Liputan6.com, Jakarta Doa untuk ziarah ke makam orang tua dan keluarga sesuai ajaran Rasulullah SAW merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam sebagai bentuk penghormatan kepada orang yang telah meninggal dunia. Kegiatan mendoakan almarhum dan almarhumah melalui doa untuk ziarah ke makam memiliki makna spiritual yang mendalam bagi umat Islam.
Praktik ziarah kubur telah dicontohkan langsung oleh Rasulullah melalui berbagai hadits shahih yang mengajarkan tata cara dan bacaan doa yang tepat. Amalan ini bukan hanya sebagai bentuk bakti kepada orang yang telah tiada, tetapi juga sebagai pengingat akan kematian dan kehidupan akhirat.
Mengutip dari Panduan Ziarah Kubur oleh Sutejo Ibnu Pakar (2015), ziarah kubur menurut syariat Islam tidak sekadar menengok kubur, tetapi juga mendoakan kepada yang dikubur dan mengirim pahala melalui doa untuk ziarah ke makam yang dipanjatkan dengan khusyuk. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Kamis (28/8/2025).
Doa Ziarah Kubur Lengkap: Arab, Latin, dan Terjemahan
Rasulullah SAW telah mengajarkan bacaan-bacaan khusus yang harus dibaca ketika melakukan ziarah kubur. Doa-doa ini memiliki makna mendalam dan merupakan sunnah yang sangat dianjurkan untuk diamalkan.
1. Doa saat Masuk Makam
Doa pertama yang diajarkan Rasulullah SAW adalah salam pembuka kepada penghuni makam:
Arab: السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ
Latin: Assalāmu 'alaikum dāra qaumin mu'minīn wa atākum mā tū'adūn ghadan mu'ajjalūn, wa innā insyā-Allāhu bikum lāḥiqūn
Terjemahan: "Assalamu'alaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Tuhan yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insyaallah akan menyusul kalian."
2. Doa Alternatif saat Masuk Makam
Arab: السَّلامُ على أهْلِ الدّيارِ مِنَ المُؤْمنينَ وَالمُسْلمينَ وَيَرْحَمُ اللَّهُ المُسْتَقْدِمِينَ مِنْكُمْ وَمِنَّا وَالمُسْتأخِرِين وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّه بِكُمْ لاحِقُونَ
Latin: Assalāmu 'alā ahlid diyār minal mu'minīna wal muslimīn yarḥamukumullāhul-mustaqdimīn minkum wa minnā wal musta'khirīn, wa innā insyā-Allāhu bikum lāḥiqūn
Terjemahan: "Assalamu'alaikum, hai para mukmin dan muslim yang bersemayam dalam kubur. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada mereka yang telah mendahului dan yang akan menyusul kalian dan kami. Sesungguhnya kami insyaallah akan menyusul kalian."
3. Doa Khusus untuk Orang Tua
Arab: رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا
Latin: Rabbighfir lī, wa li wālidayya, warḥam humā kamā rabbayānī ṣaghīrā
Terjemahan: "Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku kecil."
4. Doa Memohon Ampunan Umum
Arab: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ
Latin: Allāhummaghfir lil muslimīna wal muslimāt, wal mukminīna wal mukmināt, al-aḥyā'i minhum wal amwāt
Terjemahan: "Ya Allah, ampunilah muslimin, muslimat, mukminin, mukminat, yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia."
5. Doa Penutup
Arab: رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Latin: Rabbanā ātinā fīd dunyā ḥasanah, wa fil ākhirati ḥasanah, wa qinā 'adzāban nār
Terjemahan: "Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Lindungi kami dari siksa api neraka."
Melansir dari Shahih Muslim, Rasulullah SAW secara rutin melakukan ziarah kubur ke Baqi' dengan membaca doa-doa tersebut menunjukkan pentingnya amalan ini dalam kehidupan seorang muslim.
Doa untuk Orang Tua yang Telah Tiada
Bagi peziarah yang mengunjungi makam orang tua, sangat dianjurkan untuk melanjutkan dengan mendoakan kedua orang tua yang telah tiada. Doa ini merupakan wujud bakti dan kasih sayang seorang anak kepada orang tuanya.
Berikut adalah bacaan doa untuk ziarah ke makam orang tua:
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا
Latin: Rabbighfir lii, wa li waalidayya, warham humaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa.
Artinya: "Tuhanku, ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku kecil."
Doa Memohon Ampunan untuk Umat Islam
Setelah mendoakan orang tua, peziarah dapat memohon ampunan kepada Allah SWT untuk seluruh umat Islam, khususnya bagi orang tua, guru, dan mereka yang berjasa dalam hidup. Doa ini mencakup permohonan ampunan bagi mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat.
Berikut adalah lafal doa memohon ampunan secara umum:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْاَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا، خُصُوْصًا إِلَى آبَاءِنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَأَسَاتِذَتِنَا وَمُعَلِّمِيْنَا وَلِمَنْ أَحْسَنَ إِلَيْنَا وَلِأَصْحَابِ الحُقُوْقِ عَلَيْنَا
Latin: Allaahummaghfir lil muslimiina wal muslimaat, wal mukminiina wal mukminaat, al-ahyaa'i minhum wal amwaat, min masyaariqil ardhi ilaa maghaaribihaa, barrihaa wa bahrihaa, khushuushan ilaa aabaa'inaa, wa ummahaatinaa, wa ajdaadinaa, wa jaddaatinaa, wa asaatidzatinaa, wa mu'allimiinaa, wa li man ahsana ilainaa, wa li ashhaabil huquqi 'alaynaa.
Artinya: "Ya Allah, ampunilah mukminin, mukminat, muslimin, muslimat, yang masih hidup, yang telah wafat, yang tersebar dari timur hingga barat, di darat dan di laut, khususnya bapak, ibu, kakek, nenek, ustadz, guru, mereka yang telah berbuat baik terhadap kami, dan mereka yang masih memiliki hak terhadap kami."
Hukum dan Ketentuan Ziarah Kubur dalam Islam
Ziarah kubur memiliki landasan hukum yang jelas dalam syariat Islam berdasarkan hadits-hadits shahih dari Rasulullah SAW. Pemahaman yang benar tentang hukum ini penting untuk diamalkan sesuai tuntunan agama.
Hukum ziarah kubur adalah sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan) berdasarkan hadits riwayat Ahmad, Muslim, dan Ashabus Sunan. Rasulullah SAW bersabda: "Dahulu saya melarang menziarahi kubur, adapun sekarang berziarah ke sana, karena yang demikian itu akan mengingatkanmu akan hari akhirat."
Mengutip dari situs resmi Muhammadiyah.or.id, perintah ziarah kubur ditujukan secara umum kepada seluruh umat muslim baik laki-laki maupun perempuan. Namun, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hukum ziarah kubur bagi kaum perempuan.
Menurut madzhab Syafi'i dan mayoritas ulama, ziarah kubur bagi perempuan dibolehkan dengan syarat menjaga adab dan tidak berlebihan dalam menangis atau meratap. Sementara sebagian ulama lain berpendapat makruh bagi wanita untuk berziarah kubur kecuali ke makam Rasulullah SAW dan orang-orang saleh.
Tujuan utama dari ziarah kubur adalah untuk mendoakan orang yang telah meninggal, mengingat kematian, dan melunakkan hati. Amalan ini menjadi sarana introspeksi diri dan muhasabah bagi yang masih hidup untuk mempersiapkan diri menghadapi hari akhirat.
Tujuan Mulia Ziarah Kubur dalam Islam
Ziarah kubur memiliki beberapa tujuan mulia dalam Islam, tidak hanya sekadar mengunjungi makam. Tujuan utama dari ziarah kubur adalah untuk mengingat kematian dan orang yang telah meninggal, sehingga hati menjadi lebih lembut dan timbul kesadaran akan akhirat.
- Mendoakan ahli kubur agar diampuni dosa-dosanya dan mendapatkan rahmat Allah SWT.
- Mengambil pelajaran dari kematian, bahwa setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati.
- Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
- Menumbuhkan rasa syukur atas nikmat hidup yang masih diberikan.
- Mempererat silaturahmi dengan keluarga yang masih hidup saat berziarah bersama.
Adab Ziarah Kubur yang Dianjurkan
Dalam melakukan ziarah kubur, terdapat beberapa adab atau etika yang sebaiknya diperhatikan oleh peziarah agar ibadah ini sesuai dengan tuntunan syariat dan membawa keberkahan. Imam Nawawi dalam Al-Adzkâr mengatakan bahwa para peziarah disunnahkan untuk memperbanyak baca Al-Qur'an, dzikir, dan doa untuk penghuni kubur yang diziarahi.
- Berpakaian Sopan dan Bersih: Kenakan pakaian yang menutup aurat dan bersih sebagai bentuk penghormatan.
- Mengucapkan Salam: Saat memasuki area pemakaman, ucapkan salam kepada ahli kubur seperti yang diajarkan Rasulullah SAW.
- Tidak Duduk di Atas Kuburan: Dilarang duduk atau menginjak kuburan karena hal tersebut termasuk perbuatan yang tidak menghormati jenazah.
- Tidak Melakukan Perbuatan Syirik: Hindari meminta-minta kepada ahli kubur atau melakukan ritual yang mengarah pada kesyirikan.
- Membaca Al-Qur'an dan Doa: Perbanyak membaca Al-Qur'an, dzikir, dan doa untuk ziarah ke makam.
- Tidak Berlebihan dalam Meratapi: Bersedih diperbolehkan, namun hindari meratapi secara berlebihan atau histeris.
- Menjaga Kebersihan: Jaga kebersihan area makam dan tidak membuang sampah sembarangan.
- Tidak Membangun Kuburan Secara Berlebihan: Hindari membangun kuburan secara mewah atau berlebihan yang dapat mengarah pada pemujaan.
Ziarah Kubur dalam Berbagai Mazhab
Perbedaan pandangan di antara mazhab-mazhab fiqh mengenai ziarah kubur memberikan wawasan yang komprehensif tentang praktik ini dalam tradisi Islam. Setiap mazhab memiliki interpretasi yang sedikit berbeda namun tetap dalam koridor syariat.
Mazhab Hanafi membolehkan ziarah kubur bagi laki-laki dan perempuan dengan syarat tidak berlebihan dalam menangis atau meratap. Mereka menekankan bahwa tujuan utama ziarah adalah untuk mendoakan almarhum dan mengambil pelajaran tentang kematian. Doa-doa yang dibaca sebaiknya menggunakan lafaz-lafaz yang telah diajarkan Rasulullah SAW.
Mazhab Maliki memiliki pandangan yang lebih ketat terutama untuk kaum perempuan. Mereka berpendapat bahwa ziarah kubur bagi wanita adalah makruh karena dikhawatirkan dapat menyebabkan fitnah atau praktik-praktik yang tidak dianjurkan. Namun, mereka tetap membolehkan dalam kondisi tertentu dengan menjaga adab yang ketat.
Mazhab Syafi'i secara umum membolehkan ziarah kubur baik untuk laki-laki maupun perempuan dengan syarat menjaga adab dan tidak melakukan hal-hal yang dilarang. Mereka menekankan pentingnya membaca doa-doa yang ma'tsur (yang diajarkan Rasulullah) dan menghindari bid'ah dalam praktik ziarah.
Melansir dari penelitian di Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung, mazhab Hambali memiliki pendapat yang bervariasi tentang ziarah kubur bagi perempuan, mulai dari yang membolehkan dengan syarat hingga yang melarang secara mutlak berdasarkan interpretasi hadits-hadits tertentu.
Daftar Sumber
- Pakar, Sutejo Ibnu (2015). Panduan Ziarah Kubur. Penerbit: Kamu NU.
- Shahih Muslim, Hadits tentang Ziarah Kubur.
- Muhammadiyah. "Hukum dan Tuntunan Ziarah Kubur". 2019. https://muhammadiyah.or.id/2020/09/hukum-dan-tuntunan-ziarah-kubur/
- Jurnal. "Analisis Hukum Ziarah Kubur bagi Perempuan dalam Perspektif Madzhab Syafi'i dan Madzhab Hambali". Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
FAQ
1. Kapan waktu terbaik untuk melakukan ziarah kubur? Ziarah kubur dapat dilakukan kapan saja, namun tradisi masyarakat biasanya pada hari Kamis sore atau Jumat pagi.
2. Apakah wanita boleh melakukan ziarah kubur? Menurut mayoritas ulama, wanita dibolehkan berziarah kubur dengan menjaga adab dan tidak berlebihan dalam menangis.
3. Berapa lama sebaiknya durasi ziarah kubur? Tidak ada ketentuan khusus, yang penting adalah membaca doa dengan khusyuk dan mengambil pelajaran dari kematian.
4. Apakah boleh membawa bunga saat ziarah kubur? Membawa bunga tidak dilarang namun bukan dari ajaran Rasulullah SAW, sebaiknya fokus pada doa dan dzikir.
5. Doa apa yang paling utama dibaca saat ziarah kubur? Doa salam kepada penghuni makam dan doa ampunan yang diajarkan Rasulullah SAW dalam hadits shahih.
6. Apakah pahala doa ziarah kubur sampai kepada almarhum? Ya, berdasarkan hadits shahih, doa yang dipanjatkan untuk almarhum akan sampai pahalanya kepada mereka.
7. Bolehkah meminta sesuatu kepada penghuni makam saat ziarah? Tidak boleh, karena hal ini termasuk syirik; yang dibolehkan hanya mendoakan mereka kepada Allah SWT.