Liputan6.com, Jakarta - Dalam kehidupan sehari-hari, umat Islam kerap kali dihadapkan pada beragam pilihan amalan. Mulai dari ibadah wajib hingga ibadah sunnah yang pahalanya juga besar jika dilakukan secara konsisten. Namun, tak jarang pula masyarakat masih bingung dalam menilai mana yang lebih utama dengan pahala paling besar di antara berbagai amalan tersebut.
Salah satu pertanyaan yang kerap muncul di kalangan umat adalah: lebih besar mana pahalanya antara menutup aurat, mengerjakan sholat sunnah, atau membangun masjid? Tiga hal tersebut sama-sama tergolong amalan penting, namun memiliki kedudukan berbeda dalam syariat.
Pendakwah KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya menjelaskan secara gamblang mengenai hal tersebut. Dalam sebuah pengajian, ia menekankan pentingnya memahami skala prioritas dalam beramal, terutama antara kewajiban dan sunnah.
Menurut Buya Yahya, menutup aurat yang merupakan kewajiban justru lebih besar pahalanya dibandingkan ibadah sunnah seperti sholat tahajud, puasa Senin-Kamis, atau bahkan membangun masjid jika tidak disertai keikhlasan.
Dikutip Ahad (13/07/2025) dari tayangan video di kanal YouTube @albahjah-tv, Buya Yahya menjelaskan bahwa banyak muslimah yang belum memahami bahwa menutup aurat adalah bentuk ibadah yang pahalanya sangat agung di sisi Allah.
Simak Video Pilihan Ini:
Upaya Evakuasi 8 Pekerja Terjebak di Lubang Tambang, ESDM Turunkan Alat Canggih
Menutup Aurat Wajib Hukumnya
Ia menyampaikan bahwa menutup aurat bukan hanya sekadar mengenakan pakaian, namun merupakan perintah langsung dari Allah yang wajib ditaati. Maka pahalanya pun sangat besar, jauh melebihi ibadah sunnah dalam kondisi tertentu.
Dalam penjelasannya, ia menyebut bahwa sholat sunnah, puasa, dan bangun masjid sekalipun tidak bisa menandingi pahala dari amalan wajib seperti menutup aurat, selama kewajiban itu dilaksanakan dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan.
Ia juga mengutip perkataan Imam Al-Haddad mengenai tanda keikhlasan seseorang dalam beramal. Tanda tersebut terlihat ketika seseorang tidak peduli dengan komentar manusia selama Allah rida terhadap perbuatannya.
Menurut Buya Yahya, banyak orang hari ini justru mencari ridha manusia dengan melakukan amalan yang tampak besar di hadapan publik, padahal niatnya bukan untuk Allah, melainkan demi pujian dan sanjungan semata.
Sebagai contoh, membangun masjid dengan niat untuk dikenal dermawan atau menggunakan harta dari sumber yang haram tidak akan menghasilkan pahala seperti yang dibayangkan. Justru bisa menjadi sebab turunnya murka Allah.
Sebaliknya, seseorang yang istiqamah menutup aurat, walaupun tanpa sorotan publik dan tanpa pamrih, justru akan mendapatkan pahala besar karena ia menjalankan perintah Allah yang sifatnya wajib.
Kuncinya di Ridho Allah SWT
Buya Yahya mengingatkan bahwa amal yang dilakukan dengan niat mencari ridha Allah, meskipun kecil di mata manusia, lebih besar nilainya dibanding amal besar yang hanya ditujukan untuk mendapatkan pengakuan.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga adab dalam beramal. Sebuah amal hanya bernilai tinggi di sisi Allah jika dilakukan sesuai aturan syariat dan didasari dengan hati yang ikhlas, bukan sekadar aksi luar yang kosong makna.
Menutup aurat adalah bentuk ketaatan yang sangat mendasar. Jika seorang muslimah mampu menjaganya, maka itu menunjukkan bukti keimanan yang kuat dan kesungguhan dalam menjalankan perintah agama.
Buya Yahya menyebut bahwa menutup aurat adalah cermin dari kesadaran bahwa Allah selalu mengawasi. Ketika seseorang menjaga auratnya, maka ia sedang menjaga martabatnya di hadapan Allah.
Ia mengajak umat untuk tidak terjebak dalam logika popularitas ibadah. Justru yang sering dilupakan, seperti menjaga aurat atau kejujuran dalam keseharian, adalah ladang pahala yang lebih besar karena langsung berkaitan dengan kewajiban.
Akhirnya, pesan yang disampaikan Buya Yahya menjadi pengingat penting bagi umat Islam. Bahwa nilai sebuah amal tidak diukur dari seberapa besar bentuk fisiknya, melainkan seberapa ikhlas niat dan sesuai tidaknya amal tersebut dengan tuntunan agama.
Dengan demikian, jangan pernah meremehkan amalan wajib hanya karena dianggap sepele oleh manusia. Bisa jadi, pahala menutup aurat yang dilakukan seorang muslimah melebihi amal besar yang dilakukan tanpa niat karena Allah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul