Liputan6.com, Jakarta - Guna memastikan ibadah shalat sah dan diterima di sisi Allah SWT, penting bagi umat Muslim untuk memahami dengan benar mengenai rukun shalat.
Memahami rukun shalat adalah kunci utama dalam menjalankan ibadah ini secara sempurna. Setiap gerakan dan bacaan dalam shalat memiliki makna mendalam serta menjadi penentu keabsahan shalat itu sendiri.
Oleh karena itu, pengetahuan tentang rukun shalat ada berapa menjadi esensial bagi setiap individu yang ingin menyempurnakan ibadahnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rukun didefinisikan sebagai sesuatu yang harus dipenuhi untuk sahnya suatu pekerjaan. Sebagai contoh, ibadah shalat tidak akan sah jika tidak memenuhi dan mencukupi rukun serta syaratnya.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Rabu (23/7/2025).
Memahami Rukun Shalat
Rukun shalat adalah setiap bagian dari shalat yang harus dilakukan dan tidak boleh ditinggalkan, baik sengaja maupun tidak sengaja. Jika salah satu rukun shalat ditinggalkan, maka shalat tersebut tidak sah dan wajib diulang.
Rukun shalat berbeda dengan syarat shalat; syarat shalat adalah hal-hal yang harus dipenuhi sebelum shalat dimulai, sedangkan rukun shalat adalah bagian integral dari shalat itu sendiri.
Shalat merupakan ibadah yang dilakukan dalam bentuk komunikasi antara makhluk ciptaan-Nya dengan Sang Pencipta, Allah SWT. Agar munajat ini diterima, penting untuk memperhatikan tata cara shalat yang benar sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Menurut jurnal "Tinjauan Rukun – Rukun Shalat Sesuai Dengan Hadis Nabi Muhammad SAW" oleh Haerudin, shalat merupakan rukun Islam kedua yang sangat penting dalam agama Islam setelah syahadat. Kedudukannya merupakan amalan yang paling mulia di dalam agama, sehingga tidak heran jika ada kaidah yang mengatakan
Rukun Shalat dalam Berbagai Pandangan Mazhab
Jumlah rukun shalat dapat bervariasi tergantung pada mazhab fiqih yang dianut. Perbedaan ini umumnya terletak pada pengelompokan atau perincian dari setiap rukun. Penting untuk memahami perbedaan ini agar ibadah shalat dapat dilakukan sesuai tuntunan yang diyakini.
Menurut mazhab Imam Syafi’i, terdapat 18 rukun shalat yang dijelaskan dalam Kitab Fathul Qarib karangan Muhammad Ibnu Qasim Al-Gozzy.
Sementara itu, Ustadz Abdul Kadir Nuhuyanan dalam buku Panduan Sholat Lengkap & Praktis Sesuai Petunjuk Rasulullah SAW menjelaskan bahwa rukun shalat yang penting diketahui umat Muslim ada 12.
Adapun dalam penelitian "Tinjauan Rukun – Rukun Shalat Sesuai Dengan Hadis Nabi Muhammad SAW" oleh Haerudin, dijelaskan 13 rukun shalat yang sesuai dengan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW. Artikel ini akan merujuk pada 13 rukun shalat yang dijelaskan secara rinci dengan dalil hadisnya.
Rukun Shalat yang Wajib Dipenuhi (Berdasarkan Hadis Nabi Muhammad SAW)
Berikut adalah 13 rukun shalat yang wajib dipenuhi, dilengkapi dengan dalil dari hadis Nabi Muhammad SAW, sebagaimana dijelaskan dalam penelitian "Tinjauan Rukun – Rukun Shalat Sesuai Dengan Hadis Nabi Muhammad SAW" oleh Haerudin:
1. Niat
Niat adalah ketetapan dalam hati untuk melakukan suatu perbuatan, dan dalam shalat, niat dilakukan bersamaan dengan takbiratul ihram. Niat dalam shalat dilakukan dengan niat dalam hati di tengah-tengah mengucapkan takbir, lalu niatkan untuk shalat yang akan dilakukan, bersamaan dengan takbiratul ihram. Sebagaimana sabda Nabi SAW, "Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya."
2. Berdiri bagi yang mampu
Melakukan shalat dengan berdiri adalah rukun bagi yang mampu. Jika tidak mampu berdiri, diperbolehkan shalat dengan duduk atau berbaring. Hadis Nabi SAW menyatakan, "Shalatlah dengan berdiri, jika tidak mampu shalatlah dengan duduk, jika tidak mampu shalatlah dengan berbaring."
3. Takbiratul Ihram
Takbiratul Ihram adalah mengucapkan lafadz "Allahu Akbar" sebagai pembuka shalat. Jika lafadz yang diucapkan bukan "Allahu Akbar", maka shalatnya tidak sah. Nabi SAW bersabda, "Pembuka shalat adalah bersuci (wudhu), yang mengharamkan adalah takbir dan yang menghalalkan adalah salam."
4. Membaca Surah Al Fatihah
Wajib membaca surat Al Fatihah dengan tertib, yaitu membaca ayat-ayatnya sesuai dengan urutan yang sudah ditetapkan dalam Al-Qur’an. Nabi SAW bersabda, "Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Faatihatul Kitaab."
5. Ruku’ serta Tuma’ninah
Ruku’ adalah membungkuk tanpa membusungkan dada, dengan kedua telapak tangan memegang lutut sampai kepala dan punggung sejajar. Tuma’ninah berarti berdiam sejenak setelah bergerak. Hadis Nabi SAW menyebutkan, "Kemudian rukuklah sampai thumakninah ketika rukuk."
6. I’tidal serta Tuma’ninah
I’tidal adalah berdiri tegak kembali sesuai keadaan sebelum ruku’ bagi orang yang shalat dengan berdiri, atau duduk bagi yang tidak mampu berdiri. Ini adalah pemisah antara ruku’ dan sujud. Nabi SAW bersabda, "Kemudian bangkitlah engkau sehingga berdiri tegak untuk I’tidal."
7. Sujud dua kali serta Tuma’ninah
Sujud dilakukan dua kali dalam setiap rakaat, dengan kening orang yang shalat harus menyentuh tempat sujudnya. Sujud yang paling sempurna adalah membaca takbir tanpa mengangkat kedua tangan ketika turun ke posisi sujud, meletakkan kedua lutut, kedua tangan, kening, dan hidungnya. Nabi SAW bersabda, "Kemudian sujudlah sampai thuma’ninah ketika sujud."
8. Duduk di antara dua sujud serta Tuma’ninah
Duduk di antara dua sujud juga dilakukan di setiap rakaat, baik shalat dengan berdiri, duduk, atau tidur miring. Hadis Nabi SAW menyatakan, "Kemudian bangkitlah dari sujud sampai thumakninah ketika duduk."
9. Duduk akhir (Tasyahhud Akhir)
Ini adalah gerakan duduk yang diakhiri oleh salam, yaitu duduk terakhir dari rakaat shalat yang dikerjakan. Nabi SAW bersabda, "Beliau Nabi SAW, duduk tawarruk didalam tasyahhud akhir."
10. Tasyahhud
Rukun selanjutnya adalah tasyahhud di dalam duduk tahiyat terakhir, yang merupakan bacaan khusus. Riwayat paling shahih tentang tasyahhud adalah riwayat Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhuma, dia berkata, "Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajariku tasyahhud secara langsung sebagaimana mengajariku surat al-Qur-an."
11. Membaca Shalawat kepada baginda Nabi Muhammad SAW setelah tasyahud akhir
Membaca shalawat untuk Nabi Muhammad SAW setelah selesai membaca tasyahhud adalah rukun shalat. Nabi SAW bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian hendak shalat, maka mulailah dengan menyanjung dan memuji Allah, lalu bershalawatlah kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu berdo’a setelah itu semau kalian."
14. Mengucapkan salam yang pertama
Salam pertama diucapkan dengan memalingkan wajah ke kanan, menandakan berakhirnya shalat. Nabi SAW bersabda, "Pembuka shalat adalah bersuci (wudhu), yang mengharamkan adalah takbir dan yang menghalalkan adalah salam."
15. Tertib
Tertib berarti mengurutkan setiap rukun pada tempatnya masing-masing sesuai dengan susunan yang telah dipaparkan sebelumnya, dari niat hingga salam. Nabi SAW bersabda, "Shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat."
Pentingnya Tuma'ninah dalam Shalat
Tuma'ninah adalah salah satu aspek krusial dalam pelaksanaan shalat yang seringkali terabaikan. Tuma'ninah berarti berhenti sejenak atau tenang dalam setiap gerakan shalat, sekadar cukup untuk mengucapkan satu kali tasbih. Tanpa tuma'ninah, shalat seseorang dianggap tidak sempurna atau bahkan tidak sah.
Pentingnya tuma'ninah ditekankan dalam hadis Nabi Muhammad SAW, di mana beliau memerintahkan seseorang yang shalatnya kurang baik untuk mengulang shalatnya hingga ia melakukan setiap gerakan dengan tuma'ninah.
Menurut Ust. Achmad Rofi’i, Lc.M.Mpd dilansir dari jatim.kemenag.go.id, "Kemudian rukuu’-lah kamu sehingga thuma’ninah dalam keadaan rukuu’; kemudian bangkitlah kamu dari rukuu’ sehingga kamu I’tidaal dalam keadaan berdiri thuma’ninah, kemudian sujudlah sehingga kamu sujud dalam keadaan thuma’ninah."
Hal ini menunjukkan bahwa tuma'ninah bukan sekadar pelengkap, melainkan bagian integral yang menentukan kualitas dan keabsahan shalat.
Sejarah Kewajiban Shalat dan Perkembangan Raka'at
Kewajiban shalat lima waktu diwajibkan kepada umat Islam saat Nabi Muhammad SAW masih tinggal di Mekah, sebelum hijrah ke Madinah, tepatnya saat malam Isra’ Mi’raj.
Peristiwa ini terjadi sekitar satu setengah tahun sebelum hijrah, meskipun ada perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai waktu pastinya.
Menurut jurnal "Tinjauan Rukun – Rukun Shalat Sesuai Dengan Hadis Nabi Muhammad SAW" oleh Haerudin, "Pada malam isra’ mi’raj, tepatnya satu setengah tahun sebelum hijrah, Allah mewajibkan sholat lima waktu kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam.
Kemudian secara berangsur, Allah terangkan syarat-syaratnya, rukun-rukunnya, serta hal-hal yang berkaitan dengan sholat."
Pada awalnya, Allah memerintahkan lima puluh kali shalat dalam sehari semalam. Namun, atas saran Nabi Musa AS, Nabi Muhammad SAW berulang kali memohon keringanan kepada Allah, hingga akhirnya kewajiban shalat dikurangi menjadi lima kali sehari semalam.
Awalnya, seluruh shalat hanya berjumlah dua rakaat, kecuali shalat Maghrib yang tiga rakaat. Setelah hijrah ke Madinah, ada penambahan rakaat menjadi empat rakaat untuk shalat Zuhur, Asar, dan Isya, sementara Maghrib tetap tiga rakaat dan Subuh tetap dua rakaat.
Detail Gerakan Shalat Sesuai Al-Qur'an dan As-Sunnah
Selain rukun-rukun utama, terdapat detail gerakan shalat yang juga penting untuk diperhatikan agar shalat menjadi lebih sempurna dan sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW:
1. Menghadap Kiblat
Ketika hendak shalat, seorang Muslim harus menghadap Kiblat. Jika berada di tempat yang tidak memungkinkan melihat Ka'bah, arah Kiblat harus diketahui dengan pasti. Namun, jika berada di hadapan Ka'bah, wajib menghadap langsung ke Ka'bah.
Hadis Nabi SAW menyatakan, "Jika kamu berdiri sholat, maka sempurnakanlah wudhu kemudian menghadaplah ke Kiblat, kemudian bertakbirlah."
2. Posisi Tangan Setelah Takbiratul Ihram
Setelah takbiratul ihram, letakkan tangan kanan di atas tangan kiri, di atas dada. Ada tiga pilihan posisi peletakan tangan kanan di atas tangan kiri: di atas punggung telapak tangan kiri, pada pergelangan tangan kiri, atau pada punggung tangan kiri, disesuaikan dengan kondisi kepadatan jamaah.
Hadis riwayat Imam Ibnu Hudzaimah menjelaskan, "Aku sholat bersama Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلم dan beliau meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya di atas dadanya."
3. Arah Mata Saat Shalat
Pandangan mata saat shalat sebaiknya ditujukan ke arah tempat sujud. Hal ini diyakini lebih mendekatkan pada kekhusyukan.
Syaikh Nashiruddin Al Albaany dalam Kitab Sifat Sholat Nabi mengatakan bahwa pendapat inilah yang benar dari madzab Hanafi; yaitu bahwa beliau menganjurkan agar seseorang yang sholat mengarahkan pandangannya ke tempat sujudnya, karena yang demikian itu adalah lebih dekat kepada khusyu’.
4. Keadaan Tubuh Saat Ruku'
Saat ruku', punggung harus rata, dan kepala tidak mendongak ke atas atau menunduk ke bawah, melainkan lurus sejajar punggung. Kedua telapak tangan diletakkan di atas lutut.
Hadis riwayat Imam Ibnu Maajah menyatakan, "Aku melihat Rosuulullooh صلى هللا عليه وسلم sholat, beliau صلى هللا عليه وسلم meratakan punggungnya sehingga kalau ditumpahkan air niscaya air tersebut tidak tumpah."
5. Urutan Gerak Menuju Sujud
Ketika hendak sujud, disunnahkan meletakkan tangan terlebih dahulu sebelum lutut. Namun, ulama sepakat bahwa shalat tetap sah jika lutut yang didahulukan.
Hadis riwayat Imam Abu Daawud menyatakan, "Jika seorang dari kalian sujud maka janganlah kalian turun merunduk sebagaimana apa yang dilakukan oleh onta, akan tetapi letakkanlah kedua tangan sebelum kedua lutut."
6. Posisi Tubuh Saat Sujud
Sujud dilakukan di atas tujuh anggota badan: dahi (bersamaan dengan hidung), kedua telapak tangan, kedua lutut, dan ujung jari-jari kedua kaki. Telapak kaki belakang merapat dan tegak lurus, paha lurus, dan posisi tangan merenggang dari dada jika memungkinkan.
Hadis riwayat Imam Al Bukhoory dan Al Imaam Muslim menjelaskan, "Bahwa Nabi صلى هللا عليه وسلم diperintahkan untuk sujud diatas 7 (tujuh) tulang dan tidak menyingkap bajunya dan rambutnya."
Duduk Istirahat dan Tasyahhud
Duduk istirahat adalah duduk sejenak setelah bangun dari rakaat ganjil sebelum berdiri untuk rakaat berikutnya. Ini adalah sunnah yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Hadis riwayat Imam Al Bukhoory dari Maalik bin Al Huwairits menjelaskan, "Apabila dalam Sholat rakaat ganjil, maka beliau صلى هللا عليه وسلم tidak langsung bangun sehingga beliau صلى هللا عليه وسلم duduk lurus (duduk istirahat) terlebih dahulu."
Dalam tasyahhud, terdapat dua jenis duduk: duduk iftirosy untuk tasyahhud awal dan duduk tawarruk untuk tasyahhud akhir. Duduk iftirosy adalah menghamparkan kaki kiri dan menegakkan kaki kanan, lalu duduk di atas kaki kiri.
Sementara duduk tawarruk adalah mengeluarkan kaki kiri di antara paha dan betis, serta menghamparkan kaki kanan, lalu duduk di atas lantai. Pandangan mata saat tasyahhud diarahkan ke jari telunjuk tangan kanan yang diisyaratkan.
Lamanya Gerakan Shalat
Gerakan shalat tersebut dilaksanakan dalam waktu yang mendekati sama lamanya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Hadis Al Imaam Al Bukhoory dan Al Imaam Muslim dari Shohabat Al Baroo’ bin Azib, beliau berkata,
"Adalah rukuu’ dan sujudnya Nabi صلى هللا عليه وسلم itu dan ketika beliau صلى هللا عليه وسلم mengangkat kepalanya dari rukuu’ dan duduk antara dua sujud; lamanya adalah mendekati sama."
Konsistensi dalam durasi setiap gerakan shalat ini menunjukkan pentingnya tuma'ninah dan kekhusyukan dalam setiap rukun shalat, bukan hanya sekadar menyelesaikan gerakan. Ini adalah bagian dari menyempurnakan shalat.
Mengucapkan Salam
Adapun ketika Salam, hendaknya seseorang memalingkan kepalanya ke kanan hingga putih pipinya terlihat, kemudian memalingkan kepalanya ke kiri hingga putih pipinya terlihat oleh orang dibelakangnya.
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Hadis Riwayat Al Imaam An Nasaa’i dari Shohabat ‘Abdullooh bin ‘Umar, "Bahwa Nabi صلى هللا عليه وسلم bersalam ke kanan dan ke kiri dengan mengatakan 'Assalamu’alaikum Warohmatullooh', 'Assalamu’alaikum Warohmatullooh' sehingga terlihat putih pipinya dari sini dan putih pipinya dari sini."
Salam ini menandai berakhirnya ibadah shalat.
Daftar Sumber
- HAERUDIN. TINJAUAN RUKUN – RUKUN SHALAT SESUAI DENGAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW. Jurnal.
- Ust. Achmad Rofi’i, Lc.M.Mpd. GERAKAN SHOLAT SESUAI AL QUR’AN DAN AS SUNNAH. jatim.kemenag.go.id.
- Ustadz Abdul Kadir Nuhuyanan. Panduan Sholat Lengkap & Praktis Sesuai Petunjuk Rasulullah SAW. Buku.
- Muhammad Ibnu Qasim Al-Gozzy. Kitab Fathul Qarib. Kitab.
- Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus.
- Syaikh Nashiruddin Al Albaany. Sifat Sholat Nabi. Buku.
FAQ
1. Apa itu rukun shalat?
Rukun shalat adalah bagian-bagian wajib dalam shalat yang jika ditinggalkan, shalat tidak sah.
2. Berapa jumlah rukun shalat?
Menurut sebagian ulama, terdapat 13 rukun shalat yang bersumber dari hadis Nabi Muhammad SAW.
3. Apa bedanya rukun dan syarat shalat?
Syarat shalat harus dipenuhi sebelum shalat dimulai, sedangkan rukun adalah bagian dari pelaksanaan shalat itu sendiri.
4. Apakah niat harus dilafalkan?
Tidak wajib dilafalkan, cukup dihadirkan dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram.
5. Apa itu tuma'ninah dan mengapa penting?
Tuma'ninah adalah berhenti sejenak dalam gerakan shalat. Tanpanya, shalat bisa dianggap tidak sah.
6. Apakah salam harus dua kali?
Yang wajib adalah salam pertama ke kanan; salam kedua ke kiri hukumnya sunnah.
7. Bagaimana jika urutan rukun salah?
Jika tertib tidak dijaga, maka shalat tidak sah dan harus diulang.