Orang yang Wajib Membayar Zakat Dinamakan Muzaki, Simak Ketentuannya

1 month ago 19

Liputan6.com, Jakarta Orang yang wajib membayar zakat dinamakan Muzaki dalam Islam. Zakat sendiri adalah salah satu dari lima rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh umat Muslim. Kewajiban ini bertujuan untuk membersihkan harta dan menyucikan jiwa. 

Untuk dapat menunaikan zakat, terdapat syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh seorang Muslim. Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, muzaki didefinisikan sebagai seorang Muslim atau badan usaha yang memiliki kewajiban untuk menunaikan zakat.

Pemahaman ini menjadi dasar penting dalam menjalankan ibadah zakat terutama bagi seorang Muslim. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Rabu (30/7/2025).

Orang yang Wajib Membayar Zakat Dinamakan Muzaki

Seperti disebutkan di atas, jika orang yang wajib membayar zakat dinamakan muzaki. Istilah ini merujuk pada individu atau entitas yang memiliki harta dan telah memenuhi syarat untuk menunaikan kewajiban zakatnya. Zakat merupakan pilar penting dalam Islam yang berfungsi sebagai bentuk ibadah sosial dan ekonomi.

Menurut istilah dalam kitab al-Hâwî, al-Mawardi mendefinisikan zakat sebagai pengambilan tertentu dari harta tertentu, menurut sifat-sifat tertentu dan untuk diberikan kepada golongan tertentu. Orang yang menunaikan zakat disebut Muzaki, sedangkan orang yang menerima zakat disebut Mustahik, seperti dikutip dari BAZNAS Kota Banjarmasin.

Definisi muzaki juga diperkuat dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia. Berdasarkan UU tentang Pengelolaan Zakat, muzaki diartikan juga sebagai suatu badan usaha bukan hanya perorangan. Ini menunjukkan bahwa kewajiban zakat tidak hanya berlaku untuk individu, tetapi juga untuk badan usaha yang dimiliki oleh umat Islam.

Ketentuan dan Syarat Zakat bagi Seorang Muslim

Zakat adalah bagian tertentu dari harta yang wajib dikeluarkan oleh setiap Muslim apabila telah mencapai syarat yang ditetapkan. Tidak semua harta terkena kewajiban zakat, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar harta tersebut wajib dizakati.

Menurut Peraturan Menteri Agama No. 52 Tahun 2014, Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang Muslim atau badan usaha yang dimiliki oleh orang Islam untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam.

Berikut adalah syarat dikenakannya zakat atas harta:

  • Harta tersebut merupakan barang halal dan diperoleh dengan cara yang halal.
  • Harta tersebut dimiliki penuh oleh pemiliknya.
  • Harta tersebut merupakan harta yang dapat berkembang.
  • Harta tersebut mencapai nisab sesuai jenis hartanya. Nisab adalah batas minimal harta yang wajib dizakati.
  • Harta tersebut melewati haul. Haul adalah jangka waktu kepemilikan harta selama satu tahun hijriah.
  • Pemilik harta tidak memiliki utang jangka pendek yang harus dilunasi.

Jenis-jenis Zakat

Secara umum, zakat terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu zakat fitrah dan zakat mal. Kedua jenis zakat ini memiliki ketentuan dan syarat yang berbeda. Namun, sama-sama wajib ditunaikan oleh orang yang wajib membayar zakat.

1. Zakat Fitrah (Zakat al-Fitr): Zakat yang diwajibkan atas setiap jiwa, baik laki-laki maupun perempuan Muslim, pada bulan Ramadhan.

2. Zakat Mal (Zakat Harta): Zakat yang dikenakan atas segala jenis harta, secara zat maupun substansi perolehannya tidak bertentangan dengan ketentuan agama. Zakat mal ini mencakup berbagai bentuk kekayaan yang dimiliki oleh muzaki.

Zakat mal meliputi:

  • Zakat emas, perak, dan logam mulia lainnya: Dikenakan atas emas, perak, dan logam lainnya yang telah mencapai nisab dan haul.
  • Zakat atas uang dan surat berharga lainnya: Dikenakan atas uang, harta yang disetarakan dengan uang, dan surat berharga lainnya yang telah mencapai nisab dan haul.
  • Zakat perniagaan: Dikenakan atas usaha perniagaan yang telah mencapai nisab dan haul.
  • Zakat pertanian, perkebunan, dan kehutanan: Dikenakan atas hasil pertanian, perkebunan, dan hasil hutan pada saat panen.
  • Zakat peternakan dan perikanan: Dikenakan atas binatang ternak dan hasil perikanan yang telah mencapai nisab dan haul.
  • Zakat pertambangan: Dikenakan atas hasil usaha pertambangan yang telah mencapai nisab dan haul.
  • Zakat perindustrian: Zakat atas usaha yang bergerak dalam bidang produksi barang dan jasa.
  • Zakat pendapatan dan jasa (zakat profesi/penghasilan): Dikeluarkan dari penghasilan yang diperoleh dari hasil profesi pada saat menerima pembayaran.
  • Zakat rikaz (harta temuan): Dikenakan atas harta temuan, dengan kadar zakat 20%.

Makna dan Tujuan Zakat

Zakat memiliki makna yang mendalam dan tujuan yang mulia dalam ajaran Islam. Kata "zaka" sendiri berarti suci, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang. Dinamakan zakat karena di dalamnya terkandung harapan untuk memperoleh berkah, membersihkan jiwa, dan memupuknya dengan berbagai kebaikan, sebagaimana dijelaskan dalam buku Fikih Sunnah oleh Sayyid Sabiq.

Makna tumbuh dalam arti zakat menunjukkan bahwa mengeluarkan zakat menjadi sebab adanya pertumbuhan dan perkembangan harta, serta pelaksanaan zakat itu mengakibatkan pahala menjadi banyak. Sementara itu, makna suci menunjukkan bahwa zakat adalah pensuci jiwa dari kejelekan, kebatilan, dan dosa-dosa.

Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surah At-Taubah: 103, yang memerintahkan, “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka.” Ayat ini menegaskan fungsi zakat sebagai alat pembersih dan penyucian bagi muzaki.

Asnaf (8 Golongan) Penerima Zakat

Sebagai instrumen yang masuk dalam salah satu Rukun Islam, zakat memiliki aturan mengikat dari segi ilmu fiqihnya, salah satunya adalah kepada siapa zakat diberikan. Penyaluran zakat yang tepat kepada asnaf adalah bagian penting dari kewajiban seorang muzaki.

Dalam Al-Qur'an Surah At-Taubah ayat 60, Allah memberikan ketentuan ada delapan golongan orang yang berhak menerima zakat, yaitu:

  • Fakir: Mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup.
  • Miskin: Mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar kehidupan.
  • Amil: Mereka yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.
  • Mualaf: Mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menguatkan dalam tauhid dan syariah.
  • Riqab: Budak atau hamba sahaya yang ingin memerdekakan dirinya.
  • Gharimin: Mereka yang berutang untuk kebutuhan hidup dalam mempertahankan jiwa dan izzahnya.
  • Fisabilillah: Mereka yang berjuang di jalan Allah dalam bentuk kegiatan dakwah, jihad, dan sebagainya.
  • Ibnu Sabil: Mereka yang kehabisan biaya di perjalanan dalam ketaatan kepada Allah.

Syarat Harta yang Dikenakan Zakat

Harta yang dikenai zakat harus memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Syarat-syarat ini memastikan bahwa hanya harta tertentu yang wajib dizakati, sehingga tidak memberatkan muzaki.

Syarat harta yang dikenakan zakat mal adalah sebagai berikut:

  • Milik penuh.
  • Halal.
  • Cukup nisab.
  • Haul (kepemilikan selama satu tahun).

Namun, syarat haul tidak berlaku untuk zakat pertanian, perkebunan dan kehutanan, perikanan, pendapatan dan jasa, serta zakat rikaz. 

Daftar Sumber:

  • Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 267.
  • Al-Qur'an Surah At-Taubah ayat 60.
  • Al-Qur'an Surah At-Taubah ayat 103.
  • Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.
  • Peraturan Menteri Agama Nomor 52 Tahun 2014 tentang Syarat dan Tata Cara Penghitungan Zakat Mal dan Zakat Fitrah serta Pendayagunaan Zakat untuk Usaha Produktif.
  • Peraturan Menteri Agama Nomor 31 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Agama Nomor 52 Tahun 2014.
  • Fatwa MUI Nomor 3 Tahun 2003 tentang Zakat Penghasilan.
  • Sabiq, Sayyid. Fikih Sunnah.
  • Al-Mawardi. Kitab al-Hâwî.
  • Al-Qardhawi, Yusuf. Pendapat mengenai zakat.
  • BAZNAS Kota Banjarmasin. "Zakat". Diakses dari https://baznas.banjarmasinkota.go.id/zakat.
  • BAZNAS Kabupaten Bintan. "PUSTAKA ZAKAT_PENGERTIAN ZAKAT". Diakses dari https://baznas.bintankab.go.id/pustaka-zakat_pengertian-zakat.
  • BAZNAS". Diakses dari https://news.detik.com/berita/d-7268297/cara-hitung-zakat-penghasilan-berdasarkan-fatwa-mui-dan-sk-baznas.
  • Hasbiyallah. (2008). Fikih untuk kelas VIII MTs.

FAQ Seputar Orang yang Wajib Membayar Zakat

1. Apa itu muzaki dalam konteks zakat?

Muzaki adalah orang yang telah memenuhi syarat wajib zakat dan berkewajiban menunaikannya.

2. Kapan seseorang dianggap wajib menjadi muzaki?

Ketika hartanya mencapai nisab dan telah berlalu haul (1 tahun), ia menjadi muzaki.

3. Apakah setiap Muslim otomatis menjadi muzaki?

Tidak, hanya Muslim yang memenuhi syarat nisab dan haul yang menjadi muzaki.

4. Apa syarat utama seseorang menjadi muzaki?

Muslim, berakal, merdeka, dan memiliki harta yang cukup nisab.

5. Apakah zakat hanya wajib bagi orang kaya?

Ya, karena hanya orang dengan harta di atas nisab yang diwajibkan zakat.

6. Apakah muzaki bisa menyalurkan zakatnya sendiri?

Boleh, asalkan kepada mustahik yang sesuai ketentuan syariat.

7. Apa yang terjadi jika muzaki tidak membayar zakat?

Tidak membayar zakat termasuk dosa besar dan dapat dikenai sanksi agama.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |