi 2 (Oktober 2021) dijelaskan kebaikan artinya sifat yang mengandung kebaikan, tingkah laku yang baik, kebermanfaatan dan tabi'at manusia yang dianggap baik menurut sistem norma dan pandangan yang universal dan berlaku. Kebaikan itu senantiasa dibalas oleh Allah dengan cara yang tidak diduga-duga dan pahala yang tak terhitung disisi Allah SWT, Allah SWT berfirman :
﴿فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ ﴿٧﴾ وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ ﴿٨﴾
Latin: Fa man ya‘mal mithqāla żarratin khairay yarah(7), wa man ya‘mal mithqāla żarratin syarray yarah(8).
Artinya: "Maka barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah (atom), niscaya dia akan melihat (balasannya). Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah (atom), niscaya dia akan melihat (balasannya pula)." (QS. Az-Zalzalah: 7–8)
Hukuman Kedua dalam QS Al-Isra Ayat 7
1. Makna "Hukuman Kedua" dalam QS Al-Isra Ayat 7
Bagian akhir dari QS Al-Isra ayat 7 menyebutkan tentang "apabila datang waktu hukuman yang kedua...". Frasa ini merujuk pada bentuk balasan atas perbuatan jahat yang dilakukan oleh Bani Israil, setelah sebelumnya mereka pernah mendapatkan azab akibat kezaliman dan kerusakan yang mereka lakukan di muka bumi.
Dalam sejarah dan tafsir, ini dikaitkan dengan dua kali kehancuran besar yang menimpa mereka, sebagai bentuk pembalasan atas keingkaran terhadap perintah Allah SWT.
2. Penjelasan Tafsir dan Konteks Historis
Menurut berbagai tafsir seperti Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Misbah, hukuman kedua ini merujuk pada datangnya pasukan musuh yang menyerbu, merendahkan martabat mereka, merusak Masjidil Aqsa, dan menghancurkan apa yang sebelumnya mereka bangun dengan penuh kebanggaan. Peristiwa ini secara historis diasosiasikan oleh banyak ulama dengan penyerangan oleh bangsa Romawi setelah sebelumnya dihancurkan oleh pasukan Babilonia pada hukuman pertama. Ini menggambarkan bentuk hukuman duniawi yang nyata dan dahsyat.
3. Makna Hukuman dalam Konteks Dunia dan Akhirat
Meski ayat ini memiliki konteks sejarah, maknanya juga berlaku secara universal. Hukuman kedua bisa dimaknai sebagai peringatan bahwa kejahatan tidak akan dibiarkan, baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia, balasan bisa datang dalam bentuk kehinaan, bencana, konflik, atau kerugian kolektif. Sementara di akhirat, balasannya berupa siksa neraka yang sangat pedih.
Mengutip kajian yang dipublikasikan di Tasamuh: Jurnal Studi Islam Volume 13, Nomor 1, April 2021 dijelaskan kehidupan akhirat merupakan kelanjutan kehidupan dunia,dalam arti bahwa dalam kehidupan akhirat ini manusia harusmempertanggungjawabkan segala apa yang telah ia jalani ketika masihhidup di dunia.
Q & A Seputar Topik Makna Al-Isra Ayat 7
Apa isi pokok dari Surah Al-Isra ayat 7?
Isi pokok Al-Isra ayat 7 adalah penegasan bahwa setiap amal perbuatan, baik atau buruk, akan kembali kepada pelakunya. Jika seseorang berbuat baik, maka kebaikan itu untuk dirinya sendiri. Sebaliknya, jika ia berbuat jahat, maka kerugian dari kejahatan itu pun akan menimpanya.
Apa makna “kebaikan kembali kepada diri sendiri” dalam ayat ini?
Maknanya adalah bahwa manfaat dari perbuatan baik—baik berupa pahala, keberkahan, maupun ketenangan jiwa—akan dirasakan langsung oleh pelaku. Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan amal baik, sekecil apa pun.
Apa yang dimaksud dengan “hukuman kedua” dalam Al-Isra ayat 7?
“Hukuman kedua” mengacu pada azab atau balasan kedua yang dijatuhkan kepada Bani Israil karena kembali berbuat kerusakan. Hukuman ini disebutkan dalam bentuk serangan musuh yang menghancurkan mereka dan merendahkan kehormatan mereka, termasuk perusakan Masjidil Aqsa.
Bagaimana ayat ini relevan dengan kehidupan seorang Muslim saat ini?
Ayat ini mengingatkan bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensinya. Dalam kehidupan sehari-hari, seorang Muslim didorong untuk selalu berbuat baik karena dampaknya akan kembali pada dirinya sendiri. Ayat ini juga menanamkan nilai tanggung jawab pribadi atas setiap amal.
Apa pelajaran penting yang bisa diambil dari QS Al-Isra ayat 7?
Pelajaran pentingnya adalah bahwa Allah SWT Maha Adil. Ia membalas amal sesuai perbuatan. Karena itu, setiap Muslim hendaknya menjauhi keburukan dan memperbanyak amal saleh agar memperoleh kebaikan yang kembali kepada dirinya sendiri, baik di dunia maupun di akhirat.