Tata Cara Shalat Duduk yang Benar Sesuai Tuntunan Islam, Lengkap Bacaan Doanya

4 days ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Mengetahui tata cara shalat duduk yang benar, lengkap bacaan doanya penting bagi yang sedang uzur. Uzur yang dimaksud dalam hukum Islam adalah halangan yang dibenarkan syariat.

Bagi orang sakit, misalnya, shalat duduk menjadi alternatif saat dia tidak bisa berdiri. Pasalnya, berdiri merupakan salah satu rukun shalat, bagi yang mampu. Sedangkan  yang tidak mampu bisa shalat dengan duduk atau berbaring. Orang sakit tetap berkewajiban sholat fardhu lima waktu.

"Selama akal dan ingatannya masih sadar wajib mengerjakan sholat," demikian dikutip dari penjelasan Moh. Rifai dalam Buku Risalah Tuntunan Sholat Lengkap, Sabtu (23/8/2025).

Dalil mengenai shalat duduk ditemukan dalam berbagai hadis. Salah satunya adalah hadis riwayat Ibnu Buraidah yang dikutip Muhammad Bagir dalam bukunya, Fiqih Praktis. Berikut sabda Rasulullah, yang artinya: "Aku menderita penyakit wasir, lalu aku bertanya tentang sholat (dalam kondisi sakit) kepada Nabi Muhammad SAW, kemudian beliau menjawab, 'Sholatlah dengan berdiri, bila tidak mampu maka dengan duduk, dan bila tidak mampu maka dengan tidur miring,".

Hadits tersebut merupakan penjelasan lebih lanjut dari firman Allah SWT dalam petikan Al-Qur'an Al-Baqarah ayat 286, yang artinya: "Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya....,". (QS. Al-Baqarah: 286).

Berikut ini adalah tata cara shalat duduk yang benar lengkap bacaan doanya.

Tata Cara Shalat Duduk yang Benar

Tata cara sholat sambil duduk secara rukun atau fardhu sholat tidak berbeda dengan rukun sholat pada umumnya. Yang berbeda hanyalah berdiri dan duduknya. Sementara, rukun sholat hingga bacaan sholatnya sama.

Secara prinsip, cara sholat sambil duduk ini dijelaskan Syaikh Sa’ad bin Turki Al-Khatslan dan Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dalam buku Tata Cara Shalat Lengkap yang Dicintai Allah dan Rasulullah yang disusun oleh Yoli Hemdi.

Tata cara shalat duduk bagi orang yang tidak mampu berdiri:

Orang yang tidak mampu berdiri, maka shalatnya sambil duduk. Dengan ketentuan sebagai berikut:

  1. Yang paling utama adalah dengan cara duduk bersila. Namun jika tidak memungkinkan, maka dengan cara duduk apapun yang mudah untuk dilakukan (misalnya duduk bersimpuh, atau duduk di kursi)
  2. Duduk menghadap ke kiblat. Jika tidak memungkinkan untuk menghadap kiblat maka tidak mengapa.
  3. Cara bertakbir dan bersedekap sama sebagaimana ketika shalat dalam keadaan berdiri. Yaitu tangan di angkat hingga sejajar dengan telinga dan setelah itu tangan kanan diletakkan di atas tangan kiri.
  4. Cara rukuknya dengan membungkukkan badan sedikit, ini merupakan bentuk imaa` sebagaimana dalam hadits Jabir. Kedua telapak tangan di lutut.
  5. Cara sujudnya sama sebagaimana sujud biasa jika memungkinkan. Jika tidak memungkinkan maka, dengan membungkukkan badannya lebih banyak dari ketika rukuk.
  6. Cara tasyahud dengan meletakkan tangan di lutut dan melakukan tasyahud seperti biasa.

Setelah mengetahui prinsipnya, mari kita masuk ke tata cara sholat dan bacaan doanya.

Niat dan Tata Cara Sholat Duduk yang Benar Lengkap Bacaannya

Secara prinsip, bacaan niat dan sholat sambil duduk sama dengan berdiri, berikut uraiannya, dengan contoh sholat maghrib. Perlu dicatat, cara yang sama bisa dilakukan untuk sholat lainnya, baik fardhu maupun sunnah, hanya berbeda jumlah rakaatnya saja.

1. Niat

Bacaan niat sholat maghrib

أُصَلِّى فَرْضَ المَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لله تَعَالَ

Arab Latin: Ushalli fardhal maghribi salasa’ raka’aatin mustqbilal qiblati adaa-an (ma’mumam/imaaman) lillaahi ta’aalaa.

Artinya: "Saya berniat sholat fardu magrib tiga rakaat menghadap kiblat (atau Ma'mum/Imam) karena Allah Ta'ala.

2. Takbiratul Ihram

اللهُ اَكْبَرُ

“Allaahu akbar”,

Artinya: Allah Maha Besar

Mengucapkan takbiratul ihram Allahu Akbar, sembari di dalam hati berniat melaksanakan sholat karena Allah Ta'aala.

2. Bacaan Doa Iftitah

اللهُ اَكْبَرُ كَبِرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَشِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا . اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْااَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ . اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ . لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْتُ وَاَنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

Arab Latin: Allaahu akbar kabiiraw walhamdu lillaahi katsiira wa subhaanallaahi bukrataw wa'ashiila. Wajjahtu wajhiya lilladzii fataras samawaati wal ardha, haniifam muslimaw wamaa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil aalamiin. laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiin.

Artinya : "Allah maha besar, maha sempurna kebesaran-Nya. Segala puji bagi Allah, pujian yang sebanyak-banyaknya. Dan maha suci Allah sepanjang pagi dan petang. Kuhadapkan wajahku kepada zat yang telah menciptakan langit dan bumi dengan penuh ketulusan dan kepasrahan dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku semuanya untuk Allah, penguasa alam semesta. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan demikianlah aku diperintahkan dan aku termasuk orang-orang yang muslim."

3. Membaca Al-Fatihah

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙمٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗاِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗاِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙصِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ

Arab Latin: Bismillahir rahmaa nirrahiim. Alhamdu lilla hi rabbil 'alamin. Ar rahmaanirrahiim. Maaliki yaumiddiin. Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin. Ihdinash shirraatal musthaqiim. Shiraathal ladziina an'amta 'alaihim ghairil maghduubi 'alaihim waladh-dhaalliin.

Artinya : "Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang. Segala puji bagi Allah, tuhan seluruh alam, yang maha pengasih, maha penyayang, pemilik hari pembalasan. Hanya kepada engkaulah kami menyembah dan hanya kepada engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus (yaitu) jalan orang-orang yang telah engkau beri nikmat kepadanya, bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”

4. Membaca surat pendek dalam Al Quran. Misalnya Surat An-Naas

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ. مَلِكِ النَّاسِۙ. اِلٰهِ النَّاسِۙ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ. الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ࣖ

Bacaan Latin: Qul a‘ūżu birabbin-nās(i). Malikin-nās(i). Min syarril-waswāsil-khannās(i). Allażī yuwaswisu fī ṣudūrin-nās(i). Minal jinnati wan-nās(i).

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan manusia, raja manusia, sembahan manusia. dari kejahatan (setan) pembisik yang bersembunyi. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.”.

5. Rukuk dan Bacaan doanya

سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ

Arab Latin: Subhaana robbiyal 'adziimi wabihamdih (dibaca sebanyak 3 kali)

Artinya: " Maha suci tuhan yang maha agung serta memujilah aku kepadanya."

6. Doa I’tidal

سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

Arab Latin: Sami'allaahu liman hamidah

Artinya: "Allah maha mendengar terhadap orang yang memujinya."

7. Bacaan Doa I'tidal

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَىْءٍ بَعْدُ

Arab Latin: Robbanaa lakal hamdu mil us samawaati wamil ul ardhi wamil u maa syi'ta min syain ba'du.

Artinya: "Ya Allah tuhan kami, bagimu segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh sesuatu yang engkau kehendaki sesudah itu."

8. Sujud dan bacaan doanya

سُبْحَانَ رَبِّىَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Arab Latin: Subhaana robbiyal a'la wabihamdih. (Dibaca sebanyak 3 kali)

Artinya: "Maha suci tuhan yang maha tinggi serta memujilah aku kepadanya."

8. Bacaan Duduk di Antara Dua Sujud

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي وَعَافَنِي وَاعْفُ عَنِّي

Arab Latin: Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii.

Artinya: "Ya Allah ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku, cukupkanlah segala kekurangan dan angkatlah derajatku, berilah rizki kepadaku, berilah aku petunjuk, berilah kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku."

9. Bangkit untuk masuk ke rakaat kedua

10. Membaca surat Al Fatihah (sama dengan di atas)

11. Membaca surat pendek dalam Al Quran, misalnya Surat Al-Ikhlas

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ. اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ. وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌࣖ

Qul huwallāhu aḥad(un). allâhush-shamad. lam yalid wa lam yûlad. wa lam yakul lahû kufuwan aḫad

Artinya: Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.”

12. Rukuk

13. Iktidal

14. Sujud pertama

15. Duduk di antara dua sujud

16. Sujud kedua

Dilanjut Tasyahud Awal dan Bacaan Doanya

17. Tasyahud Awal dan Bacaan Doanya

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ

Arab Latin: Attahiyyaatul mubaarokaatush sholawaatuth thoyyibaatu lillaah. Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu wa rohmatullahi wa barokaatuh. Assalaaamu'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shoolihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadar rosuulullah. Allahumma sholli 'alaa muhammad.

Artinya: "Segala penghormatan, keberkahan, salawat dan kebaikan hanya bagi Allah. Semoga salam sejahtera selalu tercurahkan kepadamu wahai nabi, demikian pula rahmat Allah dan berkah-Nya dan semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad."

18. Bangkit untuk rakaat ketiga

19. Membaca Surat Al-Fatihah

20. Rukuk

21. Iktidal

22. Sujud pertama

23. Duduk di antara dua sujud

24. Sujud kedua

25. Tasyahud Akhir dan bacaanya

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

Arab Latin: Allahumma sholli 'alaa muhammad wa 'alaa aali muhammad kamaa shollaita 'alaa ibroohim wa 'alaa aali ibroohimm innaka hamiidum majiid. Alloohumma baarik 'alaa muhammad wa 'alaa aali muhammad kamaa baarokta 'alaa ibroohim wa 'alaa aali ibroohimm innaka hamiidum majiid.

Artinya: "Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana engkau telah memberikan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya engkau maha terpuji lagi maha mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana engkau telah memberikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya engkau maha terpuji lagi maha mulia."

10. Salam

ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

Arab Latin: Assalaamu alaikum wa rahmatullah.

Artinya: "Semoga keselamatan dan rahmat Allah dilimpahkan kepadamu."

Ketentuan Sholat sambil Duduk apabila Sakit

Batasan kebolehan shalat dengan posisi duduk didasarkan pada masyaqqat syadidah (kesulitan berat) yang dirasakan yaitu kesulitan yang pada umumnya seseorang tidak sanggup menanggung/menahan, walau kesulitan itu belum mencapai batas uzur kebolehan bertayammum.

Syaikh Sa'id bin Muhammad Ba 'Ali Ba 'Asyan al-Daw'ani al-Hadhrami dalam Kitab Busyra al-Karim bi Syarh Masail al-Ta’lim menjelaskan, dalam batasan masyaqqat syadidah para ulama berbeda pendapat:

1. Menurut Ibnu Hajar tidak sekadar masyaqqat yang menghilangkan kekhusyukan bahkan harus lebih dari itu.

2. Menurut Muhammad Ramli adalah masyaqqat yang sudah sampai menghilangkan kekhusyukan.

3. Menurut As-Syarqawi adalah masyaqqat yang menghilangkan kesempurnaan khusyuk.

Ulama tidak memberikan ketentuan perihal posisi duduk pengganti rukun berdiri sehingga seseorang boleh duduk di kursi, namun yang utama adalah duduk iftirasy (duduk sebagaimana tasyahhud awwal).

Harus dimengerti bahwa duduk adalah penganti rukun berdiri sehingga posisi duduk hanya boleh dilakukan di saat benar-benar merasakan masyaqqat jika shalat dengan posisi berdiri.

Orang yang shalat duduk di atas kursi, tetapi masih mampu rukuk dan sujud sebagaimana mestinya wajib melakukan rukuk dan sujud sehingga rukuk dan sujud tidak cukup hanya isyarat membungkuk dengan tetap duduk di kursi.

Bahkan jika duduk di lantai dengan posisi apapun, ia malah mampu melakukan rukuk dan sujud dengan sempurna. Tetapi jika duduk di kursi tidak dapat turun dari kursi untuk sujud di lantai, maka ia wajib duduk di lantai dan tidak diperbolehkan duduk di kursi.

People also Ask:

1. Tata Cara shalat duduk yang benar?

Tata cara sholat duduk dimulai dengan niat di hati, kemudian takbiratul ihram (mengangkat tangan) dan bersedekap. Lanjutkan membaca doa iftitah, Al-Fatihah, dan surat pendek, lalu rukuk dengan membungkukkan badan sedikit, dan lakukan sujud (jika tidak bisa, cukup dengan isyarat kepala) seperti pada sholat biasa. Lakukan duduk di antara dua sujud dan sujud kembali, sebelum duduk tasyahud dan mengakhiri sholat dengan salam.

2. Bagaimana posisi duduk yang benar saat shalat?

Posisi duduk saat salat. Disunnahkan untuk meletakkan kaki kiri dan duduk di atasnya, serta menjaga kaki kanan tetap tegak dengan ujung jari kaki menghadap kiblat .19 Mar 2023

3. Apa doa sholat duduk diantara dua sujud?

Bacaan duduk di antara dua sujud adalah "Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii". Doa ini berisi permohonan ampunan, rahmat, kecukupan, mengangkat derajat, rezeki, petunjuk, kesehatan, dan maaf dari Allah SWT.

4. Bagaimana ketentuan orang yang salat dalam keadaan duduk?

Sholat duduk, atau sholat sambil duduk, diperbolehkan dalam Islam jika ada udzur (halangan) yang menghalangi seseorang untuk berdiri. Beberapa syarat yang perlu diperhatikan antara lain: adanya kesulitan berat saat berdiri, kekhawatiran memperparah penyakit atau menunda kesembuhan jika dipaksakan berdiri, merasa pusing atau tidak mampu menjaga keseimbangan saat berdiri, sedang dalam perjalanan yang sulit untuk berhenti, atau kondisi darurat lainnya.

Sumber Referensi:

  • Buku Risalah Tuntunan Sholat Lengkap, Moh. Rifai
  • Buku Fiqih Praktis, Muhammad Bagir
  • Buku Tata Cara Shalat Lengkap yang Dicintai Allah dan Rasulullah, Yoli Hemdi
  • Kitab Busyra al-Karim bi Syarh Masail al-Ta’lim, Syaikh Sa'id bin Muhammad Ba 'Ali Ba 'Asyan al-Daw'ani al-Hadhrami
  • Qur'an.kemenag.go.id
Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |