Tata Cara Puasa Asyura, Niat, dan Keutamaan yang Luar Biasa

12 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Puasa Asyura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram menjadi salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Bukan sekadar puasa sunnah biasa, puasa ini memiliki akar sejarah yang kuat dan keutamaan luar biasa, sebagaimana ditegaskan dalam berbagai hadits sahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Meski termasuk ibadah sunnah, tahukah Anda bagaimana cara puasa Asyura? Artikel ini akan menjawab bagaimana tata cara puasa Asyura dan keutamaannya yang luar biasa.

1. Sejarah dan Asal-Usul Disyariatkannya Puasa Asyura

Puasa Asyura memiliki latar belakang historis yang erat dengan kisah penyelamatan Nabi Musa as. dan Bani Israil dari kejaran Firaun. Ketika Rasulullah saw. tiba di Madinah dan menyaksikan kaum Yahudi berpuasa pada tanggal 10 Muharram, beliau bertanya alasan di balik puasa tersebut. Dijawab bahwa hari itu adalah hari kemenangan dan keselamatan.

Rasulullah pun menegaskan bahwa beliau lebih berhak atas Nabi Musa dibanding kaum Yahudi. Maka sejak saat itu, Rasulullah tidak hanya turut berpuasa, tetapi juga menganjurkan umat Islam untuk menjalankannya sebagai bentuk syukur dan ibadah. Hal ini tertuang dalam hadits riwayat Muslim dari Ibnu Abbas,

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى.

فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ

فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.

“Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.” Lantas beliau mengatakan,

“Apabila tiba tahun depan –insya Allah (jika Allah menghendaki)– kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas mengatakan,

“Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia.” (HR. Muslim).

Keistimewaan puasa ini diperkuat oleh hadits yang menyebut bahwa puasa Asyura dapat menghapus dosa-dosa kecil selama satu tahun sebelumnya. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa ibadah ini sangat dicintai Allah dan memiliki nilai spiritual yang tinggi.

2. Tata Cara Melaksanakan Puasa Asyura yang Benar

Pelaksanaan puasa Asyura tidak berbeda secara teknis dari puasa sunnah lainnya, namun ada beberapa tahapan penting yang perlu diperhatikan agar sesuai syariat. Langkah pertama adalah niat, yang dapat dilakukan sejak malam hari hingga sebelum zawal (tergelincir matahari), selama belum makan, minum, atau melakukan hal yang membatalkan puasa.

Dari Abu Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ

Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Imam Ahmad dalam Kitab Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam mengatakan bahwa hadits ini sebagai salah satu hadits pokok dalam Islam.

Berikut lafal niat puasa Asyura:

نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ‘Asyura-a lillâhi ta‘âlâ

Artinya: Saya niat puasa Asyura karena Allah Ta’ala.

Langkah berikutnya adalah makan sahur, yang meskipun tidak wajib, sangat dianjurkan karena mengandung keberkahan. Selama berpuasa, umat Muslim wajib menahan diri dari segala pembatal, baik fisik seperti makan dan minum, maupun spiritual seperti berkata kotor dan bergosip. Setelah matahari terbenam, segera berbukalah sesuai anjuran Rasulullah.

3. Ragam Pilihan Pelaksanaan Puasa Asyura

Dalam cara pelaksanaannya kitab Zaad Al-Ma’ad, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menyebutkan bahwa puasa Asyura memiliki tiga tingkatan. Tingkatan yang paling utama yaitu berpuasa selama tiga hari berturut-turut, pada tanggal 9, 10, dan 11 Muharram. Di bawahnya dengan melaksanakan puasa pada dua hari, yakni tanggal 9 dan 10 Muharram. Sedangkan tingkatan paling dasar adalah melaksanakan puasa hanya pada tanggal 10 Muharram saja.

Sedangkan Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid menyebutkan ada empat tingkatan puasa Asyura:

مراتب صيام ⁧‫#عاشوراء‬⁩:

‏١. أن يصوم ثلاثة أيام: عاشوراء، ويوما قبله، ويوما بعده، فيكون أصاب صيام ثلاثة أيام من كل شهر أيضا.

‏٢. صيام التاسع والعاشر.

‏٣. أن يصوم العاشر والحادي عشر.

‏٤. أن يقتصر على صيام العاشر فقط، ولا بأس في ذلك ولا حرج

Tingkatan puasa Asyura:

Puasa tiga hari: puasa Asyura (10 Muharram), ditambah puasa pada 9 dan 10 Muharram.

Puasa pada 9 dan 10 Muharram (Tasu’a’ dan ‘Asyura’).

Puasa pada 10 dan 11 Muharram.

Puasa pada 10 Muharram saja.

4. Keutamaan Puasa Asyura dalam Hadits-Hadits Sahih

Salah satu keutamaan terbesar puasa Asyura adalah pengampunan dosa selama satu tahun sebelumnya, sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat Muslim. Ini menjadikan puasa ini sebagai ladang pembersih diri dari kesalahan yang tidak disadari. Dari Abu Qotadah Al Anshoriy, berkata,

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim).

Dalam Kitab Syarh Shahih Muslim, Imam Nawawi menyebutkan bahwa yang dimaksudkan pengampunan dosa di sini adalah dosa kecil sebagaimana beliau penerangkan masalah pengampunan dosa ini dalam pembahasan wudhu. Namun diharapkan dosa besar pun bisa diperingan dengan amalan tersebut. Namun, dalam Majmu’ Al Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan jika setiap dosa bisa terhapus secara mutlak dengan amalan seperti puasa Asyura

Selain itu, puasa pada bulan Muharram, termasuk Asyura, disebut Rasulullah sebagai puasa sunnah yang paling utama setelah Ramadhan. Bahkan, Nabi sangat memperhatikan keistimewaan bulan ini sehingga beliau lebih sering melakukannya.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim).

People Also Ask

1. Apakah puasa Asyura bisa dilakukan hanya tanggal 10 saja?

Bisa, namun dianjurkan untuk menambahkan tanggal 9 atau 11 agar berbeda dari praktik puasa kaum Yahudi.

2. Apakah niat puasa Asyura harus dilafalkan dengan lisan?

Tidak wajib, cukup di dalam hati, tetapi disunnahkan untuk diucapkan sebagai penguat.

3. Bagaimana jika lupa berniat malam hari?

Untuk puasa sunnah seperti Asyura, niat masih sah dilakukan di pagi hari sebelum zawal, asal belum makan dan minum.

4. Apakah puasa Asyura bisa menggugurkan dosa besar?

Tidak. Dosa besar hanya bisa dihapus dengan taubat nasuha, sedangkan puasa Asyura menghapus dosa-dosa kecil.

5. Bolehkah perempuan yang sedang haid mengganti puasa Asyura?

Tidak perlu mengganti karena bukan puasa wajib. Namun, ia bisa mendapat pahala jika ada niat kuat dan tertunda karena udzur syar’i.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |