Liputan6.com, Jakarta Anak nabi Adam AS ada berapa? Pertanyaan tersebut mungkin saja sering membuat penasaran banyak orang. Nabi Adam sebagai manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT, memegang peran fundamental dalam sejarah umat manusia.
Kehadirannya di bumi bersama Siti Hawa, pasangannya, menjadi titik awal peradaban dan populasi manusia. Dari pernikahan keduanya, lahirlah generasi pertama yang kemudian menyebar ke seluruh penjuru bumi, membentuk silsilah keturunan yang tak terhingga.
Melansir dari kitab sejarah Islam klasik seperti Tarikh ath-Thabari karya Imam Abu Ja’far Ibn Jarir at-Thabari, informasi mengenai anak Nabi Adam AS memberikan gambaran tentang bagaimana populasi manusia pertama kali berkembang. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Rabu (6/8/2025).
Anak Nabi Adam AS
Anak Nabi Adam AS merujuk pada keturunan langsung dari Nabi Adam AS dan Siti Hawa, yang merupakan manusia pertama di muka bumi. Mereka adalah generasi awal yang membentuk populasi manusia dan menjadi cikal bakal seluruh umat manusia yang ada saat ini. Keberadaan mereka menjadi bukti nyata dari kebesaran Allah SWT dalam menciptakan kehidupan.
Mengenai jumlah anak Nabi Adam AS dan Siti Hawa, terdapat beberapa riwayat yang berbeda dalam literatur Islam. Imam Abu Ja’far Ibn Jarir at-Thabari dalam karyanya Tarikh ath-Thabari, menyebutkan bahwa Siti Hawa melahirkan 40 anak dari 20 kali masa kehamilan. Riwayat ini juga didukung oleh Ibnu Ishaq dalam Tafsir Baghowi dan Tafsir Al-Qurtubi, yang juga meriwayatkan jumlah yang sama.
Namun, Ibnu Thabari juga disebutkan dalam Tarikhu ath-Thabari bahwa Siti Hawa mengalami masa kehamilan sebanyak 120 kali. Setiap kehamilan melahirkan dua anak kembar laki-laki dan perempuan, sehingga total berjumlah 240 anak. Variasi riwayat ini menunjukkan kompleksitas dalam menelusuri detail sejarah awal manusia.
Nama-nama Anak Nabi Adam AS yang Dikenal
Meskipun terdapat perbedaan riwayat mengenai jumlah total anak Nabi Adam AS, beberapa nama secara spesifik disebutkan dalam berbagai teks keagamaan. Nama-nama ini menjadi penting karena kisah-kisah yang melekat pada mereka membentuk narasi awal peradaban manusia.
Nama-nama anak Nabi Adam AS yang secara pasti disebutkan dalam riwayat adalah lima orang, yaitu Qabil, Habil, Iqlima, Labuda, dan Syith. Qabil dan Iqlima merupakan anak pertama Nabi Adam dan Siti Hawa, lahir sebagai sepasang kembar. Sementara itu, anak terakhir Nabi Adam AS dan Siti Hawa disebutkan bernama Abdul Mugits dan Ammatul Mugits.
Penyebutan nama-nama ini memberikan gambaran konkret tentang individu-individu pertama yang menghuni bumi. Kisah-kisah mereka, terutama Qabil dan Habil, menjadi cerminan awal dari sifat-sifat dasar manusia seperti cinta, cemburu, dan konflik.
Kisah Qabil dan Habil: Konflik Pertama di Bumi
Kisah dua putra Nabi Adam AS, Qabil dan Habil, merupakan salah satu narasi paling penting dalam Al-Qur'an yang diabadikan dalam surat Al-Maidah ayat 27-31. Kisah ini menggambarkan konflik pertama yang terjadi di muka bumi akibat kedengkian dan ketidakadilan menjadi pelajaran berharga bagi umat manusia.
Qabil digambarkan sebagai seorang petani yang mengandalkan hasil bercocok tanam, sedangkan Habil adalah seorang peternak yang menggembala hewan. Perbedaan profesi ini menjadi latar belakang kehidupan mereka sebelum konflik memuncak. Kisah ini menjadi contoh bagaimana perbedaan dapat memicu perselisihan jika tidak dikelola dengan baik.
Konflik bermula ketika Allah mensyariatkan kepada Nabi Adam AS untuk menikahkan putranya dengan putri dari pasangan kembaran yang berbeda. Qabil seharusnya dinikahkan dengan Labuda, saudara kembar Habil, sedangkan Habil akan dinikahkan dengan Iqlima, saudara kembar Qabil.
Namun, Qabil tidak menerima syariat ini karena ia merasa Iqlima, saudara kembarnya sendiri, lebih cantik dan ia ingin menikahinya. Nabi Adam AS tidak mengizinkan hal tersebut, memicu ketidakpuasan dalam diri Qabil.
Motif dan Perselisihan Kurban Qabil dan Habil
Untuk menyelesaikan perselisihan mengenai pernikahan, Nabi Adam AS meminta keduanya untuk mempersembahkan kurban kepada Allah SWT. Kurban diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan tanda diterimanya kurban adalah dengan disambar api dari langit. Peristiwa ini menjadi ujian keikhlasan bagi kedua putra Nabi Adam AS.
Habil mempersembahkan seekor domba gemuk dan susu kambing berkualitas tinggi dengan ikhlas, menunjukkan ketaatan dan ketulusan hatinya. Sebaliknya, Qabil mempersembahkan hasil panennya yang kurang berkualitas dan dengan hati yang tidak ikhlas. Perbedaan niat dan kualitas persembahan ini menjadi penentu diterimanya kurban.
Api dari langit menyambar kurban Habil, menandakan kurbannya diterima oleh Allah SWT. Sedangkan kurban Qabil tidak disentuh api. Penolakan kurbannya membuat Qabil sangat marah dan dengki terhadap Habil. Rasa dengki ini mendorong Qabil untuk merencanakan kejahatan besar terhadap saudaranya sendiri.
Meskipun Habil telah menasihatinya, Qabil tidak menghiraukan. Ia tetap pada niat jahatnya. Qabil akhirnya membunuh Habil saat Habil sedang tertidur dengan melemparkan batu ke arah kepalanya hingga terluka parah. Peristiwa ini menjadi kematian pertama dan kejahatan pertama yang dilakukan manusia di muka bumi, menandai awal dari kejahatan dalam sejarah manusia.
Silsilah Keturunan Nabi Adam AS Melalui Nabi Syith
Dalam kitab al-Bidayah wa an-Nihayah yang ditulis oleh Ibnu Katsir, disebutkan bahwa seluruh silsilah keturunan manusia hingga cucu Nabi Adam AS saat ini berujung pada Nabi Syith. Ini berarti bahwa seluruh anak-anak Nabi Adam AS yang lain, selain Nabi Syith, telah hilang dan tidak memiliki keturunan yang berlanjut hingga saat ini.
Nabi Syith diyakini sebagai penerus Nabi Adam AS dalam membimbing umat manusia dan menjadi nenek moyang bagi seluruh umat manusia yang ada sekarang. Peran Nabi Syith sangat krusial dalam menjaga keberlangsungan silsilah keturunan Nabi Adam AS dan penyebaran ajaran tauhid.
Kisah ini menekankan pentingnya peran Nabi Syith dalam sejarah kenabian dan perkembangan populasi manusia. Melalui beliau, ajaran dan garis keturunan Nabi Adam AS tetap terjaga dan berkembang hingga miliaran manusia di seluruh dunia saat ini.
Jumlah Populasi Keturunan Nabi Adam AS
Mengenai jumlah populasi keturunan Nabi Adam AS dan Siti Hawa, beberapa sejarawan menyebutkan angka yang sangat besar. Sebelum meninggal dunia, Nabi Adam pernah merasakan hidup bersama anak, cucu, cicit, dan seterusnya hingga berjumlah 40.000 orang.
Informasi ini tertulis dalam buku Kisah Bapak dan Anak dalam Al-Qur'an oleh Adil Musthafa Abdul Halim. Angka ini menunjukkan pertumbuhan populasi yang signifikan dari satu pasangan manusia pertama. Ini juga menggambarkan bagaimana bumi mulai dipenuhi oleh keturunan Nabi Adam dalam waktu yang relatif singkat.
Perkembangan populasi ini menjadi dasar bagi penyebaran manusia ke berbagai belahan dunia. Dari satu keluarga inti, umat manusia berkembang menjadi miliaran individu yang mendiami planet ini menunjukkan keajaiban penciptaan dan reproduksi.
Daftar Sumber
- tanwir.id. "Tafsir Kisah: Belajar dari Kisah Qabil dan Habil". 2022-12-29.
- en.wikipedia.org. "al-Bidaya wa l-Nihaya". Wikipedia.
- books.google.co.id. Kisah Bapak dan Anak dalam Al-Qur'an. Adil Musthafa Abdul Halim. Gema Insani. 2007.
FAQ
1. Siapa anak Nabi Adam AS yang paling terkenal?
Anak Nabi Adam AS yang paling terkenal adalah Qabil dan Habil karena kisah konflik mereka yang diabadikan dalam Al-Qur'an.
2. Berapa jumlah anak Nabi Adam AS menurut riwayat umum?
Menurut riwayat umum, Siti Hawa melahirkan 40 anak Nabi Adam AS dari 20 kali kehamilan.
3. Siapa anak Nabi Adam AS yang menjadi nenek moyang manusia saat ini?
Nabi Syith adalah anak Nabi Adam AS yang menjadi nenek moyang seluruh umat manusia saat ini.
4. Mengapa kurban Qabil ditolak oleh Allah SWT?
Kurban Qabil ditolak karena ia mempersembahkannya dengan hati yang tidak ikhlas dan kualitas yang buruk.
5. Apa pelajaran utama dari kisah Qabil dan Habil?
Pelajaran utama dari kisah Qabil dan Habil adalah bahaya iri dengki dan pentingnya keikhlasan dalam beribadah.
6. Bagaimana Qabil belajar cara menguburkan jenazah Habil?
Qabil belajar cara menguburkan jenazah Habil dari dua burung gagak yang salah satunya mati dan dikubur oleh gagak yang lain.
7. Apakah semua anak Nabi Adam AS memiliki keturunan yang berlanjut?
Tidak, hanya keturunan Nabi Syith yang berlanjut hingga saat ini, sementara keturunan anak-anak Nabi Adam AS yang lain telah hilang.