Doa Anak Yatim Menembus Langit dan Cepat Dikabulkan, Ini Alasan Dibaliknya

3 weeks ago 17

Liputan6.com, Jakarta - Ada keyakinan kuat di kalangan umat Muslim bahwa doa anak yatim menembus langit dengan kecepatan dan kekuatan yang istimewa. Keistimewaan ini bukan tanpa alasan, tetapi berakar pada kedudukan mulia anak yatim.

Mereka adalah sosok yang membutuhkan perhatian dan kasih sayang lebih, sehingga Allah SWT menjanjikan balasan berlipat ganda bagi siapa saja yang memuliakan mereka.

Melansir dari Al Azhar Peduli, terdapat sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa "Jika anak yatim berdoa, langit akan terbuka hijabnya hingga langsung sampai kepada Allah Swt. sehingga doanya terkabul."

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Jumat (8/10/2025).

Mengapa Doa Anak Yatim Dianggap Mustajab?

Konsep bahwa doa anak yatim memiliki kekuatan istimewa dan dianggap mustajab merupakan keyakinan yang kuat dalam Islam. Meskipun tidak ada dalil spesifik yang secara eksplisit menyatakan bahwa doa anak yatim pasti dikabulkan, beberapa dalil dan pemahaman umum dalam Islam mengisyaratkan hal tersebut.

Banyak ulama dan umat Muslim meyakini bahwa doa anak yatim memiliki keistimewaan karena beberapa faktor mendasar. Keistimewaan ini dapat dipahami melalui beberapa poin berikut:

  • Hati yang Tulus dan Ikhlas:

Anak yatim seringkali memanjatkan doa dari hati yang murni, tanpa pamrih, dan penuh kepasrahan kepada Allah SWT. Kehilangan sosok ayah di usia dini membuat mereka lebih bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.

  • Kedudukan Istimewa di Sisi Allah SWT:

Islam sangat memuliakan anak yatim. Al-Qur'an menyebutkan tentang anak yatim lebih dari 20 kali, menunjukkan perhatian besar Allah terhadap mereka. Kedudukan mulia ini menjadikan mereka dekat dengan rahmat dan kasih sayang Allah, sehingga doa mereka lebih berpeluang untuk dikabulkan.

  • Anjuran Memuliakan Anak Yatim:

Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk menyayangi dan memuliakan anak yatim. Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari, Nabi SAW bersabda, "Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini," sambil mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah.

Keutamaan ini menunjukkan bahwa berbuat baik kepada anak yatim adalah amal besar, dan doa mereka untuk kita adalah salah satu bentuk balasan dari Allah SWT, memperkuat keyakinan bahwa doa anak yatim menembus langit.

  • Doa Orang yang Lemah dan Terzalimi:

Anak yatim seringkali berada dalam posisi yang lemah dan rentan. Dalam Islam, doa orang yang terzalimi atau orang yang lemah adalah salah satu doa yang tidak akan ditolak oleh Allah SWT.

Meskipun anak yatim tidak selalu terzalimi, kondisi mereka yang kehilangan pelindung utama (ayah) menempatkan mereka dalam kategori yang membutuhkan perlindungan dan kasih sayang ekstra, sehingga doa mereka memiliki bobot tersendiri.

Kedudukan Anak Yatim dalam Islam

Kedudukan anak yatim dalam Islam sangatlah istimewa dan mulia, menempati posisi yang tinggi dalam ajaran Al-Qur'an dan Hadis. Islam memberikan perhatian khusus kepada mereka, bahkan menjadikannya sebagai salah satu indikator keimanan seseorang.

Definisi anak yatim menurut Islam adalah anak yang kehilangan ayahnya sebelum mencapai usia balig. Batasan usia balig ini penting, di mana untuk anak laki-laki umumnya 15 tahun dan anak perempuan 9 tahun, atau ditandai dengan mimpi basah bagi laki-laki dan menstruasi bagi perempuan.

Al Azhar Peduli menjelaskan bahwa anak yatim adalah seseorang yang belum balig dan ditinggal pergi oleh ayahnya karena meninggal dunia. Al-Qur'an secara eksplisit menyebutkan tentang anak yatim dalam banyak ayat, menunjukkan betapa besar perhatian Allah SWT terhadap kesejahteraan mereka.

Salah satu contohnya adalah firman Allah dalam Surah An-Nisa ayat 36: "Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim......"

Ayat ini secara jelas memerintahkan umat Muslim untuk berbuat baik kepada anak yatim, menempatkan mereka sejajar dengan orang tua dan karib kerabat dalam daftar pihak yang harus dihormati dan diperlakukan dengan baik.

Selain itu, dalam Surah Ad-Dhuha ayat 9, Allah SWT berfirman: "Adapun anak yatim, janganlah kalian menghardiknya."

Ayat ini merupakan larangan keras untuk menyakiti atau memperlakukan anak yatim dengan buruk, menegaskan bahwa mereka adalah golongan yang harus dilindungi dan disayangi. Bahkan, orang-orang yang mendustakan agama termasuk golongan yang menghardik anak yatim, sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-Ma'un ayat 1-3.

Keutamaan Menyantuni Anak Yatim

Menyantuni anak yatim adalah salah satu amalan yang sangat ditekankan dalam Islam dan memiliki banyak keutamaan, baik di dunia maupun di akhirat.

Keutamaan-keutamaan ini menjadi motivasi bagi umat Muslim untuk senantiasa peduli dan berbuat baik kepada mereka. Setiap tindakan kebaikan kepada anak yatim akan mendatangkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Dalam buku Dahsyatnya Doa Anak Yatim karya M. Khalilurrahman Al Mahfani, dijelaskan bahwa anak yatim adalah mereka yang kehilangan ayah sebelum baligh dan sangat membutuhkan perhatian. Berikut adalah beberapa keutamaan menyantuni anak yatim:

  1. Kedekatan dengan Rasulullah SAW di Surga: Ini adalah salah satu keutamaan paling mulia. Rasulullah SAW bersabda, "Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini," sambil mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah. 
  2. Jaminan Masuk Surga: Selain kedekatan dengan Rasulullah, Allah SWT juga menjanjikan surga bagi mereka yang memelihara dan menyantuni anak yatim. Ini adalah bentuk jaminan dari Allah bagi mereka yang peduli dan memberikan santunan kepada anak yatim.
  3. Terhindar dari Siksa di Akhirat: Menyantuni anak yatim juga dapat menjadi sebab seseorang terhindar dari siksa neraka. Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan bahwa Allah SWT tidak akan menyiksa orang-orang yang menyayangi anak yatim, lemah lembut ketika berkata dengan mereka, dan memelihara keyatimannya.
  4. Mendapatkan Pertolongan dari Allah SWT: Orang yang menolong sesamanya, terutama yang lemah seperti anak yatim, akan mendapatkan pertolongan dari Allah SWT. Hadis riwayat Muslim menjelaskan bahwa bagi siapa pun yang membantu menghilangkan kesusahan orang mukmin lain di dunia dan akhirat, maka kesusahannya juga akan dihilangkan oleh Allah SWT.
  5. Melembutkan Hati dan Mengabulkan Hajat: Rasulullah SAW pernah berpesan kepada seseorang yang mengeluhkan kekerasan hatinya untuk mengusap kepala anak yatim dan memberi makan orang miskin. Ini menunjukkan bahwa menyantuni anak yatim dapat melembutkan hati dan menjadi wasilah terkabulnya hajat, termasuk keyakinan bahwa doa anak yatim menembus langit.
  6. Pahala Berlipat Ganda: Setiap kebaikan yang dilakukan kepada anak yatim akan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Yatim Mandiri menyebutkan bahwa menyantuni anak yatim adalah salah satu perbuatan yang baik dan ada banyak keutamaan dari menyayangi anak yatim, seperti doa anak yatim menembus langit.
  7. Investasi Amal untuk Akhirat: Memberikan santunan kepada anak yatim adalah bentuk investasi amal jariyah, yaitu amal yang pahalanya terus mengalir bahkan setelah seseorang meninggal dunia.

Tanggung Jawab Masyarakat dan Negara terhadap Anak Yatim

Perlindungan dan kesejahteraan anak yatim bukan hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga merupakan kewajiban kolektif masyarakat dan negara. Islam menekankan pentingnya peran serta semua pihak dalam memastikan anak-anak yang kehilangan orang tua mendapatkan hak-hak mereka.

Negara Kesatuan Republik Indonesia telah menjamin pemberian perlindungan serta menolong anak yatim dalam rangka mewujudkan pembangunan manusia seutuhnya. Hal ini tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 34, yang menyatakan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. 

Dalam sebuah Skripsi berjudul "Keutamaan Mengasuh Anak Yatim Perspektif Hadis Nabi Saw (Studi Ma’anil Hadis)" oleh BASOR dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dijelaskan hadis-hadis tentang mengasuh anak yatim memiliki keautentikan dan relevansi yang kuat, menekankan pentingnya peran kolektif dalam perlindungan mereka.

Beberapa aspek tanggung jawab masyarakat dan negara meliputi:

Penyediaan Kebutuhan Dasar: Anak yatim memiliki berbagai kebutuhan dasar, termasuk sandang, pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan. Masyarakat dan negara harus memastikan kebutuhan ini terpenuhi agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara wajar.

Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 6 Tahun 2017 secara spesifik menyebutkan bahwa perlindungan anak yatim meliputi pendidikan, kesehatan, sosial, dan perlindungan hukum.

Pendidikan yang Layak: Pendidikan adalah kunci masa depan anak-anak. Pemerintah dan masyarakat harus memastikan anak yatim mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas, mulai dari jenjang dasar hingga perguruan tinggi.

DPRK Banda Aceh mendorong Pemerintah Aceh untuk memberikan beasiswa penuh bagi anak yatim piatu, termasuk anak-anak korban konflik, dari jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi, sebagai bentuk tanggung jawab moral dan sosial.

Perlindungan Hukum: Anak yatim rentan terhadap eksploitasi dan kekerasan. Negara memiliki kewajiban untuk memberikan perlindungan hukum yang kuat bagi mereka, mencegah segala bentuk penelantaran, kekerasan fisik, psikis, seksual, dan eksploitasi ekonomi.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak mengatur bahwa anak yang tidak mempunyai orang tua berhak memperoleh asuhan oleh negara atau orang atau badan.

Dukungan Psikologis dan Sosial: Kehilangan orang tua dapat meninggalkan trauma mendalam bagi anak. Masyarakat dan negara perlu menyediakan dukungan psikologis dan sosial, seperti trauma healing, untuk membantu mereka mengatasi duka dan beradaptasi dengan kondisi baru.

Peran Lembaga Sosial: Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) atau Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) yang dibentuk oleh pemerintah dan masyarakat memiliki peran penting dalam menyelenggarakan pelayanan sosial untuk anak-anak terlantar, yatim, dan piatu. Lembaga-lembaga ini membantu memenuhi kebutuhan dasar anak dan mengembangkan potensi mereka.

Pendataan dan Pengawasan: Diperlukan data yang akurat mengenai jumlah, kondisi, dan kebutuhan anak yatim untuk memastikan bantuan dan program perlindungan tepat sasaran dan berkesinambungan.

Cara Menyantuni Anak Yatim Sesuai Ajaran Islam

Menyantuni anak yatim adalah amalan mulia yang memiliki banyak bentuk, tidak hanya terbatas pada pemberian materi. Islam mengajarkan berbagai cara untuk memuliakan mereka, yang semuanya berlandaskan pada kasih sayang dan kepedulian.

Memberikan santunan kepada anak yatim merupakan wujud nyata dari iman dan kepedulian sosial yang sangat dianjurkan.

BAZNAS menjelaskan bahwa ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk memberikan santunan, seperti dengan memberikan pakaian, membiayai pendidikan, dan sebagainya. Berikut adalah beberapa cara menyantuni anak yatim yang dianjurkan dalam Islam:

  • Memberikan Kasih Sayang dan Perhatian: Anak yatim sangat membutuhkan kasih sayang dan perhatian, sama seperti anak-anak lainnya. Bersikap lembut, peduli, dan mendengarkan kebutuhan mereka adalah langkah pertama yang penting. 
  • Mengusap Kepala Anak Yatim: Dalam sebuah hadis, beliau bersabda, "Barang siapa mengusap kepala anak yatim piatu laki-laki atau perempuan karena Allah, adalah baginya setiap rambut yang diusap dengan tangannya itu terdapat banyak kebaikan."
  • Memenuhi Kebutuhan Hidup (Sandang, Pangan, Papan): Menyediakan kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal yang layak adalah bentuk santunan yang sangat penting.
  • Membiayai Pendidikan: BAZNAS juga menyebutkan bahwa membiayai pendidikan adalah salah satu cara memberikan santunan.
  • Tidak Menghardik atau Menyakiti: Larangan menghardik anak yatim disebutkan secara jelas dalam Al-Qur'an Surah Ad-Dhuha ayat 9. Memperlakukan mereka dengan kasar atau merendahkan adalah perbuatan yang sangat dibenci Allah SWT. Sebaliknya, kita harus berbicara dengan mereka secara baik dan penuh hormat.
  • Menjaga Harta Anak Yatim: Jika anak yatim memiliki harta warisan, wajib bagi walinya untuk menjaga dan mengelolanya dengan baik hingga mereka dewasa dan mampu mengurus hartanya sendiri. Menggunakan harta anak yatim secara zalim adalah dosa besar.
  • Mengajak Mereka Berinteraksi Sosial: Mengajak anak yatim berinteraksi dalam kegiatan sosial, keagamaan, atau keluarga dapat membantu mereka merasa diterima dan tidak terasing. Ini juga membantu perkembangan sosial dan emosional mereka.

FAQ

1. Mengapa doa anak yatim dianggap mustajab?

Karena hati mereka tulus, bersih dari riya, dan dekat dengan kasih sayang Allah SWT.

2. Apakah ada dalil khusus tentang doa anak yatim yang pasti dikabulkan?

Tidak ada dalil spesifik, namun banyak ayat dan hadis yang menunjukkan kemuliaan anak yatim di sisi Allah.

3. Apa keutamaan menyantuni anak yatim?

Pahalanya besar, di antaranya kedekatan dengan Rasulullah SAW di surga dan keberkahan hidup di dunia.

4. Bolehkah meminta doa kepada anak yatim?

Boleh, selama dengan adab dan niat yang tulus, namun sebaiknya tetap berdoa langsung kepada Allah SWT.

5. Bagaimana cara terbaik menyantuni anak yatim?

Dengan kasih sayang, memenuhi kebutuhan hidup dan pendidikan mereka, serta tidak menghardik atau menyakiti hati mereka.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |