Liputan6.com, Jakarta - Sholat Tahajud merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Rakaat sholat Tahajud memiliki fleksibilitas yang memungkinkan umat Muslim melaksanakannya sesuai kemampuan masing-masing.
Berbeda dengan sholat wajib yang memiliki jumlah rakaat tetap, sholat Tahajud tidak membatasi jumlah rakaat secara kaku. Namun, terdapat panduan berdasarkan hadits dan praktik Rasulullah SAW mengenai jumlah rakaat yang ideal untuk diamalkan.
Melansir dari MUI.or.id, bilangan rakaat dalam sholat tahajud tidak pernah dibatasi jumlahnya, akan tetapi dianjurkan untuk melakukan salam pada tiap-tiap dua rakaatnya. Pemahaman yang tepat tentang rakaat sholat Tahajud akan membantu umat Islam menjalankan ibadah dengan memperoleh keberkahan yang maksimal.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Jumat (15/08/2025).
Ketentuan Umum Rakaat Sholat Tahajud
Sholat Tahajud merupakan ibadah sunnah yang dilaksanakan pada malam hari setelah bangun dari tidur. Dalam hal rakaat sholat Tahajud, Islam memberikan kelonggaran yang memungkinkan umat Muslim menyesuaikan dengan kemampuan dan kondisi masing-masing.
Mengutip dari Kemenag.go.id, jumlah rakaatnya tidak dibatasi, namun setiap dua rakaat ditutup dengan salam. Fleksibilitas ini menunjukkan kemudahan yang diberikan Islam kepada umatnya dalam menjalankan ibadah sunnah.
Rakaat sholat Tahajud minimal adalah dua rakaat, sebagaimana disebutkan dalam berbagai riwayat hadits.Namun, umat Muslim diperbolehkan menambah jumlah rakaat sesuai dengan kemampuan dan keinginan mereka untuk beribadah kepada Allah SWT.
Jumlah Rakaat Berdasarkan Riwayat Hadits
Berdasarkan hadits-hadits shahih, terdapat beberapa panduan mengenai jumlah rakaat sholat Tahajud yang dipraktikkan oleh Rasulullah SAW. Pemahaman ini penting untuk memberikan acuan bagi umat Muslim dalam melaksanakan ibadah tahajud.
Dikutip dari Sahih al-Bukhari dalam buku Living Hadis versus Dead Hadis oleh Dr Ahmad Faisal, Lc, Aisyah ra meriwayatkan bahwa Nabi SAW tidak pernah melaksanakan sholat malam lebih dari sebelas rakaat, baik di bulan Ramadhan maupun di luar bulan Ramadhan.
1. Sebelas Rakaat (4+4+3)
Berdasarkan hadits dari Aisyah ra, Rasulullah SAW melaksanakan sholat malam dengan pola empat rakaat pertama, kemudian empat rakaat kedua, dan ditutup dengan tiga rakaat witir.
2. Tiga Belas Rakaat
Riwayat dari Ibnu Abbas menyebutkan bahwa Nabi SAW biasa melaksanakan sholat malam tiga belas rakaat, termasuk di dalamnya sholat witir.
3. Dua Rakaat Minimum
Jumlah rakaat sholat Tahajud minimal adalah dua rakaat, yang merupakan ketentuan dasar bagi siapa saja yang ingin melaksanakan ibadah ini.
4. Tidak Ada Batasan Maksimal
Dalam praktiknya, tidak ada batasan maksimal untuk rakaat sholat Tahajud, sehingga umat Muslim dapat melaksanakan sesuai kemampuan dan keinginan.
Tata Cara Pelaksanaan Rakaat Sholat Tahajud
Pelaksanaan rakaat sholat Tahajud mengikuti tata cara sholat pada umumnya, namun dengan beberapa kekhususan yang perlu diperhatikan. Setiap dua rakaat hendaknya ditutup dengan salam, sehingga memberikan kesempatan untuk beristirahat sejenak.
Melansir dari Muhammadiyah.or.id, sholat tahajud dapat dilaksanakan dengan berbagai cara, di antaranya adalah melaksanakan:
- empat rakaat + empat rakaat + tiga rakaat (4 + 4 + 3 = 11 rakaat) atau
- dua rakaat + dua rakaat + dua rakaat + dua rakaat + dua rakaat + dua rakaat + satu rakaat (2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 1 = 13 rakaat).
Setiap rakaat sholat Tahajud dimulai dengan:
- niat,
- takbiratul ihram,
- membaca doa iftitah,
- surat Al-Fatihah,
- surat pilihan,
- ruku,
- i'tidal,
- sujud,
- duduk di antara dua sujud,
- sujud kedua, dan
- tasyahud.
