Liputan6.com, Cilacap - Dalam kehidupan dunia yang serba materialistis, tak jarang kita melihat manusia berlomba-lomba mengejar harta, kemewahan dan status sosial. Banyak yang menganggap bahwa kesuksesan sejati diukur dari seberapa besar kekayaan yang dimiliki.
Namun, ketika kita menengok ke dalam sirah kehidupan Rasulullah SAW, kita akan menemukan gambaran yang sangat berbeda, seorang pemimpin besar yang diberi kekuasaan penuh oleh Allah, namun memilih hidup sederhana dan penuh kasih sayang kepada umatnya.
Salah satu kisah yang menggugah hati adalah saat Rasulullah SAW menolak tawaran Allah SWT untuk mengubah bukit Shafa menjadi emas murni. Ini bukan kisah fiksi atau dongeng hikayat, melainkan riwayat yang tercatat dalam sumber-sumber hadis sahih.
Bayangkan, ketika beliau dalam kondisi penuh tekanan, dihina, bahkan dikejar untuk dibunuh oleh kaum Quraisy, Allah memberi tawaran luar biasa: satu bukit penuh emas sebagai tanda kerasulan beliau. Namun, Rasulullah SAW menolak karena alasan yang membuat kita tak terasa meneteskan air mata.
Simak Video Pilihan Ini:
Mengintip Ujian SIM C Baru di Polres Pemalang, Lebih Mudah?
Menolak Bukit Shafa Dijadikan Emas
Kisah ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan disebutkan pula oleh Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim. Rasulullah SAW saat itu tengah berjuang dalam masa awal dakwah Islam di Makkah.
Kaum Quraisy menuntut bukti fisik kenabian, sebagaimana mereka melihat para nabi terdahulu menunjukkan mukjizat spektakuler.
Maka Allah SWT mengutus Malaikat Jibril membawa tawaran kepada Rasulullah SAW:
"Jika engkau mau, Aku akan ubah Bukit Shafa menjadi emas. Tapi jika umatmu tetap tidak beriman, maka Aku akan azab mereka sebagaimana umat-umat sebelumnya. Atau, engkau bisa memilih kesabaran dan kasih sayang: biarkan Aku bukakan hati mereka secara perlahan, dan Aku akan beri ampunan kepada siapa yang Aku kehendaki."
Rasulullah SAW pun menjawab dengan keteguhan hati yang luar biasa:
"Tidak, ya Allah. Biarkan aku terus mengajak mereka perlahan. Aku tidak ingin umatku dibinasakan. Aku ingin mereka mendapatkan hidayah dari-Mu."
Allah SWT menjelaskan dalam Al-Qur’an bahwa mukjizat tidak akan bermanfaat bagi mereka yang tetap ingkar:
وَمَا مَنَعَنَا أَنْ نُرْسِلَ بِٱلْءَايَـٰتِ إِلَّآ أَن كَذَّبَ بِهَا ٱلْأَوَّلُونَ ۚ
“Dan tidak ada sesuatu pun yang menghalangi Kami untuk mengirimkan mukjizat-mukjizat, melainkan karena orang-orang dahulu telah mendustakannya.” (QS. Al-Isra’ [17]: 59).
Alasan Rasulullah Menolak
Ada alasan yang menjadi pertimbangan Rasulullah SAW ketika menolak tawaran bukit emas itu, yaitu kasih sayangny ayang besar kepada umatnya. Beliau tidak ingin umatnya diazab jika tetap tidak beriman setelah melihat mukjizat besar. Ini menunjukkan sifat rahmah Rasulullah SAW sebagai “rahmatan lil ‘alamin”.
Selalin itu, beliau ingin umatnya beriman karena kebenaran dan keikhlasan, bukan karena terpesona oleh keajaiban emas. Beliau lebih memilih hidup sederhana agar bisa lebih dekat kepada Allah SWT.
Pertimbangan inilah di mana Rasulullah SAW menekankan kesabaran dalam dakwahnya. Beliau memilih metode yang lebih lembut dan bertahap dalam menyampaikan Islam, meskipun beliau diberi jalan instan oleh Allah.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul