Fakta Ilmiah tentang Dajjal dan Fitnahnya, Ketahui Awal Kemunculan dan Lokasinya

2 weeks ago 19

Liputan6.com, Jakarta - Fakta ilmiah tentang Dajjal dan fitnahnya menjadi topik yang tak lekang waktu. Keyakinan umat Islam bahwa Dajjal akan datang sebagai ujian terbesar di penghujung zaman terus menjadi kajian antara teks agama dan interpretasi ilmiah modern.

Fakta ilmiah tentang Dajjal dan fitnahnya mengharuskan kita melihatnya dari dua perspektif: wahyu (Al-Qur’an/Sunnah) dan upaya penafsiran kontekstual berdasarkan perkembangan pengetahuan manusia saat ini.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

« مَا بَيْنَ خَلْقِ آدَمَ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ خَلْقٌ أَكْبَرُ مِنَ الدَّجَّالِ »

“Mā baina khalqi Ādam ilā qiyāmati s-sā’ah khalqun akbaru min al-Dajjāl.”

Artinya: “Sejak penciptaan Adam sampai hari Kiamat tidak ada satu makhluk yang lebih besar fitnahnya daripada Dajjal.”

Ibnu Sa‘īd al-Khudrī meriwayatkan bahwa RasulullahSAW memperingatkan umatnya demikian. (Hadis shahih)

Setiap generasi umat Islam diingatkan bahwa fitnah Dajjal bukan sekadar kisah masa depan, melainkan ancaman yang “nyata” meskipun belum tampak secara fisik.

Asal Kemunculan dan Lokasi Munculnya

Menurut sebagian riwayat, Dajjal akan muncul dari arah timur—daerah Khurasan—dan menyebar ke seluruh penjuru dunia.

Dalam suatu riwayat, Nabi SAW bersabda bahwa ia akan muncul dari daerah Aṣbahān (Isfahan) bersama 70.000 orang Yahudi sebagai pengikutnya.

Ini menjadi salah satu referensi yang digunakan peneliti memperkirakan lokasi awal kemunculan Dajjal.

Ciri Fisik Dajjal Menurut Hadis

Hadis menyebut bahwa Dajjal akan bermata satu (a‘war), rambutnya keriting, dan wajahnya memiliki kekurangan di mata.

Dalam sebuah hadis, Nabi SAW bersabda:

“مَا بَيْنَ عَيْنَيْهِ كَافِرٌ”

“Mā baina ‘aynayhi kāfirun.”

Artinya: “Di antara kedua matanya tertulis ‘Kafir’.”(Riwayat Shahih Muslim)

Ciri ini menunjukkan bahwa tulisan “كافِر‎ / Kāfir” akan melekat di antara alis dan dahi Dajjal, dan orang yang beriman bisa membacanya, meskipun buta huruf.

Keajaiban dan Tipu Dajjal

Hadis juga menyebut bahwa Dajjal akan membawa dua fenomena yang tampak luar biasa: “api” dan “air”.

Rasulullah SAW bersabda:

« مَا يَرَى الْمُسْلِمُ مِنْهُ فَهُوَ الْمَاءُ وَمَا يَرَى غَيْرُ ذَلِكَ فَهُوَ النَّارُ » “Mā yarā al-muslimu minhu fahuwa al-mā’u, wa mā yarā ghayru dhālika fahuwa an-nār.”

Artinya: “Apa yang tampak oleh mata orang beriman sebagai air, itu adalah air; dan apa yang tampak bukan air, maka itulah api.”

Fenomena ini sering dijadikan referensi simbolik dalam kajian pencocokan antara tipuan visual teknologi (misalnya augmented reality) dan narasi hadis.

Selain itu, ada riwayat bahwa Dajjal bisa membunuh dan kemudian menghidupkan kembali orang demi menunjukkan kekuatannya.

Perjalanan dan Waktu Kemunculan

Menurut hadits, periode kemunculan Dajjal di bumi akan berlangsung selama 40 hari, namun dengan skala waktu yang berbeda: satu hari seperti setahun, satu hari seperti sebulan, satu hari seperti seminggu, dan sisanya seperti hari-hari biasa.

Ia akan berjalan di muka bumi, mendatangi banyak kampung, kecuali kota suci Mekah dan Madinah — yang dijaga oleh para malaikat agar tidak dimasuki.

Dalam suatu riwayat disebutkan:

« لَا يَدْخُلُ الْمَدِينَةَ وَلَا الْمَكّةَ »

“Lā yadkhulu al-Madīnah wa lā al-Makkah.”

Artinya: “Ia tidak akan memasuki Madinah dan Makkah.”

Hakikat larangan ini dijelaskan bahwa setiap pintu kota suci itu dijaga oleh malaikat dengan pedang terhunus agar Dajjal tak bisa melewatinya.

Pengikut dan Proporsi Kejahatannya

Salah satu fakta yang sering dikutip: Dajjal akan diikuti oleh 70.000 orang Yahudi dari Aṣbahān, yang mengenakan pakaian khas (thayālīyah).

Rasulullah SAW bersabda:

« يَتْبِعُ الدَّجَّالَ مِنْ يَهُودِ أَصْبَهَانَ سَبْعُونَ أَلْفًا عَلَيْهِمُ الطِّيَالِسَةُ »“Yatba‘u al-Dajjāl min Yahūdi Aṣbahān sab‘ūna alfā ‘alayhim at-tiyālisah.”Artinya: “Dajjal akan diikuti oleh 70.000 orang Yahudi dari Asbahān yang memakai thayālīsah (selendang khas).”

Dalam narasi modern, angka ini kadang dikaitkan secara simbolik dengan kelompok ideologi atau gerakan global yang menyesatkan.

Selain itu, disebutkan bahwa sebagian besar pengikut Dajjal adalah wanita—hadis ini menjadi peringatan agar kaum wanita tetap kuat dalam iman dan tidak tergoda oleh fitnah besar.

Ilmiah vs Simbolik dalam Interpretasi

Ketika kita bicara “ilmu” modern, muncul pertanyaan: apakah gambaran-gambaran hadis tentang Dajjal bisa dikaitkan dengan perkembangan teknologi atau sistem global (sistem propaganda massal, implan digital, realitas virtual)?

Beberapa pemikir muslim kontemporer menafsirkan fitnah Dajjal sebagai simbol dominasi sistem informasi global, manipulasi massal terhadap pikiran manusia, dan kontrol dunia maya yang seolah “kuasa mutlak” tanpa ragu.

Dalam kerangka ini, “mata satu” (a‘war) bisa diinterpretasikan sebagai pandangan tunggal (single viewpoint) yang mematikan keragaman pemikiran, dan “tulisan kafir” di antara mata bisa diartikan sebagai label ideologi yang “tertanam dalam sistem”.

Namun, perlu diingat: hadis dan nash agama menegaskan bahwa Dajjal adalah makhluk nyata, bukan semata simbol. Tafsir semacam ini harus berhati-hati agar tidak meniadakan unsur ghaib yang menjadi kunci keimanan.

Peran Isa AS dan Akhir dari Fitnah

Menurut riwayat sahih, Nabi Isa (Yesus) AS akan turun ke bumi di akhir zaman dan membunuh Dajjal di “Bab al-Ludd” di tanah Syam (Palestina).

Setelah Dajjal dikalahkan, dunia akan kembali pada tatanan kedamaian dan keadilan menurut syariah.

Ini menegaskan bahwa fitnah Dajjal, sebesar apa pun dalam persepsi manusia, punya akhir dan akan ditaklukkan oleh kebenaran.

Strategi Perlindungan dalam Islam

Umat Islam dianjurkan untuk senantiasa memperkuat iman, memperbanyak dzikir, dan menghafal ayat-ayat penangkal fitnah Dajjal. Salah satu yang sering disebut dalam hadis adalah sepuluh ayat pertama dari Surah al-Kahfi.

Rasulullah SAW bersabda:

« مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ »

“Man hafiza ‘ashara āyātin min awwali Sūrat al-Kahf ‘usima min al-Dajjāl.”

Artinya: “Barangsiapa menghafal sepuluh ayat pertama dari Surah al-Kahfi, maka ia akan terjaga dari Dajjal.”

Selain itu, umat juga dianjurkan untuk memperkuat pengetahuan agama agar tidak mudah tertipu oleh tipu daya intelektual.

Analogi dan Konteks Sains Modern

Seiring kemajuan teknologi, ada kecenderungan untuk menarik analogi antara “fitnah Dajjal” dengan fenomena-fenomena modern:

Algoritma media sosial yang menyebarkan konten hoaks secara sistemik

Kecerdasan buatan dan deepfake yang bisa memanipulasi citra manusia

Proyek implan otak atau transhumanisme yang mengaburkan batas manusia–mesin

Sistem pengawasan digital yang mengontrol individu sampai pada intimidasi informasional

Interpretasi semacam ini bisa membantu umat memahami bahwa bahaya dunia modern bisa jadi “wakil” kecil dari fitnah besar yang disebut dalam hadis. Namun sekali lagi, ini hanya tafsir — bukan mengganti realitas teks.

Tantangan dan Skeptisisme Modern

Beberapa orang skeptis terhadap kekhasan narasi Dajjal karena tiadanya penyebutan eksplisit dalam Al-Qur’an. Memang benar bahwa Dajjal tidak disebutkan secara langsung dalam Al-Qur’an, namun keberadaannya ditegaskan dalam hadis-hadis mutawatir dan shahih.

Kritik lain muncul dari kalangan yang menilai bahwa narasi-narasi keras ini harus disesuaikan dengan perkembangan sains agar tidak dianggap “ketinggalan zaman”. Namun jika sampai reinterpretasi meniadakan norma-norma keyakinan dasar, hal itu bisa berbahaya.

Umat harus berhati-hati dalam membedakan antara interpretasi kreatif yang sah dan spekulasi ekstrem yang mereduksi aspek ghaib agama.

Memahami Fakta Ilmiah tentang Dajjal dan Fitnahnya

Fakta Ilmiah tentang Dajjal dan Fitnahnya menjadi jembatan antara keyakinan dan pemahaman kontemporer. Kita harus menghargai bukti teks (hadis) dan pada saat yang sama membuka diri terhadap refleksi ilmiah agar tidak tertipu zaman.

Sebagaimana sabda Nabi SAW:

« مَا بَيْنَ خَلْقِ آدَمَ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ خَلْقٌ أَكْبَرُ مِنَ الدَّجَّالِ »

“Mā baina khalqi Ādam ilā qiyāmati s-sā’ah khalqun akbaru min al-Dajjāl.”

Artinya: “Sejak penciptaan Adam sampai hari Kiamat tidak ada satu makhluk yang lebih besar fitnahnya daripada Dajjal.”

Fakta Ilmiah tentang Dajjal dan Fitnahnya tidak sekadar kisah masa depan: ia adalah peringatan agar umat siap dengan iman, ilmu, dan kesadaran.

People Also Talk

1. Apakah Dajjal benar-benar makhluk biologis atau hanya simbol? Dalam Islam, Dajjal dianggap makhluk nyata yang akan muncul secara ghaib. Namun dalam pemikiran kontemporer, sejumlah ulama dan pemikir menginterpretasikan sebagian atributnya sebagai simbol dari sistem penipuan dan kontrol global.

2. Bagaimana cara agar terlindungi dari fitnah Dajjal? Dengan memperkuat iman, memperbanyak amalan salih, menghafal 10 ayat pertama Surah al-Kahfi, dan selalu menjaga ilmu agama agar tidak mudah tersesat oleh tipu daya.

3. Mengapa Dajjal tidak boleh memasuki Makkah dan Madinah? Karena kedua kota itu dijaga oleh malaikat dengan rangkaian pertahanan supernatural, sehingga Dajjal tidak bisa melewati pintu-pintunya.

4. Apa makna tulisan “Kafir” di antara mata Dajjal? Menurut hadis, tulisan “كافر” (kāfir) akan tertulis di dahi Dajjal dan bisa dibaca oleh orang beriman. Ini menjadi identifikasi wahyu bahwa ia adalah pembangkang terhadap Allah.

5. Kapan Dajjal akan dikalahkan dan oleh siapa? Dajjal akan dikalahkan oleh Nabi Isa AS ketika ia turun ke bumi. Peristiwa ini terjadi setelah puncak fitnah Dajjal, dan dunia akan kembali ke tatanan keadilan.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |