Liputan6.com, Jakarta Berakhirnya bulan Ramadhan adalah momen haru yang selalu menyentuh hati umat Islam. Setelah sebulan penuh menjalani ibadah dengan penuh kekhusyukan dan pengorbanan, tibalah saatnya untuk mengucapkan salam perpisahan kepada bulan suci tersebut. Dalam suasana penuh harap dan haru ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak doa akhir Ramadhan shahih sebagai bentuk permohonan kepada Allah SWT agar ibadah sepanjang Ramadhan diterima dan diberkahi.
Doa akhir Ramadhan shahih bukan sekadar rangkaian kata, melainkan bentuk penghambaan total kepada Allah, memohon ampunan, keberkahan, dan kesempatan untuk kembali dipertemukan dengan Ramadhan berikutnya. Dalam buku 100 Hujjah Aswaja Yang Dituduh Bid’ah, Sesat, Syirik dan Kafir (2022) karya KH. Ma’ruf Khozin, dijelaskan bahwa tradisi berdoa di akhir Ramadhan merupakan bagian dari warisan Ahlussunnah wal Jamaah yang memiliki landasan kuat, baik dari sisi teks maupun praktik ulama salaf.
Sementara itu, dalam buku Mafatih Al Jinan Jilid 2 (2015) karya Syekh Abbas Al-Qummi, salah satu doa yang diriwayatkan dari para Imam Ahlul Bait untuk akhir Ramadhan mengandung pujian yang mendalam kepada Allah serta permohonan agar amal diterima dan diberi kesempatan untuk bertemu kembali dengan bulan suci. Membaca doa akhir Ramadhan shahih dengan hati yang ikhlas dan memahami maknanya, akan menjadi penutup yang indah dan bermakna atas perjalanan spiritual selama Ramadhan.
Berikut ini Liputan6.com ulas selengkapnya, Kamis (17/7/2025).
Bacaan Doa Akhir Ramadhan Shahih
Terdapat doa yang disunahkan untuk dibaca menjelang akhir Ramadhan, yakni sebagai berikut:
اللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلْهُ آخِرَ الْعَهْدِ مِنْ صِيَامِنَا إِيَّاهُ، فَإِنْ جَعَلْتَهُ فَاجْع لْنِيْ مَرْحُوْمًا وَ لاَ تَجْعَلْنِيْ مَحْرُوْمًا
Arab Latin: Allahuma laa taj’alhu aakhiril’ahdi min shiyaminaa iyyaahu, fain ja’altahu faj’alnii marhuuman walaa taj’alnii mahruuman.
Artinya: “Ya Allah, janganlah Kau jadikan bulan Ramadan ini sebagai Bulan Ramadan terakhir dalam hidupku. Jika Engkau menjadikannya sebagai Ramadan terakhirku, maka jadikanlah aku sebagai orang yang Engkau sayangi.”
Selain doa yang di atas, pada malam takbiran umat muslim juga disunahkan untuk membaca doa berikut sebagai bentuk ibadah dan ungkapan syukur menjelang Idul Fitri:
تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ وَ تَقَبَّلْ ياَ كَرِيْمُ
Arab Latin: Taqabbalallahu minna wa minkum.
Artinya: "Semoga Allah menerima amal kita."
Cara Mengamalkan Doa Akhir Ramadhan
1. Dibaca di Malam-Malam Terakhir Ramadhan, Terutama Malam Ganjil
Doa akhir Ramadhan paling utama dibaca pada 10 malam terakhir Ramadhan, khususnya pada malam-malam ganjil seperti malam ke-21, 23, 25, 27, atau 29 Ramadhan. Ini karena doa tersebut bisa bertepatan dengan Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Amalkan doa ini setelah sholat tarawih atau di sepertiga malam terakhir. Bisa dibaca sambil berdzikir, menangis, atau merenungkan dosa dan amal selama Ramadhan.
2. Sertai dengan Perasaan Sedih, Haru, dan Penuh Harapan
Mengamalkan doa akhir Ramadhan tak cukup hanya dengan lisan, namun harus disertai perasaan yang mendalam. Ingatlah bahwa bulan Ramadhan adalah tamu agung yang segera pergi, dan bisa jadi ini adalah kesempatan terakhir bertemu dengannya. Ulama salafus shalih sering menangis ketika membaca doa ini, sebagai wujud rasa takut Ramadhan berlalu tanpa diterima amalnya.
3. Sertakan dalam Sujud Terakhir Sholat Malam atau Tahajud
Salah satu waktu paling mustajab dalam berdoa adalah saat sujud terakhir di malam hari. Maka, amalkan doa ini dalam sujud pada shalat tahajud di malam ke-29, karena bisa jadi itu adalah malam penutup Ramadhan sekaligus Lailatul Qadar.
4. Akhiri dengan Istighfar dan Shalawat
Setelah membaca doa akhir Ramadhan shahih, jangan langsung beranjak. Tambahkan dengan istighfar (astaghfirullahal ‘azhim) sebanyak-banyaknya, dan tutup dengan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Karena doa yang disertai shalawat lebih berpeluang diijabah.
Keutamaan Membaca Doa Akhir Ramadhan
1. Tanda Syukur dan Ketundukan kepada Allah
Salah satu keutamaan dari doa akhir Ramadhan adalah sebagai ungkapan syukur mendalam. Umat Islam yang membaca doa ini menyadari betapa besar nikmat yang telah Allah berikan berupa kesempatan menjalani Ramadhan dalam keadaan sehat, sempat berpuasa, berzikir, membaca Al-Qur’an, dan bersedekah.
Doanya memuat rasa takut dan harapan, sebagai bentuk kesadaran bahwa umur manusia terbatas dan segala ibadah hanya bernilai apabila diterima oleh Allah. Maka, doa ini menunjukkan ketundukan mutlak di hadapan Allah yang Maha Penentu.
2. Menghidupkan Malam yang Penuh Kemuliaan
Doa akhir Ramadhan biasanya dibaca pada malam-malam terakhir bulan Ramadhan, yang memiliki potensi bertepatan dengan Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Oleh karena itu, membaca doa ini di malam ganjil seperti malam ke-27 atau ke-29 membawa keutamaan besar, sebab bisa menjadi bagian dari amal yang dilipatgandakan pahalanya secara luar biasa.
Imam An-Nawawi dalam al-Adzkar menjelaskan bahwa memperbanyak doa di malam akhir Ramadhan adalah bentuk ibadah yang amat dianjurkan karena bisa bertepatan dengan malam yang mustajab dan penuh rahmat.
3. Sebagai Penggugur Dosa dan Penyempurna Amal Ramadhan
Ramadhan adalah bulan ampunan. Namun tak ada manusia yang bisa memastikan apakah seluruh puasanya, shalat tarawihnya, zakat fitrahnya, dan ibadah lainnya diterima. Maka, keutamaan dari doa akhir Ramadhan adalah pengakuan atas kekurangan diri dan harapan agar semua amal diterima.
Doa di akhir Ramadhan adalah bukti bahwa seorang Muslim tidak merasa ujub (bangga diri), namun tetap memohon agar dirinya termasuk orang-orang yang dirahmati dan diberi taufik untuk terus beribadah setelah Ramadhan. Inilah yang disebut oleh ulama sebagai penyempurna amal, yakni penutup dengan doa.
4. Doanya Mudah Dikabulkan
Keutamaan pertama berdoa di bulan Ramadhan adalah doa-doa tersebut dikabulkan oleh Allah Swt, sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut:
"Sesungguhnya Allah itu membebaskan beberapa orang yang beriman dari api neraka pada setiap hari hari yang mulia di bulan Ramadhan, dan setiap muslim yang beriman apabila dia memanjatkan doa dengan kesungguhan hati, akan dikabulkan." (HR. Al Bazaar)
5. Dijauhkan dari Pengaruh Setan
Keutamaan selanjutnya dari berdoa di bulan Ramadhan adalah dijauhkan dari gangguan dan pengaruh setan. Sebagaimana dijelaskan dalam buku Doa Harian di Bulan Ramadhan karya Quito R. Motinggo, Imam Ali AS mengatakan bahwa memperbanyak doa itu menyelamatkan (seseorang) dari pengaruh setan. Untuk itu, umat Muslim sangat dianjurkan untuk membaca doa akhir Ramadhan shahih.
QnA Seputar Doa Akhir Ramadhan Shahih
Q: Apakah doa akhir Ramadhan terdapat dalam hadis Nabi Muhammad SAW?
A: Doa akhir Ramadhan tidak ditemukan secara eksplisit dalam hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari atau Muslim, namun lafaznya berasal dari ulama besar dan dikategorikan sebagai doa yang maqbul (layak diamalkan) karena sejalan dengan spirit syariat Islam. Seperti dijelaskan dalam kitab Mafatih al-Jinan oleh Syekh Abbas al-Qummi dan diamalkan oleh banyak ulama Ahlussunnah, doa ini tergolong shahih secara makna meski bukan hadis marfu’ dari Nabi.
Dalam Islam, berdoa tidak harus menunggu lafaz hadis, selama isinya tidak bertentangan dengan ajaran syariat dan mengandung permohonan yang baik, maka boleh bahkan dianjurkan diamalkan.
Q: Bolehkah membaca doa akhir Ramadhan dalam bahasa Indonesia?
A: Boleh. Dalam Islam, tidak ada larangan membaca doa dengan bahasa selain Arab, selama tujuannya untuk berkomunikasi secara tulus kepada Allah SWT. Bahkan, sebagian ulama menyarankan agar seseorang berdoa dengan bahasa yang ia pahami agar lebih khusyuk dan mendalam.
Namun, jika memungkinkan, sangat dianjurkan membaca dalam bahasa Arab terlebih dahulu, lalu diterjemahkan dan dihayati maknanya, agar mendapatkan keberkahan dari lafaz para ulama salaf dan warisan tradisi Islam.
Q: Apakah doa akhir Ramadhan boleh dibaca bersama-sama di masjid?
A: Ya, sangat boleh dan dianjurkan. Tradisi membaca doa akhir Ramadhan secara jamaah di masjid atau mushola sudah dilakukan sejak zaman para ulama terdahulu. Dalam fiqih, hal ini termasuk bentuk doa kolektif yang mendapat keutamaan karena memperkuat semangat ibadah bersama.
Biasanya dibacakan oleh imam atau ustaz setelah tarawih atau witir pada malam-malam terakhir Ramadhan. Jamaah mengaminkan dengan penuh kekhusyukan. Ini adalah bagian dari memperkuat ukhuwah Islamiyah dan menutup Ramadhan dengan harapan yang sama kepada Allah.
Sumber:
- Khozin, KH. Ma’ruf. 2022.100 Hujjah Aswaja Yang Dituduh Bid’ah, Sesat, Syirik dan Kafir. Surabaya: Muara Progresif.
- Al-Qummi, Syekh Abbas. 2015. Mafatih Al Jinan Jilid 2. Jakarta: Nur Al-Huda.