Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan teknologi yang pesat di era modern telah mengubah hampir setiap aspek kehidupan manusia. Fenomena ini memunculkan pertanyaan bagaimana arus teknologi dan pengaruhnya terhadap tanda kiamat dapat saling berkaitan.
Banyak pandangan, baik dari sudut pandang agama maupun ilmiah, mulai mengaitkan kemajuan teknologi dengan narasi akhir zaman yang telah lama diperbincangkan.
Melansir dari sebuah kajian yang diterbitkan dalam Abrahamic Religions: Jurnal Studi Agama-Agama (ARJ) oleh Andika Andika (2022), agama dan teknologi merupakan dua entitas yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Agama menjadi alat kendalinya.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Jumat (8/10/2025).
Kecerdasan Buatan (AI) sebagai Potensi Tanda Kiamat
Kecerdasan Buatan (AI) telah menjadi salah satu aspek dalam arus teknologi dan pengaruhnya terhadap tanda kiamat yang paling banyak diperbincangkan di kalangan akademisi dan masyarakat umum.
Para peneliti dari institusi terkemuka seperti Berkeley dan University of Oxford telah mengemukakan bahwa AI akan semakin canggih dalam waktu dekat, bahkan mampu melakukan tugas-tugas kompleks yang saat ini hanya bisa dilakukan manusia.
Prediksi ini, seperti dikutip dari Gizmodo pada 2024, mencakup kemampuan AI untuk membuat lagu, menulis buku terlaris, hingga menerjemahkan bahasa baru sebelum tahun 2030.
Lebih jauh lagi, para peneliti memperkirakan bahwa pada tahun 2063, AI bahkan dapat melakukan pekerjaan seorang ahli bedah atau bahkan peneliti AI itu sendiri.
Meskipun sebagian besar peneliti melihat dampak positif yang besar dari perkembangan AI, ada kekhawatiran signifikan mengenai potensi risiko yang dapat mengarah pada "kiamat" baru bagi manusia.
Sebuah survei terhadap 2.778 peneliti AI menunjukkan bahwa 68% percaya AI akan memberikan dampak baik, namun ada kemungkinan 10% bahwa manusia akan kehilangan kendali atas AI, yang berujung pada kepunahan.
Kekhawatiran utama lainnya yang muncul adalah kemampuan AI untuk menyebarkan informasi keliru secara masif, yang dianggap sebagai hal paling substansial oleh lebih dari 80% peneliti.
Perusahaan seperti OpenAI dan Anthropic sedang berupaya menyelaraskan AI dengan nilai-nilai kemanusiaan, namun tantangan tetap ada. Hal ini terutama menjadi perhatian serius jika AI menjadi lebih pintar dari manusia, sehingga potensi arus teknologi dan pengaruhnya terhadap tanda kiamat melalui AI tidak bisa diabaikan.
Dampak Lingkungan dari Arus Teknologi: Ancaman Ekologis
Selain potensi ancaman dari kecerdasan buatan, arus teknologi dan pengaruhnya terhadap tanda kiamat juga dapat dilihat dari dampak ekologis yang ditimbulkannya. Laporan terbaru dari Greenpeace pada 2024, menyoroti bahwa ledakan teknologi AI, khususnya produksi semikonduktor, telah meningkatkan emisi karbon secara drastis.
Emisi dari produksi semikonduktor, yang merupakan inti dari teknologi AI, meningkat lebih dari empat kali lipat sepanjang tahun 2024.
Industri AI kini telah menjadi penyumbang utama emisi karbon global, dengan raksasa teknologi seperti Nvidia dan Microsoft mengandalkan produsen chip di wilayah yang sangat bergantung pada bahan bakar fosil.
Wilayah-wilayah tersebut meliputi Taiwan, Korea Selatan, dan Jepang, yang pasokan listriknya sebagian besar berasal dari sumber energi non-terbarukan.
Ironisnya, narasi bahwa AI akan mempercepat transisi energi hijau justru ditantang oleh kenyataan bahwa ledakan AI mengancam target dekarbonisasi global yang telah ditetapkan.
Peningkatan emisi global dari industri chip AI naik 357% pada tahun 2024, melampaui lonjakan penggunaan listrik sebesar 351%.
Negara-negara di Asia Timur bahkan berencana membangun pembangkit listrik tenaga gas alam cair (LNG) baru untuk memenuhi kebutuhan energi industri chip yang terus meningkat, yang semakin memperburuk jejak karbon.
Ketergantungan tinggi pada bahan bakar fosil di wilayah-wilayah ini, seperti Taiwan (83%), Jepang (68,6%), dan Korea Selatan (58,5%), menunjukkan bahwa kemajuan teknologi ini datang dengan biaya lingkungan yang sangat besar, memperkuat pandangan tentang arus teknologi dan pengaruhnya terhadap tanda kiamat dari sisi ekologi.
Kebodohan Massal di Era Digital Jadi Tanda Kiamat
Dalam ajaran Islam, fenomena kebodohan massal merupakan salah satu tanda kiamat yang sangat jelas, dan arus teknologi dan pengaruhnya terhadap tanda kiamat berpotensi mempercepat kondisi ini.
Konsep ini tidak hanya merujuk pada kurangnya pengetahuan akademis semata, tetapi lebih kepada hilangnya pemahaman mendalam akan nilai-nilai agama, moral, dan etika yang menjadi pondasi kehidupan.
Ketika ilmu yang benar dicabut dan digantikan oleh kebodohan, masyarakat akan kehilangan arah serta cenderung melakukan perbuatan yang menyimpang dari fitrah kemanusiaan.
Rasulullah SAW telah memberikan gambaran mengenai kondisi ini melalui sabda-sabda beliau. Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Abdullah menjelaskan bahwa menjelang kiamat, ilmu akan dicabut dan kebodohan akan diturunkan, yang kemudian diikuti oleh banyaknya kerusuhan dan pembunuhan.
Ahli hadis dan tafsir Ibnu Katsir, dalam kitabnya An-Nihayah, menjelaskan bahwa tanda kiamat ini mengindikasikan pencabutan ilmu dari umat manusia di akhir zaman.
Al-Qur'an bahkan akan lenyap dari mushaf dan hati manusia, menyisakan orang-orang lanjut usia yang hanya bisa mengucapkan kalimat tauhid tanpa pemahaman mendalam. Pencabutan ilmu ini terjadi melalui wafatnya para ulama, yang kemudian digantikan oleh pemimpin-pemimpin yang bodoh.
Para pemimpin ini akan memberikan fatwa tanpa ilmu, sehingga mereka sendiri sesat dan menyesatkan orang lain.
Di era digital, banjir informasi yang tidak terverifikasi dan kemudahan akses terhadap konten yang menyesatkan dapat memperparah kebodohan massal ini, meskipun secara paradoks, akses terhadap ilmu juga semakin mudah, menunjukkan kompleksitas arus teknologi dan pengaruhnya terhadap tanda kiamat.
Pergeseran Nilai dan Moralitas Akibat Modernisasi Teknologi
Modernisasi yang didorong oleh arus teknologi dan pengaruhnya terhadap tanda kiamat juga membawa pergeseran nilai dan moralitas yang signifikan dalam masyarakat.
Peter L. Berger, seperti yang dijelaskan oleh Ernita Dewi dalam Jurnal Ilmu-Ilmu Usuluddin Dan Filsafat (2012), menjelaskan bahwa manusia modern mengalami anomie.
Anomie adalah suatu kondisi di mana setiap individu merasa kehilangan ikatan yang memberikan rasa aman dan stabilitas dengan sesama manusia, sehingga menyebabkan manusia kehilangan arah dan makna hidup di dunia ini.
Kemajuan teknologi, khususnya dalam bidang ekonomi teknis, dapat menciptakan ketegangan, kekecewaan, dan bahkan keterasingan antarindividu. Berger juga mengamati bahwa modernisasi bertindak seperti palu baja raksasa yang mendobrak dan menghancurkan institusi serta struktur nilai-nilai tradisional yang telah lama ada.
Akibatnya, masyarakat modern cenderung kehilangan rasa aman yang dulunya mereka dapatkan dari institusi tradisional tersebut, memperlihatkan salah satu aspek dari arus teknologi dan pengaruhnya terhadap tanda kiamat.
Pertanyaan tentang peran dan fungsi agama mulai menguat karena tidak jarang agama dianggap gagap menghadapi kemajuan teknologi, seperti yang diungkapkan Radiansyah dalam JAQFI: Jurnal Aqidah Dan Filsafat Islam (2018).
Meskipun teknologi memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan dan kesejahteraan, agama seringkali menjadi masalah ketika berkembang menjadi identitas kelompok dan kehilangan esensinya sebagai pedoman hidup.
Namun, agama tetap memberikan ruang bagi pemeluknya untuk berinovasi, asalkan tindakan tersebut sesuai dengan aturan yang telah distandarisasi oleh agama, mencegah manusia menjadi liar dan tidak terarah.
FAQ
1. Apakah kemajuan teknologi bisa dikaitkan dengan tanda kiamat?
Beberapa pandangan agama dan ilmiah mengaitkannya, terutama ketika teknologi menyebabkan kerusakan moral, lingkungan, dan ketidakseimbangan hidup manusia.
2. Mengapa kecerdasan buatan (AI) dianggap berpotensi menjadi tanda kiamat?
Karena AI dapat melampaui kemampuan manusia, menimbulkan kehilangan kendali, penyebaran informasi keliru, dan ancaman terhadap eksistensi manusia.
3. Bagaimana teknologi memengaruhi lingkungan secara global?
Industri teknologi, terutama produksi chip AI, meningkatkan emisi karbon secara drastis, memperparah krisis iklim, dan mengancam keseimbangan ekologis.
4. Apa kaitan kebodohan massal di era digital dengan tanda kiamat?
Banjir informasi tanpa filter membuat manusia kehilangan ilmu yang benar, memunculkan kebodohan spiritual dan moral sebagaimana disebut dalam hadis akhir zaman.
5. Mengapa peran agama penting di tengah pesatnya arus teknologi?
Agama berfungsi sebagai pengendali moral agar manusia tidak kehilangan fitrah dan arah hidup di tengah kemajuan teknologi yang tanpa batas.

3 weeks ago
17
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5134162/original/012917000_1739593072-1739590048291_arti-doa-sholat-dhuha.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5061590/original/072378300_1734874466-Imam_Syafi_i.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402666/original/070087200_1762259316-Muslim_membaca_sholawat_di_dekat_kaligrafi_bertuliskan_sholawat__Wikimedia_Commons_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5373270/original/044792100_1759817423-Gemini_Generated_Image_b1m0vhb1m0vhb1m0.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5151380/original/086607800_1741158200-pray-6268224_1280.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5400640/original/079783300_1762143236-ilustrasi_tangan_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3561767/original/030914300_1630818507-islamic-book-3738793_1920.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402341/original/024850600_1762244580-Masuk_Masjid.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5382022/original/048339900_1760524874-Sholawat_dan_Berdzikir.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3213149/original/081114900_1597814879-muslim-woman-pray-with-beads-read-quran_73740-667__2_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1099096/original/052428400_1451564466-is3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/4750461/original/031799500_1708609713-Niat_Puasa_Ayyamul_BIdh.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2397600/original/021060800_1541051347-embers-142515_960_720.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402262/original/070190600_1762241995-doa_puasa_arafah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4329118/original/093191800_1676784720-natural-wonders-paradise-illustration.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4572020/original/079789800_1694495488-haidan-IAwnp88Fz8Y-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401985/original/063466500_1762233670-ilustrasi_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3447311/original/080504600_1620103638-hajar-aswad.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4830372/original/038035000_1715592365-quran-being-held-hands-close-up.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4262146/original/085381500_1671090332-pexels-alena-darmel-8164382.jpg)

























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5270335/original/056977800_1751427256-Cek_Fakta_Tidak_Benar_Ini_Link_Pendaftaran__14_.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5064764/original/069011000_1735030219-bansos_akhir_tahun.jpg)