Pada rakaat kedua dan seterusnya, urutan tetap sama dengan menghilangkan doa iftitah.
Dalam pelaksanaan rakaat sholat Tahajud, dianjurkan untuk membaca surat-surat yang panjang agar dapat merenungkan makna dan mendapat kekhusyukan lebih dalam beribadah kepada Allah SWT.
Waktu Pelaksanaan Rakaat Sholat Tahajud
Waktu pelaksanaan rakaat sholat Tahajud memiliki ketentuan khusus yang membedakannya dengan sholat sunnah lainnya. Pemahaman yang tepat tentang waktu pelaksanaan akan membantu umat Muslim mendapatkan keberkahan optimal dari ibadah ini.
Mengutip dari buku Panduan Sholat Sunnah Rekomendasi Rasulullah oleh Zezen Zainal Alim, malam hari dapat dibagi dalam tiga waktu:
- sepertiga malam pertama (sekitar pukul 20.30-23.00),
- sepertiga malam kedua (sekitar pukul 23.00-01.30), dan
- sepertiga malam ketiga (sekitar pukul 01.30 hingga menjelang Subuh).
Waktu yang paling utama untuk melaksanakan rakaat sholat Tahajud adalah pada sepertiga malam ketiga, yaitu antara pukul 01.30 dini hari hingga menjelang waktu Subuh. Pada waktu ini, suasana lebih tenang dan khusyuk untuk bermunajat kepada Allah SWT.
Syarat utama pelaksanaan sholat Tahajud adalah harus dilakukan setelah tidur, meskipun hanya sebentar. Hal ini yang membedakan sholat Tahajud dengan sholat malam lainnya seperti sholat witir atau qiyamullail yang dapat dilaksanakan tanpa harus tidur terlebih dahulu.
Bacaan dan Surat untuk Rakaat Sholat Tahajud
Pemilihan bacaan dalam rakaat sholat Tahajud memiliki fleksibilitas yang memungkinkan umat Muslim membaca surat-surat Al-Quran sesuai kemampuan dan preferensi. Namun, terdapat beberapa rekomendasi berdasarkan hadits dan pendapat ulama.
Surat yang dibaca setelah Al-Fatihah boleh dipilih dari surat Al-Quran apa saja, baik surat pendek maupun surat panjang. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam QS Al-Muzammil ayat 20: "Maka bacalah apa yang mudah dari Al-Qur'an."
1. Surat Al-Kafirun dan Al-Ikhlas
Dalam buku 10 Kesaksian Pengamal Tahajud disebutkan bahwa surat yang afdal dibaca adalah Al-Kafirun pada rakaat pertama dan Al-Ikhlas pada rakaat kedua.
2. Membaca Secara Berurutan
Al-Habib Abdullah Al-Haddad menyarankan membaca surat secara urut dari awal hingga akhir Al-Quran dalam jangka waktu tertentu, seperti khatam dalam sebulan atau 40 hari.
3. Surat-surat Panjang
Dianjurkan membaca surat-surat yang panjang untuk mendapat renungan dan kekhusyukan lebih dalam setiap rakaat sholat Tahajud.
4. Disesuaikan Kemampuan
Pemilihan surat dapat disesuaikan dengan kemampuan hafalan dan kondisi waktu yang tersedia untuk melaksanakan rakaat sholat Tahajud.
Keutamaan dan Manfaat Rakaat Sholat Tahajud
Pelaksanaan rakaat sholat Tahajud membawa berbagai keutamaan dan manfaat, baik dari sisi spiritual maupun kesehatan fisik dan mental. Pemahaman tentang manfaat ini dapat meningkatkan motivasi untuk konsisten menjalankan ibadah sunnah ini.
Dalam Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Volume 7 No. 2 oleh Titik Kusumawinakhyu disebutkan bahwa:
- sholat Tahajud dapat menjaga quality of life dan berpengaruh terhadap penurunan masalah sosial,
- kesehatan jiwa, serta
- pengendalian penyakit-penyakit degeneratif.
Dari sisi spiritual, rakaat sholat Tahajud memberikan kesempatan khusus untuk bermunajat kepada Allah di waktu yang sunyi. Ini membuka peluang lebih besar untuk dikabulkannya doa dan permohonan yang dipanjatkan kepada Allah SWT.
Dari sisi kesehatan, penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan sholat Tahajud dapat:
- menurunkan tingkat stres,
- memberikan ketenangan jiwa, dan
- menstabilkan emosi.
Hal ini sangat bermanfaat untuk kesehatan mental dan proses penyembuhan berbagai penyakit fisik.
Daftar Sumber
- MUI.or.id
- Kemenag.go.id
- Muhammadiyah.or.id
- Living Hadis versus Dead Hadis oleh Dr Ahmad Faisal, Lc
- 10 Kesaksian Pengamal Tahajud oleh Hendri Kusuma Wahyudi, Lc
- Panduan Sholat Sunnah Rekomendasi Rasulullah oleh Zezen Zainal Alim
- Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Volume 7 No. 2 oleh Titik Kusumawinakhyu
FAQ (Frequently Asked Questions)
1. Berapa rakaat minimal sholat Tahajud yang harus dilaksanakan?
Rakaat minimal sholat Tahajud adalah dua rakaat. Ini merupakan jumlah dasar yang dapat dilaksanakan oleh setiap Muslim yang ingin menjalankan ibadah sunnah ini, meskipun sangat dianjurkan untuk menambah jumlah rakaat sesuai kemampuan.
2. Apakah ada batasan maksimal untuk rakaat sholat Tahajud?
Tidak ada batasan maksimal yang pasti untuk rakaat sholat Tahajud. Namun, berdasarkan hadits, Rasulullah SAW biasa melaksanakan maksimal 11-13 rakaat termasuk witir, sehingga angka ini menjadi acuan yang baik untuk diikuti.
3. Bagaimana cara menghitung rakaat sholat Tahajud yang benar?
Rakaat sholat Tahajud dihitung dengan sistem dua rakaat satu salam. Jadi jika ingin melaksanakan 8 rakaat, maka dilakukan 4 kali sholat dua rakaat, masing-masing ditutup dengan salam dan dapat diselingi istirahat sejenak.
4. Apakah boleh melaksanakan rakaat sholat Tahajud secara berjamaah?
Sholat Tahajud boleh dilaksanakan secara berjamaah, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Muslim dari Ibnu Abbas. Namun, lebih utama jika dilaksanakan secara individual agar dapat lebih khusyuk dalam bermunajat kepada Allah.
5. Kapan waktu terbaik untuk melaksanakan rakaat sholat Tahajud?
Waktu terbaik untuk melaksanakan rakaat sholat Tahajud adalah pada sepertiga malam terakhir, yaitu sekitar pukul 01.30 dini hari hingga menjelang waktu Subuh. Pada waktu ini suasana lebih tenang dan kondusif untuk beribadah.
6. Apakah wajib tidur dulu sebelum melaksanakan sholat Tahajud?
Ya, salah satu syarat sholat Tahajud adalah harus dilaksanakan setelah tidur, meskipun hanya sebentar. Jika tidak tidur sama sekali, maka sholat malam yang dilaksanakan tidak dapat disebut sebagai sholat Tahajud melainkan qiyamullail atau sholat malam biasa.
7. Surat apa yang sebaiknya dibaca dalam rakaat sholat Tahajud?
Tidak ada ketentuan khusus mengenai surat yang harus dibaca dalam sholat Tahajud. Namun, dianjurkan membaca surat Al-Kafirun pada rakaat pertama dan Al-Ikhlas pada rakaat kedua, atau dapat membaca surat-surat lain sesuai kemampuan dan preferensi masing-masing.

2 months ago
30
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3120399/original/060326300_1588698008-syed-muizur-MrRUgFfSjBA-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401985/original/063466500_1762233670-ilustrasi_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5382022/original/048339900_1760524874-Sholawat_dan_Berdzikir.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2397600/original/021060800_1541051347-embers-142515_960_720.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403562/original/069333200_1762330737-doa_penenang_hati.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403290/original/022871300_1762323039-Anjing.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403399/original/043952100_1762326172-membaca_doa_setelah_belajar.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403225/original/009668300_1762321820-Hajar_Aswad.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403116/original/098441200_1762317300-Kakbah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402980/original/045616400_1762313330-Grup_musik_Timur_Tengah__Wikimedia_Commons_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402969/original/091132600_1762312803-cincin_emas.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5086670/original/010622200_1736404465-1736397368003_perbedaan-antara-nabi-dan-rasul-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1474232/original/040480600_1484617421-Wisata-Laut-Merah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5134162/original/012917000_1739593072-1739590048291_arti-doa-sholat-dhuha.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5061590/original/072378300_1734874466-Imam_Syafi_i.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402666/original/070087200_1762259316-Muslim_membaca_sholawat_di_dekat_kaligrafi_bertuliskan_sholawat__Wikimedia_Commons_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5373270/original/044792100_1759817423-Gemini_Generated_Image_b1m0vhb1m0vhb1m0.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5151380/original/086607800_1741158200-pray-6268224_1280.jpg)






















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5270335/original/056977800_1751427256-Cek_Fakta_Tidak_Benar_Ini_Link_Pendaftaran__14_.jpg)





:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5064764/original/069011000_1735030219-bansos_akhir_tahun.jpg)
