Doa Kelancaran Berbicara Agar Percaya Diri di Depan Umum, Komunikasi Lancar

2 months ago 23

Liputan6.com, Jakarta Berbicara di depan umum atau menyampaikan gagasan penting seringkali menjadi tantangan bagi banyak orang. Kecemasan dan rasa gugup dapat menghambat kemampuan seseorang untuk menyampaikan pesan dengan jelas dan efektif. Oleh karena itu, banyak yang mencari cara untuk meningkatkan kepercayaan diri, salah satunya dengan mengamalkan doa kelancaran berbicara.

Dalam tradisi Islam, memohon pertolongan kepada Allah SWT melalui doa adalah langkah penting untuk menghadapi berbagai kesulitan, termasuk dalam berkomunikasi. Doa tidak hanya memberikan ketenangan batin, tetapi juga keyakinan bahwa Allah akan memudahkan segala urusan. Salah satu doa yang populer adalah doa Nabi Musa AS yang memohon kelancaran dalam berbicara.

Doa ini dipanjatkan oleh Nabi Musa ketika dihadapkan pada tugas berat untuk berbicara di hadapan Firaun yang zalim. Menurut Latif Ustman dalam bukunya Adab dan Doa Harian, doa ini dibaca Nabi Musa saat memohon keberanian dan kefasihan berbicara. Dengan demikian, doa kelancaran berbicara menjadi sarana spiritual untuk menguatkan mental dan lisan.

Berikut Liputan6.com ulas selengkapnya melansir dari berbagai sumber, Jumat (18/7/2025).

Doa Kelancaran Berbicara Arab, Latin, dan Artinya

Memiliki kemampuan berbicara yang lancar dan mudah dipahami adalah dambaan banyak orang, terutama dalam situasi penting seperti presentasi, wawancara, atau berdakwah. Islam mengajarkan bahwa selain berusaha, memohon pertolongan Allah SWT melalui doa juga merupakan kunci keberhasilan. Ada beberapa doa kelancaran berbicara yang bisa diamalkan untuk membantu Anda menyampaikan pesan dengan lebih baik. 

Doa Nabi Musa AS yang paling terkenal untuk kelancaran berbicara terdapat dalam Surat Thaha ayat 25-28. Doa ini dipanjatkan ketika Nabi Musa diutus untuk menghadapi Firaun. 

Doanya adalah “رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي”. 

Dalam Latin, doa ini adalah “Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul 'uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii”. 

Artinya, “Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.”

Menurut artikel ilmiah dalam Jurnal Annur UIN Suska Riau oleh Amelia dkk. (2022) berjudul “Nilai Teologis dan Psikologis Doa Nabi Musa, doa ini mencerminkan kebutuhan manusia akan keteguhan hati saat menghadapi situasi tidak pasti, seperti pertemuan dengan orang baru, urusan pekerjaan, atau situasi genting.

Makna dan Kandungan Doa Nabi Musa tentang Kelancaran Berbicara

Doa Nabi Musa dalam QS. Ṭāhā [20]: 25–28 adalah salah satu doa kelancaran berbicara yang paling sering diamalkan. Doa ini tidak hanya sekadar permohonan lisan, tetapi juga mengandung makna mendalam yang relevan untuk berbagai situasi komunikasi. Setiap frasa dalam doa ini memiliki implikasi spiritual dan psikologis yang kuat, membantu seseorang mempersiapkan diri menghadapi tantangan berbicara.

Bagian pertama, “Rabbi syrah lī ṣadrī” (Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku), adalah permohonan untuk ketenangan batin dan kekuatan spiritual. Menurut Imam al-Suyūṭī dan al-Maḥallī dalam Tafsīr al-Jalālayn, kelapangan dada merujuk pada kesabaran dan ketenangan saat menghadapi tantangan dakwah. Sementara itu, dalam Tafsīr al-Miṣbāḥ karya M. Quraish Shihab, frasa ini dikaitkan dengan kondisi psikologis yang stabil, sangat penting saat berhadapan dengan situasi tidak pasti seperti pertemuan penting atau urusan pekerjaan.

Bagian kedua, “Wa yassir lī amrī” (Dan mudahkanlah urusanku), merupakan permohonan agar segala urusan berjalan lancar. Dalam Tafsīr Ibnu Katsīr, dijelaskan bahwa Nabi Musa menyadari beratnya tugas yang diemban, sehingga memohon kemudahan dari Allah SWT. Frasa “urusanku” bersifat umum, mencakup segala bentuk aktivitas, baik itu berdakwah, bekerja, berdagang, maupun bersosialisasi. Jurnal *Al-Karima: Jurnal Pendidikan dan Keislaman* oleh Al-Karima Fajriyah (2021) menunjukkan bahwa ayat ini mengandung harapan agar hambatan komunikasi atau rintangan mental dapat diatasi, memperkuat kesiapan mental seseorang.

Bagian ketiga, “Waḥlul ‘uqdatan min lisānī” (Lepaskan kekakuan dari lidahku), adalah permohonan spesifik untuk kelancaran berbicara. Riwayat dalam Tafsīr al-Durr al-Mantsūr karya al-Suyūṭī menyebutkan bahwa frasa ini berakar dari pengalaman masa kecil Nabi Musa yang menyebabkan ia kesulitan berbicara. Doa ini menjadi relevan bagi siapa saja yang akan berbicara di depan umum atau melakukan presentasi, membantu meningkatkan kepercayaan diri dan menghilangkan hambatan komunikasi verbal.

Keutamaan Membaca Doa Kelancaran Berbicara

Membaca doa kelancaran berbicara, khususnya doa Nabi Musa AS dari Surat Ṭāhā Ayat 25–28, memiliki banyak keutamaan yang tidak hanya bersifat spiritual tetapi juga praktis dalam kehidupan sehari-hari. Doa ini merupakan permohonan Nabi Musa kepada Allah ketika diperintahkan untuk berdakwah kepada Fir’aun, menunjukkan betapa pentingnya komunikasi yang lancar dalam menyampaikan kebenaran.

Salah satu keutamaannya adalah permohonan kelapangan dada, yang tercermin dalam frasa “Rabbishraḥ lī ṣadrī”. Menurut Tafsir Ibn Katsir, kelapangan dada adalah permintaan agar Allah menenangkan hati dan memberikan kekuatan mental untuk menghadapi tantangan. Ini adalah bekal penting untuk mengatasi tekanan eksternal maupun keraguan internal yang sering muncul saat akan berbicara di depan umum.

Keutamaan berikutnya adalah permintaan kemudahan urusan, yang diungkapkan melalui “Wa yassir lī amrī”. Menurut Tafsir Ath-Thabari, ini adalah bentuk kerendahan hati Nabi Musa yang mengakui bahwa tugas dakwah adalah berat dan memerlukan pertolongan Allah agar urusan menjadi ringan dan lancar. Doa ini membantu meyakinkan diri bahwa segala rintangan akan dimudahkan oleh-Nya.

Selain itu, doa ini juga memohon kelancaran berbicara dengan frasa “Waḥlul ‘uqdatam mil-lisānī”. Dalam kitab Tafsir al-Maraghi oleh Ahmad Musthafa al-Maraghi, dijelaskan bahwa doa ini merujuk pada kemampuan Musa untuk berbicara jelas, mengingat riwayat tentang cacat lidahnya.

Doa ini menjadi bentuk permintaan untuk menyampaikan pesan ilahi dengan fasih dan mudah dipahami, yang sangat relevan dalam konteks komunikasi modern, sebagaimana dibahas dalam jurnal *Tafsir Tematik: Ilmu Komunikasi Perspektif Al-Qur'an* (Universitas Islam Negeri Raden Intan, Lampung, 2020).

Waktu Membaca Doa Kelancaran Berbicara

Mengamalkan doa kelancaran berbicara dapat dilakukan pada berbagai kesempatan, terutama saat menghadapi situasi yang membutuhkan kemampuan komunikasi yang optimal. Doa ini bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga bentuk persiapan mental dan spiritual untuk menghadapi tantangan berbicara.

Sebelum Berbicara di Depan Umum (Public Speaking)

Membaca doa ini sebelum berbicara di depan umum adalah waktu yang paling direkomendasikan. Nabi Musa a.s. membaca doa ini sebelum menyampaikan risalah kepada Fir’aun, sebagaimana dijelaskan dalam Tafsir Al-Jalalayn oleh Al-Mahalli & As-Suyuthi. Dalam konteks ayat, Musa membaca doa ini karena merasa takut tidak bisa menyampaikan pesan Tuhan dengan baik, sehingga memohon kelapangan dada, kemudahan urusan, dan kefasihan lidah.

Sebelum Ujian Lisan atau Wawancara

Banyak santri dan pelajar menjadikan doa ini sebagai amalan sebelum ujian atau wawancara. Tujuannya agar bisa menjawab dengan jelas, tenang, dan lancar. Tradisi ini diteliti dalam Jurnal *Al-Bayan* oleh Maftukhatus Surur dan Imam Syafii (2023) yang menyebutkan bahwa di Pesantren Zainul Anwar Probolinggo, doa ini dibaca rutin setiap kali sebelum belajar dan ujian.

Sebelum Mengajar atau Ceramah Agama

Para ustaz, guru, dan dai sering membaca doa ini sebelum menyampaikan pelajaran agar pesannya bisa diterima dengan mudah oleh murid atau jamaah. Dalam Tafsir al-Mazhari, Syah Waliullah al-Dihlawi menjelaskan bahwa makna “Yafqahu Qawli” (agar mereka memahami ucapanku) adalah permohonan agar komunikasi menjadi efektif dan diterima.

Sebelum Sidang, Rapat, atau Negosiasi Penting

Waktu-waktu menjelang pertemuan penting—baik akademik, profesional, atau bisnis—juga menjadi saat yang tepat untuk membaca doa ini. Doa ini membantu agar penyampaian gagasan berjalan lancar, mengingat Nabi Musa juga menghadapi situasi tekanan tinggi saat berhadapan dengan Fir’aun.

Sebagai Dzikir Harian untuk Melatih Fasih Bicara

Beberapa guru mengajarkan bahwa membiasakan membaca ayat ini setiap hari, khususnya pagi hari, bisa membentuk mental percaya diri dan kelancaran berbicara sebagai bentuk tafa'ul (pengharapan positif). Ini membantu melatih lisan dan pikiran secara berkelanjutan.

Sebelum Membuka Majelis atau Kajian Ilmu

Doa ini sering digunakan sebagai pembuka acara dakwah, pengajian, atau majelis ilmu. Ini menjadi bentuk adab dalam menyampaikan ilmu agar peserta bisa menangkap isi dengan mudah, sebagaimana ditulis oleh KH. Zainuddin Maliki dalam buku Adab Menuntut Ilmu (Pustaka Pesantren, 2015).

Sumber: 

  • Latif Ustman dalam bukunya Adab dan Doa Harian
  • Jurnal Annur UIN Suska Riau oleh Amelia dkk. (2022) berjudul “Nilai Teologis dan Psikologis Doa Nabi Musa
  • Jurnal Al-Karima: Jurnal Pendidikan dan Keislaman oleh Al-Karima Fajriyah (2021)
  • jurnal Tafsir Tematik: Ilmu Komunikasi Perspektif Al-Qur'an (Universitas Islam Negeri Raden Intan, Lampung, 2020).
  • Jurnal Al-Bayan oleh Maftukhatus Surur dan Imam Syafii (2023)
  • KH. Zainuddin Maliki dalam buku Adab Menuntut Ilmu (Pustaka Pesantren, 2015).

QnA Doa Kelancaran Berbicara

Apa itu doa kelancaran berbicara?

Doa kelancaran berbicara adalah permohonan kepada Allah SWT agar diberikan kemudahan, ketenangan, dan kefasihan dalam menyampaikan pesan atau berbicara di depan umum.

Doa Nabi Musa yang mana yang terkenal untuk kelancaran berbicara?

Doa Nabi Musa yang terkenal untuk kelancaran berbicara adalah yang terdapat dalam Surat Thaha ayat 25-28, yaitu “Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul 'uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii”.

Kapan waktu yang tepat untuk membaca doa kelancaran berbicara?

Waktu yang tepat untuk membaca doa kelancaran berbicara adalah sebelum public speaking, ujian lisan, wawancara, mengajar, ceramah, rapat penting, atau sebagai dzikir harian.

Apa keutamaan membaca doa kelancaran berbicara?

Keutamaan membaca doa ini meliputi permohonan kelapangan dada, kemudahan urusan, kelancaran lisan, dan agar ucapan mudah dipahami oleh lawan bicara.

Apakah ada doa tambahan untuk ketenangan saat berbicara?

Ya, ada doa tambahan untuk ketenangan seperti “Allahumma Inni audzubika minal hammi wal huzni wal ajzi wal kasali wal bukhli wal jubni wal dholaid daini wa gholabatir rijali” yang memohon perlindungan dari rasa khawatir dan sedih.

Apakah doa saja cukup untuk lancar berbicara?

Doa adalah salah satu cara memohon pertolongan, namun harus diiringi dengan usaha, persiapan, dan latihan berbicara yang baik untuk meningkatkan kemampuan secara optimal.

Mengapa Nabi Musa memanjatkan doa kelancaran berbicara?

Nabi Musa memanjatkan doa ini karena dihadapkan pada tugas berat untuk berbicara di hadapan Firaun yang zalim, dan beliau memohon keberanian serta kefasihan dalam menyampaikan risalah.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |