Amalan-Amalan Sunnah Hari Jumat, Dalil dan Penjelasan Ulama

3 weeks ago 22

Liputan6.com, Jakarta - Hari Jumat memiliki kedudukan istimewa dalam Islam dan disebut sebagai Sayyidul Ayyam atau penghulu segala hari. Selain ibadah wajib umat Islam dianjurkan untuk melakukan amalan sunnah di hari Jumat, mengingat keistimewaannya yang lebih dibanding hari lainnya.

Keistimewaan Jumat ini ditegaskan Nabi SAW: "Sebaik-baik hari yang matahari terbit di atasnya adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu ia dimasukkan ke surga, dan pada hari itu juga ia dikeluarkan darinya. Dan kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jumat." (HR. Muslim no. 854).

Merujuk Buku Jurnal Fiqih Jum’at Mengungkap Keistimewaan & Keagungan Hari Jum’at, karya Dr Lalu Ahmad Zaenuri. Hari atau malam Jum'at adalah hari yang sangat diidolakan, hal ini terlihat dari aktivitas yang sering dilakukan di malam atau siang harinya.

"Pada malamnya, mereka memperbanyak membaca al-Qur'an ataulebih khusus membaca surat Yasin, juga di setiap sudutterdengar kerumunan sekelompok orang yang melaksanakanserakalan atau dengan membaca kitab al-Barzanji dan aktivitas lainnya," Lalu Ahmad menjelaskan.

1. Mandi Jumat (Ghusl Jumat)

Berikut adalah 10 amalan utama di hari Jumat menurut ajaran Rasulullah SAW, merujuk Buku Jurnal Fiqih Jum’at Mengungkap Keistimewaan & Keagungan Hari Jum’at serta penjelasan ulama klasik dan kontemporer.

Disunnahkan mandi pada hari Jumat bagi yang akan menghadiri shalat Jumat. Ini berlaku untuk laki-laki, perempuan, anak-anak, bahkan musafir jika berniat ke masjid.

مَنْ أَتَى الْجُمُعَةَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ فَلْيَغْتَسِلْ

Artinya: “Barangsiapa dari laki-laki dan perempuan yang menghendaki Jumat, maka mandilah.” (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban)

Imam Nawawi dalam Al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab menjelaskan, mandi pada hari Jumat itu sunnah bagi setiap orang yang ingin menghadiri shalat Jumat, baik laki-laki, perempuan, anak-anak, maupun musafir, berdasarkan keumuman hadits tersebut dan hadits-hadits lainnya.

Mandi Jumat sunnah yang sangat dianjurkan sebagai bentuk penghormatan terhadap hari Jumat, menjaga kebersihan, dan memuliakan jamaah lain. Amalan ini juga menambah kekhusyukan ibadah dan menjadi ciri khas umat Islam dalam memuliakan hari yang agung.

2. Memotong Kuku dan Mencukur Kumis

Memotong kuku dan mencukur kumis di hari Jumat adalah sunnah yang sangat dianjurkan, sebagai bentuk menjaga kebersihan, memuliakan hari Jumat, dan meneladani Nabi Muhammad SAW. Para ulama sepakat bahwa amalan ini merupakan bagian dari fitrah yang membawa manfaat dunia dan akhirat.

Nabi SAW bersabda:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُصُّ شَارِبَهُ وَيَقُصُّ أَظْفَارَهُ يَوْمَ الجُمُعَةِ

Artinya: "Nabi SAW biasa mencukur kumis dan memotong kukunya pada hari Jumat." (HR. Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra)

Imam Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra menjelaskan bahwa kebiasaan Nabi mencukur kumis dan memotong kuku di hari Jumat adalah bagian dari upaya menjaga kebersihan diri (fitrah) dan memuliakan hari Jumat. Perbuatan ini tidak hanya sunnah, tapi juga menjadi bentuk penghormatan terhadap hari yang paling utama dalam Islam.

"Disunnahkan memotong kuku dan mencukur kumis pada hari Jumat, dan ini termasuk dalam kesempurnaan bersuci serta memuliakan hari Jumat," jelas Imam Nawawi dalam al-Majmu.

3. Bersegera ke Masjid untuk Shalat Jumat

Bersegera ke masjid untuk shalat Jumat sangat dianjurkan menurut hadits sahih, dan dicatat secara khusus oleh malaikat. Pahala yang diperoleh semakin besar sesuai urutan kedatangan. Para ulama menegaskan, bersegera ke masjid merupakan bentuk penghormatan terhadap hari Jumat dan amal yang sangat utama.

Sabda Rasulullah SAW;

إِذَا كَانَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ وَقَفَتِ الْمَلَائِكَةُ عَلَى بَابِ الْمَسْجِدِ يَكْتُبُونَ الْأَوَّلَ فَالْأَوَّلَ، فَإِذَا خَرَجَ الإِمَامُ طَوَوْا صُحُفَهُمْ وَجَلَسُوا يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ 

Artinya: "Apabila hari Jumat, para malaikat berdiri di pintu masjid mencatat orang yang datang pertama lalu berikutnya. Jika imam telah keluar (naik mimbar), mereka menutup catatannya dan duduk mendengarkan dzikir (khutbah)."(HR. Bukhari no. 929, Muslim no. 850).

Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan, hadits ini menunjukkan keutamaan bersegera menuju shalat Jumat dan bahwa setiap orang yang datang lebih awal akan mendapatkan pahala yang lebih besar.

Malaikat secara khusus mencatat urutan kedatangan jamaah sebagai bentuk penghormatan terhadap yang bersegera.

4. Berpakaian Putih, Rapi, dan Bersih

Memakai pakaian putih sangat dianjurkan dalam Islam, terutama pada hari Jumat, shalat, dan saat menghadiri majelis ilmu. Selain lebih bersih dan baik, pakaian putih juga menjadi pengingat kematian dan menumbuhkan sikap rendah hati serta kekhusyukan dalam beribadah.

اِلْبَسُوا مِنْ ثِيَابِكُمُ الْبَيَاضَ فَإِنَّهَا مِنْ خَيْرِ ثِيَابِكُمْ وَكَفِّنُوا فِيهَا مَوْتَاكُمْ

Artinya: “Kenakanlah pakaian warna putih karena pakaian tersebut lebih bersih dan paling baik.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Imam Tirmidzi dalam Sunan Tirmidzi menjelaskan bahwa hadits ini menunjukkan keutamaan dan anjuran mengenakan pakaian putih, baik dalam keseharian maupun saat ibadah, termasuk hari Jumat dan saat shalat. Pakaian putih dianggap lebih bersih, mudah terlihat jika ada kotoran, dan melambangkan kesucian.

5. Bersiwak dan Menggunakan Wewangian

Mandi, memakai wangi-wangian, dan bersiwak sebelum shalat Jumat adalah sunnah yang sangat dianjurkan. Ketiganya merupakan bentuk penghormatan kepada hari Jumat, menjaga kebersihan diri, dan mempererat ukhuwah antar jamaah dengan menjaga kenyamanan bersama.

Sabda Nabi SAW:

مَنْ أَتَى الْجُمُعَةَ فَلْيَغْتَسِلْ، وَإِنْ كَانَ عِنْدَهُ طِيبٌ فَلْيَمَسَّ مِنْهُ، وَعَلَيْكُمْ بِالسِّوَاكِ

Artinya: “Barangsiapa ingin melaksanakan shalat Jumat, hendaklah mandi, memakai wangi-wangian kalau ada, dan menggosok gigi (siwak).” (HR. Ibnu Majah)

Imam Ibnu Majah dalam Sunan Ibnu Majah menjelaskan, hadits ini menunjukkan tiga sunnah yang sangat dianjurkan sebelum shalat Jumat: mandi, memakai wewangian, dan bersiwak. Ketiganya bertujuan menjaga kebersihan, kesegaran, dan penghormatan terhadap jamaah lain serta hari Jumat itu sendiri.

6. Memperbanyak Shalawat kepada Nabi

Memperbanyak membaca shalawat pada hari Jumat sangat dianjurkan. Selain menunjukkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, shalawat juga menjadi sebab turunnya rahmat, pengampunan, dan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Para ulama sepakat, amalan ini sangat utama dilakukan setiap Jumat.

Hal ini berdasar hadis:

أَكْثِرُوا الصَّلَاةَ عَلَيَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَةَ الْجُمُعَةِ، فَمَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرًا

Artinya: “Perbanyaklah shalawat kepadaku pada malam dan hari Jumat. Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Al-Baihaqi)

Imam Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman menjelaskan bahwa hadits ini menegaskan keutamaan memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad SAW khususnya pada hari Jumat dan malam Jumat. Hal ini karena hari Jumat adalah hari yang paling utama dan mulia di sisi Allah, sehingga amalan baik yang dilakukan pada hari tersebut akan dilipatgandakan pahalanya. 

Sementara, Imam As-Sakhawi dalam Al-Qaulul Badi’ (hlm. 107) menyebutkan:“Disunnahkan memperbanyak membaca shalawat pada Nabi SAW di hari dan malam Jumat, karena keutamaannya yang sangat besar dan balasan yang berlipat ganda.”

7. Membaca Surah Al-Kahfi

Membaca Surat Al-Kahfi pada hari Jumat adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan), dengan janji cahaya petunjuk dan perlindungan dari Allah hingga Jumat berikutnya.

Amalan ini juga menjadi sebab terhindar dari fitnah Dajjal dan termasuk amalan yang dicintai para ulama dan salafus shalih.

Nabi SAW bersabda:

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ 

Artinya"Barang siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat, maka akan ada cahaya yang menyinarinya di antara dua Jumat." (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak no. 3392, dan Ad-Darimi no. 3407).

Imam Al-Hakim dalam Al-Mustadrak dan Imam Ad-Darimi dalam Sunan Ad-Darimi meriwayatkan hadits ini dan menegaskan keutamaannya. Membaca Surat Al-Kahfi di hari Jumat adalah amalan sunnah yang sangat dianjurkan karena mendatangkan cahaya (petunjuk dan perlindungan) dari Allah hingga Jumat berikutnya.

Semenrara, Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari menjelaskan cahaya yang dimaksud adalah cahaya hidayah, petunjuk, dan perlindungan dari fitnah. Surat Al-Kahfi juga menjadi pelindung dari fitnah Dajjal sebagaimana disebutkan dalam hadits lain.

8. Memperbanyak Doa

Pada hari Jumat terdapat waktu mustajab di mana doa seorang muslim pasti dikabulkan oleh Allah. Para ulama menganjurkan untuk memperbanyak doa, terutama setelah Ashar hingga Maghrib atau saat khutbah Jumat dan antara dua khutbah, karena waktu-waktu tersebut diduga kuat sebagai waktu mustajab.

Sabda Rasulullah SAW:

فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ سَاعَةٌ لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ تَعَالَى شَيْئًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ   

Artinya"Pada hari Jumat ada satu waktu, tidaklah seorang hamba muslim bertepatan dengannya dalam keadaan berdiri shalat lalu memohon sesuatu kepada Allah, kecuali Allah akan memberikannya."(HR. Bukhari no. 935, Muslim no. 852)

Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari menjelaskan para ulama berbeda pendapat mengenai waktu mustajab ini. Pendapat yang paling kuat adalah waktu antara duduknya imam di mimbar hingga selesainya shalat Jumat, dan pendapat lain menyebutkan waktu di akhir hari, yaitu setelah Ashar hingga Maghrib.

Sementara, Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menyatakan bahwa hadits ini menunjukkan keutamaan hari Jumat dan adanya waktu khusus di mana doa tidak akan ditolak. Mayoritas ulama cenderung pada waktu setelah Ashar hingga terbenam matahari sebagai waktu mustajab.

9. Membaca Surah Yasin

Membaca surat Yasin dan As-Shaffat di malam Jumat merupakan amalan yang dianjurkan oleh banyak ulama, meskipun haditsnya lemah, karena termasuk dalam keutamaan amal. Amalan ini dapat menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah dan memohon dikabulkannya hajat.

Amalan ini berdasar hadis Nabi SAW:

مَنْ قَرَأَ يَس وَالصَّافَّاتِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَعْطَاهُ اللَّهُ سُؤْلَهُ

Artinya"Barang siapa membaca surat Yasin dan As-Shaffat pada malam Jumat, Allah akan mengabulkan permintaannya." (HR. Abu Daud).

Para ulama ahli hadits, seperti Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah (no. 169), menilai hadits ini lemah (dha’if) karena terdapat perawi yang bermasalah dalam sanadnya. Namun, sebagian ulama membolehkan mengamalkan hadits dha’if untuk fadhailul a’mal (keutamaan amal), selama tidak terkait dengan akidah dan hukum halal-haram.

Imam An-Nawawi dalam Al-Adzkar menyebutkan disunnahkan memperbanyak membaca Al-Qur’an, khususnya surat tertentu seperti Yasin pada malam Jumat, berdasarkan riwayat-riwayat yang ada, meskipun statusnya dha’if, karena termasuk dalam keutamaan amal.

Membaca surat Yasin pada malam Jumat sudah menjadi tradisi di kalangan salafus shalih dan termasuk amalan yang dianjurkan. 

10. Memperbanyak Amal Kebaikan: Sedekah, Jariyah

Bersedekah dan melakukan kebaikan lainnya di hari Jumat sangat dianjurkan dan memiliki keutamaan lebih dibanding hari-hari lain. Dalil-dalil menunjukkan bahwa sedekah di hari Jumat dilipatgandakan pahalanya, minimal 10 kali lipat, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an dan sunnah, serta ditegaskan oleh para ulama.

Sabda Nabi SAW

عَنْ كَعْبٍ قَالَ: وَاللَّهِ لَقَدِ اصْطَفَى اللَّهُ الْجُمُعَةَ عَلَى سَائِرِ الْأَيَّامِ، وَإِنَّ الصَّدَقَةَ فِيهِ أَعْظَمُ مِنَ الصَّدَقَةِ فِي سَائِرِ الْأَيَّامِ

Artinya: Dari Ka’ab (Al-Ahbar) berkata: “Demi Allah, sungguh Allah telah memilih hari Jumat di atas hari-hari lainnya, dan sungguh sedekah di hari Jumat lebih utama dibandingkan sedekah di hari lainnya.”(HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman no. 3358).

Imam Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni menjelaskan disunnahkan memperbanyak sedekah pada hari Jumat, karena keutamaannya yang besar. Para salaf mencontohkan memperbanyak amal kebaikan di hari Jumat, termasuk sedekah, membantu orang lain, dan kebaikan lainnya.

Sementara, Imam Asy-Syafi’i dalam Al-Umm berkata: "Aku lebih menyukai memperbanyak sedekah di hari Jumat karena keutamaannya yang lebih dibanding hari-hari lain.”

Demikian penjelasan mengenai amalan sunnah di hari Jumat. Semoga bermanfaat. Wallahua'lam.

People also Ask:

1. Apa saja amalan sunnah pada hari Jumat?

Amalan sunnah hari Jumat meliputi mandi dan membersihkan diri, mengenakan pakaian terbaik serta wewangian, membaca Surat Al-Kahfi dan memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, berangkat ke masjid lebih awal, memperbanyak doa dan zikir, serta bersedekah. Selain itu, disunahkan juga untuk mendengarkan khotbah dengan seksama dan melakukan shalat sunnah sebelum dan sesudah shalat Jumat.

2. Apa amalan yang paling istimewa di hari Jumat?

Amalan terbaik di hari Jumat meliputi pelaksanaan Shalat Jumat, memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, membaca Surah Al-Kahfi, serta memperbanyak doa dan dzikir. Selain itu, amalan penting lainnya adalah mandi Jumat, mengenakan pakaian terbaik dan wewangian, berangkat ke masjid lebih awal, bersedekah, serta melakukan kegiatan sosial untuk mempererat silaturahmi.

3. Apa yang sunnah dibaca ketika hari Jumat?

Pada shalat Jumat, disunnahkan untuk membaca Surah Al-Jumu'ah dan Al-Munafiqun. Selain itu, bagi mereka yang shalat Isya di hari Jumat, dapat membaca surah-surah ini juga. Dalam salah satu hadits, Rasulullah SAW menganjurkan untuk membaca surat Al-A'la dan Al-Ghasyiyah saat shalat Jumat dan Isya.

4. 5 Keutamaan Sedekah di hari Jumat?

Sedekah di hari Jumat memiliki banyak keutamaan, seperti pahala yang berlipat ganda, membuka pintu rezeki, menghapus dosa, mendapat doa malaikat, dan mempererat silaturahmi. Sedekah pada hari Jumat juga merupakan bentuk rasa syukur dan investasi akhirat, serta dapat membersihkan harta dan jiwa.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |