Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi menerangkan sebagai berikut:
1. Mendoakan Kesembuhan
HAl ini didasarkan atas sabda Rasulullah SAW berikut ini:
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ عَادَ مَرِيضًا لَمْ يَحْضُرْ أَجَلُهُ فَقَالَ عِنْدَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ: أَسْأَلُ اللهَ الْعَظِيمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ أَنْ يَشْفِيَكَ إِلَّا عَافَاهُ اللهُ مِنْ ذَلِكَ الْمَرَضِ
Latin: As'alullāhal ‘Azhīma Rabbal ‘Arsyil ‘Azhīm an yasyfiyaka
Artinya: Aku memohon kepada Allah yang Maha Agung, Tuhan ‘Arsy yang agung, agar Dia menyembuhkanmu (HR. Abu Dawud no. 3106, At-Tirmidzi no. 2080).
2. Memberi Harapan & Menghibur Pasien
Adab kedua yang disampaikan ialah memberikan hiburan dan harapan kepada yang sakit. Hal ini tetu saja memberikan dampak yang baik bagi perkembangan kesehatan pasien. Rasulullah SAW bersabda:
لَا بَأْسَ، طَهُورٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Latin: Lā ba’sa, ṭahūrun in syā’ Allāh
Artinya: Tidak mengapa, semoga penyakit ini menjadi pensuci dosa-dosa, insyaAllah (HR. Bukhari no. 5662).
Sedangkan Imam Nawai dalam Kitab Al-Adzkar menerangkan adab-adab ketika menjenguk orang yang sakit sebagai berikut:
1. Membaca Doa Nabi Saat Menjenguk
Adapun doa yang dipanjatkan Nabi SAW adalah sebagai berikut:
kاللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَاسَ، اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي، لا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا
Latin: Allāhumma Rabban-nāsi, adzhibil-ba’sa, isyfi anta asy-Syāfī, lā syifā’a illā syifā’uka, syifā’an lā yugādiru saqaman
Artinya: Ya Allah, Tuhan seluruh manusia, hilangkanlah penyakit ini, sembuhkanlah, Engkaulah Penyembuh, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit sedikit pun. (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Tidak Berlama-lama
الإمام النووي يقول: يُسْتَحَبُّ أَنْ لَا يُطِيلَ الْعَائِدُ الْجُلُوسَ عِنْدَ الْمَرِيضِ، إِلَّا أَنْ يُؤْنَسَ بِهِ الْمَرِيضُ وَيَسْتَلِذَّ بِهِ.
Latin: Al Imam an-Nawawi yaquulu: yustahabbu an lā yuṭīla al-‘ā’idu al-julūs ‘inda al-marīḍ, illā an yu’nasa bihil-marīḍ wa yastalidza bih.
Artinya: Disunnahkan bagi orang yang menjenguk agar tidak berlama-lama duduk kecuali jika pasien merasa nyaman dengannya (Al-Adzkar, hlm. 192).
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul