Liputan6.com, Jakarta - Di antara waktu mustajab yang bisa ditemui sehari-hari adalah antara adzan dan iqamah. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan memanjatkan doa sebelum iqamah.
Hal ini ditegaskan Rasulullah SAW yang bisa dilihat dari hadis riwayat Anas bin Malik RA, yang artinya: "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, '“Sesungguhnya do’a yang tidak tertolak adalah do’a antara adzan dan iqamah, maka berdo’alah (kala itu).” (HR. Ahmad 3/155. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Dijelaskan dalam Syarh Ad Du’a minal Kitab was Sunnah, Syaikh Sa’id bin Wahf Al-Qohthoni menyatakan bahwa kebanyakan umat Islam malah meninggalkan doa antara adzan dan iqamah. Meskipun amalan lain juga mulia, namun berdoa antara adzan dan iqamah lebih utama karena waktu tersebut adalah waktu yang mustajab untuk berdoa.
Waktu antara adzan dan iqamah adalah waktu yang barokah (penuh kebaikan). Oleh karena itu, seorang muslim menyibukkan diri untuk banyak berdoa. Berikut ini adalah doa sebelum iqamah.
1. Sholawat Ibrahimiyah
Doa sebelum iqamah yang lazim dibaca adalah doa-doa setelah adzan sebagaimana dicontohkan Rasulullah yang diriwayatkan dalam hadis. Dikutip dari buku Adab dan Doa Sehari-Hari untuk Muslim Sejati karya Thoriq Aziz Jayana, berikut bacaan doa sebelum iqomah yang bisa diamalkan.
1. Sholawat Ibrahimiyah
Sholawat adalah bacaaan yang disunnahkan setelah adzan, dan doa sebelum iqamah. Salah satunya adalah sholawat ibrahimiyah.
اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ و بَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
Latin: Allahumma shalli 'alaa sayyidinaa muhammad wa'alaa aali sayyidinaa muhammadin kamaa shallaita 'alaa sayyidinaa ibraahiima wa'alaa aali sayyidinaa ibrahiima, wabaarik 'alaa aali sayyidinaa muhammadin wa'alaa aali sayyidinaa muhammadin kamaa baarakta 'alaa sayyidinaa ibraahima wa 'alaa aali sayyidina ibraahima, fil 'aalamiina innaka hamiidun majiidun.
Artinya: Ya Allah, muliakanlah oleh-Mu Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau muliakan keluarga (Nabi) Ibrahim dan berilah barakah kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah memberi barakah keluarga Ibrahim. Bahwasanya Engkau sangat terpuji lagi sangat mulia di seluruh alam. (HR. al-Bukhari dari Abu Sa'id Kaab bin Ujrah).
Imam Nawawi dalam kitab Syarh al-Wasith dan Syaikh Zainudin al-Malibari dalam Fathul Mu'in menyatakan bahwa disunahkan membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW sebelum iqamah. Pendapat ini juga didukung oleh Syaikh al-Kabir al-Bakri yang menyebutkan bahwa disunahkan membaca sholawat sebelum adzan dan iqamah.
2. Doa Setelah Adzan dan Sebelum Iqamah
Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad dalam kitabnya Risâlatul Mu‘âwanah wal Mudhâharah wal Muwâzarah (Dar Al-Hawi, 1994, hal. 94) menjelaskan bahwa setelah selesainya adzan dikumandangkan kita dianjurkan untuk membaca shalawat kemudian dilanjutkan untuk membaca doa.
اللَّهُمَّ رَبِّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ الْمَقَامَ الْمَحْمُوْدَ الَّذِي وَعَدْتَهُ، حلت له الشّفاعة يوم القيامة
Latin: Allâhumma Rabba hâdzihid-da'wati at-tâmmati, wash-shalâtil-qâimati, âti sayyidanâ Muhammad al-washilah wal fadlîlah, wad-darajatar rafî'ah wab'atshu maqâman mahmûdan alladzî wa'adtah, innaka lâ tukhliful-mî'âd
Artinya: "Ya Allah Tuhan yang memiliki seruan yang sempurna dan shalat yang tetap didirikan, karuniailah Nabi Muhammad wasilah (tempat yang luhur) dan kelebihan serta kemuliaan dan derajat yang tinggi dan tempatkanlah dia pada kependudukan yang terpuji yang telah Engkau Janjikan, sesungguhnya Engkau tiada menyalahi janji, wahai dzat yang paling Penyayang".
Doa adzan ini dikutip dari hadis riwayat Jabir RA.
من قال حين يسمع النداء: اللَّهُمَّ رَبِّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ الْمَقَامَ الْمَحْمُوْدَ الَّذِي وَعَدْتَهُ، حلت له الشّفاعة يوم القيامة
Artinya: “Barangsiapa yang yang berucap ketika mendengar panggilan (adzan): “Allahumma rabbi hadzihid da’watit tammah washshalâtil qâ’imah âti muhammadan al-wasîlata wal fadlîlata wab’atshul maqâmal mahmûdal ladzî wa’adtah” (Ya Allah, Tuhan [pemilik] panggilan sempurna dan [pemilik] shalat yang didirikan ini, anugerahilah Muhammad wasilah (tempat yang luhur) dan fadhilah (keutamaan), bangkitkanlah dia pada kedudukan yang terpuji [sebagaimana] yang telah Engkau janjikan), maka ia (orang yang membacanya) akan mendapatkan syafaat di hari kiamat.” (Imam Abû al-Qâsim Sulaimân bin Ahmad al-Thabrâniy, Kitâb al-Du’â, 2007, h. 161).
Doa tersebut berisi permohonan kepada Allah agar mengaruniai Nabi Muhammad keutamaan dan tempat yang terpuji sebagaimana yang dijanjikan Allah Swt. Orang yang membacanya akan mendapatkan syafaat Rasulullah di hari kiamat kelak.
Dalam Al-Adzkar, Imam an-Nawawi menyebut doa ini sebagai doa paling utama setelah adzan. Beliau menukil hadis sahih riwayat al-Bukhari (no. 614) dan Muslim (no. 384) yang menyatakan: “Barang siapa berdoa dengan doa ini setelah mendengar adzan, maka halal baginya syafa’atku pada hari kiamat.”
3. Doa Penegasan Tauhid
Doa yang berisi penegasan tauhid ini menjadi doa sebelum iqamah.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا الله وحده لَا شَرِيْكَ لَه، رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا
Latin: Asyhadu allâ ilaha illallâh wahdahu lâ syarîka lah, radlîtu billâhi rabba wa bil-islâmi dîna wa bi-muhammadin nabiyya.
Artinya: Aku bersaksi tidak ada tuhan kecuali Allah yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Aku ridha dengan Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai nabi), maka diampuni (dosanya)
مَنْ قَال حين يَسْمَع الأذان: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا الله وحده لَا شَرِيْكَ لَه، رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا، غفر له
“Barangsiapa yang berucap ketika mendengar adzan: ‘Asyhadu allâ ilaha illallâh wahdahu lâ syarîka lah, radlîtu billâhi rabba wa bil-islâmi dîna wa bi-muhammadin nabiyya’ (Aku bersaksi tidak ada tuhan kecuali Allah yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Aku ridha dengan Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai nabi), maka diampuni (dosanya).” (Imam Abû al-Qâsim Sulaimân bin Ahmad al-Thabrâniy, Kitâb al-Du’â, Kairo: Dar al-Hadits, 2007, h. 160).
4. Doa Afiah: Keselamatan Dunia dan Akhirat
Doa di antara adzan dan iqamah yang dapat dibaca. Doa ini merupakan doa 'afiyah atau keselamatan. Doa ini bisa juga dilanjutkan dengan ayat kursi.
Berikut ini bacaan doanya:
اللّٰهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِيْ الدُّنْيَا وَالْأَخِرَةِ
latin: Allahumma innî as-alukal-'âfiyah fid-dunya wal-âkhirah
Artinya: "Ya Allah, aku mohon pada-Mu keselamatan di dunia dan akhirat".
Doa ini merupakan kutipan dari hadis riwayat Abbas bin Abu Muthallib RA. Doa tersebut adalah doa keselamatan di dunia dan akhirat.
Dari al-‘Abbas bin Abdul Muththalib RA, ia berkata: Aku berkata, “Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku sesuatu yang aku mohonkan kepada Allah ‘Azza wa Jalla.” Rasulullah ﷺ bersabda:
“Mintalah kepada Allah al-‘āfiyah (keselamatan, perlindungan dari keburukan). ”Beberapa hari kemudian aku datang lagi dan berkata, “Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku sesuatu yang aku mohonkan kepada Allah.” Beliau bersabda kepadaku:
“Wahai Abbas, wahai paman Rasulullah, mintalah kepada Allah keselamatan di dunia dan di akhirat.”(HR. at-Tirmidzi no. 3512, beliau menilainya ḥasan ṣaḥīḥ; juga diriwayatkan Ahmad 1/206, an-Nasa’i al-Kubrā 6/190)
Oleh para ulama, doa ini kemudian disambungkan dengan membaca ayat kursi dalam surah Al-Baqarah ayat 255 di bawah ini:
اللهُ لآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِيْ السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيْطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُوْدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
Latin: Allâhu lâ Ilâha illa Huwal hayyul qayyumu. Lâ ta'khudzuhû sinatuw wa lâ naûm. laHû mâ fissamâwâti wa mâ fil ardhi. man dzal ladzii yasfa'u 'indahû illâ bi idznihi. ya'lamu mâ baina aidiihim wa mâ khalfahum. wa lâ yuhithûna bi syai-in min 'ilmihii illâ bi mâsyâ-a. wasi'a kursiyyuhussamâwâti wal ardha. wa lâ ya-udhû hifzhuhumâ wahuwal 'aliyyul azhiim.
Artinya: "Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Kekal lagi terus menerus mengurus makhlukNya, tidak mengantuk dan tidak tidur Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendakiNya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi, Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar".
Selain bacaan doa di atas, umat Islam juga dianjurkan memperbanyak doa-doa kebaikan. Sebab, waktu antara adzan dan iqamah adalah waktu mustajab sehingga berpotensi dikabulkan Allah SWT.
Adab dan Bacaan Doa Setelah Iqamah
Adapun setelah iqomah berkumandang, ada bacaan doa dan adab yang perlu diperhatikan setiap muslim sebelum mengerjakan sholat. Dikutip dari Buku Pintar Muslim dan Muslimah karya Rina Ulfatul Hasanah, berikut adab yang perlu dipahami.
1. Menjawab Iqamah
Jawaban Iqomah sama persis dengan lafadz iqomah kecuali pada lafaldz "Hayya’alash shaalah" dijawab dengan bacaan “Laa haula walaa quwwata illa billaah”.
Artinya, “Tiada daya upaya dan tiada kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah.”
Demikian juga pada bacaan “Hayya alal faalah”, dijawab dengan bacaan "Laa haula walaa quwwata illa billaah.”Adapun khusus pada lafal "qad qaamatis shalaah", sebagian ulama menyarankan dijawab dengan bacaan ‘Aqaamahallahi wa adaamahaa maa daamatis samaa watau wal ar-dhu."
Artinya, semoga Allah mendirikan sholat itu dengan kekalnya, dan semoga Allah menjadikan aku ini dari golongan orang yang sebaik-baiknya ahli sholat”
2. Membaca Doa Setelah Iqamah
اَللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةْ وَالصَّلاةِ القَائِمَةْصَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَأٰتِهِ سُؤْلَهُ يَوْمَ الْقِيَا مَةِ
Allâhumma rabba hâdzihid da'watit tâmmah, washshalâtil qâ-imah, shalli wa sallim ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa aa tihi su’lahu yaumal qiyaa mati.
Artinya, “Wahai Tuhanku, yang memiliki seruan sempurna ini serta shalat yang segera akan dilaksanakan, curahkanlah rahmat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad Saw, dan berilah/kabulkanlah segala permohonannya pada hari kiamat.” Doa ini diriwayatkan oleh sahabat Jabir dalam sahih Bukhari.
وعن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال من قال حين يسمع النداء اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ القَائِمَةِ آتِ مُحَمَّداً الوَسِيْلَةَ وَالفَضِيْلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَاماً مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ، حلت له شفاعتي يوم القيامة رواه البخاري في صحيحه
Artinya, “Dari Jabi bin Abdullah ra, Rasulullah saw bersabda, ‘Siapa saja yang berdoa ketika mendengar seruan azan ‘Allāhumma rabba hādzihid dakwatit tāmmah, was shalātil qā’imah, āti muhammadanil wasīlata wal fadhīlah, wab‘atshu maqāmam mahmūdanil ladzī wa‘attah,’ niscaya jatuhlah syafaatku padanya di hari kiamat.’ (HR Bukhari),” (An-Nawawi, Al-Adzkar, [Kairo, Darul Hadits: 2003 M/1424 H], halaman 44).
People also Ask:
1. Apa yang dibaca sebelum iqomah?
Bacaan yang disunnahkan sebelum iqomah adalah membaca doa setelah azan, yaitu "Allahumma rabba haadzihid da'watit taammati wash shalaatil qaaimah, shalli wa sallim 'alaa sayyidinaa muhammadin, wa aatihi su'latahu yaumul qiyamah". Doa ini juga sering disebut sebagai bacaan setelah adzan dan sebelum iqomah, yang berfungsi untuk memohon syafaat Nabi Muhammad dan menjadikan waktu di antara adzan dan iqomah sebagai waktu yang mustajab untuk berdoa.
2. Apakah boleh berdoa sebelum iqamah?
Di samping itu, tidak menjadi syarat bagi orang yang shalat (yang sedang di rumah) untuk menunggu hingga azan Iqomah di Masjid , akan tetapi ia boleh langsung melaksanakan shalat ketika waktu shalat telah dikumandangkan.
3. Bagaimana doa Iqomah?
Adapun berikut adalah doa setelah iqamah. Allâhumma rabba hâdzihid da'watit tâmmah, washshalâtil qâ-imah, shalli wa sallim 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa aa tihi su'lahu yaumal qiyaa mati.
4. Bacaan iqamah dimulai dengan kalimat apa?
Lafadz adzan dan iqomah diawali dengan takbir (Allaahu Akbar)