Liputan6.com, Jakarta Takbiratul ihram merupakan ucapan pembuka dalam sholat yang mengawali seluruh rangkaian ibadah. Dengan mengucapkan “Allahu Akbar,” seorang Muslim menyatakan dirinya memasuki kondisi khusus untuk beribadah, meninggalkan segala urusan duniawi demi fokus kepada Allah SWT.
Sebagai salah satu rukun sholat, takbiratul ihram memiliki kedudukan penting dan tidak boleh ditinggalkan. Sholat tidak sah tanpa takbir ini, sehingga pelaksanaannya harus dilakukan dengan niat yang benar, posisi tubuh yang tepat, dan penuh kekhusyukan.
Lebih dari sekadar lafaz pembuka, takbiratul ihram juga mencerminkan bentuk kepasrahan dan pengagungan kepada Allah SWT. Ketika takbir ini dilafalkan, hati dan pikiran seharusnya turut tunduk dalam ketenangan, sebagai awal dari komunikasi yang khusyuk antara hamba dan Tuhannya.
Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang takbiratul ihram, Rabu (2/7/2025).
Itu sebabnya saat berbuka, yang berpuasa bergembira bukan karena hidangan telah tersedia, tapi karena meraih kemenangan melawan nafsunya.
Lafadz Takbiratul Ihram yang Benar
Lafadz yang benar untuk takbiratul ihram menurut jumhur ulama (mayoritas ulama) adalah “Allahu Akbar” (اللهُ أَكْبَرُ). Ungkapan ini tidak hanya merupakan bagian penting dari tata cara sholat, tetapi juga menandai masuknya seorang Muslim ke dalam keadaan suci dan penuh khusyuk untuk beribadah kepada Allah SWT. Kalimat ini menggambarkan pengakuan mutlak atas keagungan dan kebesaran Allah di atas segala hal duniawi.
Meskipun terdapat pendapat dari sebagian kecil ulama, khususnya dalam mazhab Hanafiyah, yang membolehkan mengganti lafadz ini dengan dzikir lain yang mengandung unsur pengagungan kepada Allah—seperti Subhanallah, Alhamdulillah, La ilaha illallah, atau Allahu Kariim—namun pandangan ini dianggap lemah dan tidak populer di kalangan ulama lintas mazhab.
Dengan melafadzkan “Allahu Akbar” secara tepat saat takbiratul ihram, seorang Muslim tidak hanya memenuhi rukun sah sholat, tetapi juga menegaskan niat tulus untuk menyembah Allah SWT dengan sepenuh hati dan kesadaran penuh akan kebesaran-Nya.
Mengutip dari kajian yang dipublikasikan di AKADEMIK: Jurnal Mahasiswa Humanis Vol. 5, No. 2, Mei 2025 dijelaskan takbiratul ihram dengan mengucapkan "Allahu Akbar" adalah rukun kedua.Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar, Rasulullah SAWmengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu saat takbir. Hal ini juga dilakukansaat bertakbir untuk rukuk, tetapi tidak saat sujud atau bangun dari sujud (HR.Bukhari, Nasa’i, Baihaqi).
Mengutip buku berjudul Fiqih Bacaan Shalat Disertai dengan Faedah-faedah Penting yang Berhubungan Dengannya (2024) oleh Abu Khaira Sumarna, B.Sh., Lc., MA dijelaskan takbiratul ihram adalah salah satu rukun qauli (jenis ucapan) dalam shalat. Lafaz takbiratul ihram diucapkan secara lirih oleh seorang munfarid (orang shalat sendiri) dan makmum, sedangkan imam membacanya dengan keras agar makmum yang di belakang mendengarkan takbiratul ihram imam (Fiqih Alfaz Ash-Shalat, karya Ali Abdullah Al-Ghanim, hal 17)
Tata Cara Takbiratul Ihram yang Sesuai Sunnah
Mengutip kajian yang dipublikasikan di Jurnal Penelitian Fisika dan Terapannya (Jupiter), 1 (2), 2020 dijelaskan menurut bahasa, shalat mempunyai arti berdo’a untuk kebaikan. Sedangkan menurut istilah ahli fiqh, shalat adalah ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat tertentu. Shalat adalah amal perbuatan manusia yang pertama kali akan dihisab di hari Kiamat.
Mendirikan shalat ialah berharap hati kepada Allah sebagai ibadah, dengan penuh kekhusyukan dan keikhlasan di dalam beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat dan rukun-rukun yang telah ditentukan.
Takbiratul ihram merupakan rukun pertama dalam shalat yang menandai dimulainya ibadah secara resmi. Oleh karena itu, pelaksanaannya harus memperhatikan beberapa ketentuan penting agar sah dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
1. Bacaan
Lafadz yang harus diucapkan adalah “Allahu Akbar” dengan pelafalan yang benar dan jelas. Bagi imam, bacaan ini disuarakan keras agar terdengar oleh makmum. Sedangkan bagi makmum, cukup dilafalkan dengan suara pelan yang terdengar oleh dirinya sendiri. Tidak diperkenankan mengganti lafadz ini dengan kalimat lain, karena menurut jumhur ulama, lafadz tersebut merupakan syarat sahnya takbiratul ihram.
2. Posisi
Takbiratul ihram wajib dilakukan dalam posisi berdiri tegak sempurna bagi yang mampu, sebagai bentuk kesiapan fisik dan mental dalam menghadap Allah SWT. Jika dilakukan dalam posisi selain berdiri (seperti rukuk atau duduk tanpa udzur), maka shalat dianggap tidak sah. Namun, bagi yang tidak mampu berdiri karena sakit atau uzur syar’i, diperbolehkan melakukannya sesuai kemampuan.
3. Gerakan
Mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau telinga saat melafadzkan takbir adalah sunnah muakkad (sunnah yang dianjurkan kuat). Gerakan ini mencerminkan kerendahan hati dan kesiapan total untuk memulai shalat. Telapak tangan dibuka menghadap kiblat, dengan jari-jari direnggangkan sewajarnya—tidak terlalu rapat atau terlalu lebar.
Dalil Kewajiban Takbiratul Ihram dalam Shalat
Takbiratul ihram merupakan salah satu rukun shalat yang paling utama dan tidak boleh ditinggalkan. Kewajibannya didasarkan pada sabda Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi:
"Kunci shalat adalah bersuci, memulainya dengan takbir, dan mengakhirinya dengan salam."
Hadits ini menegaskan bahwa takbiratul ihram adalah gerbang masuk ke dalam shalat. Ia menjadi pembeda antara aktivitas biasa dan ibadah shalat. Oleh karena itu, shalat tidak akan dianggap sah tanpa diawali dengan takbiratul ihram yang sah secara syariat.
Dengan pemahaman ini, setiap Muslim dituntut untuk memahami bacaan dan tata cara takbiratul ihram dengan benar, mulai dari lafadz yang wajib diucapkan hingga posisi dan gerakan yang menyertainya.
Q & A Seputar Topik
Apa itu takbiratul ihram dalam shalat?
Takbiratul ihram adalah ucapan "Allahu Akbar" yang dilafalkan di awal shalat sebagai penanda masuknya seseorang ke dalam ibadah shalat. Takbir ini merupakan rukun shalat, sehingga wajib dilakukan agar shalat sah.
Apa bacaan takbiratul ihram yang benar menurut jumhur ulama?
Bacaan takbiratul ihram yang disepakati oleh jumhur ulama adalah "Allahu Akbar" (اللهُ أَكْبَرُ). Pendapat lain yang membolehkan lafaz dzikir lain (seperti “Subhanallah” atau “Alhamdulillah”) dianggap lemah dan tidak dianjurkan.
Bagaimana tata cara melakukan takbiratul ihram secara benar?
Berikut tata cara takbiratul ihram:
- Niat dalam hati untuk melaksanakan shalat.
- Berdiri tegak bagi yang mampu.
- Melafalkan “Allahu Akbar” dengan jelas. Imam mengeraskan suaranya, makmum cukup lirih terdengar sendiri.
- Mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau telinga dengan jari-jari terbuka alami, menghadap kiblat.
- Setelah itu, meletakkan tangan di dada, tangan kanan di atas tangan kiri.
Apakah mengangkat tangan saat takbiratul ihram wajib?
Tidak wajib, namun sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan). Jika tidak dilakukan, shalat tetap sah. Namun karena Rasulullah SAW selalu melakukannya, sebaiknya tetap diamalkan.
Apa dalil dari hadits tentang gerakan takbiratul ihram?
Dalilnya terdapat dalam hadits riwayat Bukhari dari Abdullah bin Umar RA:
“Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya sejajar dengan bahu ketika bertakbir untuk shalat.” (HR. Bukhari) Hadits ini juga menyebutkan bahwa gerakan mengangkat tangan dilakukan saat takbiratul ihram, rukuk, dan bangkit dari rukuk.
Apa yang membatalkan shalat terkait takbiratul ihram?
Jika seseorang tidak melafalkan takbiratul ihram dengan benar, atau mengucapkannya dalam posisi tidak berdiri (tanpa uzur), maka shalatnya tidak sah karena tidak memenuhi salah satu rukun utama.