Doa Buka Puasa Qadha: Lafaz, Niat, dan Batasan Waktunya

2 months ago 23

Liputan6.com, Jakarta - Puasa qadha merupakan kewajiban bagi umat Muslim yang tidak dapat menunaikan ibadah puasa Ramadan karena uzur syar'i. Salah satu momen penting dalam ibadah ini adalah saat berbuka, di mana membaca doa buka puasa qadha menjadi amalan yang sangat dianjurkan.

Berbuka puasa setelah seharian menahan diri adalah waktu yang penuh keberkahan, di mana doa seorang hamba memiliki kemungkinan besar untuk dikabulkan.

Oleh karena itu, memahami dan mengamalkan doa buka puasa qadha yang benar sangat penting. Ini tidak hanya sebagai ungkapan syukur, tetapi juga menegaskan niat tulus. Majelis Ulama Indonesia (MUI) bahkan merekomendasikan beberapa bacaan doa yang memiliki dasar dari hadis sahih.

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Sabtu (19/7/2025).

Memahami Kewajiban Puasa Qadha

Puasa qadha adalah puasa yang dilakukan untuk mengganti hari-hari puasa Ramadan yang ditinggalkan karena alasan tertentu, seperti sakit, haid, atau dalam perjalanan. Kewajiban ini ditegaskan dalam firman Allah SWT.

Melansir dari baznas.go.id, puasa qadha adalah puasa yang dilakukan untuk menggantikan puasa wajib yang ditinggalkan pada waktu sebelumnya.

Kewajiban mengqadha puasa ini berdasarkan firman Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat 184: "Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain." (QS. Al-Baqarah: 184). Ayat ini menjadi landasan utama bagi umat Islam untuk menunaikan kewajiban puasa yang terlewat.

Selain itu, puasa qadha juga wajib bagi wanita yang mengalami haid atau nifas, serta bagi mereka yang membatalkan puasa tanpa uzur syar'i.

Dian Damayanti dalam skripsinya "BATASAN WAKTU QADHA PUASA RAMADHAN MENURUT ULAMA EMPAT MAZHAB" (2022) menjelaskan bahwa jika seorang muslim tidak berpuasa satu hari di siang hari Ramadan tanpa uzur, maka dia wajib bertaubat dan mengqadha puasa sesuai dengan kadar hari berbukanya setelah Ramadan.

Bacaan Doa Buka Puasa Qadha yang Dianjurkan

Membaca doa saat berbuka puasa, termasuk puasa qadha, merupakan amalan sunah yang sangat dianjurkan. Doa ini menjadi bentuk syukur atas nikmat berbuka dan pengakuan bahwa segala rezeki berasal dari Allah SWT.

Meskipun tidak ada satu doa spesifik yang wajib, beberapa lafaz doa telah diajarkan dan dapat diamalkan.

Secara umum, doa buka puasa qadha sama seperti doa berbuka puasa Ramadan. Melansir dari nu.or.id, lafaz yang sering digunakan adalah:

Lafaz Arab: اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

Lafaz Latin: Allahumma laka sumtu wa bika aamantu wa ‘ala rizqika aftartu.

Artinya: "Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka.”

Doa ini diriwayatkan oleh Abu Daud dan menekankan keimanan serta penyerahan diri kepada Allah. Ada pula variasi doa yang secara spesifik menyebutkan pengqadha'an puasa Ramadan, seperti "Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dengan rezeki-Mu aku berbuka, dan aku telah mengqadha puasaku dari Ramadan." Umat Islam bebas memilih doa yang paling mudah diingat dan nyaman diucapkan.

Doa Tambahan Setelah Berbuka Puasa Qadha

Selain doa berbuka yang diucapkan saat membatalkan puasa, terdapat juga doa yang bisa dibaca setelah selesai berbuka sebagai ungkapan syukur atas nikmat yang telah diberikan. Doa ini melengkapi rangkaian ibadah berbuka puasa dan menegaskan harapan akan pahala dari Allah SWT.

Doa tambahan ini diriwayatkan oleh sahabat Abdullah bin ‘Umar dan sering diamalkan oleh umat Muslim. Melansir dari nu.or.id, lafaznya adalah:

Lafaz Arab: ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

Lafaz Latin: Dzahabadzh dzhama-u wabtallatil-'uruqu wa tsabatal-ajru insyaa-Allah.

Artinya: “Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala tetap, insyaallah.”

Doa ini merupakan manifestasi rasa syukur atas hilangnya dahaga dan keyakinan akan ganjaran pahala yang telah ditetapkan oleh Allah. Mengamalkan doa ini dapat menambah keberkahan dan kesempurnaan ibadah puasa qadha yang telah ditunaikan.

Niat Puasa Qadha: Lafaz dan Waktu Terbaik

Niat merupakan rukun penting dalam setiap ibadah, termasuk puasa qadha. Keabsahan puasa sangat bergantung pada niat yang tulus dan benar. Niat ini membedakan antara ibadah puasa dengan sekadar menahan lapar dan dahaga biasa.

Lafaz niat puasa qadha Ramadan yang dianjurkan adalah:

Lafaz Arab: نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Lafaz Latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’i fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadan esok hari karena Allah Swt.”

Penting untuk diingat, niat puasa qadha sebaiknya dilakukan pada malam hari sebelum melaksanakan puasa. Menurut Mazhab Syafi’i, niat puasa wajib, termasuk qadha, harus dilakukan sebelum terbit fajar. Jika niat dilakukan setelah terbit fajar, puasa qadha tidak sah. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam kitab Hasyiyatul Iqna’.

Batasan Waktu Pelaksanaan Puasa Qadha

Mengenai batasan waktu pelaksanaan puasa qadha, terdapat perbedaan pandangan di kalangan ulama mazhab. Secara umum, puasa qadha dapat dilakukan kapan saja kecuali pada hari-hari yang diharamkan berpuasa, seperti hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, serta hari tasyrik.

Menurut Dian Damayanti dalam skripsinya "BATASAN WAKTU QADHA PUASA RAMADHAN MENURUT ULAMA EMPAT MAZHAB" (2022), Imam Nawawi (Mazhab Syafi'i) dan Ibnu Rusyd (Mazhab Maliki) berpendapat bahwa batasan waktu untuk melaksanakan puasa qadha Ramadan tidak ditentukan secara spesifik. Puasa qadha boleh dilakukan kapan saja selama belum memasuki Ramadan berikutnya.

Namun, Ibnu Qudamah (Mazhab Hambali) dan Imam al-Sarakhsyi (Mazhab Hanafi) mengartikan bahwa batasan waktu puasa qadha Ramadan adalah sampai pada bulan Syakban, berdasarkan riwayat Aisyah RA. Aisyah RA sendiri pernah mengqadha puasanya di bulan Syakban.

Meskipun ada perbedaan, mayoritas ulama sepakat bahwa puasa qadha harus diselesaikan sebelum datangnya bulan Ramadan berikutnya. Menunda-nunda tanpa alasan yang jelas sangat tidak dianjurkan.

Hukum Menunda Puasa Qadha dan Konsekuensinya

Menunda pelaksanaan puasa qadha hingga melewati batas waktu yang dianjurkan dapat memiliki konsekuensi yang berbeda menurut pandangan mazhab. Konsekuensi ini umumnya berlaku jika penundaan dilakukan tanpa uzur syar'i yang dibenarkan.

Menurut Imam Nawawi (Syafi'i), jika seseorang menunda qadha tanpa uzur hingga masuk Ramadan berikutnya, ia berdosa dan wajib mengqadha serta membayar fidyah (satu mud makanan untuk setiap hari). Jika penundaan berlanjut hingga dua tahun atau lebih, jumlah fidyah akan berlipat ganda.

Berbeda dengan itu, Ibnu Qudamah (Hambali) dan Imam al-Sarakhsyi (Hanafi) berpendapat bahwa jika penundaan qadha terjadi tanpa uzur hingga Ramadan berikutnya, tetap wajib mengqadha.

Namun, Ibnu Qudamah menyatakan fidyah tidak berlipat ganda meskipun ditunda bertahun-tahun, sementara Imam al-Sarakhsyi bahkan tidak mewajibkan fidyah sama sekali, hanya qadha.

Ibnu Rusyd (Maliki) juga menjelaskan bahwa jika qadha ditunda hingga Ramadan berikutnya, sanksinya adalah wajib qadha dan kafarat. Perbedaan pendapat ini menunjukkan adanya fleksibilitas dalam interpretasi hukum, namun semua mazhab menekankan pentingnya menunaikan kewajiban qadha.

Keutamaan Melaksanakan Puasa Qadha

Melaksanakan puasa qadha bukan hanya memenuhi kewajiban, tetapi juga mendatangkan berbagai keutamaan dan hikmah yang besar dari Allah SWT. Ini adalah kesempatan untuk menyempurnakan ibadah dan meraih pahala.

  1. Menyempurnakan Kewajiban Ibadah: Puasa qadha adalah cara untuk menutupi kekurangan dalam ibadah Ramadan yang terlewat, memastikan seorang Muslim dapat menjalankan perintah-Nya secara utuh.
  2. Mendapat Pahala seperti Puasa Ramadan: Puasa qadha tetap memiliki nilai pahala besar karena termasuk kewajiban, bahkan jika dilakukan di luar bulan Ramadan.
  3. Bukti Ketaatan kepada Allah: Menjalankan puasa qadha menunjukkan sikap taat dan tanggung jawab terhadap kewajiban ibadah, serta memperkuat hubungan dengan Allah.
  4. Menghapus Dosa: Puasa qadha juga menjadi sarana untuk menghapus dosa-dosa kecil, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
  5. Mendapat Ridha Allah: Menyegerakan dan melaksanakan puasa qadha dengan sungguh-sungguh adalah tanda mengutamakan ridha Allah, bentuk penghambaan sejati.

Adab dan Tips Berbuka Puasa Qadha

Selain membaca doa, terdapat beberapa adab dan tips yang dapat diterapkan saat berbuka puasa qadha untuk memaksimalkan keberkahan dan menjaga kesehatan tubuh. Adab ini diajarkan oleh Rasulullah SAW dan telah menjadi praktik umum di kalangan umat Muslim.

Beberapa adab berbuka puasa yang dianjurkan adalah segera berbuka ketika waktu Maghrib tiba, tidak menunda-nunda. Awali berbuka dengan yang manis, seperti tiga buah kurma, atau setidaknya air putih, bukan minuman manis.

Melansir dari baznas.go.id, penting juga untuk membatasi konsumsi gorengan dan makanan tinggi gula saat berbuka. Hindari makan berlebihan agar ibadah tetap khusyuk dan tubuh tidak mudah lemas setelah seharian berpuasa. 

Sumber Informasi

  • nu.or.id
  • baznas.go.id
  • Dian Damayanti, "BATASAN WAKTU QADHA PUASA RAMADHAN MENURUT ULAMA EMPAT MAZHAB", Skripsi, Universitas Islam Negeri Prof. K.H Saifuddin Zuhri Purwokerto, 2022.
  • Al-Qur'an Surat Al-Baqarah
  • Hadis Riwayat Abu Daud, Bukhari, dan Muslim
  • Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam kitab Hasyiyatul Iqna’

FAQ

1. Apa itu puasa qadha dan siapa yang wajib melakukannya?

Puasa qadha adalah puasa pengganti bagi hari-hari Ramadan yang ditinggalkan karena uzur syar’i seperti sakit, haid, atau safar, dan wajib dilaksanakan sebelum Ramadan berikutnya.

2. Kapan waktu yang tepat untuk berniat puasa qadha?

Niat harus dilakukan malam hari sebelum fajar, dan lafaz niatnya dapat dibaca dalam hati atau diucapkan dengan lisan.

3. Apa doa berbuka puasa qadha yang dianjurkan?

Doa umum yang dianjurkan adalah: “Allahumma laka sumtu wa bika aamantu wa ‘ala rizqika aftartu” yang artinya: "Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka.”

4. Apakah ada doa tambahan setelah berbuka puasa qadha?

Ya, salah satu doa yang bisa dibaca adalah: “Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaAllah,” yang artinya: "Telah hilang rasa haus, urat-urat telah basah, dan pahala telah tetap, insyaAllah."

Boleh jika ada uzur syar’i, namun jika menunda tanpa alasan, maka sebagian ulama mewajibkan fidyah selain qadha, tergantung mazhab yang diikuti.

6. Apa keutamaan melaksanakan puasa qadha?

Selain menunaikan kewajiban, puasa qadha mendatangkan pahala besar, menghapus dosa kecil, dan merupakan bukti ketaatan kepada Allah SWT.

7. Apa saja adab saat berbuka puasa qadha?

Segera berbuka saat maghrib, awali dengan kurma atau air putih, hindari makan berlebihan, dan baca doa berbuka untuk menyempurnakan ibadah.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |