Tata Cara Sholat Jenazah, Lengkap Penjelasan Syarat Sah hingga Keutamaan

2 months ago 25

Liputan6.com, Jakarta Memahami tata cara sholat jenazah penting bagi setiap Muslim sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada orang yang telah wafat. Ibadah ini merupakan kewajiban kolektif yang dilaksanakan dengan niat dan tata tertib tertentu.

Berbeda dengan sholat lima waktu, tata cara sholat jenazah tidak melibatkan ruku dan sujud. Ibadah ini dilakukan dengan beberapa takbir serta bacaan khusus yang ditujukan untuk mendoakan almarhum.

Mengetahui tata cara sholat jenazah membantu kita menjalankan kewajiban dengan benar. Selain itu, ini menjadi bentuk kepedulian dan solidaritas sesama umat Islam dalam menghadapi kematian. Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber penjelasan lengkap tata cara sholat jenazah.

Hukum Sholat Jenazah

Melansir dari jurnal ilmiah yang dipublikasikan di Jurnal Al-Bayan / VOL. 22 NO. 34 JULI - DESEMBER 2016 berjudul Konsep Mati dan Hidup dalam Islam, mati menjadi titik pemisah di antara dua perkara, yakni masa, keadaan dan kehidupan dunia menuju kepada masa, keadaan dan kehidupan akhirat yang abadi. la bertindak sebagai pintu ke alam akhirat (hayah al-akhirah).

Hukum sholat jenazah adalah fardhu kifayah, yaitu kewajiban kolektif yang dibebankan kepada umat Muslim dalam satu komunitas atau wilayah. Jika ada sebagian orang yang telah melaksanakannya, maka kewajiban itu gugur bagi yang lain. Sebaliknya, jika tidak seorang pun yang melakukannya, maka seluruh umat Muslim di lingkungan tersebut akan menanggung dosa karena telah mengabaikan kewajiban kolektif.

Hukum ini menunjukkan betapa pentingnya solidaritas dalam Islam, bahkan setelah seseorang meninggal dunia. Pelaksanaan sholat jenazah menjadi bentuk kasih sayang dan doa terakhir dari umat Islam untuk memohonkan ampunan dan rahmat Allah bagi si mayit. Oleh karena itu, meski hukumnya bukan fardhu ‘ain (kewajiban individu), keutamaan dan urgensinya tetap tinggi dalam kehidupan bermasyarakat.

Syarat Sah Sholat Jenazah

Mengutip dari buku karya Komarudin Hidayat berjudul Psikologi Kematian Mengubah Ketakutan Menjadi Optimisme, semua fase-fase kehidupan adalah merupakan rangkaian skenario Tuhan agar hamba-hamba-Nya bisa mengenyam makna kebebasan dan perjuangan yang dari sana seseorang akan mengenyam makna kebahagiaan sejati.

Berikut ini syarat sah sholat jenazah:

A. Syarat Sah bagi Orang yang Mensholatkan Jenazah

1. Suci dari hadas kecil dan hadas besar

Orang yang akan mensholatkan jenazah wajib dalam keadaan suci, baik dari hadas kecil (misalnya karena buang air atau tidur) maupun hadas besar (misalnya karena junub atau haid). Wudhu atau mandi wajib harus dilakukan terlebih dahulu sebelum mengikuti sholat jenazah, sebagaimana halnya dalam sholat-sholat lainnya.

2. Bebas dari najis pada badan, pakaian, dan tempat sholat

Tidak boleh ada najis yang menempel di tubuh, pakaian, maupun tempat di mana ia melaksanakan sholat. Kebersihan adalah bagian dari iman, dan merupakan syarat mutlak dalam pelaksanaan setiap sholat.

3. Menutup aurat sesuai dengan syariat

Bagi laki-laki, aurat yang harus ditutup adalah dari pusar hingga lutut. Sedangkan bagi perempuan, seluruh tubuh harus tertutup kecuali wajah dan telapak tangan. Pakaian yang dikenakan saat sholat harus sopan dan sesuai dengan ketentuan ini.

4. Menghadap kiblat

Arah kiblat adalah arah yang wajib dituju dalam pelaksanaan sholat jenazah. Jamaah harus memastikan bahwa posisi mereka sejajar atau mengarah tepat ke arah Ka'bah, sesuai dengan posisi jenazah yang juga menghadap kiblat.

5. Niat untuk sholat jenazah

Niat merupakan syarat sah ibadah. Niat untuk melaksanakan sholat jenazah harus dilakukan dalam hati, dan cukup diungkapkan dalam batin tanpa perlu dilafalkan secara keras. Niat ini menegaskan bahwa ibadah dilakukan ikhlas karena Allah, bukan karena alasan duniawi.

B. Syarat Sah bagi Jenazah yang Disolatkan

1. Jenazah harus sudah dimandikan

Sebelum disholatkan, jenazah harus dimandikan sesuai tata cara Islam. Proses memandikan jenazah ini bertujuan untuk menyucikan tubuhnya dan menjadi syarat utama sebelum melanjutkan ke prosesi pengkafanan dan penyalatan.

2. Jenazah sudah dikafani

Setelah dimandikan, jenazah harus dibungkus dengan kain kafan yang suci dan menutup seluruh tubuh. Kain kafan menjadi pengganti pakaian terakhir yang menunjukkan penghormatan dan kesucian dalam Islam.

3. Jenazah diletakkan di depan orang yang mensholatkan

Jenazah harus berada di depan jamaah yang menyolatkannya, dengan posisi jenazah menghadap kiblat. Jenazah laki-laki biasanya diletakkan sejajar dengan bagian kepala imam, sedangkan jenazah perempuan sejajar dengan bagian tengah tubuhnya.

4. Tidak ada penghalang antara jenazah dan orang yang sholat

Idealnya, tidak ada pembatas yang menghalangi antara jenazah dan jamaah sholat. Dinding, tirai tebal, atau penghalang yang tinggi sebaiknya dihindari, kecuali jika kondisi tidak memungkinkan. Jika jenazah berada dalam keranda, keranda tersebut tidak boleh dipaku secara permanen, agar tidak dianggap sebagai penghalang yang mengganggu kesahan sholat.

5. Jenazah adalah seorang Muslim

Sholat jenazah hanya ditujukan kepada jenazah yang beragama Islam. Tidak sah dan tidak diperbolehkan dalam Islam untuk menyalatkan jenazah orang kafir, karena doa-doa yang dibacakan dalam sholat tersebut hanya ditujukan bagi hamba yang beriman kepada Allah.

Posisi Imam dalam Sholat Jenazah

Posisi Imam dalam Sholat JenazahPosisi imam dalam sholat jenazah tidak sama seperti sholat berjamaah biasa. Ada aturan khusus berdasarkan jenis kelamin jenazah, yaitu:

- Jika jenazah berjenis kelamin laki-laki:

Imam berdiri di sejajar kepala jenazah. Ini sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW yang menempatkan posisi imam di bagian kepala sebagai bentuk penghormatan.

- Jika jenazah berjenis kelamin perempuan:

Imam berdiri sejajar dengan bagian tengah tubuh jenazah (pinggang atau perut). Penempatan ini menunjukkan adanya perbedaan adab dalam menyikapi jenazah laki-laki dan perempuan, sebagai bentuk kelembutan dalam Islam.

- Jika jenazah lebih dari satu:

Bila terdapat beberapa jenazah, maka mereka dapat disusun secara berderet dan imam berdiri sejajar dengan jenazah laki-laki yang paling dekat ke arah kiblat. Jika semuanya perempuan, maka imam berdiri sejajar dengan bagian tengah jenazah terdekat.

- Makmum sholat jenazah:

Para makmum berdiri di belakang imam dalam shaf (barisan) yang rapi, tanpa adanya ruku atau sujud selama pelaksanaan. Shaf dilakukan sebagaimana dalam sholat berjamaah biasa, dengan tetap menjaga kekhusyukan.

Rukun Utama Sholat Jenazah

Mengutip kajian yang dipublikasikan di Al-Munazzam Jurnal Manajemen Dakwah Volume 2 (No.2 2022), pengurusan jenazah adalah mengurus mayit yang terdiri dari empat yakni memandikan jenazah, mengkafani jenazah, menshalatkan jenazah dan menguburkan jenazah. Hukum kepengurusan jenazah adalah fardhu kifayah. 

Sholat jenazah memiliki sejumlah rukun (komponen wajib) yang harus dipenuhi. Tanpa salah satu dari rukun ini, maka sholat dianggap tidak sah. Berikut adalah rukun-rukunnya secara urut dan lengkap:

1. Niat dalam hati

Niat dilakukan bersamaan dengan takbiratul ihram, cukup dalam hati dan tidak perlu dilafalkan secara lisan. Isi niat harus disesuaikan dengan status diri (sebagai imam, makmum, atau sendiri), serta jenis kelamin jenazah yang disholatkan. Contoh niat: “Ushalli ‘ala hadzal mayyit (atau: mayyitah) fardhal kifayah ma’muman lillahi ta’ala.”

2. Berdiri bagi yang mampu

Sholat jenazah dilaksanakan sambil berdiri bagi yang sehat dan mampu. Karena dalam sholat jenazah tidak terdapat ruku, sujud, atau tasyahud, maka berdiri menjadi unsur penting dan tidak boleh ditinggalkan kecuali karena uzur seperti sakit.

3. Takbir sebanyak empat kali Sholat jenazah terdiri atas empat takbir:

- Takbir pertama: dilakukan bersamaan dengan niat.

- Takbir kedua hingga keempat: dilakukan dengan berdiri dan disertai bacaan yang berbeda. Disunnahkan mengangkat tangan setiap kali bertakbir, mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW.

4. Membaca Surah Al-Fatihah setelah takbir pertama

Setelah takbir pertama, dibaca Surah Al-Fatihah. Dianjurkan untuk membaca ta’awudz sebelum basmalah. Tidak dianjurkan membaca doa iftitah seperti dalam sholat wajib. Bacaan ini menunjukkan permohonan dan pujian kepada Allah sebagai pembuka sholat.

5. Membaca shalawat setelah takbir kedua

Setelah takbir kedua, rukun berikutnya adalah membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Bacaan minimal yang sah: “Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad.” Namun lebih utama membaca shalawat Ibrahimiyah secara lengkap jika memungkinkan.

6. Membaca doa untuk jenazah setelah takbir ketiga

Setelah takbir ketiga, dibaca doa khusus untuk jenazah yang berisi permohonan ampun, rahmat, dan keselamatan untuk almarhum. Contoh doa pendek yang umum digunakan: “Allâhummaghfir lahu, warhamhu, wa ‘âfihi, wa’fu ‘anhu.” Doa dapat disesuaikan untuk jenazah perempuan atau lebih dari satu (jama').

7. Mengucapkan salam

Rukun terakhir adalah salam. Cukup dilakukan satu kali ke arah kanan, meskipun diperbolehkan dua kali sebagaimana dalam sholat fardhu. Salam ini menandai berakhirnya rangkaian ibadah sholat jenazah secara sah.

Doa Khusus dan Sunnah dalam Sholat Jenazah

Mengutip buku berjudul Pesan-Pesan Moral untuk Meraih Sukses, Mulia, dan Selamat (2022) oleh Prof. DR. Miftah Faridl dijelaskan doa adalah senjata ampuh orang mukmin. Doa adalah meminta dan menyerahkan diri kepada Allah. Semakin banyak berdoa, semakin dekat dengan Allah. Banyak berdoa adalah salah satu tanda keimanan, sedangkan malas berdoa adalah bagian dari kekeliruan.

Berikut ini doa untuk jenazah:

1. Setelah Takbir Ketiga: Doa untuk Jenazah

Setelah takbir ketiga, rukun sholat jenazah adalah mendoakan jenazah. Doa ini disesuaikan dengan jenis kelamin jenazah:

Untuk jenazah laki-laki:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ

Allāhummaghfir lahu warḥamhu wa ‘āfihi wa‘fu ‘anhu

Artinya: "Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, sejahterakanlah dia, dan maafkanlah kesalahannya."

Untuk jenazah perempuan: 

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا

Allāhummaghfir lahā warḥamhā wa ‘āfihā wa‘fu ‘anhā

Artinya: "Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, sejahterakanlah dia, dan maafkanlah kesalahannya."

Doa yang lebih panjang juga boleh dibaca, mencakup permohonan ampunan, rahmat, pengampunan dosa, dan tempat terbaik di akhirat untuk jenazah.

2. Setelah Takbir Keempat: Doa Penutup Umum

Setelah takbir keempat, doa yang dibaca bersifat umum dan memohon kebaikan bagi semua yang hadir.

Untuk jenazah laki-laki:

اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ، وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهُ، وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ

Allāhumma lā taḥrimnā ajrahū wa lā taftinnā ba‘dahū waghfir lanā wa lahū

Artinya: "Ya Allah, janganlah Engkau halangi kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau timpakan fitnah kepada kami sesudah kepergiannya, serta ampunilah kami dan dia."

Untuk jenazah perempuan:

اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهَا، وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهَا، وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهَا

Allāhumma lā taḥrimnā ajrahā wa lā taftinnā ba‘dahā waghfir lanā wa lahā

Artinya: "Ya Allah, janganlah Engkau halangi kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau timpakan fitnah kepada kami sesudah kepergiannya, serta ampunilah kami dan dia."

3. Rukun Penutup: Mengucapkan Salam

Bacaan salam:

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

As-salāmu ‘alaikum wa raḥmatullāhi wa barakātuh

Artinya: "Semoga keselamatan, rahmat Allah, dan berkah-Nya tercurah atas kalian."

Catatan: Umumnya diucapkan sekali ke kanan, namun sebagian ulama memperbolehkan dua kali salam (ke kanan dan ke kiri), seperti pada sholat fardhu.

Sunnah dalam Sholat Jenazah

Selain mengikuti rukun yang telah ditentukan, terdapat beberapa amalan sunnah dalam sholat jenazah yang dianjurkan untuk menambah kesempurnaan ibadah:

1. Mengangkat tangan saat setiap takbir

Disunnahkan untuk mengangkat kedua tangan setiap kali mengucapkan takbir, sebagaimana dalam sholat biasa. Ini menunjukkan keseriusan dan kekhusyukan dalam doa serta meneladani amalan Nabi Muhammad SAW.

2. Membaca bacaan secara sirr (lirih)

Bacaan dalam sholat jenazah dilakukan secara pelan atau lirih (tidak dikeraskan), baik saat dilakukan di siang hari maupun malam hari. Ini berlaku untuk semua bacaan dalam sholat tersebut, termasuk Al-Fatihah dan doa-doa.

3. Membaca ta’awudz sebelum basmalah

Saat membaca surat Al-Fatihah setelah takbir pertama, dianjurkan untuk mendahuluinya dengan ta’awudz: “A’udzu billahi minasy-syaithanir-rajiim”. Hal ini membantu menjaga kekhusyukan dan memohon perlindungan dari godaan setan.

4. Tidak membaca doa iftitah

Berbeda dari sholat wajib, dalam sholat jenazah tidak disunnahkan membaca doa iftitah setelah takbir pertama. Setelah takbir pertama, langsung membaca Al-Fatihah tanpa didahului doa pembuka.

5. Sholat jenazah boleh dilakukan secara berjamaah atau sendirian

Walaupun lebih utama dilakukan secara berjamaah karena keutamaannya yang besar, sholat jenazah tetap sah jika dikerjakan sendiri. Baik imam maupun makmum, tetap wajib mengikuti tata cara yang benar.

6. Makmum masbuk tetap menyempurnakan takbir

Jika seseorang datang terlambat (masbuk) saat sholat jenazah, ia tetap wajib membaca Al-Fatihah setelah takbir pertama, dan menyempurnakan jumlah takbir yang tertinggal setelah imam selesai dan mengucapkan salam.

Keutamaan Melaksanakan Sholat Jenazah

1. Meraih Pahala Besar

Sholat jenazah merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan karena mengandung pahala besar. Rasulullah SAW bersabda bahwa siapa yang menshalatkan jenazah akan mendapat satu qirath pahala, dan jika ikut mengantarkannya hingga pemakaman, maka akan mendapat dua qirath. Nilai satu qirath dikatakan setara dengan Gunung Uhud. Ini menunjukkan bahwa Allah memberikan ganjaran yang luar biasa besar bagi siapa saja yang berpartisipasi dalam mengurus jenazah sesama Muslim, terutama melalui sholat jenazah.

2. Wujud Solidaritas Sesama Muslim

Melaksanakan sholat jenazah juga menjadi bukti nyata kepedulian dan solidaritas umat Islam. Kehadiran kita dalam prosesi sholat jenazah menunjukkan bahwa hubungan antar sesama Muslim tidak hanya terjalin saat hidup, tetapi juga tetap terjaga hingga seseorang berpulang ke rahmatullah. Sholat ini menjadi bentuk penghormatan terakhir, sekaligus cara menunjukkan bahwa kita tidak meninggalkan saudara kita dalam kesendiriannya.

3. Doa Terbaik untuk Almarhum

Sholat jenazah dipenuhi dengan doa-doa yang ditujukan bagi almarhum. Doa tersebut memohonkan ampunan, rahmat, dan tempat terbaik di sisi Allah SWT. Ketika doa ini diucapkan oleh banyak orang yang tulus, insyaAllah menjadi sebab Allah mengampuni dosa-dosa orang yang telah meninggal dan mengangkat derajatnya. Sholat ini menjadi salah satu bentuk hadiah terbaik yang bisa diberikan kepada seorang Muslim setelah wafat.

4. Menguatkan Keluarga yang Ditinggalkan

Kehadiran jamaah dalam sholat jenazah memberikan kekuatan moral dan spiritual bagi keluarga yang ditinggalkan. Mereka merasa tidak sendiri dalam menghadapi musibah, karena ada saudara-saudara seiman yang ikut berduka dan memberikan doa. Dalam suasana kehilangan, kebersamaan ini sangat berarti dan memberi ketenangan tersendiri.

5. Menunaikan Hak Sesama Muslim

Sholat jenazah juga menjadi bagian dari menunaikan hak seorang Muslim atas Muslim lainnya. Rasulullah SAW bersabda bahwa salah satu hak seorang Muslim adalah disholatkan saat meninggal dunia. Maka, ikut serta dalam sholat jenazah bukan hanya sebuah ibadah, tetapi juga bentuk pemenuhan tanggung jawab sosial yang diajarkan oleh agama.

6. Sarana Muhasabah Diri

Berdiri di hadapan jenazah mengingatkan kita bahwa hidup di dunia ini hanya sementara. Sholat jenazah menyentuh hati dan menjadi pengingat bahwa setiap manusia pasti akan menghadapi kematian. Momen ini sangat berharga untuk introspeksi, memperbaiki diri, dan menyiapkan bekal amal sebelum ajal menjemput.

Sumber:

- Kajian berjudul Konsep Mati dan Hidup dalam Islam dipublikasikan di Jurnal Al-Bayan / VOL. 22 NO. 34 JULI - DESEMBER 2016

- Buku berjudul Psikologi Kematian Mengubah Ketakutan Menjadi Optimisme karya Komarudin Hidayat 

- Kajian berjudul Manajemen Penyelenggaraan Jenazah Komunitas Muslimah Hijrah Kota Kendari (KMHK) dipublikasikan di Al-Munazzam Jurnal Manajemen Dakwah Volume 2 (No.2 2022)

- Buku berjudul Pesan-Pesan Moral untuk Meraih Sukses, Mulia, dan Selamat (2022) oleh Prof. DR. Miftah Faridl

Q & A Seputar Topik

1. Apa saja rukun dalam sholat jenazah?

Sholat jenazah memiliki beberapa rukun utama, yaitu: niat, berdiri bagi yang mampu, takbir empat kali, membaca Al-Fatihah setelah takbir pertama, membaca sholawat Nabi setelah takbir kedua, doa untuk jenazah setelah takbir ketiga, dan salam setelah takbir keempat. Semuanya dilakukan tanpa ruku’, sujud, atau duduk di antara dua sujud.

2. Bagaimana niat sholat jenazah yang benar?

Niat sholat jenazah dapat diucapkan dalam hati, misalnya: "Usholli ‘ala haadzal mayyiti arba’a takbirotin fardhal kifayah ma’muman lillaahi ta’ala." Artinya: "Aku niat sholat atas jenazah ini empat takbir sebagai fardhu kifayah, menjadi makmum karena Allah Ta’ala."

3. Apakah sholat jenazah dilakukan dengan rukuk dan sujud?

Tidak. Sholat jenazah berbeda dari sholat lainnya karena tidak terdapat gerakan rukuk, sujud, atau duduk. Sholat ini hanya dilakukan dengan berdiri (jika mampu) dan membaca doa-doa yang diselingi dengan empat takbir.

4. Apa bacaan setelah takbir ketiga dalam sholat jenazah?

Setelah takbir ketiga, dianjurkan membaca doa untuk jenazah. Contohnya: "Alloohummaghfir lahu warhamhu wa ‘aafihi wa’fu ‘anhu..." Artinya: "Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, selamatkanlah dia dan maafkanlah dia..."

5. Siapa yang berhak menjadi imam dalam sholat jenazah?

Yang paling berhak menjadi imam adalah wali dari jenazah (misalnya anak atau kerabat dekat laki-laki). Jika tidak ada, maka tokoh agama, pemuka masyarakat, atau siapa pun yang ditunjuk boleh menjadi imam, selama memenuhi syarat sah sebagai imam.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |