Liputan6.com, Jakarta Dalam menghadapi berbagai cobaan hidup, setiap individu kerap mencari pegangan dan kekuatan. Umat Muslim memiliki keyakinan kuat bahwa pertolongan sejati datang dari Allah SWT melalui doa dan ikhtiar.
Salah satu doa yang memiliki keutamaan luar biasa adalah doa Nabi Yunus, yang dikenal dengan bacaan doa Nabi Yunus Latin. Buku Dahsyatnya Doa Para Nabi karya Syamsuddin Noor menegaskan efektivitas doa ini dalam menghadapi persoalan berat, mengajarkan kesadaran bahwa keterpurukan dapat diangkat dengan berserah kepada kekuasaan Allah.
Doa ini mengandung pengakuan akan kebesaran Tuhan dan kelemahan diri sendiri, seperti yang disampaikan oleh Buya Yahya. Beliau menjelaskan bahwa Nabi Yunus mengucapkan doa ini di tengah situasi yang sangat sulit, bahkan saat meninggalkan kaumnya yang tidak patuh.
Keistimewaan doa Nabi Yunus Latin tidak hanya terletak pada sejarahnya, tetapi juga pada makna universal yang terkandung di dalamnya. Berikut Liputan6.com ulas lengkap tentang doa Nabi Yunus Latin dan penjelasannya dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (15/7/2025).
Doa Nabi Yunus Latin, Arab dan Artinya
Doa yang dipanjatkan Nabi Yunus ketika berada di dalam perut ikan merupakan salah satu doa mustajab yang diabadikan dalam Al-Qur'an. Doa ini termaktub dalam Surah Al-Anbiya ayat 87, menjadi pengingat akan kebesaran dan kasih sayang Allah.
Teks Arab:
لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Transliterasi Latin:
Lā ilāha illā anta subḥānaka innī kuntu minaẓ-ẓālimīn.
Terjemahan Bahasa Indonesia:
“Tidak ada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Anbiya: 87)
Kitab Zadul Ma‘ad karya Ibn Qayyim al-Jawziyyah menjelaskan bahwa doa Nabi Yunus adalah bentuk sempurna dari tiga unsur ibadah. Doa ini menggabungkan tauhid, tasbih, dan pengakuan dosa, menunjukkan inti penghambaan yang sempurna kepada Allah.
Keutamaan Doa Nabi Yunus Saat Terhimpit Masalah
Doa Nabi Yunus Latin memiliki keistimewaan yang luar biasa jika diamalkan secara rutin, terutama saat seseorang terhimpit masalah. Buku Dahsyatnya Doa Para Nabi (2008) menyebutkan keutamaan ini, sebagaimana diriwayatkan dalam hadis Imam Muslim dan Imam Bukhari dari Ibnu Abbas RA.
Rasulullah SAW sendiri sering membaca doa ini ketika merasa bersedih, yang dinamakan "Al Kurb" atau doa kesusahan. Doa ini, meskipun tidak mengandung permintaan langsung, dianggap sebagai doa karena berisi pujian agung kepada Allah SWT.
Berikut adalah bacaan doa "Al Kurb" yang juga diamalkan Rasulullah SAW:
لَا إِلَـٰهَ إِلاَّ اللَّهُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ، لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ اللَّهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ اللَّهُ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَرَبُّ اْلأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ
Latinnya: Laailaaha illalloohul 'azhiimil haliim, laa ilaaha illalloohu robbul 'arsyil 'azhiim, laa ilaaha illalloohu robbus samaawaati wa robbul ardhi wa robbul 'arsyil kariim.
Artinya: "Tidak ada Tuhan yang wajib disembah selain Allah, Tuhan yang Maha Agung lagi Maha Santun, tiada Tuhan yang wajib disembah selain Allah, Tuhan yang menguasai Arsy yang agung, Tiada Tuhan yang wajib disembah selain Allah, yang menguasai langit dan bumi dan menguasai Arsy yang agung." (HR. Bukhari dan Muslim)
Membaca doa Nabi Yunus Latin saat sedang sakit memiliki beberapa manfaat seperti:
- Apabila membaca doa Nabi Yunus AS sebanyak 40 kali saat sakit, dan meninggal dunia karena sakitnya itu, Allah SWT akan memberikan ganjarannya kepada para syuhada.
- Jika sembuh dari sakitnya, Allah SWT akan mengampuni segala dosanya.
Dapat disimpulkan bahwa doa Nabi Yunus Latin mempunyai keistimewaan dalam mengabulkan segala keinginan bagi yang mengamalkannya dan dimudahkan dalam melewati kesulitan dalam hidup. Dimudahkan di sini bisa berarti akan dikuatkan dirinya dalam menghadapi segala cobaan atau bisa saja diangkat semua permasalahannya.
Kisah Nabi Yunus Ditelan Paus
Kisah Nabi Yunus yang ditelan paus, dan bagaimana doa Nabi Yunus Latin menjadi penyelamatnya, adalah salah satu narasi paling ikonik dalam Al-Qur'an. Kisah ini termaktub dalam Surah As-Saffat ayat 139–148, menjelaskan perjalanan Nabi Yunus dari meninggalkan kaumnya, dilempar ke laut, hingga ditelan ikan besar dan dipulihkan oleh Allah SWT.
Menurut Tafsir Qashashi (Syofyan Hadi, Jilid III) dan Tafsir Ibnu Katsir, tempat dakwah Nabi Yunus adalah kaum Ninawa di Mosul, Irak. Beliau berdakwah selama puluhan tahun, namun penolakan membuat beliau gusar, sehingga meninggalkan tugas dakwah tanpa petunjuk Allah.
Kronologi & Prosesnya
Menurut Ibnu Katsir, urutannya sebagai berikut:
- Yunus AS meninggalkan kaumnya Ninawa dalam keadaan marah.
- Ia ikut dalam kapal dan terjadi badai hebat yang mengancam kapal.
- Diadakan undian tiga kali dan nama Yunus keluar setiap kali.
- Ia dilemparkan ke laut dan langsung ditelan ikan besar atas kehendak Allah, agar kapal kembali tenang.
- Tubuh Yunus telah terlebih dahulu disambar ikan besar, sehingga ia ditelan dalam keadaan tercela—artinya, karena larinya tanpa izin Allah dari kaumnya.
Kondisi dalam Perut & Doa Nabi Yunus
Tafsir Ibnu Katsir dan IslamDigest menyatakan bahwa dalam kegelapan total—perut ikan, dasar laut, dan malam—Yunus bertobat dan berdoa dengan lafaz dari Surah Al-Anbiya (21):87. Allah kemudian mendengar seruannya dan menyelamatkannya.
Selama di dalam ikan, Yunus bahkan mendengar tasbih makhluk laut dan kerikil-kerikil dasar laut, doanya terdengar hingga bawah Arsy. Tiga hari tiga malam adalah pendapat paling umum mengenai lamanya Yunus berada di dalam perut ikan.
Ibnu Abi al-Salt, pengikut Tabari, menyebut bahwa andai Yunus tidak banyak berdzikir, ia akan tetap berada di dalam ikan hingga Hari Kiamat. Tabari (abad ke-9) menambahkan bahwa tubuh Yunus tidak terluka, bahkan ikan dibuat transparan agar Yunus menyaksikan keindahan laut dan mendengar ikan lainnya memuji Allah.
Setelah doa beliau dikabulkan:
- Allah memerintahkan ikan itu memuntahkan Yunus di daratan yang tandus dengan kondisi sangat lemah dan kulitnya mengelupas.
- Sebuah pohon labu muncul sebagai peneduh baginya (QS 37:145–146).
- Setelah sembuh, ia kembali berdakwah dan kaumnya Ninawa beriman kemudian diselamatkan untuk sementara waktu.
Sikap Seorang Muslim Jika Terhimpit Masalah
Dalam kehidupan, manusia tidak lepas dari ujian dan cobaan, dan Islam memberikan panduan konkret tentang bagaimana seorang Muslim menyikapi tekanan hidup. Pembahasan mengenai hal ini tercermin dalam berbagai literatur klasik dan modern, menawarkan solusi spiritual dan praktis.
1. Bersabar dan Tawakal kepada Allah
Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menegaskan bahwa sabar adalah separuh dari iman, yaitu menahan jiwa dari keluh kesah dan lisan dari mengadu. Senada dengan itu, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam bukunya Uddatush Shabirin wa Dzakhiirat Asy-Syakirin menyebutkan bahwa sabar adalah benteng utama ketika seorang hamba berada dalam kesulitan.
Tawakal (berserah diri) juga menjadi bagian penting dari respons spiritual seorang Muslim, yang menurut Tafsir Al-Munir karya Wahbah Az-Zuhaili, bukan berarti pasif. Tawakal adalah aktif berusaha lalu menyerahkan hasil kepada Allah, menunjukkan kepercayaan penuh pada takdir-Nya.
2. Memperbanyak Doa dan Istighfar
Masalah yang dihadapi manusia seringkali merupakan bentuk teguran atau ujian dari Allah SWT. Dalam kitab Al-Adzkar karya Imam An-Nawawi, disebutkan berbagai doa yang dianjurkan saat kesulitan, termasuk istighfar yang diyakini dapat membuka jalan keluar dari kesempitan, sejalan dengan firman Allah dalam QS. Nuh ayat 10-12.
3. Mencari Solusi melalui Musyawarah dan Konsultasi
Dalam buku Fiqh al-Hayat karya Dr. Yusuf Al-Qaradhawi, ditegaskan pentingnya musyawarah dalam menyelesaikan masalah. Beliau menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW sendiri, meskipun mendapat wahyu, tetap bermusyawarah dengan para sahabat dalam urusan-urusan strategis.
Ini menjadi pelajaran bahwa dalam menghadapi tekanan hidup, seorang Muslim tidak perlu memendam sendiri, tetapi bisa mencari solusi melalui diskusi, konseling, atau bantuan pihak lain yang bijak.
4. Menjaga Salat dan Dzikir
Menurut jurnal penelitian “The Role of Islamic Spirituality in Coping with Stress” oleh Nurhayati Abdurrahman, individu yang konsisten dalam salat dan dzikir memiliki tingkat ketahanan stres lebih tinggi. Salat lima waktu berfungsi sebagai terapi spiritual yang memberikan ketenangan dan penguatan mental, sebagaimana ditegaskan dalam QS. Al-Baqarah ayat 45.
QnA Seputar Doa Nabi Yunus
Berikut adalah beberapa pertanyaan dan jawaban seputar doa Nabi Yunus yang sering muncul:
Q: Dari mana Nabi Yunus membaca doa tersebut di dalam perut ikan?
A: Menurut tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Muyassar, Nabi Yunus membaca doa ini dari dalam tiga kegelapan: kegelapan perut ikan, kegelapan lautan, dan kegelapan malam. Meski berada di tengah gelap dan sempitnya perut ikan, beliau tetap berdoa tanpa henti kepada Allah sebagai bentuk pengakuan atas kekhilafannya.
Q: Apakah doa Nabi Yunus termasuk dzikir asmaul husna?
A: Meskipun doa Nabi Yunus bukan bagian dari 99 Asmaul Husna, doa ini mengandung unsur tauhid dan tasbih, yaitu kalimat “Laa ilaaha illa anta subhanaka” yang menegaskan keesaan dan kesucian Allah, sehingga dapat menjadi dzikir yang sangat dianjurkan dalam berbagai keadaan.
Q: Apakah doa Nabi Yunus dapat membantu menenangkan hati saat cemas?
A: Ya. Membaca doa Nabi Yunus Latin dapat menjadi penenang hati saat cemas atau panik karena mengandung pengakuan tauhid, penyerahan diri, dan pengakuan kesalahan yang dapat menumbuhkan harapan akan pertolongan Allah. Hal ini membantu pikiran menjadi lebih tenang dan berserah diri kepada Allah dalam menghadapi kesulitan.
Q: Adakah dalil bahwa doa Nabi Yunus dapat menjadi sebab terkabulnya permohonan?
A: Dalilnya terdapat dalam QS. Al-Anbiya ayat 87-88, di mana Allah mengabulkan doa Nabi Yunus dan menyelamatkannya dari kesusahan, serta menyatakan, “Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.” Ini menjadi isyarat bahwa doa ini dapat menjadi wasilah terkabulnya doa bagi siapa pun yang membaca dengan ikhlas dan penuh pengharapan.
Q: Bagaimana cara mengamalkan doa Nabi Yunus dalam rutinitas sehari-hari?
A: Membacanya saat selesai sholat sebagai dzikir tambahan.
Mengulangnya saat merasa gelisah atau sulit tidur.
Membacanya setiap pagi sebagai bentuk penyerahan diri kepada Allah untuk hari itu.
Menghafalnya dan menjadikannya doa ketika merasa terjebak masalah atau kesulitan.
Dengan rutin membaca doa ini, hati akan lebih tenang dan kita selalu diingatkan untuk rendah hati di hadapan Allah.