Niat Puasa Hajat dan Tata Caranya yang Benar Sesuai Sunnah Rasulullah

1 month ago 17

Liputan6.com, Jakarta - Selain sholat hajat, ada istilah puasa hajat yang merujuk pada puasa sebagai wasilah terkabulnya hajat. Sebagaimana sholat hajat, tentu ada niat puasa hajat.

Namun sebelum mengetahui lafal niat puasa hajat, ada baiknya mengetahui hukum puasa hajat.

Ulama asal Cirebon, KH Yahya Zainul Maarif (Buya Yahya) menegaskan, puasa hajat sebenarnya tidak ada. Yang ada adalah dengan perantara amal shaleh berupa puasa sunnah, seseorang berdoa agar hajatnya dikabulkan.

Menurut dia, wasilah itu bisa berupa puasa sunnah Senin-Kamis, Puasa Dawud, puasa sunnah mutlaq, atau puasa sunnah lainnya. Hanya saja, saat berniat puasa sunnah tersebut, hati berdoa kepada Allah agar melalui puasa sunnah tersebut hajatnya bisa terkabul.

"Puasa mutih tidak ada, puasa hajat tidak ada. Yang ada adalah kita bertawassul dengan amal shaleh untuk dikabulkan hajat kita," kata Buya Yahya, dikutip dari Channel Al Bahjah TV, Senin (11/8/2025).

Menurut Buya Yahya, Melaksanakan puasa sunnah kemudian berharap agar hajatnya terkabul boleh-boleh saja. Dalam hal ini, amal shaleh menjadi wasilah agar doa seseorang terkabul.

Amal shaleh tersebut salah satunya adalah puasa sunnah. Misalnya dengan puasa Senin Kamis, puasa sunnah mutlak, puasa Dawud, puasa Ayyamul Bidh, dan lain sebagainya.

Berikut ini adalah lafal niat puasa sunnah tertentu, yang bisa digabungkan dengan hajat seseorang akan terkabul.

Niat Puasa Senin dengan Motivasi Hajat Terkabul

Ahmad Zainuddin Alfannani dalam kitab Fathul Mu'in menjelaskan beberapa puasa sunnah yang disyariatkan (masyruh). Secara umum, puasa sunnah dilakukan sama dengan puasa fardhu Ramadhan.

Hanya saja, seseorang diperbolehkan baru berniat puasa sunnah ketika pagi hari dan menjelang siang, saat dia belum melakukan perbuatan atau hal yang membatalkan puasa.

Berikut ini adalah contoh puasa sunnah, yang dibarengi dengan niat atau motivasi hajat tertentu.

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ اْلاِثْنَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu sauma yaumal itsnaini sunnatan lillahi ta’ala.

Artinya: “Saya niat puasa sunnah hari Senin, sunnah karena Allah Ta’ala.

Apabila digabungkan dengan 'puasa hajat' maka, di dalam hati seseorang menjelaskan bahwa sedang memiliki hajat.

Apabila dilafalkan, maka setelah lafal ta'aala ditambah dengan لِقَضَاءِ حَاجَتِيْ (liqadaa'i hajjatii) - disebutkan hajatnya.

Niat Puasa Kamis dengan Motivasi Hajat

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu sauma yaumal khomiisi sunnatan lillahi ta’ala.

Artinya: “Saya niat puasa sunnah hari Kamis, sunnah karena Allah Ta’ala.”

Di dalam hati seseorang mengungkapkan hajatnya, sebagai motivasi tambahan.

Apabila dilafalkan, maka setelah lafal ta'aala ditambah dengan لِقَضَاءِ حَاجَتِيْ (liqadaa'i hajjatii) - disebutkan hajatnya.

3. Niat Puasa Sunnah Mutlaq dengan Motivasi Hajat

نَوَيْتُ صَوْمَ سُنَّةٍ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma sunnatan lillahi ta'ala.

Artinya: "Saya niat puasa sunnah karena Allah Ta'ala

Di dalam hati seseorang mengungkapkan hajatnya, sebagai motivasi tambahan.

Apabila dilafalkan, setelah ta'aala dilanjutkan لِقَضَاءِ حَاجَتِيْ (liqadaa'i hajjatii) - disebutkan hajatnya.

Niat Puasa Hajat secara khusus sebagai puasa mandiri tidak ada. Namun, seperti disebut sebelumnya, puasa hajat bisa digabungkan dengan niat puasa sunnah lain yang diatur dalam syariat (masyruh).

Hukum Puasa Sunnah agar Hajat Terkabul

Para ulama menjelaskan bahwa menggabungkan beberapa maksud dalam satu amalan sunnah pada dasarnya diperbolehkan, selama niat utamanya tetap untuk beribadah kepada Allah. Dalam konteks puasa hajat, hakikatnya adalah seseorang berpuasa sunnah (misalnya puasa Senin-Kamis atau puasa Daud) dengan motivasi tambahan sebagai tawassul agar Allah mengabulkan keinginan-keinginannya.

Dalam Islam ada tiga macam tawassul, yakni dengan Allah SWT, dengan amal shaleh diri sendiri dan dengan orang shaleh (Nabi, Rasul dan Ta'biin). Konsep tawassul ini termaktub dalam surah Al-Maidah ayat 35:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَابْتَغُوْٓا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ۝٣٥

Yâ ayyuhalladzîna âmanuttaqullâha wabtaghû ilaihil-wasîlata wa jâhidû fî sabîlihî la‘allakum tufliḫûn

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan “carilah jalan” yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan." (Al-Maidah:35).

Hal ini dapat dianalogikan dengan seseorang yang mengerjakan puasa qadha Ramadan pada hari Senin atau Kamis. Ia bisa mendapatkan dua keutamaan sekaligus: kewajiban qadhanya lunas dan ia juga meraih pahala puasa sunnah di hari tersebut.

Contoh lain adalah ketika Rasulullah SAW. menyarankan agar para Shahabatnya kalau bertemu Uwais Al Qarani ra, mereka meminta kepadanya agar didoakan dan diampuni oleh Allah. (HR. Muslim dari Umar bin Khattab Ra.)

Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki dalam kitab Mafahim Yajibu an-Tusahhah menjelaskan bahwa tawasul adalah salah satu bentuk doa. Hal ini memberikan pengertian bahwa tawasul masih berada dalam lingkaran ibadah kepada Allah yang disebut doa.

Bahwa tawasul sebagaimana poin pertama adalah doa semata. Artinya, ijabah sebuah doa tidak tergantung sama sekali pada tawasul atau tidaknya. Ijabah doa merupakan hak mutlak Allah SWT.

Referensi:

  • Al-Qur'an Surah Al-Maidah:35
  • Ceramah Buya Yahya
  • kitab Fathul Mu'in, Ahmad Zainuddin Alfannani
  • kitab Mafahim Yajibu an-Tusahhah, Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki
  • HR. Muslim dari Umar bin Khattab

People Also Ask

1. Puasa apa yang bisa cepat hajat terkabul?

Puasa yang diyakini bisa mempercepat terkabulnya hajat adalah puasa nazar dan puasa sunnah seperti Senin-Kamis atau Daud dengan niat hajat. Puasa nazar dilakukan sebagai janji kepada Allah setelah hajat terkabul, sedangkan puasa sunnah dilakukan dengan harapan agar Allah segera mengabulkan keinginan.

2. Apa nama puasa jika keinginan terkabul?

Untuk mencapai keinginan, umat Muslim dapat menjalankan puasa nazar atau puasa hajat, yang dilakukan sebagai bentuk ibadah dan permohonan kepada Allah SWT. Puasa ini bisa dilakukan dengan berbagai jenis puasa sunnah, seperti puasa Senin-Kamis atau puasa Daud, dengan niat agar keinginan tersebut dikabulkan.

3. Puasa 40 hari namanya puasa apa?

Puasa 40 hari yang Anda maksud bisa merujuk pada beberapa konteks, tergantung pada agama atau tradisi yang diikuti. Secara umum, puasa 40 hari dalam berbagai tradisi seringkali dikaitkan dengan persiapan rohani, penyucian diri, atau mendekatkan diri kepada Tuhan.

4. Puasa hajat termasuk puasa apa?

Puasa untuk hajat di sini dimaksudkan sebagai mengerjakan puasa sunah sebagai tawasul agar hajat dikabulkan oleh Allah Swt.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |