Liputan6.com, Jakarta - Amalan malam 1 Muharram menjadi momen pembuka tahun Hijriah yang diisi dengan doa, dzikir, dan ibadah sunnah. Fokus utamanya adalah memohon ampunan atas yang lalu serta meminta keberkahan untuk hari-hari ke depan.
Pada malam ini, Amalan malam 1 Muharram yang paling sering dikerjakan antara lain membaca doa akhir tahun dan doa awal tahun, qiyamul lail (tahajud, hajat, witir), memperbanyak istighfar dan tilawah Al-Qur’an, juga sedekah dan silaturahmi.
Doa akhir tahun dibaca menjelang Magrib 30 Zulhijjah sebagai penutup amalan setahun; doa awal tahun dibaca setelah Magrib saat sudah masuk 1 Muharram, memohon keselamatan, kelapangan rezeki, dan keteguhan iman.
Menghidupkan malam dengan salat sunnah—tahajud, hajat, dan witir—menjadi penguat tekad memperbaiki kualitas ibadah di tahun baru, sekaligus sarana bermuhasabah yang konkret.
Fokus Ibadah Malam
Puasa sunnah di bulan Muharram, termasuk berpuasa di awal bulan sangat dianjurkan. Nabi menyebut Muharram sebagai “bulan Allah” yang mulia; puncaknya adalah puasa Asyura (10 Muharram) yang diiringi Tasu’a (9 Muharram).
Perbanyak dzikir (tasbih, tahlil, takbir) dan tilawah Al-Qur’an pada malam ini. Susun target tilawah sepanjang tahun—misalnya satu juz per hari—agar konsisten dan terukur.
Sedekah dan silaturahmi meneguhkan aspek sosial dari ibadah. Sisihkan rezeki untuk yang membutuhkan, termasuk anak yatim, serta perbaiki hubungan dengan keluarga dan tetangga.
Muhasabah diri: tulis evaluasi singkat tentang ibadah, akhlak, dan target perbaikan. Iringi dengan istighfar berulang kali sebagai pintu ampunan, sekaligus penyemangat memulai lembaran baru.
Momentum Hijrah Batin
Rujukan klasik menegaskan keutamaan malam tahun baru: Kanzun Naja was Surur (Syekh Abdul Hamid) memuat 10 amalan sunnah yang disempurnakan di bulan Muharram; Khazinatul Asrar (Imam Muhammad Haqqiy an-Nazily) menyinggung keutamaan menulis basmalah pada malam 1 Muharram sebagai bentuk tawassul perlindungan.
Dalam I’anatuth Thalibin, sejumlah ulama—yang kerap dikutip Gus Baha dan Kiai Chalwani—menganjurkan salat empat rakaat sebagai wasilah penghapus dosa yang lalu dan yang akan datang, dapat dikerjakan pada malam 1 Muharram.
Rujukan kontemporer seperti Doa & Zikir Sepanjang Tahun (H. Hamdan Hamedan, MA) menyarankan amalan Ayat Kursi hingga 360 kali sebagai wirid perlindungan, sementara Kalender Ibadah Sepanjang Tahun (Ust. Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid) merangkum format salat sunah 4 rakaat, tahajud, taubat, dan bacaan khusus awal tahun. Lathaif al-Ma’arif (Ibnu Rajab) membahas keutamaan Muharram dan mendorong penggandaan ketaatan pada fase pembuka tahun.
Jadikan Amalan malam 1 Muharram sebagai momentum hijrah batin, kokohkan doa, hidupkan malam dengan ibadah, kuatkan dzikir, tebarkan sedekah, rangkai silaturahmi, dan perbanyak muhasabah agar tahun baru Hijriah berbuah keberkahan.
Daftar Sumber
Syekh Abdul Hamid, Kanzun Naja was Surur fi Ad’iyyati Tasyrahus Shudur.
Imam Muhammad Haqqiy an-Nazily, Khazinatul Asrar Jalilatul Adzkar.
I’anatuth Thalibin (rujukan fiqih madzhab Syafi’i; praktik salat 4 rakaat untuk maghfirah).
H. Hamdan Hamedan, MA, Doa & Zikir Sepanjang Tahun.
Ust. Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid, Kalender Ibadah Sepanjang Tahun.
Ibnu Rajab al-Hanbali, Lathaif al-Ma’arif.
People Also Talk
1. Apa inti Amalan malam 1 Muharram yang paling utama? Membaca doa akhir & awal tahun, menghidupkan malam dengan salat sunnah (tahajud, hajat, witir), dzikir, tilawah, sedekah, silaturahmi, dan muhasabah.
2. Apakah ada puasa khusus di 1 Muharram? Boleh berpuasa sunnah di awal Muharram; puncaknya dianjurkan puasa Tasu’a (9) dan Asyura (10 Muharram).
3. Adakah amalan wirid spesifik menurut ulama? Ada yang menganjurkan Ayat Kursi (hingga 360 kali) dan basmalah pada malam 1 Muharram, sesuai rujukan kitab yang disebutkan.
4. Bagaimana format salat 4 rakaat yang dianjurkan sebagian ulama?Dikerjakan sebagai salat sunah malam 1 Muharram untuk memohon ampunan; rincian bacaan mengikuti tuntunan guru/rujukan fikih setempat.
5. Perlukah sedekah dan silaturahmi dikerjakan di malam itu juga? Dianjurkan; sedekah dan silaturahmi melengkapi ibadah personal dengan dampak sosial sebagai pembuka tahun yang berkah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul