Liputan6.com, Jakarta - Kiamat sugra yang pasti dialami semua manusia merupakan ajaran Islam yang merujuk pada kematian setiap makhluk hidup. Setiap manusia tanpa terkecuali akan mengalami peristiwa ini sebagai bagian dari takdir Allah SWT yang telah ditetapkan sejak azali.
Dalam perspektif Islam, kiamat sugra berbeda dengan kiamat kubra yang merupakan kehancuran alam semesta secara keseluruhan.
Melansir dari buku Bebas Tes Surga atau Neraka? karya Muh. Akbar Nasrulah, kata "sugra" dalam bahasa Arab berarti kecil, sehingga kiamat sugra dapat diartikan sebagai kiamat kecil yang berupa rusaknya sebagian makhluk hidup maupun lingkungan.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Rabu (06/08/2025).
Kiamat Sugra yang Pasti Dialami Semua Manusia
Kiamat sugra yang pasti dialami semua manusia merujuk pada peristiwa kematian. Berbeda dengan kiamat kubra yang bersifat universal dan menyeluruh, kiamat sugra terjadi secara personal dan individual.
Menurut Encyclopedia of Islam yang dipublikasikan oleh Oxford University Press, kiamat sugra merupakan terminologi teologis Islam yang menggambarkan transisi dari kehidupan duniawi menuju kehidupan barzakh sebelum kebangkitan di akhirat.
Setiap individu akan mengalami proses ini tanpa terkecuali, menjadikannya sebagai kepastian universal yang mengatasi segala perbedaan sosial, ekonomi, atau status lainnya.
Kiamat sugra yang pasti dialami semua manusia ini menjadi pengingat akan sifat fana kehidupan dunia. Al-Quran dalam Surah Ar-Rahman ayat 26-27 menegaskan bahwa "Semua yang ada di atas bumi akan binasa, dan yang kekal hanyalah wajah Tuhanmu yang memiliki keagungan dan kemuliaan." Ayat ini menjadi landasan teologis yang kuat tentang kepastian kiamat sugra bagi setiap makhluk hidup.
Pemahaman tentang kiamat sugra juga mencakup konsep bahwa kematian bukanlah akhir dari segala-galanya, melainkan perpindahan ke dimensi kehidupan yang berbeda. Dalam pandangan Islam, setelah mengalami kiamat sugra, setiap individu akan memasuki fase barzakh yang merupakan jembatan menuju kehidupan akhirat yang kekal.
Macam-Macam Kiamat Sugra yang Dialami Manusia
Kiamat sugra yang dialami manusia dapat dikategorikan dalam berbagai bentuk dan cara, masing-masing memiliki karakteristik dan hikmah tersendiri. Pemahaman tentang variasi ini membantu kita menyadari bahwa kematian dapat datang dalam berbagai bentuk dan waktu yang tidak dapat diprediksi oleh manusia.
1. Kematian karena Usia Lanjut
Bentuk kiamat sugra yang paling umum adalah kematian karena faktor usia dan proses penuaan alami. Tubuh manusia yang mengalami degenerasi seiring berjalannya waktu akan mencapai batas kemampuan biologisnya, sehingga nyawa kembali kepada Yang Maha Kuasa.
2. Kematian karena Penyakit
Berbagai jenis penyakit dapat menjadi penyebab datangnya kiamat sugra bagi seseorang. Mulai dari penyakit ringan yang berkembang menjadi komplikasi serius hingga penyakit kronis yang melemahkan sistem tubuh secara bertahap.
3. Kematian karena Kecelakaan
Kecelakaan dalam berbagai bentuknya seperti kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, atau kecelakaan domestik dapat menjadi penyebab kiamat sugra yang datang secara tiba-tiba tanpa dapat diprediksi sebelumnya.
4. Kematian karena Bencana Alam
Gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, dan berbagai bencana alam lainnya dapat menjadi penyebab kiamat sugra bagi banyak orang sekaligus. Bencana ini sering kali datang tanpa peringatan yang cukup.
5. Kematian karena Konflik atau Peperangan
Dalam situasi konflik atau peperangan, banyak manusia yang mengalami kiamat sugra sebagai akibat dari tindakan kekerasan atau kondisi yang tidak aman.
6. Kematian saat Proses Kelahiran
Baik ibu yang melahirkan maupun bayi yang baru lahir dapat mengalami kiamat sugra selama proses persalinan karena berbagai komplikasi medis.
Mengutip dari jurnal Islamic Studies yang diterbitkan oleh University of Edinburgh, variasi cara kematian ini menunjukkan bahwa Allah SWT memiliki hikmah dan kebijaksanaan yang tidak selalu dapat dipahami oleh akal manusia, namun semuanya merupakan bagian dari takdir-Nya yang Maha Bijaksana.
Dalil-Dalil Al-Quran tentang Kiamat Sugra
Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam memberikan banyak ayat yang menjelaskan tentang kepastian kiamat sugra bagi setiap makhluk hidup. Ayat-ayat ini menjadi landasan iman yang kuat bagi umat Islam dalam meyakini dan mempersiapkan diri menghadapi momen yang pasti datang ini.
Surah Ali Imran ayat 185
Surah Ali Imran ayat 185 menegaskan dengan jelas: "Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu." Ayat ini menunjukkan universalitas kematian yang akan dialami oleh semua makhluk hidup tanpa terkecuali. Tidak ada satu pun yang dapat menghindari takdir ini, baik raja maupun rakyat biasa, kaya maupun miskin.
Surah Ar-Rahman ayat 26-27
Dalam Surah Ar-Rahman ayat 26-27, Allah SWT berfirman: "Semua yang ada di atasnya (bumi) itu akan binasa. (Akan tetapi) wajah (zat) Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal." Ayat ini mengingatkan bahwa sifat fana adalah karakteristik semua makhluk ciptaan, sedangkan keabadian hanya milik Allah Yang Maha Esa.
Surah Al-Hajj ayat 7
Surah Al-Hajj ayat 7 memperkuat keyakinan tentang kepastian hari akhir: "Sesungguhnya kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya dan sesungguhnya Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur." Menurut Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab, ayat ini menekankan kepastian kiamat baik sugra maupun kubra sebagai bagian dari iman yang harus diyakini oleh setiap Muslim.
Surah Asy-Syura ayat 30
Surah Asy-Syura ayat 30 memberikan perspektif tentang hikmah di balik musibah yang menimpa manusia: "Musibah apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri dan (Allah) memaafkan banyak (kesalahanmu)." Ayat ini menunjukkan bahwa kiamat sugra yang dialami manusia terkadang merupakan konsekuensi dari perbuatan mereka sendiri, namun Allah tetap Maha Pengampun.
Tanda-Tanda Mendekati Ajal dalam Perspektif Islam
Islam mengajarkan bahwa meskipun waktu kematian merupakan rahasia Allah, terdapat beberapa tanda yang dapat dikenali sebagai indikasi mendekatnya ajal seseorang. Pengenalan terhadap tanda-tanda ini bukan untuk menimbulkan ketakutan berlebihan, namun untuk meningkatkan kesadaran spiritual dan persiapan menghadapi akhirat.
1. Tanda-Tanda Fisik
Beberapa perubahan fisik yang dapat menjadi indikasi meliputi melemahnya kondisi tubuh secara drastis, perubahan pola tidur yang ekstrem, kehilangan nafsu makan yang berkelanjutan, dan munculnya penyakit yang sulit disembuhkan. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua kondisi fisik yang menurun menandakan kedatangan ajal.
2. Tanda-Tanda Spiritual
Dari aspek spiritual, seseorang yang mendekati ajal mungkin mengalami peningkatan kecenderungan untuk beribadah, sering bermimpi tentang orang-orang yang telah meninggal, atau merasakan kedamaian spiritual yang mendalam. Beberapa orang juga melaporkan pengalaman spiritual khusus seperti melihat cahaya atau merasakan kehadiran makhluk halus.
3. Tanda-Tanda Psikologis
Perubahan dalam pola pikir dan emosi juga dapat menjadi indikator, seperti keinginan kuat untuk berdamai dengan orang-orang terdekat, refleksi mendalam tentang kehidupan yang telah dijalani, atau kehilangan minat terhadap hal-hal duniawi yang sebelumnya dianggap penting.
4. Tanda-Tanda dalam Mimpi
Dalam tradisi Islam, mimpi yang berkaitan dengan kematian atau akhirat seringkali dianggap sebagai isyarat. Namun, interpretasi mimpi harus dilakukan dengan hati-hati dan sebaiknya dikonsultasikan dengan ahli yang memahami tafsir mimpi dalam konteks Islam.
Mengutip dari penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Islamic Medical Association, tanda-tanda ini harus dipahami dalam konteks yang seimbang, tidak menimbulkan kecemasan berlebihan namun juga tidak diabaikan begitu saja. Yang terpenting adalah selalu dalam keadaan siap menghadapi panggilan Allah kapan saja.
Persiapan Menghadapi Kiamat Sugra
Persiapan menghadapi kiamat sugra merupakan kewajiban setiap Muslim yang beriman. Persiapan ini bukan hanya menyangkut aspek spiritual, tetapi juga meliputi aspek sosial, finansial, dan psikologis yang dapat membantu seseorang menghadapi momen transisi dari kehidupan dunia menuju akhirat dengan tenang.
1. Persiapan Spiritual
Aspek spiritual menjadi prioritas utama dalam persiapan menghadapi kiamat sugra. Ini meliputi istighfar atau memohon ampunan Allah atas segala dosa yang pernah dilakukan, meningkatkan kualitas ibadah seperti shalat, puasa, dan membaca Al-Quran, serta memperbanyak dzikir dan doa. Taubat nasuha atau taubat yang sungguh-sungguh juga menjadi langkah penting dalam pembersihan jiwa.
2. Persiapan Sosial
Memperbaiki hubungan dengan sesama manusia merupakan bagian tidak terpisahkan dari persiapan spiritual. Meminta maaf kepada orang-orang yang pernah disakiti, memaafkan orang lain yang pernah berbuat salah, dan menyelesaikan konflik yang masih tertunda menjadi langkah-langkah penting untuk membersihkan hati dari beban sosial.
3. Persiapan Finansial
Menyelesaikan kewajiban finansial seperti melunasi hutang, menunaikan zakat yang tertunggak, dan memberikan hak-hak orang lain yang masih tertahan merupakan bagian dari persiapan yang tidak boleh diabaikan. Membuat wasiat yang jelas dan sesuai dengan syariat Islam juga penting untuk memastikan harta warisan dapat dibagikan dengan adil.
4. Persiapan Keluarga
Mempersiapkan keluarga secara psikologis dan spiritual untuk menghadapi kepergian, memberikan pendidikan agama yang baik kepada anak-anak, dan memastikan keluarga memiliki bekal pengetahuan yang cukup untuk melanjutkan kehidupan merupakan bagian dari tanggung jawab yang harus ditunaikan.
Berdasarkan panduan dari Islamic Society of North America (ISNA), persiapan yang komprehensif ini tidak dimaksudkan untuk menimbulkan kegelisahan, melainkan untuk menciptakan ketenangan jiwa karena merasa telah memenuhi kewajiban.
Sumber Referensi
- Bebas Tes Surga atau Neraka? - Muh. Akbar Nasrulah (2020)
- Kiamat bisa Datang Nanti Malam? - Moh. Hasan
- Pendidikan Agama Islam - Bahrul Ilmy
- Tafsir Al-Misbah - M. Quraish Shihab
- Encyclopedia of Islam
- Islamic Studies Journal
- Journal of Islamic Medical Association
- Journal of Religion and Health
- Islamic Society of North America (ISNA) Guidelines
- Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VI SD - Kementerian Pendidikan Indonesia
- Skripsi "Pemahaman Hadis Riwayat Ahmad No. 3894 tentang Diangkatnya Ilmu Sebagai Tanda Kiamat" - Ihya'ul Mawatdah, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2024)
FAQ (Frequently Asked Questions)
1. Apa yang dimaksud dengan kiamat sugra yang pasti dialami semua manusia?
Kiamat sugra yang pasti dialami semua manusia adalah kematian individual yang akan dialami oleh setiap makhluk hidup tanpa terkecuali. Berbeda dengan kiamat kubra yang merupakan kehancuran alam semesta secara keseluruhan, kiamat sugra bersifat personal dan menjadi transisi dari kehidupan dunia menuju akhirat. Al-Quran dalam Surah Ali Imran ayat 185 menegaskan bahwa "setiap yang bernyawa akan merasakan mati."
2. Mengapa kiamat sugra disebut "pasti" dialami semua manusia?
Kiamat sugra disebut pasti karena tidak ada satu pun makhluk hidup yang dapat menghindari kematian. Ini merupakan takdir Allah yang telah ditetapkan sejak azali dan menjadi karakteristik universal kehidupan di dunia. Tidak peduli status, kekayaan, atau kedudukan seseorang, semua akan mengalami kematian sebagai bagian dari siklus kehidupan yang telah Allah tetapkan.
3. Apa perbedaan utama antara kiamat sugra dan kiamat kubra?
Perbedaan utama terletak pada cakupan dan sifatnya. Kiamat sugra bersifat individual dan terjadi pada tingkat personal melalui kematian, sementara kiamat kubra bersifat universal dan melibatkan kehancuran seluruh alam semesta. Kiamat sugra terjadi secara berkelanjutan sepanjang sejarah manusia, sedangkan kiamat kubra akan terjadi sekali pada akhir zaman sebagai penutup kehidupan dunia.
4. Bagaimana cara terbaik mempersiapkan diri menghadapi kiamat sugra?
Persiapan terbaik meliputi aspek spiritual seperti bertaubat, meningkatkan ibadah, dan memperbanyak amal saleh. Selain itu, penting juga memperbaiki hubungan dengan sesama, menyelesaikan kewajiban finansial seperti melunasi hutang dan menunaikan zakat, serta mempersiapkan keluarga secara psikologis dan spiritual. Yang terpenting adalah selalu dalam keadaan beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
5. Apakah ada tanda-tanda khusus yang menunjukkan kedekatan ajal seseorang?
Meskipun waktu kematian merupakan rahasia Allah, dalam tradisi Islam dikenal beberapa tanda yang mungkin mengindikasikan kedekatan ajal, seperti perubahan kondisi fisik yang drastis, peningkatan kecenderungan spiritual, atau mimpi-mimpi khusus. Namun, tanda-tanda ini tidak mutlak dan tidak boleh dijadikan patokan pasti, karena hanya Allah yang mengetahui kapan seseorang akan dipanggil kembali.
6. Apa hikmah di balik ditetapkannya kiamat sugra bagi setiap manusia?
Hikmah utama adalah sebagai pengingat akan sifat sementara kehidupan dunia, mendorong manusia untuk tidak terlalu terikat dengan materi dan fokus pada persiapan akhirat. Kematian juga berfungsi sebagai penyeimbang sosial karena mengingatkan bahwa semua manusia memiliki nasib yang sama, sehingga mendorong sikap rendah hati dan empati. Selain itu, kesadaran akan kematian memberikan makna dan urgensi pada kehidupan untuk berbuat kebaikan.
7. Bagaimana Islam mengajarkan umatnya untuk menyikapi kematian orang yang dicintai?
Islam mengajarkan untuk bersikap sabar dan ridha terhadap takdir Allah ketika menghadapi kematian orang tercinta. Umat Islam dianjurkan untuk berdoa bagi yang meninggal, melakukan amal saleh yang pahalanya dihadiahkan kepada almarhum, dan mengambil hikmah dari peristiwa tersebut untuk meningkatkan ketakwaan. Berduka adalah hal yang manusiawi, namun harus dalam batas-batas yang tidak berlebihan dan tidak menentang takdir Allah SWT.