Doa Selesai Hujan Lafal Arab, Latin, Arti, dan Doa Lainnya

12 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Hujan merupakan salah satu anugerah terbesar dari Allah SWT yang membawa keberkahan bagi seluruh alam semesta. Fenomena alam ini tidak hanya menyuburkan tanah, tetapi juga menjadi sumber kehidupan bagi makhluk hidup di bumi.

Setelah hujan mereda, umat Muslim dianjurkan untuk memanjatkan doa selesai hujan sebagai bentuk rasa syukur atas rahmat yang telah diberikan. Doa ini menjadi wujud pengakuan bahwa segala fenomena alam adalah atas kehendak-Nya semata.

Praktik membaca doa setelah hujan adalah ajaran penting dalam Islam yang menunjukkan urgensi bersyukur dalam setiap kondisi. Menurut antaranews.com, pada saat hujan turun kita dianjurkan untuk membaca doa agar hujan semakin membawa berkah dan tidak menimbulkan bencana, dan setelah hujan reda, kita juga perlu membaca doa.

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Selasa (22/7/2025).

Doa Selesai Hujan (Muthirna bi Fadhlillahi wa Rahmatih)

Setelah hujan reda, terdapat doa khusus yang dianjurkan untuk dibaca sebagai bentuk syukur dan pengakuan atas karunia Allah SWT. Doa ini diriwayatkan dalam beberapa kitab, salah satunya adalah Kitab Nihayatuz Zain karya Syekh Nawawi Banten.

Berikut adalah lafal doa selesai hujan yang dapat diamalkan:

Lafal Arab: مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللهِ وَرَحْمَتِهِ

Lafal Latin: Muthirnā bi fadhlillāhi warahmatih.

Arti: Kita dihujani dengan anugerah dan rahmat Allah.

Doa ini secara spesifik disebutkan dalam kitab fiqih sebagai anjuran setelah hujan reda. Syekh Nawawi Banten dalam Nihayatuz Zain halaman 114 menyatakan, "Dianjurkan membaca doa ini setelah hujan reda, 'Kita dihujani dengan anugerah dan rahmat Allah'."

Doa Saat Hujan Turun (Shoyyiban Nafi'an)

Ketika hujan mulai turun, umat Muslim dianjurkan untuk membaca doa agar hujan tersebut membawa manfaat dan keberkahan, bukan bencana. Doa ini merupakan permohonan agar air hujan menjadi rahmat bagi seluruh makhluk hidup dan tidak menimbulkan kerugian.

Berikut adalah lafal doa saat hujan turun yang singkat:

Lafal Arab: اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا

Lafal Latin: Allaahumma syayyiban naafi'aa.

Arti: Ya Allah, jadikan hujan yang bermanfaat.

Doa ini juga dapat dipanjatkan dalam versi yang lebih panjang untuk memohon rahmat dan menghindari azab. Lafal doanya adalah "Allaahumma suqyaa rahmatin, wa laa suqya adzaabin, wa laa balaa'in, wa laa hadamin wa la gharaqin. Allaahumma 'alazh-zhiraabi wa manaabitisy-syajari. Allaahumma hawaalaina wa laa 'alainaa."

Artinya: "Ya Allah, semoga ini adalah hujan rahmat, bukan hujan azab, bukan hujan bala (musibah), bukan hujan yang menghancurkan, bukan hujan yang menenggelamkan. Ya Allah, alihkanlah hujan kepada bukit-bukit dan tempat-tempat tumbuhnya pohon. Ya Allah, jadikanlah hujan ini sebagai nikmat bagi kami, bukan sebagai siksa atas kami."

Doa Ketika Hujan Lebat (Allahumma Hawalaina wa La Alaina)

Terkadang, hujan turun dengan intensitas yang sangat lebat, yang dapat menimbulkan kekhawatiran akan dampak negatif seperti banjir atau kerusakan. Dalam kondisi seperti ini, umat Muslim diajarkan untuk memohon kepada Allah agar hujan dialihkan ke tempat-tempat yang tidak menimbulkan mudarat.

Berikut adalah lafal doa ketika hujan lebat yang dianjurkan:

Lafal Arab: اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَ

Lafal Latin: Allahumma haawalaina wa laa 'alaina. Allahumma 'alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari.

Arti: Ya Allah, turunkan lah hujan di sekitar kami, bukan yang untuk merusak kami. Ya Allah, turunkan lah hujan ke dataran tinggi, sebagian anak bukit, perut lembah, dan beberapa tanah yang menumbuhkan pepohonan.

Doa ini diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dan dipanjatkan agar hujan deras tidak menyebabkan bencana yang merusak lingkungan, melainkan tetap berfungsi sebagai rahmat bagi seluruh makhluk hidup.

Doa Ketika Hujan Disertai Petir

Petir yang menggelegar saat hujan dapat menimbulkan rasa takut dan kekhawatiran. Nabi Muhammad SAW menganjurkan umat Muslim untuk memanjatkan doa saat mendengar suara petir, sebagai bentuk pengakuan akan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.

Berikut adalah lafal doa ketika terjadi hujan petir:

Lafal Arab: سُبْحَانَ الَّذِيْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ

Lafal Latin: Subhaanalladzii yusabbihur ro’du bihamdihi wal malaaikatu min khiifatih.

Arti: Mahasuci Allah yang petir dan para malaikat bertasbih dengan memuji-Nya karena rasa takut kepada-Nya.

Selain itu, terdapat doa lain yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar dan ayahnya, Umar bin Al-Khattab r.a., ketika Nabi SAW mendengar suara guntur atau petir. Lafal doanya adalah "Allaahumma la taqtulna bi-ghadobika, wa-la tuhlikna bi-’adhabika, wa-’afina qabla dhalik" yang berarti "Ya Allah, jangan bunuh kami dengan murka-Mu, dan jangan hancurkan kami dengan hukuman-Mu, dan maafkan kami sebelum itu" (H.R. At-Tirmidzi).

Doa Ketika Hujan dan Angin Kencang

Hujan yang disertai angin kencang dapat menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya musibah seperti pohon tumbang atau kabel listrik putus. Nabi Muhammad SAW mengajarkan doa untuk memohon kebaikan dari angin dan berlindung dari kejahatannya.

Berikut adalah lafal doa saat hujan disertai angin kencang:

Lafal Arab: اَللهُمَّ إِنِّيْ أَسْئَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا وَخَيْرَمَا اُرْسِلَتْ بِهِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّمَا فِيْهَا وَشَرِّمَا اُرْسِلَتْ بِهِ

Lafal Latin: Allaahumma inni as-aluka koirohaa wa khoiro maa fiiha wa khoiro maa ursilat bih. Wa a’uudzubika min syarrihaa wa syarri maa fiihaa wa khoiro maa ursilat bih.

Arti: Ya Allah, saya memohon kepada-Mu kebaikan angin ini, kebaikan yang ada di dalamnya, dan kebaikan yang Engkau kirim bersamanya. Dan saya berlindung kepada-Mu dari kejahatan angin ini, kejahatan yang ada di dalamnya, dan kejahatan yang Engkau kirim bersamanya,” (HR Muslim).

Doa ini menjadi permohonan agar angin yang berhembus membawa manfaat dan tidak mendatangkan bahaya, mengingat potensi kerusakan yang bisa ditimbulkan oleh angin kencang.

Doa Agar Hujan Berhenti (Nabi Nuh a.s.)

Dalam sejarah Islam, terdapat kisah Nabi Nuh a.s. di mana hujan deras diturunkan oleh Allah SWT hingga menyebabkan banjir bandang. Namun, hujan tersebut dihentikan atas kehendak Allah agar Nabi Nuh a.s. dan kaumnya selamat.

Doa yang terkait dengan peristiwa ini dapat dipanjatkan sebagai permohonan agar hujan berhenti. Doa ini tertuang dalam Al-Qur'an, yakni Surat Hud ayat 44.

Lafal Arab: وَقِيلَ يَا أَرْضُ ابْلَعِي مَاءَكِ وَيَا سَمَاءُ أَقْلِعِي وَغِيضَ الْمَاءُ وَقُضِيَ الْأَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُودِيِّ ۖ وَقِيلَ بُعْدًا لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ

Lafal Latin: Waqil ya 'ard ablaei ma'ak waya sama' 'aqliei waghid alma' waqudi al'amr wastawat ealaa aljudii ۖ waqil buedan lilqawm alzaalimin

Arti: Dan difirmankan: 'Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah,' dan air pun disurutkan, perintah pun diselesaikan dan bahtera itu pun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: Binasalah orang-orang yang zalim. (QS. Hud: 44).

Ayat ini menunjukkan kekuasaan Allah dalam menghentikan hujan dan mengatur segala sesuatu di alam semesta.

Hukum Pawang Hujan dalam Islam

Pawang hujan seringkali dianggap sebagai pengendali hujan oleh sebagian masyarakat, sebuah keyakinan yang perlu diluruskan dalam pandangan Islam. Mengendalikan hujan sepenuhnya adalah hak prerogatif Allah SWT, bukan manusia.

Oleh karena itu, umat Islam dilarang meyakini bahwa pawang hujan memiliki kemampuan mengendalikan hujan secara mandiri. Pawang hujan sejatinya adalah manusia biasa yang hanya bisa berdoa kepada Allah SWT.

Melansir dari berbagai sumber, terdapat dua hukum terkait pawang hujan agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Pertama, tidak diperbolehkan menyewa pawang hujan jika diniatkan karena percaya bahwa pawang hujan memiliki kemampuan mengendalikan hujan, sebab keyakinan semacam ini bertentangan dengan tauhid.

Kedua, menyewa pawang hujan diperbolehkan dalam fiqih jika diniatkan karena pawang hujan memiliki kemampuan dalam membaca doa dan bermunajat kepada Allah SWT untuk mengendalikan hujan, di mana dalam konteks ini, pawang hujan berfungsi sebagai perantara doa, bukan pengendali.

Keutamaan Berdoa Saat dan Setelah Hujan

Hujan adalah rahmat yang diberikan Allah kepada semua makhluk di bumi, membawa banyak keberkahan dan memiliki peran penting dalam keberlangsungan hidup. Oleh karena itu, penting bagi umat Muslim untuk senantiasa berdoa saat hujan turun maupun setelahnya, sebagai bentuk syukur atas nikmat yang telah Allah SWT berikan.

Waktu hujan juga dikenal sebagai momen yang mustajab untuk berdoa, di mana permohonan yang dipanjatkan memiliki peluang besar untuk dikabulkan. Menurut antaranews.com, pada saat inilah permohonan yang kita panjatkan memiliki peluang besar untuk dikabulkan.

Doa-doa ini dimaksudkan agar hujan yang turun tetap memberikan manfaat dan tidak mendatangkan kerugian, serta menjadi berkah bagi manusia dan alam semesta. Memanjatkan doa selesai hujan adalah salah satu cara untuk mengoptimalkan keberkahan dari fenomena alam ini.

Daftar Sumber

Nihayatuz Zain | Syekh Nawawi Banten | Tanpa catatan tahun | Al-Maarif | Halaman 114

antaranews.com 

FAQ Doa Selesai Hujan

1. Apa doa setelah hujan turun?

Doanya adalah:

“Muthirnā bi fadhliLlahi wa rahmatih.”

Artinya: “Kami diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah.” (HR. Bukhari)

2. Apa keutamaan membaca doa setelah hujan?

Sebagai bentuk syukur dan pengakuan bahwa hujan adalah rahmat dari Allah, bukan sekadar fenomena alam.

3. Apakah ada dalil khusus yang menyebut doa ini?

Ya, doa ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Zaid bin Khalid Al-Juhani.

4. Kapan waktu terbaik membaca doa ini?

Segera setelah hujan turun atau setelah hujan selesai, sambil menyaksikan langit cerah.

5. Apakah doa ini dibaca jika hujannya deras dan menyebabkan bencana?

Jika hujan berlebihan, Rasulullah ﷺ menganjurkan doa:

“Allahumma hawālainā wa lā ‘alainā...”

(Agar hujan dipindahkan ke sekitar, bukan langsung menimpa).

6. Apakah doa ini boleh dibaca dalam hati?

Boleh, namun lebih baik dibaca lisan agar menjadi dzikir dan pengingat untuk sekitar.

7. Apa yang bisa dilakukan setelah membaca doa ini?

Mengucap syukur, melihat hujan sebagai berkah, dan bisa juga mengambil air hujan untuk tabarruk (dengan adab yang baik).

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |