Liputan6.com, Jakarta Dalam Al-Quran, terdapat berbagai ayat tentang maulid nabi muhammad SAW yang menjadi landasan spiritual untuk memperingati hari bersejarah tersebut. Peringatan maulid nabi sendiri menjadi momentum penting bagi umat Islam untuk mengenang kelahiran Rasulullah SAW.
Kelahiran nabi pada tanggal 12 Rabiul Awal merupakan peristiwa terbesar dalam sejarah umat manusia. Ayat tentang maulid nabi muhammad saw tidak hanya memberikan dalil tentang kemuliaan Rasulullah, tetapi juga menjelaskan hikmah di balik kelahiran beliau sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Menurut Muhammad Mutawalli Sha'rawi dalam bukunya Anda Bertanya Islam Menjawab (2008:411), maulid nabi merupakan peristiwa terbesar sepanjang sejarah, bahkan lebih besar dari peristiwa terciptanya seluruh alam. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Selasa (26/8/2025).
Makna Maulid Nabi Muhammad SAW
Maulid berasal dari kata Arab "maulid" yang berarti tempat atau waktu kelahiran. Dalam konteks keislaman, Maulid Nabi Muhammad SAW merujuk pada peringatan hari kelahiran Rasulullah SAW yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal setiap tahunnya. Peringatan ini bukan sekadar ritual, melainkan momentum untuk merefleksikan keteladanan dan ajaran-ajaran mulia yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Berdasarkan riwayat dari Abu Qatadah, Rasulullah SAW lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal Tahun Gajah atau 570 Masehi. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda: "Itu adalah hari aku dilahirkan, diangkat menjadi Nabi, dan diturunkannya kepadaku Al-Qur'an (pertama kali)." (HR Muslim). Hal ini menunjukkan betapa istimewanya hari kelahiran Rasulullah SAW.
Muhammad Andri Setiawan dan Karyono Ibnu Ahmad dalam buku Program Bimbingan dan Konseling Pendekatan Qur'ani menjelaskan, bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabiul Awal merupakan manifestasi dari wujud meneladani keutamaan keteladanan Rasulullah SAW.
Makna mendalam dari peringatan Maulid Nabi terletak pada upaya menghidupkan kembali nilai-nilai keteladanan Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari. Melalui peringatan ini, umat Islam diingatkan untuk menjadikan sosok Nabi sebagai suri teladan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari akhlak, ibadah, hingga muamalah.
Ayat Al-Qur'an tentang Maulid Nabi Muhammad SAW
Ada sejumlah ayat tentang Maulid Nabi Muhammad SAW yang sering dijadikan dalil atau landasan perayaan hari kelahiran junjungan umat Islam ini. Ayat-ayat ini menekankan tentang karunia Allah, rahmat bagi semesta alam, pengagungan syiar Allah, dan keteladanan Nabi Muhammad SAW.
-
Surah Yunus Ayat 58
قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ
Artinya: "Katakanlah (Nabi Muhammad), "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu, hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan."
Ayat ini sering diinterpretasikan sebagai anjuran untuk bergembira atas karunia dan rahmat Allah, di mana kelahiran Nabi Muhammad SAW dianggap sebagai rahmat terbesar bagi seluruh alam. Hal ini menjadi salah satu penafsiran penting dari ayat tentang Maulid Nabi Muhammad SAW.
-
Surah Al-Anbiya Ayat 107
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
Artinya: "Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam."
Ayat ini menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam yang menjadi dasar kegembiraan atas kelahirannya dan keberadaannya di muka bumi, menegaskan relevansi ayat tentang Maulid Nabi Muhammad SAW.
-
Surah Al Hajj Ayat 32
ذٰلِكَ وَمَنْ يُّعَظِّمْ شَعَاۤىِٕرَ اللّٰهِ فَاِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوْبِ
Artinya: "Demikianlah (perintah Allah). Siapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah sesungguhnya hal itu termasuk dalam ketakwaan hati."
Mengagungkan syiar Allah, termasuk peringatan kelahiran Nabi, dianggap sebagai bagian dari ketakwaan hati. Hal ini menunjukkan pentingnya menghormati simbol-simbol keagamaan, selaras dengan semangat ayat tentang Maulid Nabi Muhammad SAW.
-
Surah Ali Imran Ayat 164
لَقَدْ مَنَّ اللّٰهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ بَعَثَ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَۚ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ
Artinya: "Sungguh, Allah benar-benar telah memberi karunia kepada orang-orang mukmin ketika (Dia) mengutus di tengah-tengah mereka seorang Rasul (Muhammad) dari kalangan mereka sendiri yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab Suci (Al-Quran) dan hikmah. Sesungguhnya mereka sebelum itu benar-benar dalam kesesatan yang nyata."
Ayat ini menunjukkan karunia besar Allah dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW yang membawa petunjuk dan hikmah, mengeluarkan umat dari kegelapan menuju cahaya kebenaran, sebuah pesan inti dari ayat tentang Maulid Nabi Muhammad SAW.
-
Surat As-Shaff Ayat 6
وَاِذْ قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اِنِّيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ اِلَيْكُمْ مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرٰىةِ وَمُبَشِّرًاۢ بِرَسُوْلٍ يَّأْتِيْ مِنْۢ بَعْدِى اسْمُهٗٓ اَحْمَدُۗ فَلَمَّا جَاۤءَهُمْ بِالْبَيِّنٰتِ قَالُوْا هٰذَا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ
Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, “Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).”
Ayat ini mengisyaratkan kedatangan Nabi Muhammad SAW yang telah dinubuatkan oleh Nabi Isa AS, menunjukkan keistimewaan kelahirannya sebagai puncak kenabian, yang juga didukung oleh ayat tentang Maulid Nabi Muhammad SAW lainnya.
-
Surat Al Ahzab Ayat 21
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya: "Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah."
Ayat ini menjadi dalil pokok yang menganjurkan umat Islam untuk meniru Rasulullah SAW dalam semua ucapan, perbuatan, dan sepak terjangnya. Peringatan Maulid Nabi menjadi momentum untuk meneladani akhlak beliau dalam kehidupan sehari-hari, sejalan dengan pesan ayat tentang Maulid Nabi Muhammad SAW.
Keutamaan dan Hikmah Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW
Perayaan maulid nabi Muhammad SAW memiliki berbagai keutamaan bagi umat Islam. Keutamaan ini tidak hanya sebatas tradisi, tetapi juga mengandung nilai spiritual yang mendalam. BPKH menyebutkan bahwa peringatan maulid nabi adalah kesempatan emas untuk meneguhkan rasa cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Pemahaman ayat tentang Maulid Nabi Muhammad SAW turut memperkaya makna keutamaan ini.
-
Meneguhkan Keimanan dan Ketakwaan
Peringatan maulid nabi merupakan momentum bagi umat Islam untuk merenungkan kembali keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. Dengan memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, umat akan semakin termotivasi untuk meneladani akhlak dan budi pekerti beliau dalam setiap aspek kehidupan.
-
Meningkatkan Kecintaan kepada Rasulullah SAW
Maulid Nabi adalah kesempatan emas untuk meneguhkan rasa cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Kecintaan kepada Nabi merupakan salah satu syarat utama dalam keimanan, yang mendorong umat untuk mengikuti jejak beliau.
-
Menghidupkan Nilai-Nilai Islam
Umar bin Khattab RA mengatakan, "Barangsiapa mengagungkan Maulid Nabi SAW, maka sesungguhnya ia telah menghidupkan Islam." Dengan merayakan Maulid Nabi, umat Islam tidak hanya sekadar mengenang kelahiran beliau, tetapi juga menghidupkan ajaran Islam yang disampaikan oleh Rasulullah.
-
Sarana Dakwah dan Pendidikan
Peringatan Maulid sering diisi dengan pembacaan sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW, mulai dari kelahiran hingga perjuangan beliau dalam menyebarkan Islam. Hal ini bertujuan agar umat dapat mengambil inspirasi dari perjalanan hidup Rasulullah dalam menghadapi tantangan sehari-hari dan memperdalam pemahaman agama.
-
Mempererat Persaudaraan Umat
Dalam aspek sosial, peringatan Maulid juga memiliki hikmah penting dalam mempersatukan umat. Berbagai elemen masyarakat berkumpul untuk merayakan kecintaan kepada Rasulullah, menjadi momentum bagi umat Islam untuk menjaga ukhuwah Islamiyah dan mempererat tali persaudaraan.
Sejarah Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW
Tradisi perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW tidak ada di masa kenabian, melainkan baru ada setelah wafatnya Rasulullah. Ada beberapa versi mengenai sejarah perayaan maulid nabi untuk pertama kalinya, menunjukkan evolusi praktik keagamaan ini.
-
Dinasti Fatimiyah (Syiah Ismailiyah)
Versi pertama menyebut perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW diadakan oleh kalangan Dinasti Ubaid (Fathimi) di Mesir yang berhaluan Syiah Ismailiyah. Dinasti ini berkuasa di Mesir pada 362-567 Hijriyah (abad ke-10 M). Pada masa tersebut, mereka juga melakukan perayaan lain, seperti hari Asyura, Maulid Ali, Maulid Hasan, Maulid Husain, dan Maulid Fatimah.
-
Sultan Abu Said Muzhaffar Kukabri
Versi kedua menyebut, awal mula perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW berasal dari kalangan ahlus sunnah oleh Gubernur Irbil di wilayah Irak, Sultan Abu Said Muzhaffar Kukabri. Beliau adalah ipar dari Sultan Salahuddin Al-Ayyubi. Muzhaffar mengundang para ulama, ahli tasawuf, ahli ilmu, dan seluruh rakyatnya, serta memberikan hidangan, hadiah, hingga sedekah kepada fakir-miskin. Raja Muzhaffaruddin al-Kukbiri memulai tradisi ini pada abad ke-7 Hijriah.
-
Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi
Versi ketiga, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW pertama kali diadakan oleh Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi atau Muhammad Al Fatih. Tujuannya adalah untuk meningkatkan semangat jihad kaum Muslimin dalam rangka menghadapi Perang Salib melawan kaum Salibis dari Eropa dan merebut Yerusalem. Salahuddin Al-Ayyubi menghidupkan peringatan Maulid untuk memperkuat mentalitas pasukannya di medan perang.
Hikmah dan Pelajaran dari Maulid Nabi Muhammad SAW
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW mengandung banyak hikmah dan pelajaran berharga bagi umat Islam. Hikmah ini mendorong umat untuk senantiasa meneladani akhlak Rasulullah dan memperkuat keimanan. Penelitian yang dilakukan oleh Islamic Research Institute menunjukkan bahwa peringatan maulid nabi yang dilakukan dengan pemahaman yang benar dapat meningkatkan spiritualitas dan komitmen keagamaan umat Islam.
-
Mengingat dan Menghidupkan Sunnah Nabi
Salah satu hikmah utama dari peringatan Maulid Nabi adalah untuk mengingat kembali ajaran dan sunnah Nabi Muhammad SAW. Dalam setiap kegiatan Maulid, umat Islam diajak untuk mendalami kisah kehidupan Nabi, perjuangan beliau dalam menyebarkan Islam, serta mengamalkan nilai-nilai yang beliau bawa dalam kehidupan sehari-hari.
-
Memupuk Rasa Cinta kepada Rasulullah
Perayaan Maulid menjadi sarana untuk memperkuat cinta umat kepada Rasulullah. Kecintaan kepada Nabi merupakan salah satu syarat utama dalam keimanan. Dengan mengenang kisah-kisah beliau, umat Muslim diharapkan dapat meneladani akhlak mulia dan sifat-sifat terpuji yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW.
-
Momentum Persatuan Umat
Dalam aspek sosial, peringatan Maulid juga memiliki hikmah penting dalam mempersatukan umat. Berbagai elemen masyarakat berkumpul untuk merayakan kecintaan kepada Rasulullah, menjadi momentum bagi umat Islam untuk menjaga ukhuwah Islamiyah dan mempererat tali persaudaraan di antara mereka.
-
Meningkatkan Semangat Beribadah
Peringatan Maulid Nabi dapat menjadi pendorong untuk meningkatkan semangat beribadah. Dengan merenungkan perjuangan Nabi, umat termotivasi untuk lebih giat dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, sebagai bentuk ketaatan dan rasa syukur.
-
Refleksi Diri
Peringatan Maulid adalah waktu yang tepat untuk merenungkan dan mengevaluasi diri. Umat Islam sebaiknya melihat sejauh mana mereka telah meneladani akhlak dan ajaran Nabi dalam kehidupan sehari-hari, serta melakukan perbaikan diri.
Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Indonesia
Di Indonesia, umat Islam merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan berbagai cara yang meriah dan sarat makna. Tradisi ini menunjukkan kekayaan budaya dan keagamaan Islam di Nusantara.
-
Pembacaan Barzanji dan Shalawat
Salah satu amalan utama dalam peringatan Maulid Nabi adalah membaca selawat kepada Nabi Muhammad SAW dan pembacaan syair Maulid Barzanji, Maulid Ad Diba'i, Maulid Simtuddurar, atau Syair Burdah. Pembacaan riwayat hidup Nabi ini sering diiringi dengan ceramah keagamaan yang memberikan pencerahan kepada jamaah.
-
Grebeg Maulud (Solo dan Yogyakarta)
Grebeg Maulud merupakan wujud rasa syukur umat Islam di Solo dan Yogyakarta atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini juga menjadi ajang silaturahmi antar umat Islam. Rangkaian acara Grebeg Maulud diawali dengan penyelenggaraan sekaten, yang puncaknya adalah kirab gunungan hasil bumi sebagai simbol kemakmuran.
-
Endog-endogan (Banyuwangi)
Di Banyuwangi, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dirayakan dengan tradisi Endog-endogan, menggunakan telur sebagai simbol kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini berlangsung selama sebulan penuh secara bertahap, melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
-
Muludan (Banten dan Madura)
Muludan adalah tradisi perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang berasal dari Banten. Tradisi ini melibatkan serangkaian acara yang berbeda di setiap daerah, biasanya dimulai dengan ceramah di masjid, diikuti oleh arak-arakan panjang berupa gunungan makanan. Di Madura, peringatan Maulid Nabi dikenal dengan istilah Muludhen, diisi dengan pembacaan selawat dan barzanji, serta membawa nasi tumpeng.
-
Bungo Lado (Padang Pariaman)
Kabupaten Padang Pariaman di Sumatera Barat memiliki tradisi khas bernama Bungo Lado untuk merayakan Maulid Nabi. Tradisi ini bertujuan untuk menggambarkan kebahagiaan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW dan sebagai sarana untuk berlomba dalam kebaikan, seperti mengumpulkan dana untuk pembangunan masjid atau fasilitas umum lainnya.
Daftar Sumber
- Al-Qur'an Online
- BPKH | "5 Keutamaan Maulid Nabi Muhammad: Hikmah dan Sejarah Peringatannya" | 2024-10-21 | https://bpkh.go.id/5-keutamaan-maulid-nabi-muhammad-hikmah-dan-sejarah-peringatannya/
- Sha'rawi, Muhammad Mutawalli (2007). Anda Bertanya Islam Menjawab. Jakarta: Gema Insani Press.
- Setiawan, Muhammad Andri dan Karyono Ibnu Ahmad (2022). Program Bimbingan dan Konseling Pendekatan Qur'ani. Yogyakarta: Deepublish, ISBN: 978-623-02-4078-2
- Islamic Research Institute. Studi tentang Spiritualitas Maulid Nabi.
- HR. Muslim
FAQ
-
Apa makna Maulid Nabi Muhammad SAW?
Maulid Nabi Muhammad SAW adalah perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai wujud syukur dan penghormatan.
-
Kapan Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati?
Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah.
-
Ayat Al-Qur'an apa yang menjadi landasan perayaan Maulid Nabi?
Beberapa ayat tentang Maulid Nabi Muhammad SAW yang sering dijadikan landasan antara lain QS Yunus: 58, QS Al-Anbiya: 107, dan QS Al Ahzab: 21.
-
Mengapa Nabi Muhammad SAW disebut rahmat bagi semesta alam?
Nabi Muhammad SAW diutus membawa ajaran Islam yang menjadi petunjuk dan kebaikan bagi seluruh makhluk, sebagaimana disebutkan dalam QS Al-Anbiya: 107.
-
Apa keutamaan memperingati Maulid Nabi?
Keutamaan Maulid Nabi meliputi peningkatan keimanan, kecintaan kepada Rasulullah, dan sarana dakwah.
-
Bagaimana sejarah awal perayaan Maulid Nabi?
Perayaan Maulid Nabi dimulai setelah masa kenabian, dengan beberapa versi sejarah dari Dinasti Fatimiyah hingga Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi.
-
Apakah ada tradisi unik Maulid Nabi di Indonesia?
Ya, ada tradisi seperti Grebeg Maulud di Solo-Yogyakarta, Endog-endogan di Banyuwangi, dan Muludan di Banten-Madura.