Liputan6.com, Jakarta Mandi wajib, atau yang sering disebut mandi junub, merupakan salah satu kewajiban fundamental bagi umat Muslim untuk membersihkan diri dari hadas besar. Kondisi hadas besar ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah keluarnya mani, baik karena mimpi basah, hubungan intim, atau sebab lainnya yang menimbulkan syahwat.
Mengutip buku Pendidikan Islam Informal karya Romlah diterbitkan Harakindo Publishing-2012, hal-hal yang menyebabkan seseorang wajib melakukan mandi junub salah satunya ialah keluarnya mani, baik dalam keadaan sadar maupun tidak sadar (tidur).
Tanpa mandi wajib, seorang Muslim tidak diperbolehkan melakukan ibadah tertentu. Pentingnya niat mandi wajib setelah keluar mani merupakan rukun yang tak terpisahkan dari sahnya proses bersuci ini. Melansir dari berbagai sumber, Selasa (15/7/2025), berikut Liputan6.com mengulas lengkap panduan niat mandi wajib setelah keluar mani.
Niat Mandi Wajib Setelah Keluar Mani
Niat merupakan rukun terpenting dalam pelaksanaan mandi wajib, termasuk niat mandi wajib setelah keluar mani. Tanpa niat yang benar, mandi wajib seseorang tidak akan dianggap sah di mata syariat Islam.
Niat adalah kehendak hati untuk melakukan sesuatu, dan dalam konteks mandi wajib, niat ini harus dilakukan pada saat air pertama kali menyentuh tubuh. Menurut buku Fathul Qarib al-Mujib karya Syekh Muhammad bin Qasim Al-Ghazi, niat adalah salah satu rukun sah mandi junub yang tidak boleh ditinggalkan.
Lafal niat mandi wajib setelah keluar mani yang umum digunakan adalah:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الأَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari minal janaabati fardhollillahi ta'ala.
Artinya: "Aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar karena keluarnya mani, fardu karena Allah Ta'ala."
Meskipun niat tidak harus diucapkan secara lisan, mengucapkannya dapat membantu menghadirkan hati dan menguatkan kehendak untuk bersuci. Penting untuk memastikan bahwa niat ini terpatri dalam hati saat memulai proses mandi.
Tata Cara Mandi Wajib Setelah Keluar Mani
Melaksanakan mandi wajib setelah keluar mani tidak hanya sekadar mengguyur seluruh tubuh dengan air, tetapi ada tata cara yang dianjurkan sesuai sunnah Nabi Muhammad SAW. Tata cara ini memastikan kesucian menyeluruh dan kesempurnaan ibadah.
Dikutip dari buku Fiqih Thaharah karya Ahmad Sarwat, Lc., Aisyah RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW memulai mandi janabah dengan mencuci kedua tangan, kemudian menumpahkan air dari tangan kanan ke tangan kiri untuk mencuci kemaluan, lalu berwudhu seperti wudhu salat.
Berikut adalah langkah-langkah detail tata cara mandi wajib setelah keluar mani:
- Membaca Niat Mandi Wajib: Niatkan dalam hati untuk menghilangkan hadas besar karena keluarnya mani, tepat saat air pertama kali menyentuh tubuh.
- Membersihkan Kedua Telapak Tangan: Basuh kedua telapak tangan sebanyak tiga kali dengan air mengalir.
- Membersihkan Area Kemaluan: Bersihkan area kemaluan dan dubur menggunakan tangan kiri hingga benar-benar bersih dari kotoran.
- Mencuci Tangan: Setelah membersihkan area pribadi, cuci tangan dengan sabun atau tanah untuk menghilangkan kotoran.
- Berwudhu: Lakukan wudhu secara sempurna seperti hendak melaksanakan salat, mulai dari membasuh wajah hingga kaki.
- Membasahi Rambut Kepala: Basahi rambut kepala hingga ke akar-akarnya, gunakan jari untuk menyela rambut agar air merata, lakukan tiga kali.
- Mengguyur Seluruh Tubuh: Guyur seluruh tubuh dengan air, dimulai dari sisi kanan lalu sisi kiri. Pastikan air mengalir ke seluruh bagian tubuh tanpa ada yang terlewat, termasuk lipatan-lipatan kulit.
- Menyela Bagian-bagian Tubuh: Gunakan jari untuk menyela bagian-bagian tubuh seperti sela jari tangan dan kaki, lipatan ketiak, dan lipatan paha agar air merata.
Setelah mengikuti langkah-langkah ini, Anda bisa melanjutkan dengan membersihkan tubuh menggunakan sabun atau peralatan mandi lainnya seperti biasa. Inti dari mandi wajib adalah membersihkan seluruh tubuh dengan niat menghilangkan hadas besar.
Doa Setelah Mandi Wajib Setelah Keluar Mani
Setelah menyelesaikan rangkaian tata cara mandi wajib, disunahkan untuk membaca doa. Meskipun membaca doa ini bukan bagian dari rukun mandi wajib, namun merupakan amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk melengkapi ibadah bersuci.
Menurut laman resmi Universitas An Nur Lampung, doa setelah mandi wajib dianggap sunnah untuk menuntaskan ritual, memberi dimensi spiritual yang melengkapi proses fisik penyucian diri. Niat dan doa setelah mandi menunjukkan upaya menyatukan kesucian lahir dan batin.
Adapun bunyi doa setelah mandi wajib adalah sebagai berikut:
أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِيْ مِنْ الْمُتَطَهِّرِينَ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ
Arab Latin: Asyhadu al lâ ilâha illaLlâh wahdahu lâ syarîka lah, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasûluhu. Allahummaj Alni minat tawwâbîna waj’alni minal mutathahhirîn. Subhânaka Allâhumma wa bihamdika asyhadu al lâ ilâha illa Anta astaghfiruka wa atûbu ilaik. Wa shallaLlâhu ‘ala sayyidina Muhammad wa `âli Muhammad.
Artinya: “Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Ya Allah, jadikanlah aku sebagian dari orang-orang yang bertaubat, dan jadikanlah aku sebagian dari orang yang suci. Maha Suci engkau Ya Allah, dan dengan memuji-Mu. Aku bersaksi tiada Tuhan selain Engkau, aku meminta ampunan pada-Mu, dan bertaubat pada-Mu. Semoga berkah rahmat Allah senantiasa terlimpahkan kepada nabi Muhammad dan keluarganya.”
Membaca doa ini memiliki beberapa keutamaan, seperti sebagai bentuk syukur, memohon dijaga dalam kesucian, dan berharap termasuk golongan orang-orang yang bertaubat. Meskipun sunnah, amalan ini sangat dianjurkan untuk menyempurnakan proses bersuci.
Penyebab Mandi Wajib Selain Keluar Mani
Selain keluarnya mani, ada beberapa kondisi lain yang juga mewajibkan seorang Muslim untuk melakukan mandi wajib. Memahami penyebab-penyebab ini penting agar setiap Muslim dapat menjaga kesucian diri dan memenuhi kewajiban agamanya dengan baik.
Dalam kitab Fathul Qarib al-Mujib karya Syekh Muhammad bin Qasim al-Ghazi, disebutkan bahwa keluarnya mani yang disertai syahwat, baik laki-laki maupun perempuan, mewajibkan mandi junub. Ini termasuk mimpi basah atau ejakulasi saat sadar.
Berikut adalah beberapa penyebab lain yang mewajibkan mandi wajib:
- Bersetubuh (Jima'): Menurut buku Kifayatul Akhyar oleh Taqiyuddin al-Hishni, hanya dengan bertemunya dua kemaluan (penetrasi), meskipun tidak mengeluarkan mani, seseorang tetap wajib mandi junub. Hal ini berdasarkan hadis riwayat Muslim yang menyebut, “Apabila dua kemaluan telah bertemu, maka wajib mandi meskipun tidak keluar mani.”
- Selesai Haid: Wanita yang telah selesai dari masa haidnya wajib mandi junub sebelum dapat melakukan ibadah. Hal ini berdasarkan QS. Al-Baqarah: 222, yang menyuruh wanita untuk mandi setelah haid. Ayat ini menegaskan bahwa setelah suci dari haid, barulah diperbolehkan kembali melakukan hubungan intim dan ibadah.
- Selesai Nifas: Mengutip buku Pendidikan Islam Informal karya Romlah diterbitkan Harakindo Publishing 2012 Nifas adalah darah yang keluar setelah melahirkan. Wanita yang telah selesai masa nifasnya juga diwajibkan mandi wajib untuk bersuci.
- Melahirkan (Wiladah): Setelah melahirkan, meskipun tidak ada darah nifas yang keluar, seorang wanita tetap diwajibkan mandi wajib.
- Meninggal Dunia: Jenazah seorang Muslim wajib dimandikan sebelum dikafani dan dishalatkan, kecuali bagi yang mati syahid. Ini merupakan bentuk penghormatan terakhir dan penyucian bagi jenazah.
- Masuk Islam: Seseorang yang baru memeluk agama Islam diwajibkan untuk mandi wajib sebagai simbol penyucian diri dan awal dari kehidupan baru dalam Islam.
Penting untuk diingat bahwa keluarnya cairan pra-mani (madzi) atau air kencing tidak mewajibkan mandi besar, melainkan hanya perlu berwudhu. Setiap Muslim perlu waspada dan segera melakukan mandi wajib ketika mengalami salah satu dari kondisi-kondisi tersebut.
Keutamaan Mandi Wajib Setelah Keluar Mani
Mandi wajib setelah keluar mani tidak hanya sekadar kewajiban ritual, tetapi juga mengandung berbagai keutamaan, baik dari segi spiritual maupun kesehatan. Pelaksanaan mandi wajib ini adalah wujud ketaatan kepada perintah Allah SWT yang membawa banyak manfaat.
Dalam perspektif sains, jurnal berjudul ‘Mandi Junub Dalam Tinjauan Al-Qur’an Dan Sains karya Muhammad Arfain, Aan Parhani, dan Mujetaba Mustafa menyebutkan pentingnya seseorang mandi ketika dalam keadaan junub. Bukan hanya karena ketentuan melakukan suatu ibadah terkhusus salat harus dalam keadaan bersih/suci, tetapi juga dapat mengembalikan peredaran darah laki-laki dan perempuan.
Secara spiritual, mandi wajib adalah sarana untuk membersihkan diri dari hadas besar, yang merupakan penghalang utama dalam beribadah. Dengan bersuci, seorang Muslim dapat kembali melaksanakan salat, membaca Al-Qur'an, dan ibadah lainnya dengan hati yang tenang dan suci. Ini adalah bentuk penyerahan diri dan penghambaan kepada Sang Pencipta.
Dari sisi kesehatan, mandi wajib membersihkan pori-pori kulit dari peluh yang mengandung racun yang disebabkan bersetubuh dan menghilangkan bau yang disebabkan dari darah haid dan nifas. Proses membersihkan seluruh tubuh ini membantu menjaga kebersihan dan kesehatan kulit secara menyeluruh. Selain itu, menyiramkan air ke seluruh tubuh juga dapat memberikan efek relaksasi dan kesegaran.
Mandi wajib juga merupakan bentuk syukur atas nikmat kesucian yang telah Allah berikan. Dengan melaksanakan kewajiban ini, seorang Muslim memohon agar selalu dijaga dalam kesucian dan ketaatan, serta berharap termasuk dalam golongan orang-orang yang bertaubat dan menyucikan diri. Ini menguatkan hubungan spiritual antara hamba dan Tuhannya.
Sumber:
- Buku Pendidikan Islam Informal karya Romlah diterbitkan Harakindo Publishing-2012
- Buku Fathul Qarib al-Mujib karya Syekh Muhammad bin Qasim Al-Ghazi
- Fiqih Thaharah karya Ahmad Sarwat, Lc.
- Laman resmi Universitas An Nur Lampung
- Buku Kifayatul Akhyar oleh Taqiyuddin al-Hishni
- Jurnal berjudul ‘Mandi Junub Dalam Tinjauan Al-Qur’an Dan Sains karya Muhammad Arfain, Aan Parhani, dan Mujetaba Mustafa
QnA Seputar Niat Mandi Wajib Setelah Keluar Mani
1. Apakah wajib mandi setelah keluar mani saat mimpi basah, meski tidak sadar?
Ya, mandi wajib tetap diwajibkan. Keluarnya mani, baik sadar maupun tidak (seperti saat mimpi basah), termasuk sebab wajibnya mandi janabah.
2. Kalau hanya keluar cairan bening setelah syahwat, apakah tetap harus mandi wajib?
Tidak. Jika cairan yang keluar adalah madzi (cairan pra-ejakulasi), cukup membersihkan kemaluan dan berwudu. Mandi wajib tidak diperlukan.
3. Apakah wanita juga wajib mandi jika mengalami orgasme dan keluar mani?
Ya, wanita juga wajib mandi jika keluar mani atau merasakan orgasme. Hal ini berlaku meski tidak tampak jelas cairannya, jika ada rasa klimaks yang kuat.
4. Bagaimana jika mani keluar karena mengkhayal atau tanpa sentuhan fisik?
Tetap wajib mandi. Selama ada keluarnya mani disertai rasa nikmat atau syahwat, maka mandi wajib tetap diberlakukan.
5. Apakah mandi wajib sah jika hanya menyiram kepala tanpa menyiram seluruh tubuh?
Tidak sah. Syarat mandi wajib adalah menyiram seluruh tubuh secara merata dengan niat mengangkat hadas besar.
6. Jika tidak sempat mandi wajib dan masuk waktu salat, apakah boleh langsung salat?
Tidak boleh. Salat dalam keadaan junub (hadas besar) tidak sah. Mandi wajib harus dilakukan terlebih dahulu sebelum melaksanakan salat.
7. Apakah mandi wajib bisa digantikan dengan tayamum jika tidak ada air?
Bisa. Jika benar-benar tidak ada air atau penggunaan air membahayakan, tayamum dapat menggantikan mandi wajib untuk sementara waktu.