Lirik Sholawat Asyghil Teks Arab Latin dan Artinya, Lengkap dengan Keutamaannya

1 month ago 15

Liputan6.com, Jakarta - Lirik sholawat Asyghil sebenarnya telah lama populer sebagai puji-pujian setelah adzan hingga iqamat dalam tradisi masyarakat muslim, khususnya komunitas Nahdliyin. Namun, sholawat ini mencapai puncak ketenarannya ketika ditampilkan pada puncak Peringatan 1 Abad NU, 2023 lalu.

Sebagian pihak mengaitkan makna mendalam lirik sholawat Asyghil dengan kondisi Indonesia yang kala itu, dianggap sedang tidak baik-baik saja. Dengan latar itu, maka sholawat Asyghil menjadi begitu populer dan lebih banyak dihafal oleh masyarakat.

Dikutip dari tayangan video di Azzahro Channel, Guru Besar Hukum Islam UIN Sunan Ampel Prof Dr KH Ahmad Zahro MA al-Chafidz menjelaskan, sholawat ini diciptakan oleh Imam Ja’far ash-Shadiq, lahir pada zaman Kekhalifahan Muawiyah.

Imam Ja’far ash-Shadiq secara nasab merupakan cucu dari Rasulullah SAW. Jalur nasabnya yaitu Jafar bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali Al-Murtadlo.

Kala itu keturunan Nabi SAW dipersekusi, diburu dan bahkan dibunuh. Kekejaman itu begitu massif terutama pada zaman kepemimpinan Yazid bin Muawiyah, generasi kedua Kekkhalifahan Muawiyah.

"Itu Sayyidina Ja'far Shodiq menciptakan sholawat yang menjadi pengantar doa, agar orang-orang dzalim itu sibuk sendiri-sendiri, bertengkar di antara mereka sendiri, sesama dzalim," jelasnya, dikutip Sabtu (9/8/2025).

Prof Zahro menjelaskan, sholawat ini menjadi wasilah atau pengantar doa keselamatan dan lainnya hingga saat ini. Berikut ini adalah lirik sholawat Asyghil Arab, latin, arti dan faidah membacanya.

Lirik Sholawat Asyghil

Selain ditemukan dalam tradisi lisan, lirik Sholawat Asyghil juga terdapat dalam kitab Al-Kawakibul Mudhiah fi Ash-Shalati Ala Khairil Bariyyah. Berikut ini adalah teks sholawat Asyghil:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَأَشْغِلِ الظَّالِمِينَ بِالظَّالِمِينَ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَأَشْغِلِ الظَّالِمِينَ بِالظَّالِمِينَ وَأَخْرِجْنَا مِنْ بَيْنِهِمْ سَالِمِينَ وَعلَى الِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِين

Allahumma Shalli Ala Sayyidina Muhammadin, Wa Asyghili Dzalimin bi Dzalimin Allahumma Shalli Ala Sayyidina Muhammadin, Wa Asyghili Dzalimin bi Dzalimin Wa Akhrij-na min Bainihim Saalimin, wa Ala Aalihi wa shahbihi Ajmain

Artinya: “Ya Allah, berikanlah shalawat kepada pemimpin kami Nabi Muhammad, dan sibukkanlah orang-orang dzalim agar mendapat kejahatan dari orang dzalim lainnya, selamatkanlah kami dari kejahatan mereka. Dan berilanlah shalawat kepada seluruh keluarga dan para sahabat beliau.

Keutamaan Membaca Sholawat

Di luar latar sejarah kemunculan sholawat Asyghil, keutamaan membaca sholawat memang begitu luar biasa. Keutamaan membaca sholawat ini terdapat dalam berbagai hadis. Salah satunya hadis riwayat Ahmad, yang artinya:

"Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali, niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh sholawat dan menghapus darinya sepuluh dosa," (HR Ahmad).

Keutamaan lainnya juga terdapat dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah RA:

Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim, no. 408).

Disarikan dari Al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah SAW, Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam Kitab Kifayatul Atqiya wa Minhajul Ashfiya, merinci 10 keutamaan sholawat:

  1. Mendapatkan rahmat dari Allah yang maha kuasa dan maha pengampun (shalatul malikil ghaffar).
  2. Mendapat syafaat dari Nabi Muhammad saw (syafa’atun nabiyyil mukhtar).
  3. Mengikuti tradisi malaikat abrar (al-Iqtida bil mala’ikatil abrar)
  4. Membedakan diri dari orang munafik dan orang kafir (mukhalafatul munafiqin wal kuffar).
  5. Penghapusan kesalahan dan dosa (ahwul khathaya wal awzar).
  6. Pemenuhan hajat dan harapan (qadha’ul hawa’ij wal awthar)
  7. Penerangan lahir dan batin (tanwiruz zawahir wal asrar)
  8. Keselamatan dari neraka (an-najatu minan nar)
  9. Masuk ke dalam surga (dukhulu daril qarar).
  10. Salam dari Allah yang maha mulia dan kuasa (alamul azizil jabbar).​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​

Sejarah Lahirnya Sholawat Asyghil

Merangkum berbagai sumber, pembacaan shalawat asyghil juga tersambung kepada salah satu wali besar al-Habib bin Umar al-Hinduan Ba’alawy. Shalawat asyghil sering dibacakan di Hadramaut daurah Masyayikh Yaman hingga sekarang.

Sebab itu, sholawat asyghil juga dikenal dengan sebutan shalawat Habib Ahmad bin Umar al-Hinduan Ba’alawy (wafat 1122 H). Sebab, sholawat ini tercantum dalam kitab kumpulan shalawat beliau, yakni al-Kawakib al-Mudhi’ah fi Dzikr al-Shalah Ala Khair al-Bariyyah.

Pada zaman penjajahan Belanda, banyak ulama yang membaca shalawat, salah satunya yaitu shalawat asyghil, lafal shalawat asyghil dengan jelas menunjukkan fungsinya untuk membentengi diri dari luar dan dalam.

Munculnya Sholawat Asyghil berasal jauh pada masa akhir Dinasti Bani Umayyah yang berkuasa tahun 41 — 133 H/ 661 — 750 M dan awal berdirinya Dinasti Bani Abbasiyyah. Pergantian tampuk kekuasaan menjadikan kehidupan politik, sosial bahkan keagamaan menjadi terguncang. Ketidak-stabilan politik berimbas kekacauan di mana-mana.

Pencetus Sholawat ini adalah adalah cucu urutan ke lima Rasulullah SAW yaitu Jafar bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali Al-Murtadlo suami dari Fatimah Az-Zahra putri Rasulullah.

Imam Jafar ini kemudian terkenal dengan Jafar Ash-Shadiq. Beliau merupakan induk sanad dari Abu Hanifah (pendiri Madzhab Hanafi) dan Imam Malik bin Anas (pendiri Madzhab Maliki). Sanad Imam Syafii merujuk pula kepada Imam Malik bin Anas.

Oleh karenanya, pencipta sholawat ini merupakan induk keilmuan yang legitimate dalam dunia Islam. Selain seorang cucu Rasulullah, Imam Jafar Ash-Shadiq juga orang yang sangat berilmu.

People Also Ask

1. Bagaimana bacaan shalawat Asyghil?

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ، ﻭَﺃَﺷْﻐِﻞِ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ ﺑِﺎﻟﻈَّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ ﻭَﺃَﺧْﺮِﺟْﻨَﺎ ﻣِﻦْ ﺑَﻴْﻨِﻬِﻢْ ﺳَﺎﻟِﻤِﻴﻦَ ﻭَﻋﻠَﻰ ﺍﻟِﻪِ ﻭَﺻَﺤْﺒِﻪِ ﺃَﺟْﻤَﻌِﻴﻦ

Arab latin: Allahumma shalli ala sayyidina muhammadin, wa asyghili dzalimin bi dzalimin allahumma shalli ala sayyidina muhammadin, wa asyghili dzalimin bi dzalimin wa akhrij-na min bainihim saalimin, wa ala aalihi wa shahbihi ajmain.

Artinya: “Ya Allah, berikanlah shalawat kepada pemimpin kami Nabi Muhammad, dan sibukkanlah orang-orang dzalim agar mendapat kejahatan dari orang dzalim lainnya, selamatkanlah kami dari kejahatan mereka. Dan berilanlah shalawat kepada seluruh keluarga dan para sahabat beliau.

2. Asyghil artinya apa?

"Asyghil" (أَشْغِل) dalam bahasa Arab artinya "sibukkan" atau "alihkan". Dalam konteks sholawat Asyghil, "asyghil" merujuk pada permohonan agar Allah menyibukkan orang-orang zalim dengan sesama mereka, sehingga umat Islam dapat selamat dari kejahatan mereka. Jadi, secara umum, "asyghil" dalam sholawat Asyghil berarti "sibukkanlah" atau "alihkanlah".

3. Apa manfaat shalawat Asyghil?

Sholawat Asyghil memiliki beberapa manfaat utama, termasuk memohon perlindungan dari kezaliman, mendatangkan rahmat dan pertolongan Allah, serta menumbuhkan kasih sayang di antara sesama.

Selain itu, sholawat ini juga diyakini dapat menghapus dosa, mengangkat derajat, dan dijauhkan dari orang-orang zalim. Berikut adalah beberapa manfaat sholawat Asyghil yang lebih rinci:

  1. Perlindungan dari Kezaliman: Sholawat Asyghil sering dibaca untuk memohon perlindungan dari orang-orang zalim, baik dalam bentuk individu maupun penguasa.
  2. Rahmat dan Pertolongan Allah: Membaca sholawat ini juga diharapkan mendatangkan rahmat, kemudahan, dan pertolongan Allah dalam berbagai kesulitan.
  3. Menghapus Dosa: Sholawat Asyghil, seperti sholawat lainnya, diyakini dapat menghapus dosa-dosa kecil yang telah diperbuat.
  4. Mendapatkan Ketenangan: Banyak yang meyakini bahwa membaca sholawat ini dapat memberikan ketenangan hati dan pikiran.
  5. Mempererat Ukhuwah: Sholawat ini juga mengajarkan tentang pentingnya kasih sayang dan kebaikan di antara sesama.
  6. Mendekatkan Diri kepada Allah: Membaca sholawat, termasuk Asyghil, merupakan bentuk ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya.
  7. Sholawat Asyghil juga memiliki sejarah panjang dan sering dibaca dalam berbagai acara keagamaan dan majelis taklim.

Sumber Referensi:

  • Ceramah Prof Dr KH Ahmad Zahro MA al-Chafidz
  • Kitab Al-Kawakibul Mudhiah fi Ash-Shalati Ala Khairil Bariyyah
  • Kitab Kifayatul Atqiya wa Minhajul Ashfiya
  • HR Ahmad
  • HR Muslim
  • nu.or.id
Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |