Liputan6.com, Jakarta - Niat shalat Isya menjadi pijakan awal yang menegaskan tujuan ibadah seorang Muslim sebelum memulai empat rakaat fardhu Isya. Lafaz yang umum dipakai adalah: “Ushalli fardhal ‘isyaa-i arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati adaa-an lillahi ta’aala,” yang bermakna, “Aku niat shalat fardu Isya empat rakaat, menghadap kiblat, tunai, karena Allah Ta’ala.”
Niat shalat Isya dalam praktik berjamaah dapat ditambah status peran: “imaman” bagi imam atau “makmuman” bagi makmum. Penegasan peran ini membantu meluruskan niat dan adab berjamaah tanpa mengubah substansi kewajiban rakaat dan rukun shalat.
Bagi yang menjadi imam, contoh lafal yang sering digunakan:
أُصَلِّي فَرْضَ الْعِشَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى
“Ushalli fardhal-isya’i arba’a raka’atin mustaqbilal-qiblati adaa-an imaman lillahi ta’ala”
"Saya niat sholat fardhu Isya empat rakaat, menghadap kiblat, sebagai imam, karena Allah Ta'ala.".
Struktur ini menegaskan kepemimpinan shaf dan tanggung jawab menjaga ketertiban shalat.
Niat untuk yang Makmum dan Sendirian
Bagi makmum, contoh lafalnya:
“Ushalli fardhal-isya’i arba’a raka’atin mustaqbilal-qiblati adaa-an makmuman lillahi ta’ala”
أُصَلِّي فَرْضَ الْعِشَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى.
"Saya niat sholat fardhu Isya empat rakaat, menghadap kiblat, sebagai makmum, karena Allah Ta'ala.".
Penambahan “makmuman” mengikat diri untuk mengikuti gerak imam secara tertib.
Untuk yang shalat sendiri, lafalnya:
“Ushalli fardhal Isya’i arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati adaa’an lillahi ta’aalaa”
أُصَلِّى فَرْضَ العِشَاء ِأَرْبَعَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لله تَعَالَى
"Saya niat sholat fardhu Isya empat rakaat, menghadap kiblat tunai, karena Allah Ta'ala.".
Lafaz ini sederhana namun memadai sebagai penetapan maksud ibadah.
Bagaimana jika Ragu atau Tidak Hafal Niat?
Makna kata kunci dalam niat antara lain: “Ushalli” (saya berniat), “fardhal ‘isyaa-i” (shalat fardu Isya), “arba’a raka’aatin” (empat rakaat), “mustaqbilal qiblati” (menghadap kiblat), “adaa-an” (ditunaikan pada waktunya), “lillahi ta’ala” (semata karena Allah), serta “imaman/makmuman” bila berjamaah.
Para ulama fiqih menekankan bahwa tempat niat adalah di hati, sedangkan melafalkan niat secara lirih dipandang sebagai wasilah membantu kehadiran hati. Hal terpenting adalah tekad yang jelas untuk menunaikan fardhu Isya empat rakaat sesuai tuntunan.
Sebelum takbiratul ihram, pastikan syarat sah shalat terpenuhi: suci dari hadas, suci tempat dan pakaian, menutup aurat, masuk waktu Isya, dan menghadap kiblat. Setelah itu, barulah takbir dan melanjutkan rukun-rukun shalat secara tertib.
Bagi yang berjamaah, luruskan dan rapatkan shaf, ikuti bacaan dan gerak imam, serta hindari mendahului atau terlambat dari imam. Jika datang terlambat, niatkan sebagai makmum dan sempurnakan kekurangan rakaat setelah imam salam.
Ketika ragu lafal, prioritaskan kejelasan maksud di hati: menunaikan fardhu Isya empat rakaat karena Allah. Lafal Arab membantu ketertiban adab, namun sahnya niat tetap bergantung pada kesengajaan ibadah (qashd) di dalam hati.
Literatur fiqih klasik seperti Safinatun Najah dan buku-buku tuntunan shalat kontemporer menjelaskan rincian niat, rukun, syarat, serta adab berjamaah Isya secara praktis. Rujukan-rujukan tersebut memudahkan muslim pemula sampai yang berpengalaman menjaga ketepatan ibadah.
Kesimpulannya, Niat shalat Isya yang jelas, ringkas, dan tepat—baik sendiri maupun berjamaah—akan membantu menghadirkan kekhusyukan dan memastikan empat rakaat fardhu dilaksanakan sesuai tuntunan.
Daftar Sumber
- Safinatun Najah — ringkasan fiqih ibadah yang memuat syarat, rukun, dan hal-hal pembatal shalat, termasuk penjelasan niat fardhu dan praktik berjamaah.
- Buku Tuntunan Shalat — panduan praktis bacaan dan gerakan shalat wajib-sunnah; menyertakan contoh lafal niat Isya untuk imam, makmum, dan munfarid.
- Buku Fiqih Shalat (beragam penerbit) — pembahasan sistematis niat, takbiratul ihram, rukun, syarat, dan adab shalat berjamaah.
- Buku Referensi Keutamaan Shalat — menekankan nilai khusyuk, ketepatan waktu, dan adab berjamaah sebagai pelengkap aspek fiqih niat.
- Artikel/Jurnal kajian fiqih — analisis praktik niat dan aplikasinya di konteks jamaah, termasuk penjelasan posisi niat di hati dan kebiasaan melafalkan.
People Also Talk
1. Apa inti niat dalam shalat Isya?
Intinya penetapan di hati untuk menunaikan fardhu Isya empat rakaat karena Allah; lafal lisan membantu menghadirkan fokus.
2. Kapan menambahkan “imaman” atau “makmuman”?
Tambahkan “imaman” saat menjadi imam dan “makmuman” saat menjadi makmum agar peran berjamaah jelas sejak niat.
3. Apakah wajib melafalkan niat?
Tidak wajib; yang wajib adalah niat di hati. Melafalkan dianjurkan sebagian ulama sebagai sarana menghadirkan kekhusyukan.
4. Bagaimana jika ragu lafal Arabnya?
Utamakan kejelasan niat di hati. Bila memungkinkan, pelajari dan biasakan lafal yang benar untuk menjaga adab dan ketertiban.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

2 months ago
26
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3120399/original/060326300_1588698008-syed-muizur-MrRUgFfSjBA-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401985/original/063466500_1762233670-ilustrasi_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5382022/original/048339900_1760524874-Sholawat_dan_Berdzikir.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2397600/original/021060800_1541051347-embers-142515_960_720.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403562/original/069333200_1762330737-doa_penenang_hati.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403290/original/022871300_1762323039-Anjing.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403399/original/043952100_1762326172-membaca_doa_setelah_belajar.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403225/original/009668300_1762321820-Hajar_Aswad.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403116/original/098441200_1762317300-Kakbah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402980/original/045616400_1762313330-Grup_musik_Timur_Tengah__Wikimedia_Commons_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402969/original/091132600_1762312803-cincin_emas.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5086670/original/010622200_1736404465-1736397368003_perbedaan-antara-nabi-dan-rasul-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1474232/original/040480600_1484617421-Wisata-Laut-Merah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5134162/original/012917000_1739593072-1739590048291_arti-doa-sholat-dhuha.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5061590/original/072378300_1734874466-Imam_Syafi_i.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402666/original/070087200_1762259316-Muslim_membaca_sholawat_di_dekat_kaligrafi_bertuliskan_sholawat__Wikimedia_Commons_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5373270/original/044792100_1759817423-Gemini_Generated_Image_b1m0vhb1m0vhb1m0.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5151380/original/086607800_1741158200-pray-6268224_1280.jpg)






















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5270335/original/056977800_1751427256-Cek_Fakta_Tidak_Benar_Ini_Link_Pendaftaran__14_.jpg)





:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5064764/original/069011000_1735030219-bansos_akhir_tahun.jpg)
