Memahami Ulul Azmi Artinya: Gelar Ketabahan Lima Rasul Pilihan Allah

9 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Konsep Ulul Azmi memiliki makna yang mendalam dalam ajaran Islam. Memahami ulul azmi artinya adalah kunci untuk mengapresiasi ketabahan dan kesabaran para utusan Allah.

Gelar ini diberikan kepada para rasul pilihan yang menghadapi cobaan luar biasa dalam menyampaikan risalah ilahi. Mereka adalah teladan sempurna dalam keteguhan hati dan dedikasi terhadap kebenaran.

Kisah-kisah perjuangan mereka menjadi inspirasi bagi umat manusia sepanjang masa.

Salah satu substansi pokok kandungan Al-Qur’an adalah memuat tentang kisah masa lalu, sebagai salah satu bentuk metode dakwah Al-Qur’an kepada umat manusia, di antaranya kisah para Rasul Ulul ‘Azmi, seperti dikutip dari jurnal Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah.

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Selasa (22/7/2025).

Memahami Arti Ulul Azmi

Istilah Ulul Azmi berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata, yaitu "ulul" dan "azmi". Kata "ulul" berarti memiliki atau mempunyai, sedangkan "azmi" berarti tekad atau keteguhan hati yang kuat.

Menurut M. Abduh Amrie dalam jurnal Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah, "arti Ulul ‘Azmi adalah 'Rasul-rasul yang mempunyai ketabahan yang luar biasa. Dalam menjalankan tugas yang diemban dari Allah, mereka sangat tabah dan sabar menghadapi segala macam gangguan, rintangan dan cobaan yang mereka terima dari kaum yang menentang misi mereka.'"

Gelar ini menunjukkan tingkat keimanan dan ketahanan mental yang sangat tinggi, melebihi rasul-rasul lainnya.

Secara terminologi, ulul azmi artinya adalah gelar kehormatan yang diberikan Allah SWT kepada para rasul-Nya yang memiliki ketabahan, kesabaran, dan keteguhan hati yang luar biasa dalam menghadapi berbagai tantangan dan rintangan dalam menyampaikan dakwah.

Mereka adalah contoh nyata dari keteguhan dalam berpegang teguh pada ajaran tauhid meskipun dihadapkan pada penolakan, penganiayaan, bahkan ancaman pembunuhan dari kaumnya.

Sirojuddin dalam buku Ensiklopedi Islam menyebutkan bahwa Ulul ‘Azmi (ulu al-‘azmi) artinya "orang-orang yang mempunyai kemauan kuat dan teguh". Ketabahan mereka dipuji langsung oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an, menegaskan bahwa gelar ini merupakan pengakuan ilahi atas perjuangan mereka yang tak kenal lelah.

Mereka tidak pernah menyerah dalam mengajak umat manusia kembali kepada jalan yang benar, meskipun harus menghadapi penderitaan dan pengorbanan yang besar.

Rasul-Rasul yang Bergelar Ulul Azmi

Ada lima rasul yang dianugerahi gelar Ulul Azmi oleh Allah SWT karena ketabahan dan kesabaran mereka yang luar biasa dalam berdakwah. Mereka adalah

  1. Nabi Nuh AS,
  2. Nabi Ibrahim AS,
  3. Nabi Musa AS,
  4. Nabi Isa AS, dan
  5. Nabi Muhammad SAW.

M. Abduh Amrie dalam jurnal Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah menyebutkan, "Adapun Rasul-rasul yang termasuk dalam Ulul ‘Azmi ini adalah Nabi Nuh As, Nabi Musa As, Nabi Ibrahim As, Nabi Isa As, dan Nabi Muhammad Saw."

Kelima rasul ini menghadapi ujian yang sangat berat dari kaumnya, namun mereka tetap teguh dalam menyampaikan risalah Allah.

Kisah-kisah perjuangan mereka diabadikan dalam Al-Qur'an sebagai pelajaran dan inspirasi bagi umat manusia. Seperti disebutkan dalam buku Ensiklopedi Anak-anak Muslim karya Melvi Yendra, kelima rasul di atas mendapat gelar Ulul Azmi karena mereka merupakan nabi yang banyak menghadapi cobaan.

Gelar ini merupakan bentuk penghargaan tertinggi dari Allah atas dedikasi dan pengorbanan mereka dalam menegakkan kalimat tauhid di muka bumi.

Ciri-Ciri Rasul Ulul Azmi

Rasul-rasul yang mendapatkan gelar Ulul Azmi memiliki karakteristik khusus yang membedakan mereka dari nabi dan rasul lainnya. Ciri-ciri ini menunjukkan tingkat ketabahan, kesabaran, dan komitmen yang luar biasa dalam menjalankan tugas kenabian.

Mengutip buku Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII oleh Harjan Syuhada dan Fida' Abdilah, berikut adalah ciri-ciri utama para rasul yang bergelar ulul azmi:

  1. Menerima Wahyu dari Allah SWT: Semua rasul Ulul Azmi menerima wahyu langsung dari Allah SWT, yang menjadi dasar bagi risalah dan ajaran yang mereka sampaikan kepada umatnya. Wahyu ini membimbing mereka dalam setiap langkah dakwah.
  2. Memiliki Kesabaran dan Keteguhan yang Kuat: Ini adalah ciri paling menonjol dari Ulul Azmi. Mereka menunjukkan kesabaran yang tak tergoyahkan dan keteguhan hati yang luar biasa dalam menghadapi penolakan, ejekan, penganiayaan, dan ancaman dari kaum yang menentang.
  3. Memperoleh Pengakuan dari Allah SWT: Gelar Ulul Azmi itu sendiri merupakan pengakuan ilahi atas perjuangan dan pengorbanan mereka. Allah SWT memuji ketabahan mereka dalam Al-Qur'an, menegaskan kedudukan istimewa mereka.
  4. Seruan Dakwah Bersifat Universal: Meskipun awalnya diutus kepada kaum tertentu, risalah yang dibawa oleh rasul Ulul Azmi memiliki dimensi universal yang relevan bagi seluruh umat manusia atau jin. Ajaran mereka mengandung prinsip-prinsip dasar keimanan yang berlaku sepanjang masa.
  5. Menerima dan Wajib Menyampaikan Kitab Samawi: Setiap rasul Ulul Azmi diamanahi untuk menerima dan menyampaikan kitab suci dari Allah SWT kepada umatnya. Kitab-kitab ini menjadi pedoman hidup dan sumber hukum bagi kaum mereka.
  6. Senantiasa Memohon agar Kaumnya Tidak Diberikan Azab: Meskipun menghadapi penolakan keras, para rasul Ulul Azmi selalu berdoa agar Allah tidak segera menurunkan azab kepada kaum mereka, menunjukkan kasih sayang dan harapan mereka akan hidayah bagi umatnya.
  7. Senantiasa Berdoa agar Kaumnya Diberikan Hidayah: Mereka tidak pernah putus asa dalam mendoakan agar kaumnya mendapatkan petunjuk dan kembali ke jalan yang benar, meskipun dakwah mereka seringkali tidak membuahkan hasil yang signifikan dalam waktu singkat.

1. Nabi Nuh AS: Ketabahan dalam Dakwah

Nabi Nuh AS adalah rasul pertama yang diutus Allah SWT untuk mengajak kaumnya kembali menyembah Allah dan meninggalkan penyembahan berhala. Beliau berdakwah selama kurang lebih 950 tahun, sebuah periode yang sangat panjang, namun hanya sedikit dari kaumnya yang beriman.

M. Abduh Amrie dalam jurnal Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah menyatakan, "Nabi Nuh As. berdakwah selama kurang lebih 950 tahun, tetapi yang beriman dapat dihitung dengan jari, hanya 80 orang, jumlah yang sangat tidak seimbang dengan lamanya berdakwah."

Kaumnya menolak ajakan beliau dengan keras, bahkan menutup telinga mereka dari seruan Nabi Nuh. Istri dan salah satu anaknya sendiri, Kan'an, termasuk di antara mereka yang ingkar.

Meskipun demikian, Nabi Nuh tetap sabar dan tabah dalam menyampaikan risalahnya. Puncak dari penolakan kaumnya adalah ketika Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat bahtera besar. Kaumnya mengejek dan menuduhnya gila karena membangun kapal di daratan yang jauh dari air. Namun, Nabi Nuh tetap melaksanakan perintah Allah dengan penuh keyakinan.

Akhirnya, azab Allah datang berupa banjir besar yang menenggelamkan seluruh kaum yang ingkar, sementara Nabi Nuh dan pengikutnya yang beriman diselamatkan di dalam bahtera.

M. Abduh Amrie juga mencatat, "Sangat beralasan jika Nabi Nuh memohon kepada Allah SWT agar orang-orang kafir dimusnahkan saja dari muka bumi ini, karena setiap kali Nabi Nuh mengajak ke jalan Allah, para pemimpin-pemimpin kaumnya yang kafir selalu mengejek dan menghina serta mencemoohkan dakwah Nabi Nuh As."

2. Nabi Ibrahim AS: Ujian Keimanan yang Berat

Nabi Ibrahim AS lahir di tengah masyarakat penyembah berhala dan di bawah kekuasaan Raja Namrud yang zalim. Sejak kecil, beliau telah menunjukkan kecerdasan dan keberanian dalam mempertanyakan keyakinan kaumnya.

Beliau berdakwah kepada ayahnya dan kaumnya untuk meninggalkan penyembahan berhala dan hanya menyembah Allah SWT. Puncaknya, dengan keberanian Nabi Ibrahim, beliau menghancurkan berhala-berhala sesembahan mereka saat mereka beramai-ramai ke tempat bersuka ria, seperti dijelaskan dalam jurnal Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah.

Tindakan Nabi Ibrahim menghancurkan berhala-berhala membuat Raja Namrud murka, dan beliau dijatuhi hukuman dibakar hidup-hidup. Namun, dengan mukjizat Allah, api tersebut menjadi dingin dan tidak membahayakan Nabi Ibrahim sedikit pun. Allah berfirman dalam QS Al-Anbiya ayat 69: "Kami berfirman: 'Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim'." Peristiwa ini menunjukkan betapa besar perlindungan Allah kepada hamba-Nya yang teguh.

Ujian Nabi Ibrahim tidak berhenti di situ. Beliau juga diuji dengan perintah Allah untuk menyembelih putra kesayangannya, Nabi Ismail. Dengan ketabahan dan keikhlasan yang luar biasa, Nabi Ibrahim bersedia melaksanakan perintah tersebut, dan Nabi Ismail pun menunjukkan kepatuhan yang sama.

Namun, Allah menggantinya dengan seekor domba besar sebagai tebusan, menunjukkan bahwa itu adalah ujian keimanan semata. Ketabahan Nabi Ibrahim dalam menghadapi berbagai ujian berat menjadikannya salah satu rasul Ulul Azmi.

3. Nabi Musa AS: Menghadapi Kezaliman Firaun

Nabi Musa AS diutus Allah SWT untuk berdakwah kepada Firaun, raja Mesir yang sangat zalim dan mengaku sebagai tuhan. Nabi Musa juga bertugas menyelamatkan Bani Israil dari perbudakan Firaun. Beliau dianugerahi mukjizat tongkat yang dapat berubah menjadi ular besar dan membelah Laut Merah.

M. Abduh Amrie dalam jurnal Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah mengutip firman Allah, "Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) kamu dari manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur." Ini menunjukkan keistimewaan Nabi Musa.

Meskipun Firaun adalah penguasa yang kejam, Allah memerintahkan Nabi Musa untuk berdakwah kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, menunjukkan pentingnya hikmah dalam berdakwah. Namun, Firaun tetap menolak dan bahkan berusaha membunuh Nabi Musa dan pengikutnya.

Ketika Nabi Musa dan Bani Israil terdesak di tepi Laut Merah, Allah memerintahkan Nabi Musa untuk memukulkan tongkatnya ke laut, yang kemudian terbelah menjadi jalan kering. Mereka berhasil menyeberang, sementara Firaun dan pasukannya tenggelam.

M. Abduh Amrie menyebutkan, "Maka Fir'aun dengan bala tentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka." Perjuangan Nabi Musa dalam menghadapi Firaun dan keras kepala Bani Israil menunjukkan kesabaran dan ketabahan yang luar biasa, menjadikannya salah satu rasul Ulul Azmi.

4. Nabi Isa AS: Mukjizat dan Penolakan Kaumnya

Nabi Isa AS lahir tanpa ayah, sebuah mukjizat besar dari Allah SWT, dari ibunya Maryam yang suci. Sejak bayi, Nabi Isa telah berbicara untuk membela ibunya dari tuduhan kaumnya.

Setelah dewasa, beliau diangkat menjadi rasul dan diamanahi kitab Injil. M. Abduh Amrie dalam jurnal Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah menjelaskan, "Nabi Isa bin Maryam merupakan Nabi terakhir Bani Isra’il yang lahir di Betlehem (Baitulahmi) pada masa kekuasaan raja Herodes Romawi di Palestina.

Kelahirannya merupakan sebuah mukjizat, sebab beliau dilahirkan oleh seorang perawan yang suci dan terjaga kehormatannya."

Nabi Isa berdakwah kepada Bani Israil, menyerukan tauhid dan memperbaiki penyimpangan ajaran Taurat. Beliau dianugerahi berbagai mukjizat, seperti menyembuhkan orang buta sejak lahir, penderita kusta, dan bahkan menghidupkan orang mati dengan izin Allah. Namun, kaum Yahudi menolak ajarannya, bahkan menuduhnya sebagai penyihir dan berusaha membunuhnya.

Mereka bersekongkol dengan penguasa Romawi untuk menyalib Nabi Isa. Namun, Allah SWT menyelamatkan Nabi Isa dengan mengangkatnya ke langit, dan orang yang disalib adalah seseorang yang diserupakan dengan beliau.

M. Abduh Amrie mengutip, "Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu, dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya." Ketabahan Nabi Isa dalam menghadapi penolakan dan upaya pembunuhan menjadikannya salah satu rasul Ulul Azmi.

5. Nabi Muhammad SAW: Keteguhan di Tengah Perjuangan

Nabi Muhammad SAW adalah rasul terakhir dan penutup para nabi, yang diutus untuk seluruh umat manusia. Sejak awal dakwahnya di Mekah, beliau menghadapi penolakan, ejekan, penganiayaan, dan ancaman pembunuhan dari kaum Quraisy, termasuk dari paman beliau sendiri.

M. Abduh Amrie dalam jurnal Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah mencatat, "Nabi Muhammad Saw yang diusir oleh kaumnya sendiri dari kota kelahiran beliau, Mekkah sehingga harus hijrah ke Madinah."

Beliau dan para sahabatnya mengalami boikot ekonomi dan sosial yang berat. Meskipun demikian, Nabi Muhammad tidak pernah menyerah atau putus asa.

Beliau tetap teguh menyampaikan risalah Islam, bahkan ketika harus berhijrah ke Madinah untuk menyelamatkan agama dan pengikutnya. Liputan6.com juga menyatakan, "Nabi Muhammad SAW adalah nabi penutup yang diangkat pada umur 40 tahun. Sekian tahun lamanya berdakwah, makin banyak pula hinaan, cacian, bahkan ancaman pembunuhan yang beliau terima."

Mukjizat terbesar yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad adalah Al-Qur'an, yang menjadi pedoman hidup bagi umat Islam hingga akhir zaman. Ketabahan beliau dalam menghadapi segala rintangan, membangun umat, dan menyebarkan Islam ke seluruh dunia menjadikannya puncak dari para rasul Ulul Azmi.

Daftar Pustaka

  • Al-Qur'an dan Terjemahnya.
  • Amrie, M. Abduh. 2012. Meneladani Kesabaran dan Ketabahan Rasul Ulul ‘Azmi dalam Berdakwah: Studi Kisah-Kisah dalam Al-Qur’an. Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 11 No. 22, Juli –Desember 2012, 97-117.
  • Syuhada, Harjan dan Fida' Abdilah. Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII.

FAQ

1. Apa arti Ulul Azmi dalam Islam?

Ulul Azmi artinya para rasul pilihan yang memiliki ketabahan dan keteguhan luar biasa dalam menyampaikan wahyu Allah.

2. Siapa saja yang termasuk rasul Ulul Azmi?

Lima rasul: Nabi Nuh AS, Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS, dan Nabi Muhammad SAW.

3. Apa ciri utama dari rasul Ulul Azmi?

Mereka sabar, tabah, menerima wahyu, membawa kitab suci, dan dakwahnya bersifat universal.

4. Mengapa Nabi Nuh AS digelari Ulul Azmi?

Karena beliau berdakwah 950 tahun meskipun hanya sedikit yang beriman, tetap sabar dan teguh.

5. Apa ujian berat yang dihadapi Nabi Ibrahim AS?

Dibakar hidup-hidup dan diuji untuk menyembelih putranya, namun tetap taat pada perintah Allah.

Menghadapi Firaun yang zalim dan membebaskan Bani Israil dengan mukjizat dari Allah.

7. Apa yang membuat Nabi Muhammad SAW menjadi puncak Ulul Azmi?

Beliau menghadapi penolakan dan ancaman besar, tapi tetap teguh menyebarkan Islam ke seluruh dunia.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |