Liputan6.com, Jakarta - Dalam Islam, seseorang dilarang berbuat zalim kepada orang lain, walau dia berkuasa sekalipun. Di sisi lain, Allah menjamin bahwa doa orang terzalimi mustajab dan pasti dikabulkan.
Karena itu, hati-hati bagi yang orang zalim. Sebab, doa orang terzalimi dijamin oleh Allah SWT, walau berkata buruk sekalipun, seperti yang tertera dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surah An Nisa:
لَا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلَّا مَنْ ظُلِمَ ۚ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا
Lā yuḥibbullāhul-jahra bis-sū'i minal-qauli illā man ẓulim(a), wa kānallāhu samī‘an ‘alīmā(n).
“Allah tidak menyukai perbuatan buruk yang diucapkan secara terang-terangan, kecuali oleh orang yang dizalimi. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS An Nisa:148).
Jaminan bahwa doa orang terzalimi dikabulkan Allah juga terdapat dalam hadis. Rasulullah saw bersabda, yang artinya:
"Takutlah dan waspadalah terhadap doa orang yang terzalimi karena tidak ada antara ia dan Allah penghalang (mustajabah),'. (HR al Bukhari).
Abdul Hamid dalam Buku Kedahsyatan Doa Orang-Orang Teraniaya menjelaskan, berdasar dalil Al-Qur'an dan hadis, tidak ada hijab antara doa orang yang teraniaya dengan Allah. Sumpah, cacian, dan kata-kata orang yang teraniaya bisa menjadi doa yang didengar Allah.
Allah berjanji akan menolong orang yang teraniaya. Doa orang yang terzalimi termasuk dalam tiga jenis doa yang mustajab
Meski ada jaminan doa orang terzalimi pasti terkabul, namun sebagai seorang muslim, maka doa yang dipanjatkan bukanlah doa-doa keburukan, melainkan kebaikan.
Berikut ini adalah doa-doa nabi dalam kondisi dizalimi yang disebut dalam Al-Qur'an. Doa-doa para nabi ini bisa menjadi panduan bagi orang terzalimi untuk berdoa. Selain itu, ada pula doa orang terzalimi lainnya yang bersumber dari Al-Qur'an.
Doa Nabi Nuh ketika Terzalimi
قَالَ رَبِّ اِنِّيْٓ اَعُوْذُ بِكَ اَنْ اَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِيْ بِهٖ عِلْمٌ ۗوَاِلَّا تَغْفِرْ لِيْ وَتَرْحَمْنِيْٓ اَكُنْ مِّنَ الْخٰسِرِيْنَ
Qāla Rabbī innī a'ūdhu bika an as-alaka mā laysa lī bihi 'ilmun, wa illā taghfir lī wa tarhamnī akun mina al-khāsirīn.
Artinya: "Dia (Nuh) berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui (hakikatnya). Kalau Engkau tidak mengampuniku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk orang yang rugi.” (QS. Hud ayat 47)
Ketika Nabi Musa Bertemu Firaun
رَبِّ نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ عَسَىٰ رَبِّي أَنْ يَهْدِيَنِي سَوَاءَ السَّبِيلِ
Rabb najjini minal qaumi zalimin 'asaa rabbi an yahdiyani sawa' assabil.
Artinya: "Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu. Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar." (QS. Al-Qasas: 21-22)
Doa Nabi Musa ketika Terkepung
رَبِّ نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ عَسَىٰ رَبِّي أَنْ يَهْدِيَنِي سَوَاءَ السَّبِيلِ
Rabb najjini minal qaumi zalimin 'asaa rabbi an yahdiyani sawa' assabil.
Artinya: "Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu. Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar." (QS. Al-Qasas: 21-22).
Doa Nabi Musa bertemu Firaun ini dibaca ketika dia dan kaumnya terjebak di antara laut dan pasukan Firaun yang mengejar mereka. Nabi Musa memohon kepada Allah agar diselamatkan dari kaum yang zalim itu dan dimimpin ke jalan yang benar, yakni membelah laut untuk memberikan jalan keluar kepada mereka.
Doa Nabi Yunus Berserah Diri saat Berada di Dalam Perut Ikan
Doa yang dipanjatkan Nabi Yunus ketika berada di dalam perut ikan merupakan salah satu doa mustajab yang diabadikan dalam Al-Qur'an. Doa ini termaktub dalam Surah Al-Anbiya ayat 87, menjadi pengingat akan kebesaran dan kasih sayang Allah.
لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Lā ilāha illā anta subḥānaka innī kuntu minaẓ-ẓālimīn.
Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Anbiya: 87)
Ibn Qayyim al-Jawziyyah dalam Kitab Zadul Ma‘ad menjelaskan bahwa doa Nabi Yunus adalah bentuk sempurna dari tiga unsur ibadah. Doa ini menggabungkan tauhid, tasbih, dan pengakuan dosa, menunjukkan inti penghambaan yang sempurna kepada Allah.
Doa Kaum Nabi Musa agar Dijauhkan dari Fitnah yang Zalim
فَقَالُوا عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ. وَنَجِّنَا بِرَحْمَتِكَ مِنَ الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Fa qālū ‘alallāhi tawakkalnā, rabbanā lā taj‘alnā fitnatal lil-qaumiẓ-ẓālimīn (a). Wa najjinā biraḥmatika minal-qaumil-kāfirīn (a).
Artinya: "Ya Tuhan kami, kepada Allah kami bertawakal. Janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim, dan selamatkanlah kami dengan rahmat-Mu dari orang-orang yang kafir." (QS. Yunus: 85-86)
Dihindarkan Zalim kepada Diri Sendiri
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Qaalaa Robbana dholamna anfusana wailam tagfirlana watarhamna lanakuunanna minal khosirin
Artinya: “Mereka berkata: Wahai Pemelihara kami, sesungguhnya kami telah berbuat dhalim terhadap diri-diri kami. Dan jika Engkau tidak memberi ampunan untuk kami dan merahmati kami, sungguh benar-benar kami menjadi termasuk dari golongan orang-orang yang rugi.” (QS. Al-A’raf ayat 23)
Doa Saat Dizalimi Orang Lain
اَمَّنْ يُّجِيْبُ الْمُضْطَرَّ اِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوْۤءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاۤءَ الْاَرْضِۗ ءَاِلٰهٌ مَّعَ اللّٰهِ ۗقَلِيْلًا مَّا تَذَكَّرُوْنَۗ
Amman yujību al-muḍṭarra idhā da'āhu wa yaksifu as-su'a wa yaj'alukum khulafā'a al-arḍi. 'Ailāhun ma'a Allahi, qalīlan mā tadhakkarūn
Artinya: "Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan menghilangkan kesusahan dan menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah (pemimpin) di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sedikit sekali (nikmat Allah) yang kamu ingat." (QS. An-Naml ayat 62).
Dalil Jaminan Doa Orang Terzalimi Pasti Terkabul
1. Doa Orang Terzalimi Pasti Terkabul
Jaminan dikabulkannya doa orang terzalimi termaktub dalam Al-Qur'an dan hadis. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
اَمَّنْ يُّجِيْبُ الْمُضْطَرَّ اِذَا دَعَاهُ
“Atau siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepada-Nya, … .”[An-Naml/27: 62]
2. Doa Orang Terzalimi walau Nonmuslim Tetap akan Terkabul
Nonmuslim sekalipun doanya terkabul saat dia dalam kondisi dizalimi. Syaikh Abdussalam al-Laqqany dalam kitab Syarh Ittihaf al-Murîd bi Jauharatut Tauhid menjelaskan, doa orang terzalimi berlaku umum termasuk untuk orang nonmuslim (kafir).
"Doa sampai kepada yang diminta, walau berasal dari orang kafir," (Syaikh Abdussalam bin Ibrahim al-Laqqâni, Syarh Ittihaf al-Murîd bi Jauharatut Tauhid, Jami’ah al Azhar Kairo).
Pendapat ini disandarkan pada hadis Nabi SAW, yang artinya:
"Yahya bin Ishaq mengabarkanku (Imam Ahmad), ia berkata: Yahya bin Ayyub mengabarkanku, ia berkata: Abu Abdillah al-Asadi berkata: Aku mendengar Anas bin Malik radliyallahu 'anh berkata: Rasulullah saw bersabda: “Hati-hatilah terhadap doa orang yang terzalimi, meskipun ia orang kafir, sesungguhnya tak ada penghalang baginya (HR Ahmad Nomor 12549).
3. Larangan Berbuat Zalim sekaligus Peringatan
Doa orang yang terzalimi atau dizalimi, dapat dilihat dalam Surat An-Naml Ayat 62, yang berbunyi:
اَمَّنْ يُّجِيْبُ الْمُضْطَرَّ اِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوْۤءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاۤءَ الْاَرْضِۗ ءَاِلٰهٌ مَّعَ اللّٰهِ ۗقَلِيْلًا مَّا تَذَكَّرُوْنَۗ
“Am may yujībul-muḍṭarra iżā da‘āhu wa yaksyifus-sū'a wa yaj‘alukum khulafā'a fil-arḍ(i), a'ilāhum ma‘allāh(i), qalīlam mā tażakkarūn(a).
Artinya: Apakah (yang kamu sekutukan itu lebih baik ataukah) Zat yang mengabulkan (doa) orang yang berada dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, menghilangkan kesusahan, dan menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah (pemimpin) di bumi? Apakah ada tuhan (lain) bersama Allah? Sedikit sekali (nikmat Allah) yang kamu ingat..” – (QS.An-Naml :62)
Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa Allah SWT sangat tidak menyukai orang yang berbuat zalim. Bahkan menghalalkan kaum yang terzalimi saat mereka mengucapkan doa balasan kepada yang zalim kepada mereka. Dalam agama Islam, kiranya kita mengaku beriman maka penuhi iman itu dengan ketakwaan.
People Also Ask
1. Apa doa bagi orang yang terzalimi?
Rabbi najjinī minal-qaumiẓ-ẓālimīn
Artinya: "Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari kaum yang zalim." Ada juga bacaan doa agar terhindar dari orang zalim.
2. Apakah doa orang yang terzalimi terkabul?
Ya, doa orang yang terzalimi (orang yang dianiaya) diyakini mustajab (dikabulkan oleh Allah). Hadis-hadis menyebutkan bahwa doa orang yang terzalimi tidak ada penghalang antara dia dengan Allah, sehingga doanya akan cepat terkabul.
3. Doa orang tersakiti apakah dikabulkan?
Ya, dalam Islam, ada keyakinan kuat bahwa doa orang yang tersakiti, terutama yang terzalimi, memiliki kekuatan besar dan cenderung cepat terkabul. Ini karena doa orang yang dizalimi tidak memiliki penghalang antara dirinya dengan Allah SWT, dan Allah tidak menyukai kezaliman.
4. Apa yang harus dilakukan ketika didzolimi?
Jika dizalimi, seorang muslim dianjurkan untuk bersabar, memohon ampunan (istighfar), melakukan introspeksi diri (muhasabah), dan berdoa kepada Allah. Selain itu, penting untuk tidak membalas dendam dan bahkan mendoakan orang yang menzalimi agar mendapatkan hidayah.
Sumber Referensi:
- Al-Qur'an Surah An Nisa:148
- HR al Bukhari
- Buku Kedahsyatan Doa Orang-Orang Teraniaya, Abdul Hamid
- QS. Hud ayat 47
- QS. Al-Qasas: 21-22
- QS. Al-Qasas: 21-22
- QS. Al-Anbiya: 87
- QS. Yunus: 85-86
- QS. Al-A’raf ayat 23
- QS. An-Naml ayat 62
- kitab Syarh Ittihaf al-Murîd bi Jauharatut Tauhid, Syaikh Abdussalam al-Laqqany
- nu.or.id