Sekarang Emas Sungai Eufrat Diburu Warga Suriah, Disebut Fenomena Tanda Kiamat?

2 months ago 27

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena sekarang emas Sungai Eufrat diburu warga Suriah telah menjadi sorotan dunia. Tepatnya setelah ratusan warga berbondong-bondong menggali tepian sungai bersejarah ini dilaporkan Shafaq News pada 1 Agustus 2025.

Kemunculan gundukan tanah berkilau di dasar Sungai Eufrat yang mengering telah memicu demam emas di Kota Raqqa, Suriah.

Para pemburu emas sekarang emas Sungai Eufrat diburu warga Suriah bekerja siang malam. Mereka berburu emas menggunakan peralatan sederhana seperti sekop dan cangkul.

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Kamis (07/08/2025).

Fenomena di Sungai Eufrat yang Terjadi Saat Ini

Video dan foto aktivitas penambangan massal ini viral di media sosial, memperlihatkan betapa antusiasnya masyarakat lokal mencari keberuntungan di tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan.

Insinyur geologi lokal Khaled al-Shammari memperingatkan perlunya analisis mendalam untuk memastikan apakah endapan tersebut benar-benar emas atau mineral lainnya.

Fenomena ini juga mengingatkan pada hadis Nabi Muhammad SAW tentang mengeringnya Sungai Eufrat sebagai salah satu tanda kiamat kubra.

Mengutip dari kitab Nihayatul 'Alam oleh Muhammad al 'Areifi, hadist ini menggambarkan tiga fase utama:

  • pengeringan sungai,
  • munculnya kekayaan tersembunyi, dan
  • konflik perebutan yang berujung kehancuran.

Fenomena yang terjadi di Raqqa saat ini menunjukkan fase pertama dan kedua dari prediksi tersebut.

Melansir dari Shafaq News, puluhan warga di pedesaan Raqqa telah berkerumun di tepi sungai sejak awal Agustus 2025 untuk menggali tanah berpasir dengan harapan menemukan emas mentah yang berkilau di bawah sinar matahari.

Sungai Eufrat Sekarang dalam Perspektif Hadis dan Al-Qur'an

Mengeringnya Sungai Eufrat dan munculnya emas di dasarnya telah diprediksi dalam hadis sahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Fenomena yang terjadi sekarang memiliki relevansi kuat dengan tanda-tanda akhir zaman yang disebutkan dalam literatur Islam klasik.

1. Hadis Tentang Mengeringnya Sungai Eufrat

Rasulullah SAW bersabda dalam hadis yang diriwayatkan dari Ubay bin Ka'ab RA:

"Kiamat tidak akan terjadi sampai al-Furat (Sungai Eufrat) mengering sehingga muncullah gunung emas. Manusia pun saling bunuh untuk memperebutkannya. Dari setiap seratus orang (yang memperebutkannya), terbunuhlah 99 orang. Setiap orang dari mereka mengatakan, 'Mudah-mudahan aku-lah orang yang selamat." (HR Muslim).

2. Larangan Mengambil Emas dari Sungai Eufrat

Dalam hadis lain dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda: "Hampir terbuka al-Furat dengan (berisi) simpanan emas. Siapa yang mendatanginya jangan sekali-kali mengambilnya." (HR At Tirmidzi).

Hadis ini memberikan peringatan tegas kepada umat Islam untuk menjauhi emas tersebut.

3. Interpretasi Para Ulama Klasik dan Kontemporer

Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim menjelaskan bahwa mengeringnya sungai berarti terbukanya dasar sungai karena air yang surut akibat perubahan aliran. Abu 'Ubaidah menyebutkan bahwa "gunung emas" bisa jadi merupakan kiasan untuk sumber daya berharga seperti minyak bumi.

4. Tanda-Tanda Kiamat Kubra

Mengeringnya Sungai Eufrat termasuk dalam kategori tanda-tanda kiamat kubra (besar) yang akan terjadi menjelang hari kiamat. Para ulama mengategorikan ini sebagai alamat (tanda) yang akan diikuti oleh berbagai bencana dan fitnah besar lainnya.

5. Peringatan Moral dalam Hadis

Hadis tentang Sungai Eufrat mengandung pesan moral tentang bahaya keserakahan manusia terhadap harta dunia. Konflik yang akan terjadi menggambarkan bagaimana materialisme dapat menghancurkan peradaban manusia.

Menurut penelitian dalam Jurnal Kaidah Dalam Interaksi dan Interpretasi Terhadap Nas-nas Tanda Hari Kiamat karya Lukmanul Hakim Sudahnan (2019), fenomena mengeringnya Sungai Eufrat telah memunculkan perdebatan tentang relevansinya dengan hadis-hadis kenabian dan bagaimana umat Islam harus menyikapinya.

Kondisi Sungai Eufrat Saat Ini: Data dan Fakta Terkini

Sungai Eufrat mengalami krisis air yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah modern. Kondisi ini mempengaruhi kehidupan jutaan orang di tiga negara yang dilalui sungai bersejarah ini.

1. Penurunan Debit Air yang Dramatis

Data NASA menunjukkan bahwa debit air Sungai Eufrat telah berkurang sebanyak 144 juta kilometer kubik antara tahun 2003 hingga 2010. Volume air saat ini berkurang hingga hampir setengah dari aliran tahunan rata-rata, dengan ketinggian air berada pada level terendah dalam sejarah tercatat.

2. Prediksi Pengeringan Total

Pemerintah Irak memperingatkan kemungkinan Sungai Eufrat akan mengering total pada tahun 2040 jika tren penurunan debit air ini berlanjut. Proyeksi ini berdasarkan analisis komprehensif terhadap faktor-faktor iklim, geopolitik, dan konsumsi air di wilayah hulu.

3. Dampak Lingkungan yang Mengkhawatirkan

Kualitas air memburuk akibat konsentrasi polutan yang meningkat, sementara sedimentasi mineral mulai terexpose akibat surut air. Ekosistem sungai mengalami degradasi dengan punahnya berbagai spesies ikan dan tumbuhan air yang menjadi penanda kesehatan lingkungan.

4. Faktor Penyebab Pengeringan

Pengeringan Sungai Eufrat disebabkan oleh kombinasi faktor alami dan buatan manusia, termasuk perubahan iklim global, pembangunan bendungan di negara-negara hulu, over-eksploitasi air untuk pertanian dan industri, serta dampak jangka panjang dari konflik bersenjata di wilayah tersebut.

5. Munculnya Endapan Mineral di Dasar Sungai

Surutnya air mengekspos berbagai lapisan geologis yang sebelumnya tertutup air. Ahli geologi Khaled al-Shammari menjelaskan bahwa sedimentasi mineral memang umum ditemukan di sepanjang aliran Sungai Eufrat, namun diperlukan analisis laboratorium untuk memastikan kandungan emasnya.

Melansir dari British Medical Journal (BMJ), kondisi Sungai Eufrat saat ini telah memicu emergensi kesehatan masyarakat dengan penyebaran berbagai penyakit seperti diare, cacar air, campak, demam tifoid, dan kolera di seluruh Irak karena kurangnya akses terhadap air bersih.

Interpretasi "Gunung Emas" Lainnya

Para ulama kontemporer memiliki interpretasi beragam mengenai makna "gunung emas" yang disebutkan dalam hadis tentang Sungai Eufrat. Perbedaan interpretasi ini mencerminkan kompleksitas dalam memahami teks-teks keagamaan di era modern.

1. Perspektif Literal-Tekstual

Sebagian ulama memahami "gunung emas" secara literal sebagai endapan emas fisik yang akan muncul ketika air Sungai Eufrat surut. Fenomena yang terjadi di Raqqa saat ini mendukung interpretasi ini, meskipun belum ada konfirmasi ilmiah mengenai kandungan emas yang signifikan secara ekonomi.

2. Perspektif Simbolis-Metaforis

Ibn Katsir dan beberapa ulama modern menafsirkan "emas" sebagai simbol untuk sumber daya strategis seperti minyak bumi yang dijuluki "emas hitam". Wilayah Timur Tengah yang dilalui Sungai Eufrat memang kaya akan cadangan minyak dan gas alam.

3. Perspektif Kontekstual-Moral

Fazlur Rahman dalam Major Themes of the Qur'an (1980) menekankan bahwa makna sesungguhnya terletak pada pesan moral tentang keserakahan manusia dan dampak destruktifnya terhadap peradaban. Konflik yang diprediksi dalam hadis lebih penting dipahami sebagai peringatan spiritual daripada prediksi literal.

4. Perspektif Sains-Teknologi Modern

Beberapa sarjana Muslim kontemporer menginterpretasikan "gunung emas" sebagai teknologi atau inovasi yang akan ditemukan di wilayah Sungai Eufrat, seperti teknologi energi terbarukan atau mineral rare earth yang sangat berharga di era digital.

5. Sintesis Interpretasi Holistik

Ulama seperti Yusuf al-Qaradawi menyarankan pendekatan holistik yang tidak menolak kemungkinan interpretasi literal sambil tetap menekankan aspek moral dan spiritual dari hadis tersebut.

Ulama Asaad Al Hamdani mengingatkan kepada Shafaq News bahwa masyarakat tidak boleh tergesa-gesa mengaitkan peristiwa ini dengan tanda-tanda kiamat tanpa pemahaman mendalam dari para ulama yang kompeten dan verifikasi ilmiah yang memadai.

Daftar Sumber

  • Sudahnan, Lukmanul Hakim. "Kaidah Dalam Interaksi dan Interpretasi Terhadap Nas-nas Tanda Hari Kiamat." Jurnal Wahana Akademika, vol. 6, no. 2, 2019.
  • Rahman, Fazlur. Islamic Methodology in History. Central Institute of Islamic Research, 1965.
  • Rahman, Fazlur. Major Themes of the Qur'an. University of Chicago Press, 1980.
  • Idris, Abdul Fatah. "Fenomena Keagamaan dalam Konteks Kontemporer." Jurnal Wahana Akademika, vol. 3, no. 1, 2016.
  • Al-Areifi, Muhammad. Nihayatul 'Alam, terjemahan Zulfi Askar. Pustaka Al-Kautsar, 2018.
  • El-Rasheed, Billy. Al Jannah: Misteri Sugra Terungkap di Akhir Zaman. Mizan Media Utama, 2020.
  • NASA Goddard Space Flight Center.
  • Shafaq News. 

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apakah benar sekarang emas Sungai Eufrat diburu warga Suriah?

Ya, sejak awal Agustus 2025, ratusan warga di Kota Raqqa, Suriah berbondong-bondong menggali tepian Sungai Eufrat setelah menemukan gundukan bebatuan berkilau di dasar sungai yang mengering. Namun, belum ada konfirmasi ilmiah bahwa material tersebut benar-benar emas dengan kadar yang signifikan secara ekonomi.

2. Apa hubungan fenomena ini dengan hadis tentang tanda kiamat?

Mengeringnya Sungai Eufrat dan munculnya "gunung emas" disebutkan dalam hadis sahih sebagai salah satu tanda kiamat kubra. Rasulullah SAW memperingatkan bahwa manusia akan saling bunuh memperebutkan emas tersebut, dan menyarankan umat Islam untuk menjauhinya demi menghindari fitnah.

3. Mengapa Sungai Eufrat mengalami pengeringan drastis?

Pengeringan Sungai Eufrat disebabkan kombinasi faktor alami dan buatan manusia, termasuk perubahan iklim global, pembangunan bendungan di Turki, over-eksploitasi air untuk pertanian dan industri, serta dampak konflik berkepanjangan di wilayah tersebut.

Berdasarkan hadis Nabi SAW, umat Islam dilarang mengambil emas dari Sungai Eufrat ketika sungai tersebut mengering. Larangan ini bertujuan melindungi umat dari fitnah dan konflik yang diprediksi akan terjadi akibat perebutan harta tersebut.

5. Bagaimana para ulama menginterpretasi "gunung emas" dalam hadis?

Para ulama memiliki interpretasi beragam: ada yang memahami secara literal sebagai endapan emas fisik, ada yang menafsirkan sebagai simbol sumber daya strategis seperti minyak bumi, dan ada yang menekankan aspek moral tentang bahaya keserakahan manusia terhadap harta dunia.

6. Bagaimana sikap yang tepat bagi umat Islam menghadapi fenomena ini?

Umat Islam disarankan untuk tidak tergesa-gesa mengaitkan fenomena ini dengan tanda kiamat tanpa pemahaman mendalam dari ulama kompeten. Yang terpenting adalah mengambil pelajaran moral tentang bahaya materialisme berlebihan dan menjaga diri dari fitnah harta dunia sesuai tuntunan syariat Islam.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |