Puasa Asyura Adalah: Ketahui Pengertian hingga Hikmah yang Menginspirasi

2 months ago 19

Liputan6.com, Jakarta Bulan Muharram adalah awal tahun dalam kalender Hijriyah yang memiliki keistimewaan tersendiri dalam syariat Islam. Dalam bulan ini terdapat satu hari yang begitu agung, yaitu tanggal 10 Muharram, dikenal sebagai Hari Asyura. 

Dalam pandangan syariat, Muharram bukan sekadar bulan pertama, tetapi juga bagian dari empat bulan haram (suci) yang disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman dalam QS. At-Taubah ayat 36:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ. 

Inna ‘iddatasy-syuhûri ‘indallâhitsnâ ‘asyara syahran fî kitâbillâhi yauma khalaqas-samâwâti wal-ardla min-hâ arba‘atun ḫurum, dzâlikad-dînul-qayyimu fa lâ tadhlimû fîhinna anfusakum wa qâtilul-musyrikîna kâffatang kamâ yuqâtilûnakum kâffah, wa‘lamû annallâha ma‘al-muttaqîn

"Sesungguhnya bilangan bulan menurut Allah adalah dua belas bulan… di antaranya empat bulan haram.”(QS. At-Taubah: 36)

Karena itu, penting bagi umat Islam untuk memahami sejarah dan dalil Puasa Asyura tidak hanya dari sisi hadits, tetapi juga dari ayat-ayat Al-Qur’an yang secara implisit maupun eksplisit mendukung praktik puasa sunnah ini.

1. Sejarah Asal Usul Puasa Asyura

Puasa Asyura adalah amalan yang memiliki sejarah panjang dan penting dalam tradisi umat Islam. Puasa ini dilakukan pada tanggal 10 Muharram, yang merupakan hari bersejarah di mana Allah menyelamatkan Nabi Musa AS dan umatnya dari kejaran Fir'aun.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, ketika Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah, beliau mendapati orang-orang Yahudi berpuasa pada hari tersebut. Mereka menjelaskan bahwa itu adalah hari penyelamatan Nabi Musa AS dari Fir'aun. Maka Rasulullah SAW bersabda:

"نَحْنُ أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْهُمْ"

(Naḥnu aḥaqqu bimūsā minhum),

"Kami lebih berhak terhadap Musa daripada mereka." (HR. Bukhari-Muslim).

Dengan demikian, Nabi Muhammad SAW menganjurkan umat Islam untuk berpuasa pada tanggal 10 Muharram sebagai bentuk syukur dan penghormatan terhadap Nabi Musa AS.

Nabi Muhammad SAW menyarankan umat Islam untuk berpuasa pada hari sebelumnya atau sesudahnya agar puasa mereka berbeda dari puasa yang dilakukan oleh orang Yahudi.

Waktu Terbaik Melaksanakan Puasa Asyura Lengkap dengan Niat

Puasa Asyura adalah ibadah yang dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram, namun lebih utama jika digabungkan dengan puasa pada tanggal 9 Muharram, yang dikenal dengan nama puasa Tasu’a.

Hal ini bertujuan untuk membedakan umat Islam dari kebiasaan kaum Yahudi yang hanya berpuasa pada hari ke-10. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, dari Ibnu Abbas RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

لَئِنْ بَقِيتُ إِلَى قَابِِلٍ لَأَصُومَنَّ التَّاسِعَ

Lain bāqītu ilā qābilin la’ṣūmanna at-tāsia‘

"Jika aku masih hidup hingga tahun depan, sungguh aku akan berpuasa pada hari kesembilan." (HR. Muslim No. 1134)

Sayangnya, Nabi Muhammad SAW wafat sebelum sempat melaksanakan puasa pada tanggal 9 Muharram tersebut. Meski demikian, hadits ini tetap menjadi dasar utama sunah untuk berpuasa dua hari berturut-turut, yaitu pada tanggal 9 dan 10 Muharram.

Berikut niat puasa Asyura:

Arab:

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ عَاشُورَاء سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Latin:

Nawaitu shauma yaumi ‘Āsyūrā sunnatan lillāhi ta‘ālā

Artinya:Aku niat puasa sunnah hari Asyura karena Allah Ta’ala.

Niat dilakukan sebelum fajar. Jika lupa, niat boleh dilakukan di pagi hari selama belum makan dan belum melakukan pembatal puasa, karena ini termasuk puasa sunnah.

Keutamaan Puasa Asyura Berdasarkan Hadist

Salah satu keutamaan terbesar dari puasa Asyura adalah pengampunan dosa setahun yang lalu. Hal ini dijelaskan langsung oleh Rasulullah SAW:

صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

Ṣiyāmu yawmi ‘Āshūrā’ aḥtasibu ‘alā Allāhi an yukaffirā as-sana at-ṭī qablahu

"Puasa pada hari Asyura, aku berharap kepada Allah agar dapat menghapus dosa-dosa tahun yang lalu."(HR. Muslim No. 1162)

Imam Nawawi dalam Al-Majmu' Syarh al-Muhadhdhab menjelaskan bahwa puasa Asyura menghapuskan dosa-dosa kecil yang dilakukan oleh seorang Muslim sepanjang tahun sebelumnya, selama dosa tersebut bukanlah dosa besar yang memerlukan taubat khusus.

Hadist ini menjadi motivasi besar bagi kaum Muslimin untuk menjalankan puasa Asyura dengan ikhlas dan penuh keimanan. Pengampunan dosa yang dimaksud dalam hadist ini adalah dosa-dosa kecil, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama.

Hikmah dan Spiritualitas di Balik Puasa Asyura

Puasa Asyura mengajarkan umat Islam untuk selalu bersyukur dan tidak melupakan nikmat Allah, sebagaimana kisah penyelamatan Nabi Musa AS.

Spiritnya adalah keteguhan hati dalam menghadapi ujian hidup. Allah menolong siapa yang bersabar dan berserah diri pada-Nya. Dengan demikian, puasa ini menjadi simbol kesyukuran, kekuatan iman, dan ketulusan ibadah.

Nabi SAW bersabda:

صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاء يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

"Puasa Asyura menghapus dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim)

Ini menunjukkan keutamaannya yang luar biasa. Selain itu, momentum ini menjadi pengingat atas karunia Allah sebagaimana dalam QS. Al-A’raf: 137:

وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ ٱلْحُسْنَىٰ عَلَىٰ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ 

"Dan telah sempurna kalimat Tuhanmu yang terbaik bagi Bani Israil disebabkan kesabaran mereka."

Amalan Tambahan di Hari Asyura

Selain berpuasa, hari Asyura juga dianjurkan untuk memperbanyak amalan kebaikan seperti:

  • Memberi makan fakir miskin
  • Menyantuni anak yatim
  • Mempererat silaturahmi
  • Membaca Al-Qur'an dan berdzikir
  • Bersedekah dan memperbanyak doa

Amalan-amalan ini merupakan bentuk implementasi nilai-nilai syukur dan kasih sayang dalam kehidupan sosial, sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah SAW.

FAQ Seputar Puasa Asyura

1. Apakah puasa Asyura wajib?

Tidak. Puasa Asyura hukumnya sunnah muakkadah, sangat dianjurkan tetapi tidak wajib. Namun, pahalanya sangat besar.

2. Bolehkah hanya berpuasa tanggal 10 Muharram saja?

Boleh. Namun lebih utama jika ditambahkan puasa pada 9 Muharram (Tasu’a) untuk menyelisihi puasa kaum Yahudi.

3. Apakah puasa Asyura bisa menghapus semua dosa?

Puasa Asyura menghapus dosa-dosa kecil selama setahun sebelumnya, sebagaimana disebut dalam hadits sahih. Dosa besar tetap memerlukan taubat nasuha.

4. Apakah wanita haid boleh mengganti puasa Asyura?

Boleh, meskipun puasa sunnah tidak wajib diganti, namun jika ingin tetap mendapat pahala niat dan semangatnya tetap dicatat sebagai amal baik.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |