Liputan6.com, Jakarta - Surat Al-Waqi'ah, yang berarti "Hari Kiamat," adalah surah ke-56 dalam Al-Qur'an, dan termasuk surah Makiyyah. Dalam tradisi Islam, terdapat berbagai keutamaan membaca surat Al-Waqiah berdasar hadis dan ijma' ulama.
Secara garis besar, surat Al-Waqiah menggambarkan peristiwa Hari Kiamat, pembalasan amal perbuatan, dan pengelompokan manusia menjadi tiga golongan: Ashabul Yamin (golongan kanan), Ashabul Syimal (golongan kiri), dan As-Sabiqun (golongan yang paling dahulu beriman).
Di luar pesan eskatologis yang mengenai kehidupan akhirat, surat Al-Waqiah populer dalam tradisi Islam karena memiliki keutamaan yang terkait dengan kepentingan duniawi, yakni mencegah kefakiran dan datangkan kekayaan.
Dalam Jurnal Tradisi Pembacaan Surat Al-Qaqiah dan Surat Al-Mulk di Pondok Pesantren Mambaul Hikam Blitar, Lutfatul Husna dan Ahmad Zainal Abidin menjelaskan surah ini menjadi amalan rutin harian, baik secara individual maupun kolektif dalam tradisi pesantren.
Berikut ini adalah ulasan mengenai keutamaan membaca surat Al-Waqiah.
1. Dijauhkan dari Kefakiran (Kemiskinan)
Merujuk studi Hadis Tentang Keutamaan Membaca Surat Al-Waqiah (Studi Ma'anil Hadis), Abdul Fatah Ulumi, UIN Kalijaga, Resepsi Living Qur'an dan Surah Al-Waqi'ah, UIN Raden Fatah Palembang dan Jurnal Tradisi Pembacaan Surat Al-Qaqiah IAIN Tulungagung berikut ini adalah keutamaan membaca surat Al-Waqiah, dengan merujuk hadis dan pandangan ulama.
Ini adalah keutamaan paling masyhur yang menjadi fondasi amalan ini. Keutamaan utama Surat Al-Waqi'ah yang secara konsisten ditemukan dalam hadis, tafsir, dan tradisi praktik adalah perlindungan dari kemiskinan dan kefakiran.
"Barang siapa membaca surah Al-Waqi'ah setiap malam, maka dia tidak akan ditimpa kefakiran selama-lamanya." (HR. Al-Baihaqi dalam Syu'ab Al-Iman, dari Abdullah bin Mas'ud RA)
Dalam perspektif Ma'anil Hadis (Abdul Fatah Ulumi, UIN Kalijaga), meskipun dari segi sanad, hadis ini sering dinilai dha'if (lemah) oleh sebagian ahli hadis, nilai makna (ma'anil hadis) yang terkandung sangat kuat dan didukung oleh pengalaman nyata (istiqamah) umat Islam.
Keyakinan terhadap manfaat ini menjadi pendorong utama pengamalan (Ulumi). Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya' 'Ulumuddin menyatakan bahwa amalan membaca surat Al-Waqi'ah setiap malam terbukti dapat menjauhkan pelakunya dari kemiskinan dan kesulitan dunia.
2. Surat Kekayaan (Surat al-Ghina) dan Pelancar Rezeki
Keutamaan ini adalah konsekuensi langsung dari perlindungan terhadap kefakiran, yang diartikan sebagai kelancaran rezeki.
Hal ini berdasar dari hadis berikut ini, "Ajarkanlah surah Al-Waqi'ah kepada istri-istrimu. Karena sesungguhnya ia adalah surah kekayaan."
Dalam Resepsi Living Qur'an (UIN Raden Fatah Palembang), salah satu temuan riset ini mencantumkan kisah pengusaha keramik yang rutin mengamalkan Al-Waqi'ah setelah sholat Subuh. Pengusaha tersebut bersaksi bahwa usahanya maju pesat dan berhasil berkat hikmat dari amalan tersebut.
Hal ini menunjukkan realisasi "surah kekayaan" dalam konteks ekonomi modern.
Dalam Tafsir al-Munir, Syekh Wahbah Zuhaili memahami keutamaan surat ini sebagai pelancar rezeki bagi yang mengamalkannya.
Di Pondok Pesantren Mambaul Hikam II Blitar, pembacaan Al-Waqi'ah rutin dilakukan setelah sholat Asar sebagai bagian dari mujahadah komunal. Tujuannya adalah menanamkan nilai-nilai spiritual dan menyiapkan santri agar memiliki ketenangan rezeki di masa depan.
3. Pelindung dari Kemudaratan Dunia
Surat Al-Waqiah juga diyakini memiliki keutamaan fungsi perlindungan secara umum. Surat Al-Waqi'ah dipercaya bisa menjadi pelindung dari keburukan dan kelalaian karena dunia.
Lutfatul Husna dan Ahmad Zainal Abidin menemukan tradisi keyakinan bahwa jika diamalkan oleh para gadis dan wanita, surat ini diyakini dapat menjadi pelindung diri mereka dari berbagai macam kemudaratan dunia dan dijauhkan dari kemiskinan.
Pengamalan Surat Al-Waqi'ah, terutama yang dilakukan secara rutin setiap malam atau setelah sholat fardhu (Subuh/Asar), menunjukkan adanya keyakinan yang kuat bahwa amalan spiritual (membaca Al-Qur'an) memiliki dampak material yang nyata, yaitu menjaga dari kefakiran dan membuka pintu rezeki.
4. Ketenangan Hati (Tawakkal) dan Konsistensi (Istiqamah)
Selain keutamaan utama yang telah dijelaska, yakni mencegah kefakiran, pelancar rezeki, dan perlindungan duniawi, terdapat keutamaan-keutamaan lain yang bersifat spiritual, kolektif, dan eskatologis, yang dapat disimpulkan dari konteks akademik dan praktik pengamalan.
Di antaranya adalah menumbuhkan ketenangan hati (tawakkal) dan konsistensi (istiqamah). Keutamaan ini berakar dari aspek Ma'anil Hadis (makna hadis) dan Living Qur'an (resepsi praktik).
Meskipun hadis tentang anti-fakir memiliki pembahasan sanad, kekuatan amalan ini terletak pada keyakinan dan konsistensi pengamalnya.
Dalam studi di pesantren dan individu, praktik istiqamah (konsisten) membaca Al-Waqi'ah setiap malam atau setelah sholat fardhu secara otomatis menumbuhkan ketenangan batin dan sikap tawakkal (berserah diri) yang mendalam kepada Allah SWT dalam urusan rezeki.
Bagi para pengamal, amalan ini memberikan hikmat yang membuat usaha maju pesat. "Hikmat" di sini dapat diartikan sebagai bimbingan spiritual atau ketenangan yang memampukan seseorang mengambil keputusan bisnis yang tepat, yang berasal dari hati yang tenang karena tawakkal.
5. Penguatan Spiritualitas Kolektif (Tradisi Mujahadah)
Keutamaan ini muncul dari pelembagaan amalan membaca surat Al-Waqi'ah di sebuah komunitas muslim. Di beberapa kelompok, paling sering adalah pesantren, kegiatan membaca Al-Waqi'ah dan Al-Mulk dilaksanakan secara rutin setiap hari dalam kegiatan mujahadah bersama.
Keutamaan di sini adalah terbentuknya spiritualitas kolektif. Pembacaan rutin secara berjamaah (mujahadah) berfungsi sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai keutamaan spiritual kepada seluruh santri.
Tujuannya adalah menyiapkan santri agar tidak hanya memiliki bekal ilmu agama, tetapi juga mentalitas yang tenang dalam menghadapi rezeki duniawi di masa depan, sesuai dengan keyakinan bahwa surah ini mencegah kefakiran.
Amalan bersama diyakini memperkuat ikatan spiritual dan tujuan bersama, di luar keutamaan doa bersama yang diyakini akan lebih mustajabah.
6. Pahala dan Perlindungan di Akhirat
Meskipun fokus utama hadis Abu Dawud dan rujukan lainnya pada rezeki duniawi, sebagai bagian dari Al-Qur'an, Surat Al-Waqi'ah juga mengandung keutamaan eskatologis (akhirat).
Setiap huruf Al-Qur'an memiliki pahala yang berlipat ganda, dan surah-surah yang berkaitan dengan Hari Kiamat memiliki keutamaan khusus. Wahbah al-Zuhaili mengungkapkan bahwa Surat Al-Waqi'ah adalah surah yang menjelaskan secara rinci tentang peristiwa Hari Kiamat, pembalasan, dan pembagian manusia menjadi tiga golongan (Golongan Kanan, Golongan Kiri, dan As-Sabiqun.
Keutamaannya adalah, dengan membaca dan merenungi maknanya menjadi pengingat akan akhirat, sehingga dapat memotivasi pembaca untuk beramal saleh.
Menurut Wahbah Zuhaili, ini justru keutamaan terbesar, yaitu persiapan menghadapi Hari Kiamat agar termasuk golongan kanan (Ashabul Yamin) atau golongan yang paling dahulu beriman (As-Sabiqun).
Kandungan Utama Surat Al-Waqi'ah
Menurut Syekh Wahbah az-Zuhaili dalam At-Tafsir Al-Munir (yang juga menjadi rujukan dalam studi akademik UIN Kalijaga dan UIN Raden Fatah), kandungan utama Surat Al-Waqi'ah berpusat pada tiga tema mendasar:
1. Kepastian Hari Kiamat dan Pengelompokan Manusia
Surat ini dibuka dengan penegasan mutlak tentang kedatangan Hari Kiamat (al-Waqi'ah) yang tidak dapat didustakan. Kandungan utamanya adalah klasifikasi manusia menjadi tiga golongan ketika hari pembalasan terjadi: Golongan Kanan (Ashabul Yamin), Golongan Kiri (Ashabus Syimal), dan Golongan Yang Paling Dahulu Beriman (As-Sabiqun).
Az-Zuhaili menjelaskan bahwa bagian terbesar surah ini didedikasikan untuk mendeskripsikan secara rinci balasan dan keadaan ketiga golongan ini di surga dan neraka.
2. Penegasan Bukti Kekuasaan Allah (Penciptaan Dunia)
Surat ini memaparkan argumentasi rasional tentang kekuasaan Allah yang Mahabesar untuk membangkitkan kembali manusia. Bukti-bukti yang disajikan adalah melalui penciptaan manusia (air mani), tumbuh-tumbuhan (benih yang ditanam), air (yang diminum), dan api (yang dihasilkan dari pohon). Argumen-argumen kosmik ini bertujuan untuk menepis keraguan kaum musyrik terhadap Hari Kebangkitan.
3. Kemuliaan Al-Qur'an dan Hakikat Kematian
Bagian akhir surah menegaskan keagungan Al-Qur'an sebagai Kitabun Maknun (Kitab yang terpelihara) yang diturunkan dari Tuhan semesta alam. Selain itu, az-Zuhaili juga menyoroti ayat-ayat tentang sakaratul maut, di mana pada saat nyawa di tenggorokan, manusia tidak berdaya, dan Allah lebih dekat kepada orang yang sekarat daripada yang ada di sekitarnya. Hal ini menjadi peringatan keras bagi para pendusta.
Secara keseluruhan, menurut Wahbah az-Zuhaili, Al-Waqi'ah adalah surah yang bertujuan menghilangkan keraguan tentang Hari Kiamat melalui detail deskripsi pahala bagi mukmin dan siksa bagi pendusta, serta memperkuat iman melalui bukti-bukti penciptaan yang mutlak.
People also Ask:
1. Apa keutamaan membaca surah Al-Waqiah?
Bukti bahwa rutin membaca surat Al-Waqiah dapat memperlancar rezeki dan dijauhkan dari kemiskinan bagi muslim yang membacanya terdapat dalam hadist Rasulullah SAW yang berbunyi, “Barangsiapa membaca Al-Waqiah setiap malam, maka dia tidak jatuh miskin selamanya.” (HR Baihaqi).
2. Mengapa surat Al Waqiah disebut surat kekayaan?
8 Keutamaan Surat Al-Waqiah Lengkap dengan Waktu Mengamalkannya
Surat Al-Waqiah disebut surat kekayaan karena diyakini dapat membuka pintu rezeki, mendatangkan kelimpahan, dan melindungi dari kemiskinan. Sebagian umat Islam percaya bahwa membaca surat ini secara rutin dapat memperlancar rezeki dan membawa keberkahan, didasarkan pada hadis-hadis yang mengaitkannya dengan kekayaan dan kecukupan. Selain itu, surat ini juga mengandung peringatan tentang hari kiamat dan pahala atas amal perbuatan, yang menjadi motivasi untuk memperbaiki diri dan bersyukur atas nikmat yang diberikan.
3. Kapan sebaiknya waktu membaca surat Al Waqiah?
Surat Al-Waqiah dapat dibaca kapan saja, tetapi waktu yang paling dianjurkan adalah setelah salat Subuh dan setelah salat Ashar. Waktu lain yang dianjurkan adalah setiap malam atau sebelum tidur.
4. Berapa kali baca Al Waqiah agar rezeki lancar?
Tidak ada satu jawaban pasti mengenai jumlah bacaan Al-Qur'an, tetapi ada beberapa anjuran amalan yang umum dilakukan: 3 kali setiap hari setelah salat Subuh atau Isya, atau 14 kali setelah salat Ashar. Ada juga amalan lain yang lebih berat seperti membacanya 41 kali dalam satu majelis. Penting untuk melakukannya dengan ikhlas dan fokus, serta keyakinan akan kekuasaan Allah SWT.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5424308/original/005831300_1764139219-Pernikahan.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405529/original/098852900_1762486960-Majelis_Ilmu.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5424526/original/011520200_1764144843-Ilustrasi_Tidur.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405874/original/079886700_1762501732-Berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5424422/original/074791000_1764142150-Daging_Babi.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5424058/original/076374400_1764131363-Sholat_berjamaah_di_rumah.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4840923/original/066809800_1716467767-Ilustrasi_haji__Ka_bah__Islami__muslim.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5424215/original/085499100_1764136424-Sholawat_Khobbiri.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5288278/original/027721100_1752903757-WhatsApp_Image_2025-07-19_at_12.33.52_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4035011/original/027443700_1653624347-sick-man-sweater-scarf-holding-cup-tea-while-having-cough.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5424037/original/048660500_1764130779-sholawat_ujang_bustomi.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5365524/original/054763800_1759199598-Wanita_muslim_membaca_buku_di_kasur.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5365523/original/042845000_1759199598-Dua_wanita_muslimah_membaca_buku.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5376360/original/049261700_1760001962-Ilustrasi_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4377921/original/034602000_1680202666-LAFAL_ISTIGHFAR.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5285465/original/042576000_1752678571-Screen_Shot_2025-07-16_at_22.02.59.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/937364/original/035696900_1437967494-20150727-Hari-Pertama-Masuk-Sekolah-Jakarta3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3430882/original/001310400_1618561331-20210416-Itikaf-Masjid-Kubah-Emas-8.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5423472/original/065770100_1764063704-masjid_di_malam_nisfu_syaban.png)





























