Kumpulan Doa Terhindar dari Malas dan Utang Lengkap: Arab, Latin, dan Terjemah

10 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Doa terhindar dari malas dan utang bisa diamalkan oleh umat muslim. Doa-doa ini tidak hanya sebagai bentuk permohonan perlindungan kepada Allah, tetapi juga sebagai pengingat untuk senantiasa berusaha dengan sungguh-sungguh dalam mencari rezeki yang halal.

Malas dan utang merupakan dua hal yang sering kali menjadi penghalang keberkahan hidup seseorang. Dalam Islam, keduanya dipandang sebagai kondisi yang perlu dihindari karena dapat menimbulkan dampak buruk, baik di dunia maupun di akhirat.

Melansir dari buku Buku Pintar Hadits Edisi Revisi oleh Syamsul Rijal Hamid, Rasulullah SAW sangat memperhatikan pentingnya menjaga diri dari sifat malas dan terlilit utang. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Selasa (21/10/2025).

Doa Terhindar dari Malas dan Utang: Arab, Latin, dan Terjemah

Rasulullah SAW mengajarkan doa khusus yang dapat diamalkan umat muslim untuk memohon perlindungan dari sifat malas dan terlilit utang. Doa ini merupakan bagian dari zikir yang dianjurkan untuk dibaca setiap pagi dan sore.

Berikut adalah bacaan doa terhindar dari malas dan utang yang diajarkan Rasulullah SAW:

Doa Berlindung dari Malas dan Utang

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ، وَقَهْرِ الرِّجَالِ

Latin: Allahumma inni a'udzu bika minal hammi wal hazan, wa a'udzu bika minal 'ajzi wal kasal, wa a'udzu bika minal jubni wal bukhl, wa a'udzu bika min ghalabatid dain wa qahrir rijal.

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan utang dan kesewenang-wenangan manusia."

Doa ini sangat komprehensif karena tidak hanya memohon perlindungan dari malas dan utang saja, tetapi juga dari berbagai sifat negatif lainnya yang dapat menghambat kesuksesan hidup. 

Doa Berlindung dari Malas dan Beban Utang

Selain doa utama di atas, Rasulullah SAW juga mengajarkan doa lain yang lebih panjang dan mencakup permohonan perlindungan dari berbagai fitnah. Doa ini diriwayatkan dalam Hadits Bukhari nomor 5891.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَالْهَرَمِ، وَالْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ النَّارِ وَعَذَابِ النَّارِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْغِنَى، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْفَقْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ عَنِّي خَطَايَاىَ بِمَاءِ الثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّ قَلْبِي مِنَ الْخَطَايَا، كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَبَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَاىَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ

Latin: Allahumma inni a'uudzubika minal kasali wal harami wal ma'tsami wal maghrami wamin fitnatil qabri wa'adzaabil qabri wamin fitnatin naari wa'azaabin naari wamin syarri fitnatil ghina wa a'uudzubika minal fitnatil faqri wa a'uudzubika min fitnatil masiyhid dajjal, allahummaghsil 'annii khathaayaya bimaais salji walbaradi wanaqqi qalbi minal khthaayaya kamaa naqqaitas tsaubal abyadho minad danas wabaa'id baini wabaina khathaayaya kamaa baa'adta bainal masyriqi wal maghribi.

Artinya: "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa malas, kepikunan, kesalahan dan terlilit hutang, dan dari fitnah kubur serta siksa kubur, dan dari fitnah neraka dan siksa neraka dan dari buruknya fitnah kekayaan dan aku berlindung kepada-Mu dari buruknya fitnah kefakiran serta aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Al Masih Ad Dajjal.

Ya Allah, bersihkanlah kesalahan-kesalahanku dengan air salju dan air embun, sucikanlah hatiku dari kotoran-kotoran sebagaimana Engkau menyucikan baju yang putih dari kotoran. Dan jauhkanlah antara diriku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat."

Doa ini menunjukkan bahwa malas dan utang termasuk dalam kategori hal-hal yang perlu dijauhkan karena dapat menimbulkan fitnah dalam kehidupan. Membaca doa terhindar dari malas dan utang secara rutin akan membantu memperkuat tekad untuk senantiasa produktif dan bijak dalam mengelola keuangan.

Doa Agar Dicukupkan Rezeki dan Terhindar dari Utang

Allah SWT Maha Pemberi Rezeki kepada seluruh makhluk-Nya. Salah satu cara untuk memohon kecukupan rezeki adalah dengan membaca doa yang diajarkan Rasulullah SAW kepada seorang budak mukatab yang kesulitan melunasi utangnya.

Kisah ini diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib, di mana seorang budak mendatanginya karena tidak sanggup melunasi cicilan tanggungan utang. Ali kemudian mengajarkan doa yang pernah diajarkan Rasulullah SAW dengan menjanjikan bahwa jika diamalkan dengan sungguh-sungguh, Allah akan membantu melunasi utang sebesar gunung Tsabir sekalipun.

Berikut bacaan doanya:

اللَّهُمَّ اكْفِنِى بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِى بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

Latin: Allahumak-finii bi halaalika 'an haroomik, wa agh-niniy bi fadhlika 'amman siwaak.

Artinya: "Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu."

Doa ini mengajarkan prinsip penting dalam mencari rezeki, yaitu mengutamakan yang halal dan bergantung sepenuhnya kepada Allah. Dengan mengamalkan doa terhindar dari malas dan utang ini, seorang muslim diingatkan untuk selalu berikhtiar dengan cara yang benar dan meninggalkan segala jalan yang haram meskipun tampak menguntungkan.

Doa Dibebaskan dari Utang dan Diberi Kebahagiaan

Rasulullah SAW juga mengajarkan doa yang memohon pembebasan dari utang, kecukupan dari kemelaratan, serta kebahagiaan dalam hidup. Doa ini sangat indah karena menggambarkan kebesaran Allah sebagai Dzat yang mengatur segala sesuatu di alam semesta.

اللَّهُمَّ فَالِقَ الْإِصْبَاحِ، وَجَاعِلَ اللَّيْلَ سَكَنًا، وَالشَّمْسِ وَالْقَمَرِ حُسْبَانًا اقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ، وَأَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ، وَامْتَعْنَا بِسَمْعِ وَبَصَرِنَا، وَقُوَّتِنَا فِي سَبِيلِكَ

Latin: Allaahumma faaliqol ishbaahi wa ja'ilal laili sakanan, wasy syamsi wal qamari husbaanan iqdhii annad daina, wa aghnina minal faqri, wa imta'naa bisam'ii wa bashari naa, wa quwwati naa fii sabiilika.

Artinya: "Ya Allah, Zat yang menampakkan cahaya subuh, yang menjadikan malam sebagai waktu tenang, dan (yang menjadikan) matahari dan rembulan berjalan dengan hitungan tertentu, bebaskanlah utang dari diriku, cukupkanlah aku dari kemelaratan, dan bahagiakan aku dengan pendengaranku, pandanganku, dan kekuatanku dalam jalan-Mu."

Doa ini mengawali dengan memuji kebesaran Allah sebagai pencipta siang dan malam, serta pengatur perputaran matahari dan bulan. Dengan mengakui kebesaran Allah terlebih dahulu, seorang hamba kemudian memohon pertolongan untuk dibebaskan dari hutang dan diberikan kecukupan. Membaca doa ini secara rutin dapat menumbuhkan kesadaran akan kekuasaan Allah yang Maha Kuasa menyelesaikan segala permasalahan hidup, termasuk masalah utang yang kerap membebani pikiran.

Hukum Utang Piutang dalam Islam

Islam memiliki panduan yang jelas mengenai hukum utang piutang yang perlu dipahami oleh setiap muslim. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Boleh Berutang dengan Syarat

Dalam Islam, kegiatan utang piutang diperbolehkan dengan catatan mengikuti aturan syariat. Rasulullah SAW sendiri pernah berutang kepada seorang Yahudi untuk membeli bahan pangan. 'Aisyah RA menuturkan, "Rasulullah SAW pernah membeli pangan dari seorang Yahudi dengan cara utang dalam jangka waktu tertentu. Untuk itu beliau menggadaikan baju besinya" (HR Muslim). Hal ini menunjukkan bahwa berutang untuk kebutuhan yang mendesak adalah diperbolehkan.

2. Harus Berniat Mengembalikan

Niat menjadi hal fundamental dalam utang piutang. Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda: "Siapa saja yang meminjam harta orang lain dengan niat mengembalikannya, niscaya Allah akan melunasi utangnya. Siapa yang meminjam harta orang lain untuk dia habiskan maka Allah akan memusnahkannya" (HR Bukhari dan Ibn Majah). Hadits ini menegaskan pentingnya niat baik ketika berutang.

3. Tidak Boleh Mengandung Riba

Dikutip dari situs *Jakarta Islamic Center*, utang diperbolehkan asal tidak mengandung riba. Nabi Muhammad SAW melaknat orang yang berlaku riba. Hal ini sesuai hadits dari Jabir yang berbunyi: "Rasulullah melaknat pemakan riba, orang yang memberi, yang mencatat dan dua saksinya. Beliau bersabda: mereka semua sama (dilaknat)" (HR Imam Muslim). Riba dalam bentuk apapun adalah haram dan harus dihindari.

4. Utang Dibawa Mati

Dari Abdullah bin Umar RA, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih punya utang, maka kelak (di hari kiamat) tidak ada dinar dan dirham untuk melunasinya. Namun yang ada hanyalah kebaikan atau keburukan (untuk melunasinya)" (HR Ibnu Majah, disahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah). Ini menunjukkan betapa seriusnya konsekuensi utang yang tidak dilunasi hingga meninggal dunia.

5. Keluarga Wajib Melunasi Utang Orang yang Meninggal

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: "Ruh seorang mukmin (yang sudah meninggal) terkatung-katung karena utangnya sampai hutangnya dilunasi" (HR At Tirmidzi disahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi). Hadits ini menunjukkan bahwa keluarga yang ditinggalkan memiliki tanggung jawab untuk melunasi utang almarhum agar rohnya dapat tenang.

Bahaya Sifat Malas dalam Islam

Malas merupakan salah satu sifat tercela yang sangat dihindari dalam Islam. Sifat ini dapat menghambat seseorang dari meraih kesuksesan dunia dan akhirat. Berikut penjelasan lengkap tentang bahaya sifat malas:

1. Menghalangi Rezeki

Sifat malas membuat seseorang enggan berusaha dan bekerja, padahal Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk berusaha mencari rezeki. Orang yang malas akan kesulitan mendapatkan penghasilan yang cukup dan berpotensi terlilit hutang karena tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Doa terhindar dari malas dan hutang perlu diamalkan untuk menumbuhkan semangat kerja.

2. Menghilangkan Keberkahan Waktu

Waktu adalah anugerah yang sangat berharga dan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Orang yang malas menyia-nyiakan waktu yang seharusnya digunakan untuk beribadah dan produktif. Keberkahan hidup akan hilang ketika waktu tidak dimanfaatkan dengan baik.

3. Merusak Kesehatan Fisik dan Mental

Dari sisi kesehatan, malas membuat tubuh kurang bergerak sehingga dapat menimbulkan berbagai penyakit. Selain itu, sifat malas juga berdampak pada kesehatan mental karena orang yang malas cenderung merasa tidak berharga dan tidak memiliki tujuan hidup yang jelas.

4. Menimbulkan Ketergantungan pada Orang Lain

Orang yang malas akan selalu bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini bertentangan dengan ajaran Islam yang mengajarkan agar setiap muslim mandiri dan tidak membebani orang lain. Bahkan Rasulullah SAW memuji tangan yang memberi lebih baik daripada tangan yang menerima.

5. Mengurangi Kualitas Ibadah

Sifat malas tidak hanya berdampak pada urusan duniawi, tetapi juga pada kualitas ibadah. Orang yang malas akan berat untuk bangun sholat subuh, enggan membaca Al-Quran, dan tidak bersemangat melakukan amalan-amalan sunnah. Untuk itu, membaca doa terhindar dari malas dan hutang sangat penting untuk menjaga semangat beribadah.

FAQ

1. Apa doa terhindar dari malas dan utang yang paling utama? Doa yang paling utama adalah "Allahumma inni a'udzu bika minal hammi wal hazan, wa a'udzu bika minal 'ajzi wal kasal, wa a'udzu bika minal jubni wal bukhl, wa a'udzu bika min ghalabatid dain wa qahrir rijal" yang diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW.

2. Kapan waktu terbaik membaca doa terhindar dari malas dan utang? Waktu terbaik adalah pada pagi dan sore hari sebagai bagian dari zikir rutin, atau setelah sholat fardhu.

3. Apakah cukup hanya berdoa tanpa berusaha? Tidak, doa harus disertai dengan ikhtiar atau usaha nyata karena Allah menyukai hamba yang berusaha sambil bertawakal.

4. Bagaimana cara menghindari sifat malas? Dengan rutin berdoa, bangun pagi, menjaga kesehatan, membuat target harian, dan senantiasa mengingat tujuan hidup sebagai hamba Allah.

5. Apakah utang dalam Islam selalu haram? Tidak, hutang diperbolehkan asalkan tidak mengandung riba, ada niat baik untuk mengembalikan, dan untuk kebutuhan yang mendesak atau produktif.

6. Apa dampak buruk jika memiliki utang yang tidak dilunasi? Hutang yang tidak dilunasi akan dibawa hingga akhirat dan dapat menyebabkan ruh seseorang terkatung-katung hingga utangnya dilunasi.

7. Amalan apa yang dapat membantu melunasi utang? Amalan yang dapat membantu adalah istighfar, sedekah, sholat dhuha, membaca doa khusus untuk dilunasi utang, dan bekerja keras dengan cara halal.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |