Liputan6.com, Jakarta - Mandi keramas lazim dilakukan sebagai rutinitas kebersihan diri. Namun, menjelang atau pada bulan Ramadhan, mandi keramas menjadi sunnah untuk dilakukan. Penting bagi umat Islam untuk mengetahui doa keramas puasa Ramadhan.
Keramas yang dimaksud ada dua, yakni mandi wajib (junub), atau mandi sunnah. Sebab, tak menutup kemungkinan pada bulan Ramadhan sekalipun kita melakukan atau terjadi hal yang menyebab hadas besar.
Apabila itu adalah hadas besar, maka mandi wajib atau junub bukanlah syarat sahnya puasa. Seseorang bisa tetap melaksanakan puasa mulai fajar meski masih menanggung hadas besar.
Dalam Kitab al-Mausu’atul Fiqhiyyah dijelaskan:
“Orang yang memiliki hadats junub (hadats besar), sah melaksanakan puasa meski ia belum sempat mandi besar sampai pagi puasa. Siti ‘Aisyah dan Ummu Salamah pernah berkata, ‘Kami melihat Nabi Muhammad saw pagi-pagi masih memilki hadats junub yang bukan karena mimpi basah, lalu beliau mandi besar dan tetap melaksanakan puasa.”
Namun begitu, muslim dianjurkan tetap mandi wajib sebelum memasuki puasa Ramadhan. Umat Islam dianjurkan mandi wajib pada malam hari sebelum memasuki waktu Subuh agar tak ada ibadah yang terganggu.
Syekh Ibrahim al-Bajuri dalam Kitab Hasyiyah al-Bajuri memaparkan terkait kesunnahan mandi puasa Ramadhan. Begitu pula dengan Sayyid Abu Bakar Syatha’ dalam kitab I’anatut Thalibin.
Berikut ini adalah lafal doa keramas puasa Ramadhan, meliputi mandi wajib dan sunnah puasa Ramadhan.
Doa Mandi Keramas Puasa Ramadhan dan Tata Caranya
1. Niat Mandi Sunnah Puasa Ramadhan
Adapun niatnya adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ أَدَاءَ اْلغُسْلِ اْلمَسْنُوْنِ لِيْ فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ مِنْ رَمَضَانَ لله تَعَالَى
Nawaitu adâ’al ghuslil masnûni lî fî hadzihil lailatil min romadh lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Aku berniat menjalankan mandi yang disunnahkan kepadaku pada malam ini di bulan Ramadhan karena Allah Ta’ala.”
2. Niat Mandi Wajib
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Nawaitul-ghusla lirafil ḫadatsil-akbari fardlan lillâhi ta‘ala
Artinyaa: "Saya niat mandi untuk menghilangkan hadats besar, fardhu karena Allah ta'ala."
Dalam madzhab Syafi'i, niat harus dilakukan bersamaan dengan saat air pertama kali disiramkan ke tubuh.
3. Niat Mandi Junub
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Nawaitul-ghusla lirafil ḫadatsil-akbari minal-jinâbati fardlan lillâhi ta‘ala
"Saya niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari janabah, fardhu karena Allah ta'ala."
Rukun Mandi Wajib dan Sunnah
Syekh Muhammad bin Qasim Al-Ghaz dalam Kitab Fathul Qarib menjelaskan dengan rinci tata cara mandi wajib. Menurut Qasim, rukun mandi sunnah dan kesunnahan di dalamnya sama dengan mandi wajib.
Ada 2 rukun yang harus dilakukan ketika melaksanakan mandi junub, yaitu:
1. Niat
Nawaitul-ghusla lirafil ḫadatsil-akbari minal-jinâbati fardlan lillâhi ta‘ala. (Saya niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari janabah, fardhu karena Allah ta'ala).
Dalam madzhab Syafi'i, niat harus dilakukan bersamaan dengan saat air pertama kali disiramkan ke tubuh.
2. Mengguyur seluruh badan
Saat mandi wajib, seluruh badan bagian luar harus terguyur air, termasuk rambut dan bulu-bulunya. Untuk bagian tubuh yang berambut atau berbulu, air harus bisa mengalir sampai ke bagian kulit dan pangkal rambut/bulu sehingga tubuh tidak tertempel najis.
Sunnah mandi Wajib yang juga berlaku untuk mandi sunnah:
Ada sejumlah kesunnahan yang bisa dilakukan saat melaksanakan mandi junub. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Imam al-Ghazali dalam kitab Bidâyatul Hidâyah, di antaranya:
- Membasuh tangan hingga tiga kali.
- Membersihkan segala kotoran atau najis yang masih menempel di badan.
- Berwudhu dengan sempurna.
- Mengguyur kepala sampai tiga kali, bersamaan dengan itu melakukan niat menghilangkan hadats besar.
- Mengguyur bagian badan sebelah kanan hingga tiga kali, kemudian dilanjutkan dengan badan sebelah kiri juga tiga kali.
- Menggosok-gosok tubuh, depan maupun belakang, sebanyak tiga kali.
- Menyela-nyela rambut dan jenggot (bila punya).
- Mengalirkan air ke lipatan-lipatan kulit dan pangkal rambut. Sebaiknya hindarkan tangan dari menyentuh kemaluan, kalaupun tersentuh, sebaiknya berwudhu lagi.
Waktu Mandi Keramas Puasa Ramadhan
Waktu pelaksanaan mandi keramas puasa pada malam pertama Ramadhan dan malam-malam selanjutnya.
Sayyid Abu Bakar Syatha’ dalam kitab I’anatut Thalibin memaparkan penjelasan beberapa mandi sunah. Salah satunya mandi sunah di setiap malam selama bulan Ramadhan.
“Maksudnya, yang termasuk dari mandi-mandi yang sunah dilakukan adalah mandi setiap malam di bulan Ramadhan. Penulis kitab An-Nihayah mengatakan bahwa Imam Al-Adzra’i membatasi kesunahan mandi tersebut bagi orang yang hendak menghadiri shalat jamaah saja," demikian dikutip dari I'anatut Thalibin.
Syekh Ibrahim al-Bajuri dalam Kitab Hasyiyah al-Bajuri memaparkan terkait kesunnahan mandi puasa Ramadhan, itu termasuk waktunya yakni pada malam hari.
"Dan sisa mandi-mandi yang disunnahkan telah disebutkan dalam kitab-kitab yang panjang pembahasannya. Di antaranya adalah membersihkan badan karena hendak memasuki kota Madinah,... dan setiap malam di bulan Ramadhan. Imam al-Adzra’i hanya membatasi pada orang yang hendak menghadiri berjamaah, sementara menurut pendapat yang kuat tidak ada pembatasan dalam hal itu," jelasnya.
Dalam bab ini, Al-Bajuri menjelaskan berbagai mandi yang disunnahkan. Selain mandi puasa Ramadhan, dijelaskan pula selain mandi di setiap malam Ramadhan.
People Also Ask:
1. Apa niat mandi keramas puasa Ramadhan?
Niat keramas (mandi wajib) untuk puasa Ramadhan adalah: "Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari fardhal lillaahi ta'aala". Artinya: "Saya niat mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar karena Allah Ta'ala." Meskipun niat di dalam hati sudah cukup, melafalkan niat ini membantu memperjelas tujuan mandi tersebut.
2. Apa boleh mandi keramas saat puasa Ramadhan?
Hukum keramas saat puasa adalah mubah atau diperbolehkan, asalkan tidak ada air yang masuk ke dalam tubuh melalui rongga terbuka seperti mulut atau hidung.
3. Apa niat keramas Idul Fitri?
Niat mandi Idul Fitri adalah: "Nawaitu ghusla li \'iidil fithri sunnatan lillaahi ta'aalaa". Artinya, "Aku niat mandi untuk merayakan Idul Fitri sebagai sunnah karena Allah Ta'ala."
4. Mandi puasa Ramadhan jam berapa?
Jadi, waktu yang dianjurkan untuk mandi junub di bulan Ramadhan adalah sebelum memasuki waktu shalat Subuh. Meski kondisi junub tidak membatalkan puasa, mandi junub sebaiknya dilakukan secepat mungkin agar dapat melaksanakan shalat Subuh dalam keadaan suci, sehingga ibadah puasa dan shalat menjadi lebih sempurna.
Referensi:
- HR Bukhari
- Ensiklopedi Fiqih Islam al-Mausu’atul Fiqhiyyah
- Syekh Ibrahim al-Bajuri dalam Kitab Hasyiyah al-Bajuri
- Sayyid Abu Bakar Syatha’ dalam kitab I’anatut Thalibin
- Syekh Muhammad bin Qasim Al-Ghaz dalam Kitab Fathul Qarib
- Kitab Bidâyatul Hidâyah, Imam al-Ghazali