Liputan6.com, Jakarta Ayat terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad merupakan momen bersejarah dalam perjalanan dakwah Islam. Wahyu ini turun saat Rasulullah SAW melaksanakan haji perpisahan atau yang dikenal dengan istilah Haji Wada'.
Surat Al-Maidah ayat 3 adalah ayat terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saat berada di Arafah pada pelaksanaan Haji Wada'. Ayat ini memiliki kandungan makna yang sangat dalam tentang kesempurnaan agama Islam dan petunjuk kehidupan bagi umat Muslim.
Melansir dari Tafsir Al-Mukhtashar, ayat ini menandai penyempurnaan ajaran Islam yang telah disampaikan kepada umat manusia. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Selasa (4/11/2025).
Ayat Terakhir yang Diturunkan kepada Nabi Muhammad
Surat Al-Maidah ayat 3 merupakan wahyu terakhir yang turun kepada Rasulullah SAW. Ayat ini diturunkan ketika beliau sedang melaksanakan wukuf di Arafah bersama ribuan umat Muslim pada Haji Wada' tahun 10 Hijriah.
Berikut adalah lafal Arab, latin, dan artinya:
Lafal Arab: حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ ٱلْمَيْتَةُ وَٱلدَّمُ وَلَحْمُ ٱلْخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ لِغَيْرِ ٱللَّهِ بِهِۦ وَٱلْمُنْخَنِقَةُ وَٱلْمَوْقُوذَةُ وَٱلْمُتَرَدِّيَةُ وَٱلنَّطِيحَةُ وَمَآ أَكَلَ ٱلسَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى ٱلنُّصُبِ وَأَن تَسْتَقْسِمُوا۟ بِٱلْأَزْلَٰمِ ۚ ذَٰلِكُمْ فِسْقٌ ۗ ٱلْيَوْمَ يَئِسَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِن دِينِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَٱخْشَوْنِ ۚ ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَٰمَ دِينًا ۚ فَمَنِ ٱضْطُرَّ فِى مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ ۙ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Latin: Hurrimat 'alaikumul-maitatu wad-damu wa laḥmul-khinzīri wa mā uhilla ligairillāhi bihī wal-munkhaniqatu wal-mauqụżatu wal-mutaraddiyatu wan-naṭīḥatu wa mā akalas-sabu'u illā mā żakkaitum, wa mā żubiḥa 'alan-nuṣubi wa an tastaqsimụ bil-azlām, żālikum fisq, al-yauma yaisallażīna kafarụ min dīnikum fa lā takhsyauhum wakhsyaụn, al-yauma akmaltu lakum dīnakum wa atmamtu 'alaikum ni'matī wa raḍītu lakumul-islāma dīnā, fa maniḍṭurra fī makhmaṣatin gaira mutajānifil liiṡmin fa innallāha gafụrur raḥīm.
Artinya: "Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan.
Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Ayat ini memuat empat pembahasan penting, yakni penjelasan tentang makanan haram, larangan mengundi nasib dengan panah, penyempurnaan agama Islam, dan keringanan dalam kondisi darurat. Turunnya ayat terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ini menandai kesempurnaan syariat Islam yang akan menjadi pedoman umat hingga akhir zaman.
Sejarah Haji Wada' Nabi Muhammad SAW
Haji Wada' merupakan ibadah haji yang dilaksanakan oleh Nabi Muhammad pada tahun 10 Hijriah, sekitar 632 Masehi. Peristiwa ini dinamakan Haji Wada' karena menjadi haji terakhir dan sekaligus haji perpisahan Rasulullah dengan umatnya.
Pada pelaksanaan Haji Wada', Nabi Muhammad berangkat dari Madinah bersama lebih dari 100.000 sahabat. Perjalanan dimulai pada 25 Dzulqa'dah dan tiba di Makkah pada 4 Dzulhijjah. Rasulullah mengajarkan secara langsung tata cara pelaksanaan ibadah haji yang sempurna kepada para sahabat.
Momen paling bersejarah terjadi ketika Nabi Muhammad berada di Arafah pada 9 Dzulhijjah. Di sinilah ayat terakhir yang diturunkan kepada Rasulullah, yaitu Surat Al-Maidah ayat 3, turun sebagai tanda kesempurnaan agama Islam. Setelah turunnya ayat ini, Rasulullah menyampaikan khutbah yang sangat penting dan dikenal dengan Khutbah Wada'.
Melansir dari Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam, dalam khutbah tersebut Nabi Muhammad SAW menyampaikan berbagai pesan penting tentang keadilan, persaudaraan, hak-hak manusia, dan ketaatan kepada Allah SWT. Beliau juga menegaskan bahwa tidak akan ada Nabi setelahnya dan Al-Qur'an serta Sunnah menjadi pedoman umat Islam selamanya.
Kandungan Makna Penyempurnaan Agama dalam Ayat Terakhir
Salah satu makna terpenting dalam ayat terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah pernyataan Allah tentang kesempurnaan agama Islam. Kalimat "Al-yauma akmaltu lakum dinakum" (Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu) menjadi penanda bahwa ajaran Islam telah lengkap dan sempurna.
1. Kesempurnaan Syariat Islam
Penyempurnaan agama berarti seluruh ajaran, hukum, dan pedoman hidup telah diturunkan secara lengkap. Umat Islam tidak lagi membutuhkan tambahan ajaran dari agama lain atau dari nabi setelah Muhammad SAW.
2. Kecukupan Nikmat Allah
Frasa "wa atmamtu 'alaikum ni'mati" menunjukkan bahwa Allah telah mencukupkan nikmat-Nya kepada umat Islam berupa agama yang sempurna. Nikmat terbesar adalah mendapatkan petunjuk yang jelas tentang cara beribadah dan menjalani kehidupan.
3. Keridaan Allah terhadap Islam
Kalimat "wa radlitu lakumul-islama dinan" menegaskan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang diridhai Allah. Ini memberikan kepastian bagi umat Muslim bahwa jalan yang mereka tempuh adalah jalan yang benar.
4. Tidak Ada Nabi Setelah Muhammad
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa di antara nikmat-nikmat-Nya yang paling agung kepada seluruh umat manusia adalah ketika Allah telah menyempurnakan agama Islam kepada mereka. Sehingga, mereka tidak lagi membutuhkan seorang Nabi dan Rasul setelah Nabi Muhammad.
5. Al-Qur'an dan Sunnah Sebagai Pedoman
Dengan turunnya ayat ini, Al-Qur'an yang telah sempurna bersama dengan Sunnah Nabi menjadi sumber hukum utama. Umat Islam memiliki panduan lengkap untuk menghadapi segala persoalan kehidupan hingga akhir zaman.
Hikmah di Balik Turunnya Ayat Terakhir
Melansir dari buku Ulumul Qur’an Untuk Pemula, turunnya ayat terakhir menandai sebuah fase penting dalam penyampaian wahyu, di mana tidak hanya menutup rangkaian wahyu secara historis, tetapi juga mengundang setiap muslim untuk merenungkan hikmahnya.
Turunnya ayat terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad pada peristiwa Haji Wada' memiliki berbagai hikmah yang mendalam bagi umat Islam sepanjang masa.
1. Penanda Kesempurnaan Risalah
Ayat ini menandai selesainya tugas kenabian Muhammad dalam menyampaikan risalah. Seluruh ajaran Islam telah disampaikan dengan sempurna, tidak ada yang tertinggal atau perlu ditambahkan.
2. Penutupan Pintu Bid'ah
Dengan kesempurnaan agama, tidak ada alasan untuk menambah atau mengurangi ajaran Islam. Setiap penambahan dalam urusan ibadah dianggap sebagai bid'ah yang menyesatkan.
3. Kepastian Bagi Umat Islam
Umat Islam mendapatkan kepastian bahwa agama yang mereka anut adalah agama yang sempurna dan diridhai Allah. Hal ini memberikan ketenangan dan keyakinan dalam beribadah.
4. Panduan Lengkap Kehidupan
Ayat ini menegaskan bahwa Al-Qur'an dan Sunnah telah mencakup seluruh aspek kehidupan, dari ibadah ritual hingga muamalah sosial. Umat Islam memiliki pedoman lengkap untuk menghadapi berbagai situasi.
5. Bukti Kebenaran Islam
Kesempurnaan agama yang diturunkan secara bertahap selama 23 tahun menunjukkan kehebatan dan kebenaran Islam sebagai agama dari Allah SWT.
6. Peringatan tentang Akhir Pewahyuan
Turunnya ayat ini menjadi isyarat bahwa masa pewahyuan akan segera berakhir. Tidak lama setelah Haji Wada', Nabi Muhammad SAW wafat, menandai berakhirnya era kenabian.
FAQ
1. Apa ayat terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad? Ayat terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah Surat Al-Maidah ayat 3 yang turun saat Haji Wada' di Arafah.
2. Kapan ayat terakhir Al-Qur'an diturunkan? Ayat terakhir diturunkan pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 Hijriah (sekitar 632 M) saat Nabi melaksanakan wukuf di Arafah.
3. Apa isi pokok Surat Al-Maidah ayat 3? Surat Al-Maidah ayat 3 berisi tentang makanan haram, larangan azlam, penyempurnaan agama Islam, dan keringanan dalam kondisi darurat.
4. Mengapa disebut Haji Wada'? Haji Wada' artinya haji perpisahan karena ini adalah haji terakhir yang dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW sebelum beliau wafat.
5. Apa makna kesempurnaan agama dalam ayat tersebut? Kesempurnaan agama berarti seluruh syariat Islam telah diturunkan dengan lengkap dan tidak memerlukan tambahan dari agama lain atau nabi setelah Muhammad.
6. Apakah boleh makan makanan haram dalam kondisi darurat? Boleh, jika dalam kondisi sangat terpaksa dan mengancam nyawa, dengan syarat hanya secukupnya untuk bertahan hidup dan tidak berlebihan.
7. Berapa lama Nabi hidup setelah turunnya ayat terakhir? Nabi Muhammad SAW wafat sekitar 81 hari setelah turunnya ayat terakhir pada bulan Rabiul Awal tahun 11 Hijriah.

6 hours ago
2
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5382022/original/048339900_1760524874-Sholawat_dan_Berdzikir.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3213149/original/081114900_1597814879-muslim-woman-pray-with-beads-read-quran_73740-667__2_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1099096/original/052428400_1451564466-is3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/4750461/original/031799500_1708609713-Niat_Puasa_Ayyamul_BIdh.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2397600/original/021060800_1541051347-embers-142515_960_720.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402262/original/070190600_1762241995-doa_puasa_arafah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4329118/original/093191800_1676784720-natural-wonders-paradise-illustration.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4572020/original/079789800_1694495488-haidan-IAwnp88Fz8Y-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401985/original/063466500_1762233670-ilustrasi_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3447311/original/080504600_1620103638-hajar-aswad.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4262146/original/085381500_1671090332-pexels-alena-darmel-8164382.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401581/original/012152300_1762216664-ular_oiton.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401601/original/001087400_1762219862-Mengeluarkan_uang_dari_dompet.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5313792/original/040263100_1755055409-images__58_.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3343034/original/050137400_1610018331-asian-muslim-woman-praying_8595-14770.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1316154/original/029416400_1471011949-IMG_20160812_080042.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4939593/original/027085900_1725806729-Imam_an-Nawawi.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3433076/original/095580500_1618813744-close-up-islamic-new-year-with-quran-book_23-2148611710__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401335/original/050061800_1762163848-Sholawat.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4588921/original/076033400_1695712009-muhammad-7571024_1280.jpg)





























