Subhana Rabbiyal Adzimi Wabihaamdih Adalah Bacaan Tasbih Saat Rukuk, Ketahui Maknanya

4 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Subhana rabbiyal adzimi wabihamdih merupakan salah satu bacaan dzikir yang sangat penting dalam pelaksanaan shalat umat Islam. Kalimat tasbih ini secara khusus dibaca ketika seorang muslim melakukan gerakan rukuk dalam shalatnya.

Hukum membaca subhana rabbiyal adzimi wabihamdih saat rukuk adalah sunnah, namun sangat dianjurkan untuk diamalkan dalam setiap shalat. Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk membaca tasbih ini minimal tiga kali ketika berada dalam posisi rukuk.

Menurut Kitab Aunul Ma'bud karya Imam Abadi, hadist yang diriwayatkan Abu Dawud dari Abdullah bin Mas'ud mengindikasikan bahwa seseorang tidak akan mendapat kesunnahan jika membaca tasbih ketika rukuk kurang dari tiga kali. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Senin (1/9/2025).

Subhana Rabbiyal Adzimi Wabihamdih: Bacaan Arab, Latin, dan Terjemah

Bacaan tasbih "Subhana Rabbiyal Adzimi Wabihamdih" adalah salah satu dzikir yang diucapkan ketika seorang Muslim melakukan gerakan rukuk dalam salat. Bacaan ini merupakan bentuk pengagungan kepada Allah SWT yang Maha Agung dan Maha Terpuji.

Memahami bacaan ini dalam tulisan Arab, Latin, dan terjemahannya sangat penting bagi umat Muslim. Hal ini membantu dalam menghayati makna setiap kata yang diucapkan saat beribadah.

Berikut adalah tulisan Arab, Latin, dan terjemahan dari bacaan "Subhana Rabbiyal Adzimi Wabihamdih":

  • Tulisan Arab: سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
  • Latin: Subhaana robbiyal 'adziimi wabihamdih
  • Terjemah: "Maha Suci Rabbku yang maha Agung dan maha terpuji."

Terdapat juga varian bacaan yang lebih pendek tanpa kata "wabihamdih":

  • Tulisan Arab: سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ
  • Latin: Subhana rabbiyal adzimi
  • Terjemahan: "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung"

Menurut Kitab Sifat Shalat Nabi S.A.W. karya Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, kedua varian bacaan ini pernah diamalkan oleh Rasulullah SAW dalam shalatnya. Bacaan subhana rabbiyal adzimi wabihamdih yang lebih lengkap memberikan makna pujian yang lebih sempurna kepada Allah SWT.

Para ulama sepakat bahwa bacaan tasbih rukuk ini merupakan bentuk pengagungan kepada Allah yang dilakukan dalam posisi merendahkan diri. Posisi rukuk yang membungkuk melambangkan kerendahan hati seorang hamba di hadapan keagungan Tuhannya.

Makna Mendalam Subhana Rabbiyal Adzimi Wabihamdih

Makna subhana rabbiyal adzimi wabihamdih mengandung dua unsur utama yakni tasbih dan tahmid. Kata "subhana" berarti mensucikan Allah dari segala kekurangan dan kelemahan yang tidak pantas bagi-Nya. Sementara "rabbiyal adzimi" menunjukkan pengakuan terhadap keagungan Allah sebagai Tuhan yang memiliki sifat-sifat kesempurnaan.

Kata "wabihamdih" dalam bacaan ini menambahkan dimensi pujian dan syukur kepada Allah. Kombinasi tasbih dan tahmid menciptakan dzikir yang sempurna dalam mengagungkan Allah SWT. Makna filosofis dari bacaan ini adalah pengakuan hamba bahwa hanya Allah yang layak diagungkan dan dipuji.

Hikmah dari membaca subhana rabbiyal adzimi wabihamdih saat rukuk adalah untuk menyelaraskan gerakan fisik dengan kondisi spiritual. Posisi rukuk yang membungkuk secara fisik diimbangi dengan pengagungan kepada Allah secara lisan dan hati. Hal ini menciptakan harmoni antara dimensi lahir dan batin dalam beribadah.

Menurut buku Kamu Hobby Tapi Agama Melarang karya Abu Syahidah, kalimat subhana rabbiyal adzimi wabihamdih harus dibaca dalam keadaan tenang dan tidak terburu-buru. Rasulullah SAW melarang umatnya melakukan gerakan rukuk seperti ayam mematuk makanannya, yang menunjukkan pentingnya kekhusyukan dalam beribadah.

Dalil dan Hadist tentang Bacaan Tasbih Rukuk

Dasar hukum membaca subhana rabbiyal adzimi wabihamdih saat rukuk bersumber dari hadist shahih yang diriwayatkan oleh para perawi terpercaya. Abdullah bin Mas'ud meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda tentang bacaan minimal saat rukuk dan sujud.

Hadist dari Abu Dawud: إذَا رَكَعَ أحَدُكُم فَلْيَقُلْ ثَلاَثَ مَرّاتٍ: سُبْحَانَ رَبّيَ الْعَظِيمِ ثَلاَثاً، وَذَلِكَ أدْنَاهُ

"Jika salah satu dari kamu rukuk, maka ucapkanlah Subhana rabbiyal adzimi tiga kali, dan itu adalah batas minimal." (HR. Abu Dawud)

Hadist ini menunjukkan bahwa membaca tasbih rukuk tiga kali merupakan standar minimal yang dianjurkan. Imam Abadi dalam Kitab Aunul Ma'bud menjelaskan bahwa seseorang tidak akan mendapat kesunnahan jika membaca kurang dari tiga kali.

Menurut riwayat dari Ummul Mukminin Aisyah RA, Rasulullah SAW ketika rukuk tidak mengangkat atau menundukkan kepala secara berlebihan, tetapi menjaga keseimbangan posisi. Hal ini menunjukkan pentingnya menjaga adab dan tata cara yang benar saat membaca subhana rabbiyal adzimi wabihamdih.

Tata Cara Rukuk yang Benar Menurut Sunnah

  1. Bertakbir ketika akan rukuk - Memulai gerakan rukuk dengan mengangkat kedua tangan hingga sejajar pundak sambil bertakbir
  2. Memegang kedua lutut dengan kedua tangan - Posisi tangan memegang lutut dengan jari-jemari direnggangkan
  3. Meluruskan punggung - Menjaga punggung tetap lurus dengan kepala seimbang, tidak menunduk atau mendongak berlebihan
  4. Membaca bacaan rukuk - Mengucapkan subhana rabbiyal adzimi wabihamdih minimal tiga kali dengan tenang
  5. Menjaga ketenangan - Tidak terburu-buru dalam melakukan gerakan rukuk seperti yang dilarang Rasulullah SAW

Kitab Sifat Shalat Nabi S.A.W. karya Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani menekankan bahwa tata cara rukuk harus mengikuti contoh yang diajarkan Rasulullah SAW. Setiap gerakan memiliki hikmah dan makna spiritual yang mendalam.

Hadist dari Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban menyebutkan: "Jika engkau rukuk letakkanlah kedua tanganmu di atas lututmu. Kemudian renggangkanlah jari-jarimu sampai tulang belakangmu menjadi mapan ditempatnya."

Perbedaan Bacaan Rukuk dan Sujud dalam Islam

Subhana rabbiyal adzimi wabihamdih khusus dibaca saat rukuk, berbeda dengan bacaan saat sujud. Perbedaan ini memiliki makna teologis yang mendalam dalam memahami kedudukan hamba di hadapan Allah SWT.

Saat rukuk, bacaan yang dibaca adalah "Subhana rabbiyal adzimi" atau "Subhana rabbiyal adzimi wabihamdih" yang berarti mensucikan Allah Yang Maha Agung. Sementara saat sujud, bacaan yang dibaca adalah "Subhana rabbiyal a'la" yang berarti mensucikan Allah Yang Maha Tinggi.

Perbedaan ini menunjukkan gradasi dalam pengagungan kepada Allah. Rukuk sebagai posisi membungkuk menggunakan sifat "al-Adzim" (Maha Agung), sedangkan sujud sebagai posisi paling merendah menggunakan sifat "al-A'la" (Maha Tinggi). Hal ini mencerminkan semakin rendah posisi hamba, semakin tinggi pengakuan terhadap keagungan Allah.

Menurut penelitian dalam Jurnal Studi Keislaman yang diterbitkan oleh UIN Sunan Kalijaga, perbedaan bacaan ini memiliki makna psikologis dalam membentuk kesadaran spiritual muslim. Setiap gerakan shalat dirancang untuk menciptakan pengalaman spiritual yang holistik.

Kesalahan Umum dalam Membaca Bacaan Rukuk

Beberapa kesalahan yang sering terjadi saat membaca subhana rabbiyal adzimi wabihamdih antara lain terburu-buru dalam membaca, salah pelafalan, dan tidak menjaga ketenangan posisi rukuk. Kesalahan-kesalahan ini dapat mengurangi kualitas spiritual dalam beribadah.

Kesalahan pertama adalah membaca terlalu cepat seperti yang dilarang dalam hadist tentang larangan rukuk seperti ayam mematuk. Rasulullah SAW menekankan pentingnya ketenangan dalam setiap gerakan shalat. Membaca subhana rabbiyal adzimi wabihamdih harus dilakukan dengan tempo yang wajar agar makna dapat diresapi.

Kesalahan kedua adalah salah dalam pelafalan kata-kata Arab, terutama pada huruf-huruf yang memiliki karakteristik khusus. Belajar tajwid dan makhraj huruf sangat penting untuk memastikan bacaan dzikir diucapkan dengan benar. Kesalahan pelafalan dapat mengubah makna dari bacaan tersebut.

Kesalahan umum lainnya adalah tidak menjaga posisi rukuk yang benar. Posisi punggung harus lurus dan kepala seimbang agar bacaan subhana rabbiyal adzimi wabihamdih dapat dibaca dengan optimal.

Daftar Sumber

  • Kitab Aunul Ma'bud - Imam Abadi
  • Kitab Sifat Shalat Nabi S.A.W. - Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani
  • Syahidah, Abu (2007). Kamu Hobby Tapi Agama Melarang: 137 Kesalahan yang disukai remaja tapi dilarang agama. Publisher: Gen Mirqat. ISBN: 9786028091091
  • Jurnal Studi Keislaman - UIN Sunan Kalijaga
  • HR. Abu Dawud

FAQ

1. Apa arti dari subhana rabbiyal adzimi wabihamdih? Artinya adalah "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan dengan memuji-Nya."

2. Kapan waktu yang tepat membaca subhana rabbiyal adzimi wabihamdih? Bacaan ini dibaca saat melakukan gerakan rukuk dalam shalat.

3. Berapa kali minimal membaca tasbih rukuk ini? Minimal dibaca tiga kali sesuai hadist Rasulullah SAW.

4. Apakah hukum membaca subhana rabbiyal adzimi wabihamdih saat rukuk? Hukumnya adalah sunnah, sangat dianjurkan namun tidak wajib.

5. Bolehkah membaca lebih dari tiga kali? Ya, boleh membaca lebih dari tiga kali sesuai kemampuan dan waktu yang tersedia.

6. Apa perbedaan dengan bacaan saat sujud? Saat sujud dibaca "subhana rabbiyal a'la" bukan "subhana rabbiyal adzimi."

7. Bagaimana jika salah pelafalan dalam membaca? Sebaiknya belajar tajwid yang benar agar pelafalan sesuai dengan yang diajarkan. 

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |