Liputan6.com, Jakarta - Doa penutup ceramah merupakan bagian penting dalam setiap majelis ilmu atau ceramah agama. Fungsi utamanya adalah sebagai permohonan kepada Allah agar ilmu yang disampaikan membawa manfaat, dosa-dosa diampuni, serta majelis tersebut diberkahi. Selain itu, doa penutup juga menjadi bentuk adab kepada Allah dan jamaah.
Pentingnya doa di tiap majelis, baik pembukaan, isi maupun penutup termaktub dalam hadis Nabi SAW. “Setiap majelis yang tidak disebut nama Allah di dalamnya, dan tidak dibacakan shalawat atas Nabi SAW, maka majelis itu akan menjadi penyesalan bagi pelakunya; jika Allah berkehendak, Dia akan menghukumnya, dan jika berkehendak, Dia akan mengampuninya.” (HR. Tirmidzi No. 3380, Abu Dawud No. 4859).
Khusus doa penutup ceramah, dalam kitab Al-Adzkar, Imam Nawawi menyebutkan bahwa membaca doa kaffaratul majelis di akhir pertemuan adalah sunnah dan sangat dianjurkan, untuk menutupi kekurangan dan kekhilafan selama ceramah.
Doa-Doa Penutup Ceramah
Merujuk Buku Kumpulan Do'a Sehari-Hari terbitan Kementerian Agama RI, Buku 52 Kultum Favorit Untuk Muslimah karya Zakiah Nur Jannah dan Noor Hafild (2023) dan mengutip Kitab Klasik, berikut ini adalah kumpulan doa penutup ceramah yang bisa disampaikan penceramah.
Doa Penutup Ceramah 1
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ. وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Latin: "Subhaana rabbikaa rabbil 'izzati 'ammaa yashifuun, wa salaamun 'alal mursaliin, wal hamdulillahi rabbil 'aalamiin."
Artinya: Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka sifatkan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.
Bacaan doa penutup ceramah tersebut adalah ayat-ayat terakhir dari Surah Ash-Shaffat (QS. Ash-Shaffat: 180-182).
Ayat ini adalah bentuk pensucian Allah dari segala tuduhan yang tidak layak terhadap-Nya, serta sebagai bentuk penghormatan kepada para rasul dan penutup dengan pujian kepada Allah. Dalam Tafsir Al-Qurthubi, Imam Al-Qurthubi menyebutkan bahwa ayat ini sangat baik dibaca sebagai penutup majelis, ceramah, atau doa, karena berisi pensucian, salam, dan pujian kepada Allah.
Bacaan Doa Penutup Ceramah 2
سُبْحانَكَ اللَّهُمَّ وبِحَمْدِكَ أشْهَدُ أنْ لا إِلهَ إِلاَّ أنْتَ أسْتَغْفِرُكَ وأتُوبُ إِلَيْكَ
Latin: Subhânakallâhumma wa bihamdika asyhadu an-lâilâha illâ anta astaghfiruka wa atûbu ilaik.
Artinya: "Maha Suci Engkau, ya Allah. Segala sanjungan untuk-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.
Bacaan penutup ceramah ini dikenal sebagai doa kaffaratul majelis (penutup majelis) dan diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW.
Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda:
مَنْ جَلَسَ فِي مَجْلِسٍ فَكَثُرَ فِيهِ لَغَطُهُ، فَقَالَ قَبْلَ أَنْ يَقُومَ مِنْ مَجْلِسِهِ ذَلِكَ: سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ، إِلا غُفِرَ لَهُ مَا كَانَ فِي مَجْلِسِهِ ذَلِكَ
“Barangsiapa duduk di suatu majelis, lalu banyak terjadi kesalahan (perkataan sia-sia) di dalamnya, kemudian sebelum berdiri dari majelis itu ia membaca: Subhanakallahumma wa bihamdika, asyhadu an la ilaha illa anta, astaghfiruka wa atubu ilaik,niscaya diampuni apa yang terjadi dalam majelis itu.”(HR. Tirmidzi no. 3434, Abu Dawud no. 4859, dan selainnya; hadis shahih).
Bacaan Doa Penutup Ceramah 3
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ. رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلََى اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. والحمد لله رب العالمين.
Latin: Allahummaghfir lilmuslimiina wal muslimaati, wal mu’miniina wal mu’minaatil ahyaa’I minhum wal amwaati, innaka samii’un qoriibun muhiibud da’waati. Robbanaa laa tuaakhidznaa in nasiinaa aw akhtho’naa. Robbanaa walaa tahmil ‘alaynaa ishron kamaa halamtahuu ‘alalladziina min qoblinaa. Robbana walaa tuhammilnaa maa laa thooqotalanaa bihi, wa’fua ‘annaa wagh fir lanaa war hamnaa anta maw laanaa fanshurnaa ‘alal qowmil kaafiriina. Walhamdulillaahi robbil ‘aalamiin.
Artinya: "Ya Allah, ampunilah seluruh kaum muslimin dan kaum muslimat, kaum mukminin dan kaum mukminat, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, Sesungguhnya, Engkau adalah Dzat yang Maha Mendengar, Mahadekat, Dzat yang mengabulkan doa." "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami." "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir."
Bacaan doa ini bersumber dari Al-Qur’an dan hadis shahih. Para ulama sangat menganjurkan membaca dan mengamalkan doa-doa ini, terutama sebagai penutup doa, ceramah, atau majelis.
Doa ini mencakup permohonan ampunan, kebaikan dunia dan akhirat, serta perlindungan dari azab neraka, dan menjadi bentuk kepedulian terhadap sesama muslim.
Dalam Tafsir Al-Qur'an al-Adzim, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa doa-doa yang berasal dari Al-Qur’an adalah doa yang paling utama dan paling layak diamalkan, terutama dalam penutup majelis, khutbah, atau ceramah.
Bacaan Doa Penutup Ceramah 4
اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَحُولُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ ، وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا ، اللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بأسْمَاعِنا ، وَأَبْصَارِنَا ، وقُوَّتِنَا مَا أحْيَيْتَنَا ، وَاجْعَلْهُ الوارثَ مِنَّا ، وَاجْعَلْ ثَأرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا ، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا ، وَلاَ تَجْعَلْ مُصيبَتَنَا فِي دِينِنَا ، وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا ، وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا ، وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
Latin: Allahummaqsim lanaa min Khosyyatika maa tahuulu bihi baynanaa wa bayna ma’aashik, wa min thoo’atika maa tubalighunaa bihi jannatak, wa minal yaqiini maa tuhawwinu ‘alaynaa mashooibad dunya. Allahumma matti’na bi asmaa’inaa wa abshorina, wa quwwatinaa maa ahyyaytanaa, waj’alhul waaritsa minnaa, waj’al tsa’rona ‘ala man zholamanaa, wan-shurnaa ‘alaa man ‘aadaanaa, wa laa taj’al mushibatanaa fii diininaa wa laa taj’alid dunyaa akbara hamminaa, wa laa mablagho ‘ilminaa, wa laa tusallith ‘alaynaa mallaa yarhamunaa.
Artinya: "Ya Allah, anugerahkanlah untuk kami rasa takut kepada-Mu, yang dapat menghalangi antara kami dan perbuatan maksiat kepada-Mu, dan (anugerahkanlah kepada kami) ketaatan kepada-Mu yang akan menyampaikan Kami ke surga-Mu dan (anugerahkanlah pula) keyakinan yang akan menyebabkan ringannya bagi kami segala musibah dunia ini."
"Ya Allah, anugerahkanlah kenikmatan kepada kami melalui pendengaran kami, penglihatan kami dan dalam kekuatan kami selama kami masih hidup, dan jadikanlah ia warisan dari kami. Jadikanlah balasan kami atas orang-orang yang menganiaya kami, dan tolonglah kami terhadap orang yang memusuhi kami, dan janganlah Engkau jadikan musibah kami dalam urusan agama kami, dan janganlah Engkau jadikan dunia ini sebagai cita-cita terbesar kami dan puncak dari ilmu kami, dan jangan Engkau jadikan orang-orang yang tidak menyayangi kami berkuasa atas kami."
Doa ini diriwayatkan dari sahabat Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwa ia berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْعُو بِهَذَا الدُّعَاءِ: (Doa di atas)
Artinya:“Rasulullah SAW biasa berdoa dengan doa ini.”(HR. At-Tirmidzi no. 3502, Ahmad no. 3712, Al-Hakim, dan lainnya. Dinyatakan hasan oleh At-Tirmidzi dan Al-Albani).
Imam An-Nawawi menyebutkan keutamaan doa ini karena isinya sangat lengkap: permohonan taufik untuk taat, perlindungan dari maksiat, permintaan kenikmatan panca indera, serta perlindungan dari fitnah dunia dan agama. Sangat dianjurkan diamalkan di waktu-waktu mustajab, seperti setelah shalat, dalam khutbah, atau penutup majelis.
Bacaan Doa Penutup Ceramah 5
Berdasar penjelasan dalam buku Kumpulan Doa dari Al-Quran dan Hadits karya Syaikh Sa'id bin Wahf Al-Qahthani, Ibnu Umar menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW belum berdiri dari suatu majelis sebelum membaca doa ini sebanyak 100 kali:
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُوْرُ.
Latin: Rabbigfirlī wa tub 'alayya innaka antat-tawwābul-gafūr
Artinya: "Wahai Tuhanku! Ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Menerima Taubat lagi Maha Pengampun." (HR Tirmidzi no 3/153 dan Ibnu Majah no 2/321)
Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW sering membaca doa ini dalam majelisnya:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: كَانَ يُعَدُّ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَجْلِسِ الْوَاحِدِ مِائَةَ مَرَّةٍ: "رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ"
“Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: Dihitung oleh para sahabat, Rasulullah SAW dalam satu majelis mengucapkan seratus kali:Rabbi ighfir li wa tub ‘alayya innaka anta at-Tawwab ar-Rahim.”(HR. Abu Dawud no. 1516, At-Tirmidzi no. 3434, dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani).
Pada riwayat lain disebutkan dengan lafaz التَّوَّابُ الغَفُورُ (at-Tawwab al-Ghafur).
Dalam Al-Adzkar, Imam An-Nawawi menyebutkan bahwa doa ini sangat utama diamalkan, baik setelah shalat, dalam majelis, maupun di waktu-waktu lainnya, karena merupakan bentuk permohonan ampun dan taubat kepada Allah.
Bacaan Doa Penutup Ceramah 6
اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا إِلَى طَاعَتِكَ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Latin: Allahumma musharrifal qulub, sharrif qulubana ila tha'atika. Ya Muqollibal Qulub Tsabbit Qolbi 'alaa Diinika. Rabbana la tuzigh qu- lubana ba'da idz hadaitana wahablana minladunka rahmatan innaka antal wahhab.
Artinya: "Ya Allah yang mengarahkan hati, arahkanlah hati ini untuk taat kepada-Mu. Wahai Rabb yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati ini kepada agama-Mu. Ya Rabb, janganlah Engkau jadikan kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau berikan petunjuk kepada kami dan karuniakanlah rahmat dari sisi-Mu, karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Karunia, amin ya Allah."
Doa-doa ini berasal dari Al-Qur’an dan hadis shahih, serta sangat dianjurkan diamalkan. Para ulama menekankan pentingnya memohon keteguhan hati dan perlindungan dari penyimpangan, karena hati sangat mudah berbolak-balik. Doa ini mencakup permohonan agar hati selalu diarahkan kepada ketaatan dan dijaga dari kesesatan setelah mendapatkan hidayah.
Dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar al-Asqalani menjelaskan bahwa Nabi SAW sendiri sering membaca doa ini, padahal beliau adalah manusia paling bertakwa, sebagai pelajaran untuk umatnya agar tidak merasa aman dari fitnah hati.
Bacaan Doa Penutup Ceramah 7
اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا فِي مَجْلِسِنَا هَذَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ وَلاَ عَيْبًا إِلاَّ سَتَرْتَهُ وَلاَ عُسْرًا إِلاَّ يَسَّرْتَهُ وَلاَ جَهْلاً إِلاَّ عَلَّمْتَهُ وَلاَ ضَلاَلاً إِلاَّ هَدَيْتَهُ وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
Latin: Allahumma la tada'lana fi majlisina haza dzanban illa ghofarta wala hamman illa farrajta wala a 'iban illa satarta wala 'usron illa yassarta wala jahlan illa a'llamta wala dhollan illa hadaita wala dainan illa qadaita wala hajatan illa qadlaitaha ya arhamar rahimin.
Terjemahan: "Ya Allah janganlah kami meninggalkan dosa ditempat ini kecuali Engkau yang mengampuni, dan tiada keresahan kecuali Engkau yang membahagiakan, dan tiada cacat kecuali Engkau yang menutupi, dan tiada kesulitan kecuali Engkau memudahkan, dan tiada kebodohan kecuali Engkau yang mengetahui, dan tiada kegelapan kecuali Engkau yang memberi petunjuk, dan tiada hutang kecuali Engkau yang melunasi, dan tiada kebutuhan kecuali Engkau yang melengkapi-Nya."
Doa ini bukan merupakan doa yang secara lafaznya diriwayatkan secara khusus dari Nabi Muhammad SAW dalam satu hadis tertentu. Namun, isi dan maknanya sangat sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah, serta banyak bagian dari doa ini yang bersumber dari doa-doa Nabi secara makna.
Dianjurkan berdoa dengan doa yang luas dan mencakup kebaikan dunia-akhirat, sebagaimana sabda Nabi SAW: “Kemudian hendaklah dia memilih doa-doa yang ia sukai.”(HR. Bukhari no. 6339, Muslim no. 1792).
Para ulama menyatakan boleh berdoa dengan lafaz sendiri selama isinya baik dan tidak bertentangan dengan syariat. Imam Nawawi menjelaskan bahwa berdoa dengan isi yang luas dan mencakup segala kebaikan sangat dianjurkan, baik dengan lafaz Al-Qur’an, hadis, atau doa sendiri yang maknanya baik.
Hikmah Membaca Doa Penutup Ceramah
Doa penutup ceramah bukan hanya sebagai formalitas, tetapi mengandung banyak hikmah dan manfaat, baik secara spiritual, sosial, maupun adab dalam menuntut ilmu. Dengan membiasakan doa penutup, majelis ilmu menjadi lebih berkah, bermanfaat, dan terjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Berikut ini hikmah doa penutup ceramah:
1. Mengakui Keterbatasan dan Kekurangan Diri
Dengan berdoa di akhir ceramah, seorang penceramah maupun hadirin mengakui bahwa selama majelis bisa saja terdapat kesalahan, kekeliruan, atau kekurangan baik dalam ucapan maupun sikap. Doa penutup menjadi bentuk permohonan ampun kepada Allah atas segala kekurangan tersebut.
2. Memohon Keberkahan dan Manfaat Ilmu
Doa penutup ceramah berisi permohonan agar ilmu yang disampaikan dan didengar membawa manfaat, diterima Allah, serta menjadi bekal amal shalih bagi semua yang hadir. Ini menunjukkan harapan agar majelis ilmu tidak sia-sia.
3. Menjaga Adab dalam Majelis Ilmu
Menutup majelis dengan doa merupakan adab mulia yang diajarkan Rasulullah SAW. Hal ini menunjukkan bahwa setiap aktivitas hendaknya dimulai dan diakhiri dengan mengingat Allah, sebagai bentuk penghormatan terhadap ilmu dan majelis.
4. Membiasakan Diri untuk Berdzikir dan Berdoa
Membaca doa penutup ceramah membiasakan diri dan jamaah untuk selalu berdzikir, beristighfar, dan berdoa dalam setiap kesempatan, sehingga kehidupan sehari-hari senantiasa diisi dengan mengingat Allah.
5. Memohon Perlindungan dari Dosa dan Fitnah
Dalam doa penutup sering terkandung permohonan perlindungan dari dosa, fitnah, dan musibah, serta permohonan agar dijauhkan dari hal-hal yang dapat merusak iman dan amal.
6. Mempererat Ukhuwah dan Kepedulian Sesama Muslim
Doa penutup ceramah biasanya mencakup permohonan kebaikan untuk seluruh kaum muslimin, baik yang hadir maupun tidak, yang masih hidup maupun yang telah wafat. Ini menumbuhkan rasa persaudaraan dan kepedulian dalam Islam.
7. Menjadi Penutup yang Baik dan Penuh Kebaikan
Menutup ceramah dengan doa adalah cara yang baik untuk mengakhiri majelis, agar tidak berakhir dengan pembicaraan sia-sia atau hal yang tidak bermanfaat, melainkan dengan kebaikan dan harapan akan rahmat Allah.
8. Menghidupkan Sunnah Rasulullah SAW
Doa penutup majelis adalah salah satu sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, seperti doa kaffaratul majelis. Dengan mengamalkannya, berarti kita menghidupkan sunnah dan mendapat pahala.
People also Ask:
1. Bagaimana contoh kalimat penutup ceramah?
Contoh penutup ceramah dapat bervariasi, namun umumnya mencakup ungkapan terima kasih, permohonan maaf atas kesalahan, harapan agar ilmu bermanfaat, serta salam penutup seperti "Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh". Bisa juga ditambahkan ajakan untuk mengamalkan ilmu, doa penutup, atau bahkan pantun sebagai penutup yang kreatif.
2. Apa doa penutup pengajian?
Doa Penutup Majelis: سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ وبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Mahasuci Engkau, ya Allah. Segala sanjungan untuk- Mu. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan melainkan Engkau. Aku memohon ampun dan bertaubat kepada- Mu.
3. Apa arti billahi taufik wal hidayah?
"Billahi taufiq wal hidayah" berarti "Demi Allah, taufik, dan petunjuk," atau secara harfiah, "Hanya kepada Allah (aku) memohon taufik dan petunjuk". Frasa ini merupakan ungkapan penutup ceramah atau pidato yang mengandung permohonan kepada Allah untuk memberikan taufik (kemampuan) dan hidayah (petunjuk) agar dapat melaksanakan kebaikan dan mengikuti jalan yang benar.
4. Bagaimana cara mengakhiri acara bincang-bincang?
Akhiri dengan Inspirasi
Anda mungkin ingin mengakhiri pidato Anda dengan kata-kata yang menginspirasi dan menyemangati . Pilihlah kata-kata yang paling berkesan bagi sebagian besar audiens Anda dan sampaikan dengan cara yang membuat audiens merasakan emosi Anda yang meluap. Cerita itu penting.