Liputan6.com, Jakarta Surah At-Takwir merupakan salah satu bagian dari Al-Qur'an yang menyajikan gambaran dahsyat tentang hari kiamat. Melalui ayat-ayatnya yang penuh kekuatan, surah ini membangkitkan kesadaran manusia terhadap akhir kehidupan dunia dan permulaan kehidupan abadi di akhirat.
Dalam surah At-Takwir, Allah SWT menjelaskan berbagai peristiwa besar yang akan terjadi saat alam semesta hancur. Fenomena seperti matahari digulung, bintang-bintang berjatuhan, dan gunung-gunung dilenyapkan menggambarkan kedahsyatan saat hari pembalasan tiba.
Makna mendalam yang terkandung dalam surah At-Takwir mengajak setiap Muslim untuk merenungkan tanda-tanda kekuasaan Allah dan memperkuat iman. Surah ini juga menjadi pengingat bahwa segala sesuatu di dunia bersifat sementara, dan kebenaran wahyu merupakan petunjuk yang tak terbantahkan.
Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang kandungan surat At-Takwir, Sabtu (12/7/2025).
Al-Qur’an itulah bacaan sempurna yang ditafsirkan dengan bermacam penafsiran, dalam berbagai bidang kelimuan, dan penafsirannya yang hingga kini terus menerus mengalami perkembangan dan sesuai dengan tuntunan dari perkembangan ilmu dan masyarakat.
Profil Surat At-Takwir
Surah At-Takwir adalah surah ke-81 dalam urutan mushaf Al-Qur’an dan tergolong surah Makkiyah, yaitu surah yang diturunkan di Mekkah sebelum hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah.
Surah ini terdiri dari 29 ayat yang ringkas namun sangat kuat dalam menyampaikan pesan-pesan spiritual. Nama "At-Takwir" berasal dari kata pada ayat pertama yang berarti "digulung", merujuk pada digulungnya matahari sebagai salah satu tanda kehancuran alam pada hari kiamat.
Surah ini diawali dengan serangkaian peristiwa menakjubkan yang akan terjadi saat dunia mencapai akhirnya: matahari digulung, bintang-bintang berjatuhan, gunung-gunung dihancurkan, dan laut meluap.
Gambaran tersebut memberikan kesan mendalam tentang kedahsyatan hari kiamat, sekaligus menunjukkan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT atas alam semesta. Dengan bahasa yang puitis dan penuh kekuatan, ayat-ayat dalam surah ini membangkitkan kesadaran akan ketidakberdayaan manusia di hadapan takdir Allah.
Namun, Surah At-Takwir tidak hanya berhenti pada penggambaran kiamat. Surah ini juga menekankan pentingnya iman, amal perbuatan, serta keyakinan terhadap kebenaran wahyu Al-Qur’an.
Allah SWT menegaskan bahwa setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya dan bahwa tidak ada yang dapat menghendaki sesuatu kecuali jika Allah menghendakinya. Selain itu, disebutkan pula kemuliaan Al-Qur’an sebagai firman Allah yang diturunkan melalui Malaikat Jibril, bukan berasal dari setan atau rekaan manusia.
Lebih dari sekadar deskripsi peristiwa akhir zaman, Surah At-Takwir merupakan seruan untuk merenungkan hakikat kehidupan, memperkuat ketakwaan, dan mempersiapkan diri menghadapi hari perhitungan. Surat ini menjadi pengingat agar manusia tidak terlena dengan dunia yang fana, dan mengajak setiap hamba untuk kembali kepada jalan yang diridhai Allah SWT.
Gambaran Mengerikan Hari Kiamat dalam Surah At Takwir
Surah At-Takwir adalah salah satu surah Makkiyah dalam Al-Qur’an yang memiliki kandungan sangat kuat mengenai peristiwa besar di akhir zaman. Salah satu poin utama dalam surah ini adalah penggambaran hari kiamat yang sangat dramatis dan menggetarkan. Allah SWT menjelaskan bagaimana alam semesta akan hancur dengan cara yang luar biasa, menandakan berakhirnya dunia.
Di awal surah, Allah SWT berfirman:
ٱذَا ٱلشَّمْسُ كُوِّرَتْۖ
Idzā asy-syamsu kuwwirat Apabila matahari digulung (dilenyapkan cahayanya), (QS. At-Takwir: 1)
وَإِذَا ٱلنُّجُومُ ٱنكَدَرَتْۖ
Wa idzan-nujūmu inkadarat Dan apabila bintang-bintang berjatuhan, (QS. At-Takwir: 2)
وَإِذَا ٱلْجِبَالُ سُيِّرَتْۖ
Wa idzal-jibālu suyyirat Dan apabila gunung-gunung dihancurkan dan dijalankan, (QS. At-Takwir: 3)
وَإِذَا ٱلْبِحَارُ سُجِّرَتْۖ
Wa idzal-bihāru sujjirat Dan apabila lautan dijadikan meluap-luap, (QS. At-Takwir: 6)
Ayat-ayat tersebut memberikan gambaran nyata dan mengerikan tentang kehancuran total alam semesta. Matahari yang selama ini menjadi sumber kehidupan akan digulung, bintang-bintang jatuh dan padam, gunung-gunung yang kokoh hancur berantakan, serta lautan mendidih dan meluap. Semua itu menunjukkan bahwa tidak ada yang kekal selain Allah SWT.
Gambaran ini bukan hanya bentuk visualisasi dari kiamat, tetapi juga menjadi peringatan keras bagi manusia untuk tidak terlena dengan kesenangan duniawi. Hari kiamat adalah suatu kepastian, dan setiap insan akan dimintai pertanggungjawaban atas segala amalnya. Maka dari itu, iman dan amal saleh harus senantiasa menjadi bekal utama dalam kehidupan.
Menurut Abdillah (2016) sebagaimana dikutip dalam kajian yang dipublikasikan di Ikhlas : Jurnal Ilmiah Pendidikan IslamVolume. 1 No. 3 Juli 2024, hari kiamat adalah hari hancurnya alam semesta, sebagai tanda berakhirnya kehidupan dunia menuju kehidupan kekal di akhirat. Hal ini banyak dijelaskan dalam ayat al-Qur’ān sebagai pedoman hidup bagi umat Islam.
Pentingnya Perbuatan Manusia Menurut Surah At Takwir
Surah At-Takwir tidak hanya menggambarkan kedahsyatan hari kiamat, tetapi juga menekankan pentingnya setiap perbuatan yang dilakukan manusia selama hidup di dunia. Dalam ayat ke-14, Allah SWT berfirman:
عَلِمَتْ نَفْسٌۭ مَّآ أَحْضَرَتْ
‘Alimat nafsum mā aḥḍarat Setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dibawanya (dikerjakannya). (QS. At-Takwir: 14)
Ayat ini mengingatkan bahwa semua amal manusia, baik maupun buruk, akan diperlihatkan dan dipertanggungjawabkan pada hari kiamat. Tidak ada satu pun yang luput dari pengawasan dan catatan Allah. Bahkan perbuatan yang tampak sepele di mata manusia bisa jadi memiliki dampak besar di sisi-Nya.
Kesadaran bahwa setiap amal akan diperhitungkan seharusnya mendorong manusia untuk memperbanyak perbuatan baik, menjauhi maksiat, dan senantiasa memohon ampun kepada Allah SWT atas kesalahan yang telah dilakukan. Ketika seseorang menyadari bahwa kehidupannya bukan sekadar rutinitas duniawi, melainkan bagian dari perjalanan menuju akhirat, maka ia akan lebih bertanggung jawab terhadap dirinya, terhadap orang lain, serta terhadap amanah yang dititipkan Allah.
Al-Qur'an Sebagai Petunjuk dalam Surah At Takwir
Surah At-Takwir tidak hanya berisi gambaran tentang hari kiamat dan peringatan terhadap amal perbuatan manusia, tetapi juga menegaskan kemuliaan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Dalam ayat-ayat akhir surah ini, Allah SWT menjelaskan bahwa Al-Qur’an adalah wahyu yang agung, disampaikan oleh Malaikat Jibril, seorang utusan yang memiliki kekuatan, kedudukan tinggi, dan dipercaya oleh Allah SWT.
إِنَّهُۥ لَقَوْلُ رَسُولٍۢ كَرِيمٍۢۙ
Innahū laqawlu rasūlin karīm
Sesungguhnya (Al-Qur’an) itu benar-benar wahyu (yang dibawa) oleh utusan yang mulia, (QS. At-Takwir: 19)
Dengan ayat ini, Allah SWT membantah tuduhan-tuduhan yang menyebut bahwa Al-Qur’an adalah bisikan setan atau hasil rekaan manusia. Sebaliknya, Al-Qur’an adalah kalamullah (firman Allah) yang suci, sempurna, dan menjadi petunjuk bagi siapa pun yang ingin berjalan di atas jalan yang lurus. Di dalamnya terdapat ajaran yang mencakup seluruh aspek kehidupan: aqidah, ibadah, muamalah, hingga akhlak.
Surah At-Takwir mengingatkan bahwa hanya mereka yang menghendaki kebenaran dan bersungguh-sungguh mencari petunjuklah yang akan mendapatkan manfaat dari Al-Qur’an. Maka, sudah seharusnya kita memperkuat hubungan dengan kitab suci ini, agar senantiasa berada di jalan yang diridhai oleh Allah SWT dan terhindar dari kesesatan dunia maupun akhirat.
Mengutip kajian yang dipublikasikan di Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, Maret 2023, sebagai pedoman umat manusia Al-qur’an memiliki fungsi di antaranya Al-Huda (petunjuk), Al-Furqan (pembeda antara yang hak dan yang batil), Al-Burhan (bukti kebenaran), Al-Dzikr atau Al-Tadzkirah (peringatan), As-Syifa (obat penyembuh), Al-Mau’idhah (nasihat, pelajaran), dan Al-Rahmah(rahmat).
Kehendak Allah SWT dalam Surah At Takwir
Surah At-Takwir tidak hanya menggambarkan peristiwa besar dan menyentuh tentang hari kiamat, namun juga ditutup dengan penegasan penting mengenai kehendak Allah SWT atas segala sesuatu. Pada ayat terakhir, Allah SWT berfirman:
وَمَا تَشَآءُونَ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلْعَـٰلَمِينَ
Wa mā tasyā’ūna illā ayyasyā’a-llāhu rabbul-‘ālamīn
Dan kamu tidak dapat menghendaki (sesuatu) kecuali apabila Allah, Tuhan seluruh alam, menghendakinya. (QS. At-Takwir: 29)
Ayat ini menjelaskan bahwa segala kehendak, keputusan, dan hasil dalam hidup manusia sepenuhnya berada dalam kekuasaan Allah SWT. Manusia tidak memiliki kekuatan untuk mewujudkan sesuatu tanpa izin dan kehendak-Nya. Hal ini menegaskan bahwa manusia adalah makhluk yang terbatas, yang bergantung sepenuhnya kepada Sang Pencipta.
Kesadaran terhadap kehendak Allah SWT hendaknya menumbuhkan sikap tawadhu (rendah hati) dan menjauhkan diri dari kesombongan. Apapun keberhasilan, rezeki, atau takdir yang dijalani, semuanya terjadi karena kehendak-Nya, bukan semata-mata karena usaha pribadi. Sebab itu, manusia seharusnya terus bersyukur atas nikmat yang diberikan, dan senantiasa memohon pertolongan serta bimbingan kepada-Nya dalam setiap langkah kehidupan.
Mengutip buku berjudul Segeralah Shalat: Dengan Shalat Jiwa Jadi Bersih Hati Menjadi Tenang (2010) oleh Dr. Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani, mensyukuri nikmat Allah akan membawa berkat dalam kehidupan dan sekaligus merupakan benteng yang akan menyelamatkan seseorang dari bencana dan musibah, sebaliknya kufur terhadap nikmat Allah akan mengundang siksaan yang sangat dahsyat dari Allah karena bencana dan musibah yang diturunkan-Nya.
Q & A Seputar Topik Surah At Takwir
Apa isi utama dari Surah At-Takwir?
Surah At-Takwir menggambarkan secara dramatis peristiwa-peristiwa yang akan terjadi pada hari kiamat, seperti matahari digulung, bintang berjatuhan, dan gunung hancur. Selain itu, surah ini juga menekankan pentingnya iman, kejujuran wahyu Al-Qur’an, dan pertanggungjawaban manusia atas amal perbuatannya.
Bagaimana Surah At-Takwir menggambarkan hari kiamat?
Surah At-Takwir menyampaikan tanda-tanda kehancuran alam semesta melalui ayat-ayat awalnya. Matahari akan digulung, lautan meluap, dan segala tatanan dunia akan berantakan. Gambaran ini menunjukkan kedahsyatan hari akhir dan kekuasaan penuh Allah SWT atas segala sesuatu.
Apa pesan keimanan yang terdapat dalam Surah At-Takwir?
Pesan keimanan dalam surah ini sangat kuat. Manusia diingatkan bahwa semua amal akan diperlihatkan dan dipertanggungjawabkan. Selain itu, ditegaskan pula bahwa Al-Qur’an adalah wahyu dari Allah SWT yang disampaikan oleh Malaikat Jibril, bukan perkataan setan atau rekaan manusia.
Apa pelajaran yang bisa diambil dari ayat terakhir Surah At-Takwir?
Ayat terakhir menyatakan bahwa manusia tidak bisa menghendaki sesuatu kecuali atas kehendak Allah SWT. Ini menanamkan kesadaran tentang keterbatasan manusia dan pentingnya tawakal, syukur, serta doa dalam setiap aspek kehidupan.
Mengapa penting mempelajari dan memahami Surah At-Takwir?
Memahami Surah At-Takwir penting agar manusia menyadari bahwa kehidupan dunia tidak abadi. Surah ini mengajarkan tentang ketundukan kepada Allah, pentingnya amal saleh, serta kewajiban untuk selalu bersiap menghadapi hari pembalasan. Surah ini menjadi pengingat sekaligus panduan menuju kehidupan yang diridhai Allah SWT.