Liputan6.com, Jakarta - Asam urat terjadi karena ada peradangan pada sendi yang disebabkan oleh tingginya kadar asam urat di dalam darah. Biasanya, penderita asam urat sering nyeri sendi yang parah, terutama pada malam hari, serta pembengkakan, kemerahan, dan rasa hangat pada sendi yang terkena.
Selain itu, penderita asam urat juga bisa mengalami keterbatasan gerak, munculnya benjolan (tofi) di sekitar sendi. Dalam kasus yang parah, bisa terjadi kerusakan sendi permanen dan batu ginjal.
Salah satu pencegahan yang dapat dilakukan penderita asam urat adalah mengurangi beberapa makanan yang memicu asam urat kambuh. Pakar obat herbal, ustadz dr. Zaidul Akbar mengklasifikasikan beberapa makanan yang sebaiknya dihindari oleh penderita asam urat.
Dr Zaidul Akbar mengatakan, makanan yang perlu dihindari bagi penderita asam urat adalah yang mengandung lemak trans atau lemak jahat. Hal ini karena asam urat disebabkan oleh banyaknya uric acid yang muncul di badan. Uric acid paling sering berasal dari produk-produk yang mengandung lemak trans.
Apa saja makanan yang mengandung lemak trans untuk dihindari dulu oleh penderita asam urat? Simak di halaman berikutnya, dikutip dari YT dr. Zaidul Akbar Official pada Sabtu (12/7/2025).
Saksikan Video Pilihan Ini:
Jenazah Nelayan Dievakuasi dari Perairan Nusakambangan Cilacap
Ini Daftar Makanannya
Dokter Zaidul Akbar menyebutkan empat jenis makanan yang sebaiknya dikurangi jika mengalami asam urat. Berikut daftarnya menurut dokter yang sering berdakwah itu.
- Produk berbahan dasar tepung. Contohnya roti dan kue.
- Nasi, karena kandungan karbohidratnya yang tinggi dapat meningkatkan kadar asam urat.
- Gula pasir, yang sering kali memperburuk inflamasi.
- Daging, terutama daging merah, karena kaya akan purin, yang merupakan sumber utama produksi asam urat.
“Saran saya itu disetop. Bagaimana cara memperbaikinya? Sebenarnya kalau mau pakai resep yang saya pakai kasih yaitu pare sama sereh itu sangat baik, tapi airnya harus asup lebih banyak,” katanya.
Sebagai gantinya, dokter Zaidul Akbar menyarankan agar tubuh diberikan alkaline forming food atau jenis makanan yang bersifat basa. Makanan ini membantu menyeimbangkan kadar keasaman tubuh, sehingga dapat mengurangi risiko peradangan pada sendi.
“Termasuk juga kalau mau coba bisa blender kacang panjang sama seledri. Nah itu insya Allah bisa membantu juga,” tuturnya.
Ketahui Pemicu-Pemicu Asam Urat
Menukil kanal Health Liputan6.com, ada enam pemicu asam urat yang perlu diketahui. Berikut daftarnya yang disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Alvin Nursalim, Sp.PD.
1. Gangguan Metabolisme
Salah satu pemicunya adalah gangguan metabolisme. Tubuh manusia secara alami memproduksi purin, senyawa yang dalam kondisi normal dapat diolah atau dibuang melalui tinja dan urine.
Namun, pada orang dengan gangguan metabolisme, proses ini terganggu sehingga purin menumpuk dan memicu timbulnya asam urat.
2. Penggunaan Obat-Obatan
Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti diuretik dan aspirin, juga berpotensi meningkatkan kadar asam urat. Obat-obatan ini dapat menghambat pembuangan asam urat, sehingga senyawa tersebut terus bertambah dalam tubuh.
3. Berat Badan Berlebihan
Berat badan berlebih memaksa tubuh memproduksi lebih banyak asam urat, sementara ginjal kesulitan membuang kelebihannya. Akibatnya, terjadi penumpukan yang memicu peradangan.
4. Riwayat Keluarga
Orang dengan anggota keluarga yang mengidap asam urat memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi serupa. Faktor genetik ini memperbesar peluang seseorang terkena penyakit ini, terutama jika disertai gaya hidup yang tidak sehat.
5. Konsumsi Alkohol dan Minuman Tinggi Fruktosa
Alkohol mengganggu proses pengeluaran asam urat, sementara fruktosa meningkatkan produksi purin sekaligus menurunkan kemampuan tubuh untuk membuangnya. Kombinasi ini memperbesar risiko terjadinya penumpukan asam urat dalam darah.
6. Kelaparan dan Penyakit Ginjal
Saat tubuh kekurangan asupan makanan, metabolisme beralih menggunakan jaringan kaya purin, yang akhirnya meningkatkan kadar asam urat.
Kondisi medis tertentu, seperti penyakit ginjal dan kanker, juga berkaitan dengan peningkatan kadar asam urat. Kedua kondisi ini mengganggu fungsi tubuh dalam mengatur kadar senyawa tersebut, sehingga berpotensi memperburuk keadaan.