Kondisi Sungai Eufrat Sekarang 2025 yang Mengering, Benarkah Tanda Kiamat yang Dinubuatkan?

1 month ago 11

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena mengeringnya Sungai Eufrat dalam beberapa tahun terakhir telah memicu berbagai interpretasi di kalangan umat Islam. Sungai yang mengalir melintasi Turki, Suriah, dan Irak ini kini mengalami penyusutan dramatis dengan berbagai dampak sosial-ekonomi yang mengikutinya.

Menurut data NASA, debit air Sungai Eufrat telah berkurang sebanyak 144 juta kilometer kubik sejak tahun 2003 hingga 2010. Pemerintah Irak bahkan memperingatkan kemungkinan sungai ini akan mengering total pada tahun 2040 jika tren ini berlanjut.

Melansir dari jurnal Kaidah Dalam Interaksi dan Interpretasi Terhadap Nas-nas Tanda Hari Kiamat karya Lukmanul Hakim Sudahnan (2019), fenomena ini telah memunculkan perdebatan tentang relevansinya dengan hadis-hadis kenabian yang menyebutkan mengeringnya Sungai Eufrat sebagai salah satu tanda mendekati hari kiamat.

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Rabu (06/08/2025).

Sungai Eufrat Sekarang dalam Perspektif Hadist

Mengeringnya Sungai Eufrat sekarang tidak dapat dipisahkan dari hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

"Kiamat tidak akan terjadi sampai Sungai Eufrat mengering sehingga muncullah gunung emas. Manusia pun saling bunuh untuk memperebutkannya. Dari setiap seratus orang (yang memperebutkannya), terbunuhlah sembilan puluh sembilan orang. Setiap orang dari mereka mengatakan, 'Mudah-mudahan akulah orang yang selamat." (HR. Muslim, No. 2894).

Hadis ini menggambarkan tiga tahapan utama yang terjadi ketika Sungai Eufrat mengering:

  1. Penyusutan dan pengeringan sungai - fase yang tengah kita saksikan saat ini
  2. Munculnya "gunung emas" - kekayaan yang tersembunyi di dasar sungai
  3. Konflik global - perebutan sumber daya yang berujung pada kehancuran massal
  4. Peringatan untuk menjauhi - Nabi SAW melarang mengambil emas tersebut untuk menghindari fitnah

Menurut Islamic Methodology in History karya Fazlur Rahman (1965), hadist ini mengandung dimensi prediktif yang harus dipahami secara kontekstual, bukan hanya literal. Rahman menekankan bahwa pemahaman hadis harus mempertimbangkan aspek moral dan sosial yang melatarbelakanginya.

Kondisi Sungai Eufrat Sekarang: Data dan Fakta Terkini

Sungai Eufrat sekarang menghadapi krisis air yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah modern. Berdasarkan laporan Shafaq News pada 1 Agustus 2025, puluhan warga di pedesaan Raqqa, Suriah telah berkerumun di tepi sungai untuk menggali tanah berpasir dengan harapan menemukan emas mentah.

Kondisi Fisik Sungai:

  1. Penurunan debit air mencapai 18 milimeter per bulan dalam setiap abad
  2. Volume air berkurang hingga hampir setengah dari aliran tahunan rata-rata
  3. Ketinggian air berada pada level terendah dalam sejarah tercatat
  4. Kualitas air memburuk akibat konsentrasi polutan yang meningkat
  5. Sedimentasi mineral mulai terexpose akibat surut air

Ahli geologi Khaled al-Shammari menjelaskan kepada Shafaq News bahwa sedimentasi mineral memang umum ditemukan di sepanjang aliran Sungai Eufrat yang melintasi wilayah kaya mineral. Namun, dia menekankan bahwa penampakan bebatuan berkilau saja tidak cukup untuk memastikan keberadaan emas tanpa analisis geologis mendalam.

Fenomena Penambangan Emas di Tepi Sungai Eufrat Sekarang

Aktivitas pencarian emas di tepi Sungai Eufrat sekarang telah berkembang menjadi fenomena sosial yang kompleks. Kemunculan gundukan bebatuan berkilau di salah satu tepi akibat surutnya air sungai memicu gelombang penambangan swadaya masyarakat.

Karakteristik Fenomena:

  1. Penambangan massal dengan peralatan sederhana seperti sekop dan cangkul
  2. Perkemahan sementara berupa tenda-tenda di sepanjang tepi sungai
  3. Ekonomi mikro dengan harga alat penambangan yang melonjak drastis
  4. Broker amatir yang mengkapitalisasi temuan para penambang
  5. Ketiadaan regulasi dari pihak pemerintah atau otoritas lokal

Melansir dari penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Wahana Akademika (2016) oleh Abdul Fatah Idris, fenomena seperti ini mencerminkan bagaimana prediksi dalam hadis dapat termanifestasi dalam realitas kontemporer, meskipun tidak selalu dalam bentuk yang literal.

Makna "Gunung Emas" dalam Konteks Modern

Para ulama kontemporer berbeda pendapat mengenai pemaknaan "gunung emas" yang disebut dalam hadis. Sungai Eufrat sekarang menjadi laboratorium nyata untuk memahami dimensi simbolis dari prediksi kenabian tersebut.

Perspektif Literal:

Gunung emas dipahami sebagai endapan emas fisik yang akan muncul ketika air sungai surut. Fenomena yang terjadi di Raqqa saat ini mendukung interpretasi ini, meskipun belum ada konfirmasi ilmiah mengenai kandungan emas yang signifikan.

Perspektif Simbolis:

Menurut Ibn Katsir dan beberapa ulama modern, "emas" dapat merujuk pada sumber daya strategis seperti minyak bumi yang dijuluki "emas hitam". Wilayah Timur Tengah yang dilalui Sungai Eufrat memang kaya akan cadangan minyak.

Perspektif Kontekstual:

Fazlur Rahman dalam Major Themes of the Qur'an (1980) menekankan bahwa makna sesungguhnya terletak pada pesan moral tentang keserakahan manusia dan dampak destruktifnya terhadap peradaban.

Ulama Asaad Al Hamdani mengingatkan kepada Shafaq News bahwa masyarakat tidak boleh tergesa-gesa mengaitkan peristiwa ini dengan tanda-tanda kiamat tanpa pemahaman mendalam dari para ulama yang kompeten.

Dampak Sosial-Ekonomi Mengeringnya Sungai Eufrat Sekarang

Kondisi Sungai Eufrat sekarang telah menimbulkan dampak multidimensional yang mempengaruhi kehidupan jutaan orang di tiga negara. Krisis air ini bukan hanya masalah lingkungan, tetapi juga isu kemanusiaan, ekonomi, dan geopolitik.

Dampak Kemanusiaan:

  • Krisis pangan dengan penurunan produksi gandum hingga 75% di Suriah
  • Wabah penyakit seperti kolera yang berlangsung sejak September 2022
  • Krisis air bersih yang mempengaruhi jutaan penduduk
  • Migrasi paksa petani dan peternak yang kehilangan mata pencaharian
  • Ketidakstabilan sosial akibat kompetisi sumber daya yang semakin terbatas

Dampak Ekonomi:

Berdasarkan laporan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), sektor pertanian di wilayah ini mengalami kerugian miliaran dollar. Aktivitas penambangan di tepi sungai, meski meningkatkan ekonomi mikro lokal, belum mampu mengkompensasi kerugian dari sektor-sektor tradisional.

Melansir dari British Medical Journal (BMJ), kondisi ini telah memicu emergences kesehatan masyarakat dengan penyebaran diare, cacar air, campak, demam tifoid, dan kolera di seluruh Irak karena kurangnya akses terhadap air bersih.

Sungai Eufrat Sekarang dalam Geopolitik Regional

Mengeringnya Sungai Eufrat sekarang tidak terjadi dalam ruang hampa geopolitik. Ketiga negara yang dilalui sungai ini - Turki, Suriah, dan Irak - memiliki kepentingan dan kebijakan yang berbeda dalam mengelola sumber daya air transbatas ini.

Faktor-faktor Geopolitik:

  1. Proyek GAP Turki yang membangun 22 bendungan dan PLTA
  2. Kebijakan air Suriah yang terdampak konflik internal berkepanjangan
  3. Ketergantungan Irak pada aliran air dari negara-negara hulu
  4. Kompetisi regional untuk menguasai sumber daya air strategis
  5. Dampak perubahan iklim yang memperburuk kondisi alami sungai

Menurut analisis dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), situasi Sungai Eufrat sekarang mencerminkan kompleksitas pengelolaan sumber daya transbatas di era perubahan iklim dan ketidakstabilan politik regional.

Daftar Sumber

  • Al-Qur'an dan Terjemahannya. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur'an, Kemenag RI, 2019.
  • Ṣaḥīḥ Muslim. Abū al-Ḥusayn Muslim ibn al-Ḥajjāj al-Qushayrī al-Naysābūrī. Beirut: Dār Iḥyāʾ al-Turāth al-ʿArabī.
  • Sudahnan, Lukmanul Hakim. "Kaidah Dalam Interaksi dan Interpretasi Terhadap Nas-nas Tanda Hari Kiamat." Nukhbatul'ulum: Jurnal Bidang Kajian Islam 5.2 (2019): 64-87.
  • Rahman, Fazlur. Islamic Methodology in History. Karachi: Central Institute of Islamic Research, 1965.
  • Rahman, Fazlur. Major Themes of the Qur'an. Chicago: University of Chicago Press, 1980.
  • Rahman, Fazlur. Islam and Modernity: Transformation of an Intellectual Tradition. Chicago: University of Chicago Press, 1982.
  • Idris, Abdul Fatah. "Studi Pemikiran Fazlur Rahman Tentang Hadis-Hadis Prediktif Dan Teknis." Wahana Akademika: Jurnal Studi Islam dan Sosial 14.1 (2016).
  • Shafaq News.
  • British Medical Journal (BMJ). 
  • Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO). 
  • NASA GRACE Satellite Data. 
  • Center for Strategic and International Studies (CSIS). 

FAQ

1. Apakah benar Sungai Eufrat sekarang sedang mengering?

Ya, berdasarkan data NASA dan berbagai lembaga internasional, Sungai Eufrat mengalami penyusutan signifikan sejak 2003. Debit airnya telah berkurang 144 juta kilometer kubik dan diprediksi akan mengering total pada 2040 jika tren ini berlanjut. Ini merupakan kondisi terparah dalam sejarah modern sungai tersebut.

2. Apakah fenomena penambangan emas di tepi Sungai Eufrat sekarang benar-benar terjadi?

Benar, laporan dari Shafaq News menunjukkan bahwa masyarakat di Raqqa, Suriah telah melakukan penambangan swadaya untuk mencari emas di tepi sungai yang surut. Namun, ahli geologi menekankan bahwa kilau bebatuan tidak menjamin keberadaan emas tanpa analisis ilmiah yang mendalam.

3. Bagaimana para ulama kontemporer menafsirkan kondisi Sungai Eufrat sekarang?

Para ulama memiliki pandangan yang beragam. Ada yang memahaminya secara literal sebagai tanda kiamat, ada yang menafsirkan secara simbolis sebagai peringatan tentang keserakahan manusia, dan ada yang menekankan pentingnya tidak terburu-buru mengaitkan dengan tanda kiamat tanpa pemahaman komprehensif dari ulama yang kompeten.

4. Apa penyebab utama mengeringnya Sungai Eufrat sekarang?

Penyebabnya multifaktoral: pembangunan bendungan dan PLTA oleh Turki melalui Proyek GAP, perubahan iklim global, eksploitasi air berlebihan, konflik regional yang mengganggu pengelolaan air, dan kurangnya koordinasi internasional dalam mengelola sumber daya transbatas.

5. Bagaimana dampak mengeringnya Sungai Eufrat sekarang terhadap kehidupan masyarakat?

Dampaknya sangat luas: krisis pangan dengan penurunan produksi gandum hingga 75% di Suriah, wabah penyakit seperti kolera, krisis air bersih untuk jutaan orang, migrasi paksa petani dan peternak, serta ketidakstabilan sosial akibat kompetisi sumber daya yang semakin ketat.

6. Apakah ada upaya internasional untuk mengatasi krisis Sungai Eufrat sekarang?

Meskipun ada perhatian dari organisasi internasional seperti FAO dan berbagai NGO, upaya koordinasi komprehensif antara Turki, Suriah, dan Irak masih terbatas karena perbedaan kepentingan politik dan ekonomi. Kompleksitas geopolitik regional mempersulit implementasi solusi bersama yang efektif.

7. Apa pesan moral yang dapat diambil dari kondisi Sungai Eufrat sekarang?

Terlepas dari interpretasi teologis, kondisi ini mengajarkan pentingnya keberlanjutan lingkungan, keadilan dalam distribusi sumber daya alam, kerja sama internasional, kesadaran akan keterbatasan planet bumi, dan prioritas nilai-nilai kemanusiaan di atas kepentingan ekonomi jangka pendek. Ini juga peringatan tentang konsekuensi dari eksploitasi berlebihan terhadap alam.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |