Iman kepada Qada dan Qadar: Memahami Takdir dengan Tetap Berikhtiar

1 month ago 18

Liputan6.com, Jakarta - Iman kepada qada dan qadar merupakan rukun iman yang keenam dalam ajaran Islam dan menjadi fondasi keyakinan setiap Muslim. Konsep ini mengajarkan umat Islam untuk meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta telah ditetapkan oleh Allah SWT sejak zaman azali.

Keimanan terhadap qada dan qadar bukan berarti manusia menjadi pasif dan menyerah pada keadaan. Sebaliknya, Islam mengajarkan keseimbangan antara beriman pada takdir Allah dengan tetap berikhtiar secara maksimal. 

Melansir dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang diterbitkan oleh Kementerian Agama RI, iman kepada qada dan qadar merupakan keyakinan fundamental yang harus dimiliki setiap Muslim untuk mencapai ketenangan jiwa dan kesempurnaan iman. 

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Rabu (06/08/2025).

Pengertian Iman Kepada Qada dan Qadar

Iman kepada qada dan qadar secara harfiah berasal dari bahasa Arab yang memiliki makna mendalam dalam ajaran Islam.

Qada

Qada menurut bahasa berarti ketetapan, ketentuan, ukuran, atau takaran, sedangkan secara istilah adalah ketetapan Allah yang tercatat di Lauh al-Mahfuz sejak zaman azali sesuai dengan kehendak-Nya untuk seluruh makhluk di alam semesta.

QS. Al-Qamar ayat 49: "Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran."

QS. At-Taubah ayat 51: "Katakanlah, sesekali-kali tidak akan menimpa kami, melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami dan hanya kepada Allah orang beriman harus bertawakal."

Qadar

Qadar atau takdir secara bahasa berarti ketetapan yang telah terjadi atau keputusan yang diwujudkan, sementara secara istilah adalah ketetapan Allah yang memiliki sifat Maha Kuasa atas segala ciptaan-Nya.

QS. An-Nahl ayat 61: "Maka apabila telah tiba waktu (yang telah ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula mendahulukannya."

Mengutip dari Jurnal Ilmu Cendekia Nusantara (2024), iman kepada qada dan qadar merupakan salah satu kewajiban seluruh umat Muslim yang apabila tidak ada berarti terdapat kecacatan dalam keimanannya. Qada adalah ketetapan Allah SWT yang telah ada sejak zaman azali dan mengacu pada hukum ketetapan dan kehendak, sedangkan qadar secara etimologi memiliki arti kepastian, kemampuan, perenungan, dan perwujudan.

Hubungan antara Qada dan Qadar

Hubungan antara qada dan qadar sangat erat dan tidak dapat dipisahkan dalam pemahaman teologi Islam. Qada merupakan ketetapan yang masih bersifat rencana, sedangkan ketika rencana tersebut menjadi kenyataan, maka kejadian nyata itu disebut qadar atau takdir. Dalam kehidupan sehari-hari, umat Islam terbiasa menggunakan istilah takdir untuk merujuk pada konsep qada dan qadar secara keseluruhan.

Takdir Mubram dan Takdir Muallaq

Takdir Allah terbagi menjadi dua kategori utama yaitu takdir mubram dan takdir muallaq. Takdir mubram adalah takdir mutlak yang tidak dapat diubah oleh siapa pun, seperti kematian, jenis kelamin, dan hukum alam.

Sementara takdir muallaq adalah takdir yang dapat berubah melalui usaha, doa, dan ikhtiar manusia sesuai dengan firman Allah dalam QS. Ar-Ra'd ayat 11 yang menyatakan bahwa Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri.

Kaitan Takdir, Ikhtiar, dan Tawakal

Takdir, ikhtiar, dan tawakal merupakan tiga konsep yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dalam ajaran Islam. Allah dengan kemahakuasaan-Nya menciptakan hukum-hukum yang tidak dapat diubah oleh siapa pun, namun manusia diberi kebebasan untuk memilih dan hak untuk bekerja keras mewujudkan pilihannya. Setiap manusia tidak dapat memaksakan kehendak kepada Allah, namun tetap berkewajiban berusaha maksimal sebelum bertawakal.

Ikhtiar

Ikhtiar berasal dari bahasa Arab yang berarti memilih atau berusaha melakukan segala daya upaya untuk mencapai sesuatu sesuai keinginan.

Menurut Situs Resmi UIN Antasari (2017), ikhtiar adalah usaha seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup baik materi, rohani, kesehatan, maupun kebutuhan masa depan sehingga tujuan hidup aman dan sejahtera dunia akhirat dapat tercapai. Konsep ini menekankan bahwa manusia harus aktif dalam mencari solusi dan tidak boleh berdiam diri menunggu takdir.

Tawakal

Tawakal dalam bahasa Arab berarti mewakilkan, yaitu mewakilkan kepada Allah untuk menentukan hasil akhir suatu urusan setelah manusia berusaha maksimal. Ajaran tawakal menanamkan pemahaman bahwa manusia hanya memiliki hak berusaha, sedangkan ketentuan terakhir tetap di tangan Allah. 

Kisah Khalifah Umar bin Khattab yang membatalkan perjalanan ke Syam karena wabah penyakit menggambarkan konsep "lari dari takdir menuju takdir yang lebih baik".

Hal ini menunjukkan bahwa manusia yang diberi fitrah dan pengetahuan untuk membedakan baik-buruk harus senantiasa memilih kebaikan dan menjauhi keburukan. Konsep ini mengajarkan bahwa takdir bukan alasan untuk bersikap pasif, melainkan dorongan untuk memilih jalan terbaik.

Fungsi Iman Kepada Qada dan Qadar

1. Mendorong Kemajuan dan Kemakmuran

Dengan meyakini bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu dengan ukuran dan sifat tertentu, manusia terdorong untuk menyelidiki dan mempelajari alam semesta. Pemahaman tentang sunatullah atau hukum alam yang pasti memungkinkan manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemajuan peradaban.

2. Menghindari Sifat Sombong

Iman kepada qada dan qadar mencegah seseorang menjadi sombong ketika meraih kesuksesan. Kesadaran bahwa pencapaian bukan semata hasil usaha sendiri melainkan juga ketetapan Allah akan menumbuhkan sikap rendah hati dan syukur atas segala nikmat yang diberikan.

3. Melatih Husnuzan (Berbaik Sangka)

Keyakinan bahwa Allah selalu menetapkan yang terbaik bagi hamba-Nya menumbuhkan sikap berbaik sangka. Bahkan ketika mengalami musibah, seorang Muslim akan meyakini bahwa di balik kejadian tersebut terdapat hikmah dan kebaikan dari Allah Yang Maha Pengasih.

4. Melatih Kesabaran dan Ketabahan

Orang yang beriman kepada qada dan qadar akan tetap sabar dan tabah saat mengalami kegagalan karena menyadari bahwa semua kejadian sudah ditetapkan Allah. Sebaliknya, orang yang tidak beriman kepada takdir mudah mengalami stres dan putus asa ketika menghadapi kesulitan.

Iman pada qada dan qadar menumbuhkan sifat berani karena meyakini bahwa apa pun yang terjadi tidak akan menyimpang dari ketentuan Allah. Keyakinan ini memberikan kekuatan mental untuk menghadapi tantangan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan tanpa rasa takut berlebihan.

Perilaku Cerminan Iman Kepada Qada dan Qadar

1. Memahami Hakikat Qada dan Qadar

Seorang Muslim harus memahami dan meyakini bahwa qada adalah ketetapan Allah yang telah ada sejak zaman azali, baik yang berkaitan dengan kebaikan maupun keburukan. Qadar adalah perwujudan dari ketetapan tersebut dalam kehidupan nyata.

2. Bersikap Sabar, Tawakal, dan Bersyukur

Orang yang mengimani qada dan qadar akan memiliki sifat positif dalam menjalani kehidupan, selalu bersabar dalam menghadapi ujian, bertawakal setelah berusaha, dan bersyukur atas segala nikmat yang diterima.

3. Senantiasa Berprasangka Baik

Melansir dari Tafsir Al-Munir karya Az-Zuhaili, jiwa yang tenang adalah jiwa yang ridho terhadap ketentuan Allah SWT. Seorang Muslim yang beriman kepada qada dan qadar akan selalu berprasangka baik bahwa Allah menetapkan yang terbaik baginya dalam setiap situasi.

4. Tidak Berputus Asa dan Tidak Sombong

Iman kepada qada dan qadar mengajarkan keseimbangan emosi, tidak berputus asa ketika menghadapi kesulitan karena yakin Allah akan memberikan jalan keluar, dan tidak sombong ketika meraih keberhasilan karena menyadari semua adalah pemberian Allah.

5. Bersyukur dalam Segala Keadaan

Seorang Muslim akan bersyukur atas apa yang didapat baik dalam keadaan lapang maupun sempit, karena memahami bahwa segala sesuatu yang terjadi mengandung hikmah dari Allah Yang Maha Bijaksana.

Hikmah Beriman Kepada Qada dan Qadar

Beriman kepada qada dan qadar memberikan hikmah yang luar biasa bagi kehidupan seorang Muslim.

  1. Pertama, menumbuhkan akhlak yang mulia dan mendorong untuk melakukan amal saleh karena kesadaran bahwa segala perbuatan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
  2. Kedua, melindungi dari hal-hal buruk yang menyesatkan dengan memperbanyak doa dan usaha positif.
  3. Ketiga, terhindar dari sifat ragu dan takut terhadap masa depan karena percaya bahwa ketetapan Allah adalah yang terbaik. Mengutip dari penelitian Anton dkk. dalam Journal of Islamic Civilization Nusantara (2024), mengimani qada dan qadar dapat membangkitkan mental jiwa yang kuat, ketenangan hati, dan keyakinan terhadap segala ketetapan dengan selalu bersyukur.
  4. Keempat, memberikan dorongan untuk memiliki semangat tinggi dalam bekerja dan berusaha mencapai tujuan hidup.
  5. Kelima, mengembangkan sikap rendah hati karena menyadari keterbatasan kemampuan manusia dibanding kekuasaan Allah yang tak terbatas.
  6. Keenam, mengajarkan manusia bahwa segala sesuatu di alam semesta berjalan sesuai ketentuan Allah dengan penuh hikmah.
  7. Ketujuh, menumbuhkan keberanian dan ketabahan dalam menghadapi risiko karena yakin semua tidak terlepas dari takdir Allah.
  8. Terakhir, melahirkan sikap rela dan ikhlas menerima setiap kejadian karena mengerti bahwa semua berasal dari Allah dan akan dikembalikan kepada-Nya.

Hikmah-hikmah ini menjadikan iman kepada qada dan qadar sebagai sumber kekuatan spiritual yang tidak ternilai.

Daftar Sumber

  • Hudarrohman. Rukun Iman. Jakarta: Pustaka Islami.
  • Anton, Fitriani, Nova Riska Nur Afianti, Neng Andri Tya Fasyha. "Menumbuhkan Jiwa Yang Tenang dengan Memahami Makna Qada dan Qadar Serta Mengetahui Tradisi Ziarah dalam Islam." Journal of Islamic Civilization Nusantara, Vol. 1 No. 2, April-Mei 2024.
  • Kementerian Agama RI. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XII. Jakarta: Kementerian Agama RI, 2017.
  • Nurul Huda Samsiah. "Konsep Qada, Takdir, dan Ikhtiar." Situs Resmi UIN Antasari, 2017.
  • Az-Zuhaili, Wahbah. Tafsir Al-Munir. Damaskus: Dar al-Fikr.

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apa perbedaan antara qada dan qadar?

Qada adalah ketetapan Allah yang telah ditetapkan sejak zaman azali dan tercatat di Lauh al-Mahfuz, sedangkan qadar adalah perwujudan atau realisasi dari ketetapan tersebut dalam kehidupan nyata. Qada bersifat rencana yang telah ditetapkan, sementara qadar adalah pelaksanaan rencana tersebut.

2. Apakah takdir bisa berubah?

Takdir terbagi menjadi dua jenis: takdir mubram yang tidak dapat diubah seperti kematian dan jenis kelamin, serta takdir muallaq yang dapat berubah melalui doa, ikhtiar, dan amal saleh sesuai dengan kehendak Allah sebagaimana firman-Nya dalam QS. Ar-Ra'd ayat 11.

3. Bagaimana cara beriman kepada qada dan qadar yang benar?

Cara yang benar adalah dengan memahami bahwa segala sesuatu telah ditetapkan Allah, tetap berusaha maksimal (ikhtiar), berdoa kepada Allah, kemudian bertawakal dan menerima hasil dengan ikhlas, tidak bersikap pasif menunggu takdir tanpa berusaha.

4. Apakah beriman kepada takdir membuat manusia menjadi pasif?

Tidak, iman kepada qada dan qadar justru mendorong manusia untuk aktif berikhtiar karena usaha dan doa juga merupakan bagian dari takdir Allah. Islam mengajarkan keseimbangan antara beriman pada takdir dengan tetap berusaha maksimal.

5. Apa hikmah mengimani qada dan qadar dalam kehidupan sehari-hari?

Hikmah utamanya adalah menciptakan ketenangan jiwa, mendorong semangat bekerja, mencegah sikap sombong saat berhasil, memberikan kesabaran saat mengalami kesulitan, menumbuhkan keberanian, dan mengembangkan sikap syukur dalam segala keadaan.

6. Bagaimana hubungan antara takdir dengan tanggung jawab manusia?

Meskipun segala sesuatu telah ditakdirkan Allah, manusia tetap bertanggung jawab atas pilihan dan perbuatannya karena Allah memberikan akal, kehendak bebas, dan petunjuk melalui ajaran agama. Takdir tidak menghilangkan tanggung jawab moral manusia.

7. Apakah doa bisa mengubah takdir Allah?

Doa adalah salah satu cara untuk mengubah takdir muallaq sesuai dengan hadis Nabi yang menyatakan bahwa tidak ada yang dapat menolak takdir kecuali doa. Doa merupakan bentuk ikhtiar spiritual yang dapat membawa perubahan sesuai kehendak Allah Yang Maha Kuasa.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |