Ketahui Larangan Jilbab Punuk Unta Bagi Muslimah Berdasarkan Hadist

10 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Larangan jilbab punuk unta ini merujuk pada hadits Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan bahwa wanita dengan kepala menyerupai punuk unta termasuk golongan yang akan masuk neraka.

Model jilbab ini ditandai dengan adanya tonjolan di atas atau belakang kepala akibat gelungan rambut atau tambahan aksesori tertentu. Mengutip dari buku Jilbab, Pakaian Wanita Muslimah karya Quraish Shihab, hijab bukan sekadar menutupi kepala atau rambut, namun mencakup semua yang menutupi aurat dari ujung rambut sampai kaki.

Pemahaman yang benar tentang ketentuan berhijab ini penting agar muslimah dapat menjalankan perintah agama dengan tepat dan menghindari larangan yang telah ditetapkan. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Selasa (21/10/2025).

Dalil Larangan Jilbab Punuk Unta

Seperti disebutkan di atas jika jilbab punuk unta adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gaya berjilbab dengan tonjolan atau bentukan menonjol pada bagian kepala. Tonjolan tersebut dapat muncul di atas kepala maupun di belakang kepala, yang menyerupai punuk unta dalam bentuknya. Larangan jilbab punuk unta bersumber dari hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Dalam hadits tersebut, Rasulullah SAW bersabda:

"Terdapat dua golongan penduduk neraka yang belum aku melihat keduanya yaitu kaum yang membawa cemeti seperti ekor sapi untuk mencambuk manusia (maksudnya penguasa yang dzalim), dan perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang, cenderung kepada kemaksiatan dan membuat orang lain juga cenderung kepada kemaksiatan. Kepala-kepala wanita itu seperti punuk unta yang berlenggak-lenggok. Mereka tidak masuk surga dan tidak mencium bau wanginya. Padahal bau wangi surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian waktu (jarak jauh sekali)." (HR. Muslim)

Hadits ini secara tegas menjelaskan bahwa wanita dengan kepala menyerupai punuk unta termasuk dalam golongan yang diancam dengan neraka. Ancaman yang begitu keras ini menunjukkan betapa seriusnya pelanggaran terhadap adab berpakaian dalam Islam, khususnya terkait larangan jilbab punuk unta.

Kalimat "berpakaian tapi telanjang" dalam hadits tersebut mengindikasikan bahwa meskipun wanita tersebut mengenakan pakaian, namun cara berpakaiannya tidak sesuai dengan syariat sehingga tetap dianggap tidak menutup aurat dengan benar. Demikian pula dengan bentukan kepala yang menyerupai punuk unta, meskipun kepala tertutup jilbab, namun bentukan tersebut justru menarik perhatian dan menimbulkan fitnah.

Pendapat Para Ulama tentang Jilbab Punuk Unta

Para ulama Islam telah memberikan penjelasan mendalam tentang makna hadits larangan jilbab punuk unta. Berikut adalah pendapat beberapa ulama terkemuka:

1. Imam an-Nawawi

Imam an-Nawawi menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan menyerupai punuk unta adalah membesar-besarkan kepala dengan kain yang digelung di atas kepala, bukan di belakang kepala. Beliau menekankan bahwa bentukan di atas kepala inilah yang dilarang karena menyerupai punuk unta yang menonjol.

2. Imam al-Qurtubi

Menurut Imam al-Qurtubi, yang dimaksud dengan punuk unta adalah lipatan atau gelungan, baik dari rambut ataupun kain, yang diangkat ke atas kepala dengan tujuan berhias atau mempercantik diri. Hal ini merupakan salah satu bentuk larangan berpakaian dalam Islam karena bertujuan untuk menarik perhatian dan menampilkan kemewahan.

3. Imam al-Marizi

Imam al-Marizi memberikan perspektif berbeda dengan menyatakan bahwa wanita-wanita tersebut suka memandang laki-laki, tidak menjaga pandangan, dan tidak menundukkan kepala mereka. Dalam pandangan ini, punuk unta juga merujuk pada sikap sombong dan tidak tawadhu dalam berperilaku.

4. Al-Qadli 'Iyadl

Al-Qadli 'Iyadl menjelaskan bahwa para wanita itu memilin jalinan rambut dan mengikatnya sampai ke atas, lalu mengumpulkannya di tengah kepala sehingga menjadi seperti punuk unta. Penjelasan ini menggambarkan secara teknis bagaimana bentukan tersebut dibuat.

5. Kesimpulan Para Ulama

Kesimpulan dari pendapat para ulama adalah bahwa hukum jilbab punuk unta dilarang dalam Islam. Larangan ini berlaku karena kain atau rambut yang ditarik ke atas kepala hingga timbul tonjolan di atas kepala, yang tujuannya adalah untuk berhias dan menarik perhatian, bertentangan dengan prinsip kesederhanaan dan menutup aurat dalam Islam.

Ketentuan Berjilbab yang Benar Menurut Syariat Islam

Islam telah menetapkan ketentuan berpakaian bagi muslimah dengan aturan yang jelas dan terperinci. Ketentuan ini bertujuan untuk menjaga kehormatan, martabat, dan kesucian wanita Muslim dari pandangan yang tidak semestinya.

1. Menutup Seluruh Aurat

Jilbab harus menutupi seluruh aurat wanita, yaitu seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan menurut pendapat mayoritas ulama. Penutupan ini harus sempurna tanpa ada bagian yang terbuka atau terlihat.

2. Tidak Tipis atau Transparan

Bahan jilbab harus tebal dan tidak transparan sehingga tidak memperlihatkan warna kulit atau bentuk tubuh di baliknya. Kain yang tipis meskipun menutupi tetap tidak memenuhi syarat menutup aurat yang sebenarnya.

3. Tidak Ketat

Jilbab dan pakaian tidak boleh ketat sehingga memperlihatkan lekuk tubuh. Pakaian yang longgar lebih sesuai dengan tuntunan syariat karena tidak membentuk tubuh dan tidak menarik perhatian.

4. Tidak Menyerupai Pakaian Laki-laki

Rasulullah SAW melaknat wanita yang menyerupai laki-laki dalam berpakaian. Oleh karena itu, jilbab dan pakaian muslimah harus tetap menunjukkan identitas sebagai wanita tanpa meniru gaya berpakaian laki-laki.

5. Tidak Bermewah-mewahan

Jilbab sebaiknya sederhana dan tidak berlebihan dalam hiasan. Tujuan berjilbab adalah menutup aurat dan menjaga diri, bukan untuk pamer atau menarik perhatian dengan kemewahan dan aksesori yang berlebihan.

6. Tidak Menyerupai Pakaian Non-Muslim

Muslimah hendaknya memiliki identitas dalam berpakaian dan tidak meniru gaya berpakaian yang khas dari kelompok non-Muslim yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

7. Tidak Bertujuan untuk Mencari Popularitas

Mengenakan pakaian atau jilbab dengan model tertentu yang dimaksudkan untuk mencari ketenaran atau menjadi pusat perhatian (libas asy-syuhrah) juga dilarang dalam Islam. Hijab yang benar adalah yang mencakup semua penutup aurat dari ujung rambut sampai kaki, bukan sekadar menutupi kepala atau rambut saja. 

Cara Menghindari Model Jilbab Punuk Unta

Bagi muslimah yang ingin memastikan jilbabnya tidak termasuk dalam kategori jilbab punuk unta yang dilarang, ada beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan. Langkah-langkah ini akan membantu muslimah berjilbab dengan benar sesuai syariat.

1. Jangan Gelung Rambut Terlalu Tinggi

Pertama, hindari menggelung rambut terlalu tinggi atau membuat sanggul besar di atas kepala. Jika perlu mengikat rambut, ikatlah dengan rendah di belakang kepala atau biarkan terurai. Gelungan rambut yang tinggi adalah penyebab utama terbentuknya tonjolan yang menyerupai punuk unta.

2. Pakai Dalaman atau Ciput 

Kedua, gunakan ciput atau dalaman jilbab yang tipis dan tidak berbantal. Saat ini banyak beredar ciput berbantal atau bervolume yang justru menciptakan tonjolan di kepala. Pilihlah ciput yang sederhana dan hanya berfungsi untuk menahan jilbab agar tidak melorot.

3. Hindari Memakai Aksesoris Berukuran Besar

Ketiga, hindari penggunaan bros atau aksesori berukuran besar yang ditempelkan di kepala. Jika ingin menggunakan bros, pilihlah yang berukuran kecil dan letakkan di bagian yang tidak menimbulkan tonjolan mencolok. Fungsi bros seharusnya hanya untuk menahan jilbab, bukan sebagai hiasan yang menarik perhatian.

4. Tidak Menggunakan Model Jilbab Berlebihan

Keempat, pilih model jilbab yang simple dan tidak memerlukan teknik pelipatan rumit yang berakhir dengan tonjolan di kepala. Model jilbab pashmina atau segiempat yang dipakai dengan cara sederhana biasanya lebih aman dari risiko menyerupai punuk unta.

5. Niat Berjilbab Karena Allah SWT

Niatkan berjilbab semata-mata karena Allah, bukan untuk mengikuti tren atau mendapat pujian. Ketika niat sudah benar, insyaAllah akan mudah untuk memilih model jilbab yang sesuai syariat dan menghindari model yang dilarang.

FAQ

1. Apa yang dimaksud dengan jilbab punuk unta?

Jilbab punuk unta adalah model jilbab dengan tonjolan di kepala yang menyerupai punuk unta, biasanya disebabkan oleh gelungan rambut atau aksesori berlebihan.

2. Mengapa jilbab punuk unta dilarang dalam Islam?

Jilbab punuk unta dilarang berdasarkan hadits shahih riwayat Muslim yang menyebutkan bahwa wanita dengan kepala seperti punuk unta termasuk golongan yang akan masuk neraka.

3. Apakah menggunakan ciput tebal termasuk jilbab punuk unta?

Jika ciput tebal tersebut menimbulkan tonjolan yang mencolok di kepala dengan tujuan berhias, maka bisa termasuk dalam kategori yang dilarang.

4. Bagaimana cara berjilbab yang benar menurut Islam?

Jilbab harus menutupi seluruh aurat, tidak tipis, tidak ketat, tidak menyerupai pakaian laki-laki, dan tidak bermewah-mewahan atau bertujuan mencari popularitas.

5. Apakah boleh menggunakan bros pada jilbab?

Boleh menggunakan bros asalkan ukurannya tidak berlebihan dan tidak menimbulkan tonjolan yang menyerupai punuk unta di kepala.

6. Apa hukumnya jika tidak sengaja jilbab membentuk tonjolan?

Jika tidak disengaja dan bukan untuk tujuan berhias, maka tidak termasuk dalam larangan, namun tetap sebaiknya diperbaiki agar sesuai syariat.

7. Apakah semua model jilbab modern dilarang dalam Islam?

Tidak, yang dilarang adalah model yang melanggar ketentuan syariat seperti tidak menutupi aurat, terlalu mencolok, atau menyerupai punuk unta, sedangkan model modern yang tetap syar'i diperbolehkan.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |