Liputan6.com, Jakarta - Doa mandi tolak bala berkembang di kalangan umat Islam sebagian daerah di Indonesia, terutama di wilayah Jawa. Biasanya mandi tolak bala dilakukan pada hari tertentu, yang secara massal dilakukan dalam tradisi kungkum bulan Safar pada Rebo Wekasan atau hari Rabu terakhir di bulan Safar.
Dikutip dari jurnal berjudul Rebo Wekasan: Eksplorasi Tradisi dan Nilai Budayadi Masyarakat Desa Jepang - Kudus, karya Maya Widiyaningsih, tradisi ini mempunyai makna spiritual dan sosial salah satunya yaitu sebagai upaya untuk menghindarisegala bentuk musibah dan bencana (bala’).
Di antara tradisi dan amalan khusus pada Rebo Wekasan, salah satunya adalah mandi tolak bala, yang dilakukan pada Selasa malam atau hari Rabu terakhir bulan Safar. Hal ini merujuk pada kalender Jawa dan Hijriah yang menggunakan penanggalan qamariah (peredaran bulan).
Berikut ini adalah bacaan doa mandi tolak bala, serta amalan-amalan lain yang dilakukan pada Rebo Wekasan.
Doa Mandi Tolak Bala Arab Latin dan Artinya
Salah satu amalan penting dalam tradisi Rabu Wekasan adalah mandi tolak bala. Berikut ini adalah doa saat mandi tolak bala, yang berkembang di nusantara.
Niat mandi tolak bala adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ غُسْلَ لِدَفْعِ الْبَلاءِ لِلَّهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu ghusla lidaf'il balaa-i lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Aku berniat mandi untuk menolak bala karena Allah Ta'ala."
Sebenarnya tak ada tuntunan khusus mengenai mandi tolak bala. Akan tetapi, hal ini bisa dibenarkan manakala seseorang masih meyakini bahwa hal itu hanya bagian dari tradisi dan bukan kewajiban syariat. Terlebih doanya adalah meminta perlindungan kepada Allah SWT.
Ibnu Hajar Al-Haitami dalam Al-Fatawa Al-Fiqhiyyah Al-Kubra menegaskan bahwa mempercayai adanya waktu, hari, atau amalan tertentu yang dapat menolak bala tanpa dasar syariat adalah tidak dibenarkan. Namun, jika mandi dilakukan dengan niat bersuci atau sekadar berdoa memohon perlindungan, maka hal itu dibolehkan selama tidak diyakini sebagai syariat khusus.
Sementara, Imam Nawawi dalam Al-Adzkar juga menjelaskan bahwa tidak ada doa atau amalan khusus yang dianjurkan Nabi SAW untuk menolak bala pada waktu tertentu, tetapi berdoa dan memohon perlindungan adalah amalan yang baik dan dianjurkan secara umum.
Tata Cara Mandi Tolak Bala
Mandi tolak bala di hari Rebo Wekasan atau hari lainnya tak berbeda dengan mandi sunnah lainnya. Berikut ini adalah tata cara mandi sunnah dan wajib, merujuk laman Kementerian Agama, Kemenag.go.id:
Berikut adalah tata cara mandi wajib dan sunnah merujuk Rukun Mandi dalam Kitab Safînatun Najâh karya Syaikh Salim bin Sumair Al-Hadhrami:
Rukun Mandi Wajib
1. Niat di dalam hati
2. Mengguyur Seluruh Badan
Seluruh bagian luar tubuh harus terguyur air, termasuk rambut dan bulu-bulu. Air harus sampai ke kulit dan pangkal rambut/bulu.
Rukun mandi menurut Kitab Safînatun Najâh (سفينة النجاة) sangat ringkas dan jelas. Kitab ini adalah salah satu kitab fikih dasar dalam madzhab Syafi’i yang banyak dipelajari di pesantren-pesantren Indonesia.
وأركان الغسل اثنان: النية وتعميم الجسد بالماء
Artinya: “Rukun mandi (ghusl) ada dua: 1. Niat 2. Meratakan air ke seluruh tubuh.”
Sunnah Mandi Tolak Bala
Sunah Mandi, melansir sumber resmi Kementerian Agama RI (Kemenag.go.id):
1. Membasuh tangan hingga tiga kali.
2. Membersihkan kotoran atau najis yang masih menempel di badan.
3. Berwudhu dengan sempurna.
4. Mengguyur kepala tiga kali sambil berniat menghilangkan hadats besar.
5. Mengguyur badan bagian kanan tiga kali, lalu bagian kiri tiga kali.
6. Menggosok-gosok tubuh (depan dan belakang) tiga kali.
7. Menyela-nyela rambut dan jenggot (jika ada).
8. Mengalirkan air ke lipatan-lipatan kulit dan pangkal rambut.
9. Jika tangan menyentuh kemaluan, sebaiknya berwudhu lagi.
Manfaat Mandi Tradisi Tolak Bala
Manfaat atau hikmah mandi tolak bala terletak pada nilai sosial, budaya, dan spiritualnya sebagai sarana berdoa, mempererat persaudaraan, dan mengingatkan manusia akan kekuasaan Allah, bukan pada keyakinan bahwa ia pasti menolak bala secara syariat.
Dalam hal ini, ulama seperti KH. Hasyim Asy’ari dalam Risalah Ahlussunah Waljamaah menegaskan bahwa selama tidak diyakini sebagai ajaran syariat khusus, tradisi ini boleh dilakukan sebagai budaya dan sarana berdoa. Ini berarti ada pembatas, antara syariat Islam dengan tradisi.
Berikut adalah penjelasan manfaat mandi tolak bala dalam pandangan ulama Nusantara:
1. Sarana Tawassul dan Doa Bersama
Ulama Nusantara seperti memandang mandi tolak bala sebagai salah satu bentuk tawassul atau wasilah (perantara) untuk memohon keselamatan kepada Allah SWT.
Tradisi ini dipahami sebagai kesempatan mempererat hubungan dengan Allah melalui doa bersama, dzikir, dan niat baik, bukan sebagai ritual wajib yang diyakini pasti menolak bala secara mutlak.
2. Mempererat Silaturahmi dan Solidaritas Sosial
Menurut banyak ulama pesantren, seperti yang dijelaskan dalam kitab-kitab karya ulama Jawa dan Madura, tradisi mandi tolak bala sering dilakukan secara berjamaah di sungai atau laut.
Momentum ini memperkuat tali silaturahmi, mempererat persaudaraan, dan menumbuhkan rasa kebersamaan di masyarakat. Nilai sosial ini sangat ditekankan dalam ajaran Islam.
3. Mengingatkan Akan Kebesaran Allah dan Keterbatasan Manusia
Ulama Nusantara juga menekankan bahwa mandi tolak bala adalah cara masyarakat untuk mengingatkan diri bahwa hanya Allah-lah yang bisa menolak bala dan mendatangkan manfaat. Mandi tersebut menjadi simbol pensucian lahir dan batin, serta bentuk kepasrahan dan permohonan perlindungan kepada Allah.
Amalan Rebo Wekasan Lainnya
Salah satu yang dianjurkan pada Rebo Wekasan adalah berdoa. Dikutip dari buku Kitab Doa-Doa Tolak Bala oleh Siti Nur Aidah, dkk, tradisi tersebut berkembang di kalangan masyarakat Jawa, Sunda, dan Madura pada Rabu terakhir di bulan Safar dalam kalender Hijriah.
Berikut ini adalah doa-doa tolak bala, teks Arab-latin dan artinya:
1. Doa Tolak Bala
Doa ini terdapat dalam Kitab Perukunan Melayu Besar, karya Syeikh Muhammad Rasyid Al-Banjari.
اللَّهُمَّ افْتَحْ لَنَا أَبْوَابَ الخَيْرِ وَأَبْوَابَ البَرَكَةِ وَأَبْوَابَ النِّعْمَةِ وَأَبْوَابَ الرِّزْقِ وَأَبْوَابَ القُوَّةِ وَأَبْوَابَ الصِّحَّةِ وَأَبْوَابَ السَّلَامَةِ وَأَبْوَابَ العَافِيَةِ وَأَبْوَابَ الجَنَّةِ اللَّهُمَّ عَافِنَا مِنْ كُلِّ بَلَاءِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ وَاصْرِفْ عَنَّا بِحَقِّ القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَبِيِّكَ الكَرِيْمِ شَرَّ الدُّنْيَا وَعَذَابَ الآخِرَةِ،غَفَرَ اللهُ لَنَا وَلَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ وَ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ
Latin: Allȃhummaftah lanȃ abwȃbal khair, wa abwȃbal barakah, wa abwȃban ni‘mah, wa abwȃbar rizqi, wa abwȃbal quwwah, wa abwȃbas shihhah, wa abwȃbas salȃmah, wa abwȃbal ‘ȃfiyah, wa abwȃbal jannah. Allȃhumma ‘ȃfinȃ min kulli balȃ’id dunyȃ wa ‘adzȃbil ȃkhirah, washrif ‘annȃ bi haqqil Qur’ȃnil ‘azhȋm wa nabiyyikal karȋm syarrad dunyȃ wa ‘adzȃbal ȃkhirah. Ghafarallȃhu lanȃ wa lahum bi rahmatika yȃ arhamar rȃhimȋn. Subhȃna rabbika rabbil ‘izzati ‘an mȃ yashifūn, wa salȃmun ‘alal mursalȋn, walhamdulillȃhi rabbil ‘ȃlamȋn.
Artinya: “Ya Allah, bukalah bagi kami pintu kebaikan, pintu keberkahan, pintu kenikmatan, pintu rezeki, pintu kekuatan, pintu kesehatan, pintu keselamatan, pintu afiyah, dan pintu surga. Ya Allah, jauhkan kami dari semua ujian dunia dan siksa akhirat. Palingkan kami dari keburukan dunia dan siksa akhirat dengan hak Al-Qur’an yang agung dan derajat nabi-Mu yang pemurah. Semoga Allah mengampuni kami dan mereka. Wahai Zat yang maha pengasih. Maha suci Tuhanmu, Tuhan keagungan, dari segala yang mereka sifatkan. Semoga salam tercurah kepada para rasul. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam” (Lihat Perukunan Melayu, [Jakarta, Alaydrus: tanpa tahun], halaman 55-56).
2. Doa memohon keselamatan dan keteguhan iman
رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Latin: "Rabbana-ghfir alaina shabran wa tsabbit aqdaamana wanshurna ala-qaumil-kaafirin."
Artinya: “Ya Tuhan kami, tumpahkanlah kiranya ketabahan pada kami, tetapkanlah kiranya pendirian kami, dan menangkanlah kami atas orang-orang yang kafir."
3. Doa memohon keselamatan dunia dan akhirat
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Latin: “Rabbana aatina fiddunya hasanah wa fil-akhirati hasanah, wa qinaa adzabannaari.”
Artinya: “Ya Tuhan kami, berilah kepada kami di dunia kebaikan dan di akhirat kebaikan. Serta perihalalah kami dari siksa neraka.”
Keutamaan Doa Tolak Bala Bulan Safar
Syekh Abdul Hamid Kudus dalam kitab Kanzun Najah was Surur tentang adanya musibah dan kesialan pada hari Rabu terakhir bulan Safar menjadi dasar dilakukannya ritual Rebo Wekasan. Meski tidak ada dalam tuntunan sunnah, tradisi tersebut juga dapat dijadikan momen untuk mendekatkan diri pada Allah dan memohon perlindungan kepada-Nya.
Pentingnya doa bagi seorang hamba Dalam beberapa keterangan, terdapat penjelasan mengapa seorang muslim sangat dianjurkan untuk berdoa.
1. Mendekatkan Diri kepada Allah SWT
Menjaga kedekatan dengan Allah swt. Doa bagi seorang muslim adalah media untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa Allah dekat dengan hamba-Nya dan akan menjawab doa mereka yang berdoa kepada-Nya:
وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
Artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwa Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 186).
2. Petunjuk dan Perlindungan
Doa adalah sarana memohon petunjuk dan perlindungan. Dalam menjalani kehidupan, manusia sering dihadapkan pada tantangan, cobaan, dan keputusan besar.
Doa menjadi sarana bagi seorang Muslim untuk memohon petunjuk dan perlindungan Allah swt agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Doa sebagai Ibadah
Ketiga doa sebagai bentuk ibadah. Berdoa adalah bentuk ibadah yang sangat disukai Allah karena menunjukkan kerendahan hati dan ketundukan kepada-Nya. Rasulullah SAW bersabda.
الدُّعَاءُ مُخُ العِبَادَةِ
Artinya: “Doa itu adalah otak ibadah”, (Hadits diriwayatkan oleh Turmudzi dari Anas ra).
Kesadaran akan pentingnya doa ini menjadikan seorang muslim lebih tekun dan konsisten dalam berdoa di setiap keadaan, baik dalam keadaan lapang maupun sempit, kebahagiaan maupun kesulitan.
Rebo Wekasan Safar Menurut Mbah Moen
Soal Rebo Wekasan di bulan Safar yang identik dengan bala' atau bencana, ulama kharismatik asal Rembang KH Maemoen Zubair atau akrab disapa Mbah Moen menjelaskan hal itu erat kaitannya dengan penciptaan bumi dan kekuatannya.
“Allah menciptakan bumi selama 2 hari, yaitu Ahad dan Senin. Menciptakan langit selama 2 hari, yaitu hari Kamis dan Jum’at,” kata Mbah Moen, dikutip dari kanal YouTube Jagad Nusantara via kanal Islami Liputan6.com.
Lantas, penciptaan kekuatan bumi itu terjadi pada hari Selasa dan Rabu. “Kemudian Allah (menciptakan) kekuatan bumi dalam 2 hari, yaitu hari Selasa dan Rabu,” ujarnya.
Oleh sebab itu, makanya lahir istilah ‘Rebo wekasan’ yang merupakan salah satu hari di mana bumi diberikan kekuatan oleh Allah SWT.
“Makanya hari Rabu ada yang diberi nama Rebo wekasan,” ungkapnya.
5 Amalan Rebo Wekasan Menurut Mbah Moen
Kemudian Mbah Moen juga menerangkan jika Rebo wekasan itu tiba, maka dianjurkan berdoa.
Selain itu juga agar melaksanakan sholat 4 rakaat. Hal ini menurutnya berdasarkan penuturan sebagian ulama ahli kasyaf menerangkan perihal datangnya bala, bencana dan cobaan pada hari itu.
“Sebagian ulama ahli kasyaf mengatakan bahwa pada hari Rebo wekasan itu tempat tumpuan bala dan cobaan. Makanya kalau Rebo Wekasan disuruh sholat 4 rakaat. Membaca surat Al Kautsar 17 kali. Kemudian membaca surah Al Ikhlas 5 kali. Kemudian surah Al Falaq dan An Nas,” jelasnya.
Dengan penjelasan Mbah Moen ini, maka dapat disimpulkan amalan pada Rebo Wekasan bulan Safar, yakni:
1. Sholat sunnah untuk Tolak Bala 4 rakaat
2. Membaca Surat Al-Kautsar 17 kali
3. Membaca surah Al-Ikhlas 5 kali
4. Membaca surah Al-Falaq dan An-Naas
5. Berdoa
People also Ask:
1. Apa niat mandi tolak bala?
Niat mandi tolak bala adalah "Nawaitu ghusla lidaf'il balaa-i lillaahi ta'aalaa", yang berarti "Saya berniat mandi untuk menolak bala semata-mata karena Allah taala". Niat ini diucapkan sebelum memulai mandi, dan mandi tolak bala ini sering dilakukan pada hari-hari tertentu seperti Rebo Wekasan untuk memohon perlindungan dari musibah.
2. Bagaimana bacaan doa tolak bala?
Yâ Rasûlallâh, yâ Allâh (3 kali), bi raḫmatika yâ arḫamar râḫimîn, wal ḫamdulillâhi rabbil 'âlamînYa Allah, demi kehormatan Nabi Muhammad SAW, Hasan, saudaranya, ibunya, dan bapaknya, selamatkanlah aku dari kebingungan yang ada di dalamnya.
3. Bagaimana niat mandi safar?
Niat mandi safar adalah Nawaitu ghusla lidaf'il balaa-i lillaahi ta'aalaa yang berarti "Saya berniat mandi untuk menolak bala semata-mata karena Allah Ta'ala". Mandi safar adalah bagian dari tradisi Rebo Wekasan untuk memohon perlindungan dari bala dan penyakit yang diyakini turun pada hari Rabu terakhir bulan Safar.
4. Apa yang dimaksud dengan doa tolak bala?
Arti doa tolak bala adalah doa permohonan perlindungan kepada Allah SWT dari berbagai macam bencana, musibah, marabahaya, dan hal-hal buruk lainnya. Doa ini merupakan sebuah ikhtiar spiritual untuk menangkal bala, mengingatkan akan kebesaran Allah sebagai satu-satunya pelindung, serta memperkuat hubungan batin dengan-Nya.

3 weeks ago
17
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/904568/original/070887100_1434622909-imagepemimpinresized.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3120399/original/060326300_1588698008-syed-muizur-MrRUgFfSjBA-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5381630/original/058311500_1760512958-Dua_orang_muslim_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5365522/original/031085600_1759199598-Wanita_berdoa_menengadahkan_kedua_tangan.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2223459/original/090937300_1526989466-iStock-483807056.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4975686/original/001020200_1729565914-nama-sahabat-nabi.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3349760/original/068310500_1610683254-muslim-woman-pray-with-beads-read-quran_73740-667__4_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2816698/original/011383300_1558943066-shutterstock_1104214622.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5380435/original/008084100_1760424585-Pria_berdoa_setelah_sholat__Pexels_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/813545/original/080167000_1424263004-neraka.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4683631/original/073976400_1702380433-ilustrasi_melihat_nabi_dalam_mimpi.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4606522/original/076122700_1696998857-IMG-20231011-WA0002.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3110450/original/059507500_1587634731-Praying_Hands_With_Faith_In_Religion_And_Belief_In_God__Power_Of_Hope_And_Devotion___1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5348709/original/090969100_1757859256-bioskop.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4889994/original/071009200_1720767600-pexels-zeynep-sude-emek-193601188-20785719.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4510253/original/039550900_1689953461-th__3_.jpeg)





























