Ustadz Adi Hidayat Ungkap Pesan Spiritual Surat Ad-Dhuha, Makna di Balik Ujian Hidup

2 months ago 25

Liputan6.com, Jakarta - Setiap manusia pasti mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya. Ada yang diuji dengan kesedihan, kehilangan, tekanan ekonomi, maupun krisis batin. Namun, di tengah ujian yang berat itu, masih banyak yang lupa bahwa dalam Al-Qur’an terdapat petunjuk dan pelipur lara, salah satunya dalam surat Ad-Dhuha.

Surat ini sering terdengar dalam bacaan sholat atau hafalan anak-anak. Tapi jarang yang benar-benar menggali maknanya secara dalam. Padahal, ayat-ayat dalam surat ini bisa menjadi jawaban dari keresahan yang selama ini dirasakan dalam hidup sehari-hari.

Banyak yang merasa hampa dan mulai mempertanyakan: apakah Allah masih peduli? Mengapa kesedihan tak juga usai? Mengapa jalan hidup terasa berat padahal sudah berusaha dengan sungguh-sungguh?

Ustadz muda Indonesia, Ustadz Adi Hidayat (UAH), mengajak umat Islam untuk menghayati dan mempelajari kembali surat Ad-Dhuha. Menurutnya, surat ini seakan menjadi pelukan hangat dari Allah bagi hamba-Nya yang sedang dalam kondisi lemah dan hampir putus asa.

“Kalau ada ujian (hidup) yang tidak mudah dirasakan, Anda buka surat Ad-Dhuha. Wadduha, wallaili... rasakan suratnya itu untuk kita,” ungkap UAH dalam ceramahnya yang penuh keteduhan, dikutip Jumat (12/7/2025).

Simak Video Pilihan Ini:

Update Operasi SAR Hari 3 Penambang Terjebak di Sumur Tambang Emas di Banyumas

Ad-Dhuha sebagai Pengingat

Dari tayangan video di kanal YouTube @AdiHidayatOfficial, UAH menjelaskan bahwa Allah bersumpah atas dua keadaan, terang dan gelap. Terang sebagai simbol kenikmatan, dan gelap sebagai simbol ujian atau kesulitan.

Menurut UAH, ketika seseorang sedang diuji, surat ini mengajak untuk mengenang kembali masa-masa saat Allah memberikan kelapangan dan kebahagiaan. “Apakah karena satu kekurangan yang kau rasakan saat ini, lalu engkau lupa dengan banyaknya nikmat yang sudah diberikan dulu?” ujarnya.

Surat Ad-Dhuha menjadi pengingat bahwa kehidupan itu penuh siklus. Ada saat kita berada di atas, ada kalanya turun ke bawah. Namun itu tidak berarti Allah meninggalkan. Justru, Allah tetap bersama, bahkan saat manusia berada di titik terendahnya.

“Aku bersumpah, kata Allah, demi segala kenikmatan yang pernah Aku berikan padamu...,” lanjut UAH menafsirkan ayat demi ayat dari surat tersebut dengan gaya khasnya yang tenang namun mengena.

Ia mengajak para pendengarnya untuk tidak larut dalam kesedihan berkepanjangan. Kehilangan harta, gagal dalam usaha, putus cinta, atau masalah keluarga bukan akhir segalanya. Masih ada harapan jika kembali kepada Allah.

Move on, bahasa kita begitu. Yakinkan pada dirimu yang paling dalam: dalam suka ataupun duka, Aku tidak akan pernah meninggalkan,” kata UAH mengutip pesan spiritual dari surat Ad-Dhuha.

Ajakan Kembali ke Al-Qur'an

Surat ini menjadi ajakan agar hamba-Nya kembali sadar bahwa dalam setiap ujian ada hikmah. Tidak ada penderitaan yang sia-sia selama hati tetap terhubung kepada-Nya.

UAH juga menyampaikan bahwa Allah tahu kondisi hamba-Nya. Saat seorang hamba merasa gelap, Allah sedang mempersiapkan cahaya. Ketika merasa ditinggalkan, justru saat itulah Allah sedang menguatkan.

Dengan mempelajari dan merenungi makna surat Ad-Dhuha, seseorang akan lebih siap menghadapi tekanan hidup. Surat ini bukan hanya bacaan, tapi pelajaran yang bisa menghidupkan hati yang sedang sekarat oleh beban dunia.

Kesimpulannya, UAH mengajak umat untuk kembali kepada Al-Qur’an sebagai sumber kekuatan batin. Surat Ad-Dhuha bisa menjadi pintu penyembuh, terutama bagi mereka yang sedang terpuruk atau dilanda keraguan dalam hidup.

Jangan sampai lupa, bahwa dalam setiap kegelapan malam, pasti akan datang fajar. Begitu pula dalam hidup, Allah tidak pernah membiarkan hamba-Nya sendirian, meski ujian terasa begitu menyakitkan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |