Satu-satunya Ibadah yang Mampu Saingi Gemerlapnya Kemaksiatan, Simak Baik-Baik

7 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah maraknya praktik kemaksiatan yang justru melahirkan aktivitas ekonomi besar, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menyampaikan pandangan menarik tentang satu-satunya ibadah yang dapat menandinginya, bahkan secara sistem dan kekuatan perputaran uang: ibadah haji.

Menurut Gus Baha, haji bukan hanya ibadah ritual, tapi juga ibadah sosial dan ekonomi berskala global. “Haji adalah satu-satunya ibadah yang mampu menandingi gemerlapnya kemaksiatan,” ujar ulama asal Rembang ini dalam sebuah pengajian yang dikutip dari Channel YouTube Online Berbagi, Sabtu (12/07/2025).

Ia menggambarkan bagaimana kemaksiatan seperti prostitusi, meskipun haram, justru menciptakan lingkaran ekonomi yang hidup. “Misalnya ada lokalisasi, pasti ada transaksi, lalu muncul usaha sekitar seperti penjual makanan, jasa taksi, hingga penginapan,” tutur Gus Baha.

Tanpa sadar, kata dia, meski seseorang tidak terlibat langsung dalam kemaksiatan, bisa saja ia tetap menjadi bagian dari sistem pendukungnya. “Mungkin kita bukan pelakunya, tapi kita punya warung dekat situ, kita jadi supir taksi, dan penghasilan kita dari orang yang berbuat maksiat,” jelasnya.

Dalam konteks inilah Gus Baha memuji sistem haji sebagai bentuk ibadah yang tidak hanya bernilai spiritual, tetapi juga menggerakkan ekonomi dalam skala sangat besar. “Haji itu melibatkan hotel, katering, maskapai, biro perjalanan, dan jutaan manusia,” katanya.

Simak Video Pilihan Ini:

Ancaman Climate Change, Ribuan Pohon Ditanam di Pemalang

Dahsyatnya Ibadah Haji

Ia menyebut, jika satu kegiatan maksiat bisa menciptakan efek ekonomi, maka haji adalah jawaban dari Allah untuk menandingi itu semua. “Mereka yang datang ke Las Vegas hanya sebagian, Hollywood juga hanya sebagian, tapi jamaah haji? Jutaan,” ucapnya penuh keyakinan.

Bahkan, lanjut Gus Baha, negara-negara besar seperti Inggris dan Vatikan ikut merasakan dampaknya. “Saya diberi tahu teman-teman di Eropa, Vatikan bahkan iri, karena kota suci Roma tidak seramai Kakbah. Padahal pemeluk Kristen lebih banyak secara global,” ungkapnya.

Gus Baha menyoroti perbandingan mencolok ini bukan untuk merendahkan, tapi menekankan keistimewaan haji dan umrah. “Misa suci di Vatikan kalah ramai dibandingkan umrah. Padahal umrah itu tidak wajib, apalagi haji,” tegasnya.

Ia juga menyinggung bagaimana industri penerbangan dunia sangat bergantung pada musim haji. “Bisnis pesawat terbang mengalami surplus ketika musim haji tiba. Mereka tidak bisa bayangkan jika haji tidak ada,” jelas Gus Baha.

Dalam pandangan tafsirnya, Gus Baha mengutip firman Allah dalam Al-Qur’an surah Al-Ma’idah ayat 97: "Allah telah menjadikan Kakbah sebagai rumah suci sebagai tempat berkumpulnya manusia." Bukan hanya orang Islam, tapi manusia.

Tandingan Maksiat ya Haji

Itulah mengapa, menurutnya, Ka'bah merupakan pusat pertemuan global yang tak hanya bermakna agama, tapi juga kemanusiaan dan peradaban. “Kakbah itu saka guru umat manusia,” ucap Gus Baha penuh makna.

Ia melanjutkan, salah satu faktor yang menjadikan sistem perdagangan dunia tetap berdenyut adalah keberadaan ibadah haji dan umrah. Karena dua ibadah ini memutar uang dari seluruh dunia menuju satu titik: Tanah Suci.

“Jadi kalau ada yang bilang maksiat bisa bikin ekonomi hidup, iya. Tapi Allah juga bikin tandingannya lewat haji,” ujar Gus Baha dengan nada penuh keyakinan terhadap kebesaran syariat Islam.

Gus Baha lalu mengajak umat Islam untuk tidak salah menilai keberkahan. “Kita harus bersyukur karena ada ibadah yang menghasilkan ekonomi tanpa dosa. Maka mari cintai sesuatu karena Allah, bukan karena dunia,” tegasnya.

Ia menutup kajiannya dengan pesan spiritual yang kuat. “Karena Allah di sini maksudnya adalah semua hal harus didasarkan atas keridhaan-Nya. Jangan biarkan uang hanya berputar dalam maksiat. Kita butuh ibadah yang memutar dunia ke arah yang diridai Allah,” pungkasnya.

Narasi ini menjadi pengingat bahwa Islam bukan hanya agama ritual, tapi juga sistem kehidupan. Dan dalam sistem itu, haji berdiri sebagai benteng yang tak hanya menandingi maksiat, tapi melampauinya secara nilai dan kemanfaatan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |